3 Langkah Mengembalikan Semangat Ruhiyah

Seringkali, seseorang memiliki semangat menggebu saat berada di forum muhasabah atau pembinaan motivasi, tetapi lalu beliau tak bertahan lama; kembali loyo, kembali malas, bahkan seringkali resah hendak melakukan apa.

Pun ketika membuat planning, hari pertama & kedua masih semangat sesuai dgn apa yg diagendakan. Namun sesudah berlalu beberapa hari, semangat kendor & aktifitas pun sudah tak sesuai dgn apa yg direncanakan.

Bagaimana supaya ruhiyah tersadar semangatnya sehingga kita ‘istiqamah’ di jalan kebajikan & perbaikan hidup? Berikut 3 langkah yg bersumber dari ayat Al Qur’an sebagaimana diterangkan Ustadz Ahmad Arqom dlm Tarhib Ramadhan di Gresik, Ahad 22 Juni 2014:

عَلِمَ أَنْ سَيَكُونُ مِنْكُمْ مَرْضَى وَآَخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَآَخَرُونَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا

“Dia mengenali bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yg sakit & orang-orang yg berjalan di wajah bumi mencari sebagian karunia Allah; & orang-orang yg lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yg mudah (bagimu) dari Al Alquran & dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat & berikanlah santunan terhadap Allah sumbangan yg bagus” (QS. Al Muzammil : 20)

Allah menyebutkan 3 keadaan ekstrim, tak menentu & kesannya memerlukan kendali & pegangan yg kuat dlm menghadapinya.

Allah Mengetahui bahwa diantara kalian ada orang-orang yg sakit. Orang sakit itu, apalagi saat sakitnya parah, dia memerlukan pegangan yg besar lengan berkuasa mudah-mudahan tetap antusias& memiliki harapan. Ia membutuhkan pegangan yg kuat mudah-mudahan tak terhinggapi frustasi.

  Puisi Terima kasih Cinta - Oleh Anisa Jayansyah

Allah juga Mengetahui bahwa diantara kalian ada para usahawan. Pebisnis itu, saat ia untung, beliau membutuhkan kontrol supaya tak melebihi batas & berfoya-foya. Sebaliknya, saat ia rugi, dia juga membutuhkan kendali agar tak jatuh dlm depresi & putus asa.

Allah juga mencontohkan orang-orang yg berperang di jalan Allah. Berperang itu kondisi yg lebih ekstrim dari dua keadaan sebelumnya. Sebab orang yg berperang, beliau tak tahu kapan lawan akan datang. Ia tak tahu kapan panah melesat. Ia tak tahu kapan bom akan meledak. Karenanya dia juga menghajatkan pegangan berpengaruh untuk mempertahankan ruhiyahnya. Dan itu ada tiga.

Tilawah

Al Qur’an disebut dgn istilah ruh dlm Surat Asy Syura ayat 52: “Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (Al-Qur’an) dgn perintah Kami. “

Karena Al Qur’an memang ruh. Maka, dikala seorang muslim merasa ruhiyahnya kendor, ketika seorang muslim mencicipi ruhiyahnya melemah, dia mesti mempertemukan ruhnya dgn ruh Al Qur’an. “Maka bacalah apa yg mudah (bagimu) dari Al Quran” Bacalah Al Qur’an & tadaburilah…

Shalat

Langkah kedua untuk mengembalikan semangat ruhiyah ialah shalat. Dan di dlm shalat juga ada bacaan Qur’an yg merupakan ruh. Salah satu tujuan menghafal Qur’an yaitu mudah-mudahan seorang muslim bisa membaca lebih banyak Al Qur’an di dlm shalatnya & risikonya shalatnya menjadi panjang. Itulah yg dilakukan Rasulullah & itu pula yg dilaksanakan oleh para sobat yg hafal Qur’an. Dan sejarah mencatat, para hafidz Qur’an menempati prosentase terbesar dlm barisan syuhada pertama. Karena mereka pemberani, mereka berada di garda terdepan pasukan perang.

Sedekah

Amal ketiga untuk mengembalikan & mempertahankan ruhiyah tetap istiqamah ialah sedekah. Secara fisik matematis, sedekah itu meminimalkan harta. Tetapi secara ruhiyah, sedekah itu menciptakan jiwa menjadi semakin luas & kaya. Saat seseorang menginfakkan hartanya, pada ketika yg sama beliau meminimalkan kecintaannya kepada dunia. Semakin banyak dia tulus menginfakkan hartanya, semakin banyak pula kadar kecintaan dunia terhapus dari jiwanya. Dan kecintaan dunia inilah yg menciptakan ruhiyah melemah. Rasulullah menamakan penyakit cinta dunia dgn wahn; hubbud dunya wa karahiyatul akhir hayat. Cinta dunia & takut mati. Wallahu a’lam bish shawab. [Tim Redaksi Webmuslimah.com]

  Bagaimana Bentuk Adaptasi Kelelawar Sebagai Hewan Nokturnal ?

*Disarikan dari ceramah tarhib Ramadhan Ustadz Ahmad Arqam