Berbahagialah orang-orang beriman yg senantiasa berinfak shalih & saling nasih-menasihati dlm kebenaran, kesabaran & kasih sayang. Itulah jaminan keamanan yg disampaikan oleh Allah Ta’ala dlm firman-Nya yg mulia.
Daftar Isi
Perbaiki hubunganmu dgn Allah, maka ia akan memperbaiki hubunganmu dgn semua manusia.
Kita hidup sebagai makhluk sosial yg saling memerlukan satu dgn yang lain. Mustahil bagi seorang makhluk berjulukan insan untuk hidup seorang diri tanpa membutuhakn insan & makhluk yang lain.
Namun, dlm interaksi, utamanya pada sesama insan-keluarga, masyarakat, rekan kerja-sering terjadi silang pertimbangan & ketidakcocokan dlm satu & lain hal. Rupanya, disadari atau tidak, kurang baiknya hubungan kita dgn sesama sangat erat hubungannya dgn mutu kedekatan kita dgn Allah Ta’ala.
Karenanya, tutur Ustadz Bachtiar Nasir mengawali tiga hikmah emasnya, “Perbaiki hubunganmu dgn Allah, maka dia akan memperbaiki hubunganmu dgn sesama manusia (dan makhluk lainnya).”
Perbaiki sisi dalammu (hati nurani), pasti Allah akan perbaiki performa luarmu (sikap).
Manusia disebut pula sebagai makhluk yg merupakan pertemuan antara dua ‘samudra’. Ialah fisik yg bertemu dgn ruhani dlm satu wadah. Kualitas perilaku, kuncinya terdapat pada baik atau buruknya kualitas ruhani seseorang.
Karenanya, mereka yg tekun memperbaiki hatinya dgn selalu beribadah pada Allah Ta’ala, maka dia pun akan menciptakan segi luarnya (budbahasa) memesona dlm persepsi manusia lainnya.
Penting untuk dicatat, mutu manusia tak tergantung pada mutu fisiknya (performa luar). Bahkan, ada terlalu banyak insan-manusia yg tak sempurna dengan-cara fisik, tetapi menjadi magnet bagi sebuah generasi & generasi-generasi selepasnya. Sebabnya, mereka ini merupakan orang-orang yg memperbagus kualitas ruhaninya sehingga Allah Ta’ala membaguskan perilakunya.
Utamakan akhiratmu, Allah tentu mencukupkanmu dlm kehidupan dunia.
Ada kesalahan yg jamak dilakukan di kiamat ini. Manusia berlomba mencari & menumpuk dunia. Mobil, rumah, tanah, sawah, emas, & banyak sekali asesoris duniawi lainnya; ditumpuk bak istana yg tak pernah hancur.
Padahal, menumpuk harta yaitu kunci kebinasaan. Tiada secuil pun kebaikan bagi seorang hamba yg kesehariannya menumpuk harta. Sebab, harta pasti binasa, sebagaimana halnya fisik seorang hamba.
Karenanya, pungkas Ustadz Bachtiar Nasir menuturkan tiga hikmah emasnya, “Utamakan akhiratmu, maka Allah Ta’ala akan mencukupkan keperluan duniamu.”
Adakah yg lebih baik dr perasaan cukup? Bukankah dlm keseharian, sejatinya kita hanya membutuhkan sepiring makanan, segelas air, istirahat yg cukup & sepotong kain yg melekat sebagai pakaian? Wallahu a’lam. [Pirman/Wargamasyarakat]