Puisi Islami – Puisi islami merupakan sastra Islami. Perkembangan & histori Sastra islam tak terlepas dr perkembangan sastra Arab. Puisi islami dlm peradaban Islam mempunyai peranan penting. Sebelum abad ke 20 kesusteraan Arab di dominasi oleh Puisi.
Tema-tema dlm puisi pada zaman ini berisi wacana puji-kebanggaan atau sanjungan terhadap orang tertentu, keagamaan. Selain itu puisi islami sangat banyak dibaca di aneka macam golongan, disebabkan karena puisi islami bisa di konsumsi semua usia.
Puisi islami untuk diri sendiri, remaja & Dewasa akan dibahas mendalam dlm pembahasan kali ini. Puisi islami untuk diri sendiri, Remaja & akil balig cukup akal ialah puisi yg berisi pesan pesan kebaikan untuk dijadikan pengingat & pedoman untuk dapat dilaksanakan perbaikan & semangat dlm mengembangkan ibadah.
Sebagian besar puisi islami itu bertujuan supaya senantiasa mengenang Tuhan yg Maha Esa:
Daftar Isi
Puisi Islami Untuk Diri Sendiri
Contoh Puisi islami ini adalah puisi untuk diri sendiri. Sebagai penilaian diri akan segala hal, puisi ini berisikan wacana bagaimana kepasrahan diri dlm memohon keampunan pada sang pencipta.
adapun judul dgn tema islami untuk diri sendiri kali ini dgn judul Memohon keampunan, Bercermin pada diri, Muhasabah diri, & renungan diri. Adapun teladan puisi untuk diri sendiri sebagaimana dibawah ini:
1. Memohon Keampunan
Ya Robbi…..
Dalam Sujud akhirku Hamba memohon ampunkanlah segala dosa hamba
Bimbinglah hati hamba ke dlm lingkup kasih sayangMu ya Robbi
Ya allah Pencipta segala alam semesta beserta isinya
Tiada kekuatan yg patut disembah
Ya Allah…….
Jika hari yg telah kamu-sekalian pastikan telah tiba
Ambillah hamba dgn segala kasih sayang ya allah
Tak bisa jiwa ini menahan siksamu ya Robbi…
Lindungi diri hamba ini dr siksa api neraka yg awet
Kemuliaan kalimah MU Membawa pesan illahi
Panji Panji tauhid yg mengibarkan semangat
Mencintai Robbi ku Mencintai Rasulku
Ingin gue berada di masa masa itu
Dimasa Nabi Allah berjuang untuk menenteng dakwah
Membawa kebenaran Membawa kebaikan
Dan menjinjing penerangan
2. Muhasabah Diri
Jiwa-jiwa yg tenang
Cenderungkanlah hatiku terpaut padaMU ya Allah
Telah termaktub dlm kitabmu
Manusia akan tergolong tergolong
Bersuku & berbangsa bangsa
Ya Robbi jauhkanlah diri ini dr orang orang munafik
Orang orang penghamba syaitan
Gaya hidup orang orang yahudi
Gaya hidup orang orang kapital
Mubazir ….Riba….Merampok….Membunuh…
Ya Allah jagakan selalu diri ini ya allah
Berikanlah ketabahan bagi hampa akan orang orang disekitar hamba
Berikan selalu hidayahmu semoga hamba
Satukanlah hamba pada orang orang yg beriman
Orang orang yg senantiasa bersyukur PadaMU
3. Bercermin Pada Diri
Janganlah kau-sekalian sombong tatkala kamu-sekalian kaya
Jangan merasa bahwa kau-sekalian lebih baik dr yg lain
Jangan bentak para peminta
Dan jangan bernafsu pada ibu & ayahmu
Bercerminlah pada diri mu
Siapa dirimu ? Apa yg kau lakukan selama di dunia
Jangan sombong & congkak
Sesungguhnya tuhan menghukummu
Dengan kedudukan & kekayaanmu
Tapi ingatlah akan tiba saatnya
Semua hilang saat itu juga
Dan tatkala itu waktu telah tiba
Tiada waktu untuk menyadari
Bahwa semua fartamogana
Sadarlah diri
Sebelum kain putih membalutmu
Orang orang memandikan jenazahmu
Sifat indivisualistis tak akan ada gunanya
Sadarlah sadar takutlah tatkala waktu itu tiba.
Aku malu ….Setiap kali gue melihat usaha nya
Aku cemburu kenapa cuma mereka
Mengapa bukan gue Pertumpahan darah yg mewarnai bumi anbia
Menggugah mujahid mujahidah
Ntah dr mana mereka datang
Kulihat ada sayap yg menjinjing tubuhnya melayang ke angkasa
Senyum dipenghujung perjuangannya
Seperti kilat & cahaya kekal yg tak bisa dilihat
Aku malu
Aku menangis
Perjuangan nya adalah akidahnya
Akidah dgn penawar nirwana
Surga yg menyerbak wangi & ketenangan jiwa….
Baca Juga: Puisi Cinta
4. Renungan Hidup
Dalam sajadah lusuh itu
Raga luluh lantah
Terkenang sudah yg kemudian itu
Ketika lupa akad akan dijumlah kelak
Dalam sajadah lusuh itu
Teriakan tak lagi terdengar
Mata sayu tak bisa melihat
Telinga terasa kehilangan pendengarannya
Ya allah
Ijinkan diri ini bersimpuh
Di sajadah panjang nan lusuh
Hamba seraya meminta & meminta
Ampunkanlah segala dosa
Dalam sajadah lusuh
Renungan hidup gue torehkan
Di dinding dinding hatiku
Gemetar hati ini
Lemah semuanya
Membayangkan betapa celakanya diri
Tak mampu merenungi diri
Merenungi hidup
Wahai hati hati yg kosong
Kembali lah pada cahaNYA
Bermunajatlah
Isi kekosongan itu degan wudhu-wudhu mu
Gemercik lantunan firman Nya Membelai lembut jiwa
Tenanglah…tenanglah Berlari lah kejar cahaya itu
Renunghan hidup Di sajadah lusuh itu
Puisi Islami Untuk Para Remaja
Remaja adalah usia memiliki potensi untuk menerima keterangan & memiliki daya logika yg masih maksimal. Puisi islami untuk remaja lebih pada makna mempergunakan usia & waktu sebaik mungkin & pula lazimnya puisi islami khusus untuk remaja memerintahkan pada bertingkah akhlakul karimah & positif.
Puisi islami untuk diri sendiri, remaja & akil balig cukup akal tujuan & arahnya hampir sama tetapi pengungkapannya disesuaikan usianya. Adapun acuan contoh puisi untuk remaja kali ini degan judul moralitas Generasi Baru, Masa Emas, Mencintai rasul, & Harga Diri Wanita
1. Moralitas Generasi Baru
Jarum jarum neraka Satu persatu anak manusia
Dekadensi kehidupan Ronrongan sesat yg terus merayu anak insan
Melumpuhkan daypikir Dan kekosongan ruhani
Membuat tipu daya menguasai hati & pikirannya Bahwa semua fartamogana
Sadarlah diri
Sebelum kain putih membalutmu
Orang orang memandikan jenazahmu
Sifat indivisualistis tak akan ada gunanya
Sadarlah sadar takutlah tatkala waktu itu tiba.
Hai anak muda
Jangan siakan usia beliamu dgn rasa manis permen karet yg sesaat
Raihlah prestasi
Sayangilah orang tuamu & ukirlah kebanggannya
Janganlah kau-sekalian buta dgn ada yg ada disekelilingmu
Pilihlah jalan yg terang semoga dirimu tak sesat kemudian.
Fajar menyisir senja lelah pengganti harap
Nalar beraduk rasa Rebah menanti lelap
Hari berganti minggu Bulan berganti tahun
Kutangguhkan seluruhnya, buat si buah hatiku
Ia pun tersenyum & kujadikan alat untuk menuntun
Sambil berenang dilautan dangkal ia menarikku
Akupun begitu, sambil berenang dilautan luas penuh gelombang dahsyat, kupacu kemudiku
Akupun begitu Sambil berenang dilautan luas penuh gelombang, kuraih beruntun
Senyum kecilnya, mimiknya, tulusnya isyarat bagiku
Terasa dekat kemenangan, bangun dr tidurku
Khayal nan jauh, kugenggam dgn tanganku
Dan jarak Sirna dr pandanganku
2. Masa Emas
Ketika waktu emas itu datang
Ingatlah wahai cowok pemudi
Usia emas itu ialah masa masa pertanggungjawaban
Nikmati & Manfaatkanlah
Wahai cowok pemudi
Jangan lemah dgn silau dunia
Jangan gegabah dgn waktumu
Keindahan itu belum berapa
Wahai pemuda Masa emasmu
Tidak akan berulang Tidak akan kembali
Ingat Tuhan sudah memperlihatkan banyak pembelajaran
Memberikan alquran selaku pedoman
Mengirimkan Rasul selaku bimbingan
Dan kejadian kejadian kejayaan & kemunduran
Telah terperinci yg diberikan
Telah jelas yg dihamparkan
Wahai pemuda janganlah kau-sekalian lemah
Ambillah belahan terindahmu
Tidakhlah kamu-sekalian menyadari bahwa
Jika kamu-sekalian hendak mengukur keesanNya maka kau-sekalian tak akan biasa
3. Mencintai Rasul
Ya Nabi ….Ya Rasul
Sungguh sirahmu mengajarkan umat dunia
Akan adilnya agama yg kau-sekalian bawa ya Rasul
Akan mulianya Ajaran yg kamu-sekalian sebar
Perilakumu yg penyayang
Menerima siapa pun & kalangan siapa saja
Perilaku baikmu tak pernah terkontaminasi
Meski pedang terhunus oleh orang orang kafir
Perang mu membawa persaudaraan
Kebersamaan & keadilan
Sistem kepemimpinanmu yakni kepemimpinan yg jujur
Memberikan hak pada yg berhak
Dan mendorong keharusan bagi yg berkewajiban
Wahai Nabi
Shalawat ke atas Nabi
Engkau junjunganku
Ijinkan hamba menjadi pengikutnya
Dunia & alam baka
4. Harga Diri Wanita
Wahai ukhti
Keanggunanmu akan senantiasa terpancar
Dari akhlak & santun mu
Jaga ibadah & dzikir hatimu
Untuk menjaga diri & jiwamu
Jadilah madu yg manis & mawar berduri
Agar hatimu tak gampang ditawan
Oleh ketampanan & harta
Ukhti bunyi lembutmu saja mampu membunuh
Apalagi tubuhmu
Wahai pemudi
Kecantikan wajahmu
Bukan untuk di humbar
Ingatlah bahwa perintah menutup aurat itu
Uhti camkan auratmu yakni harta & kehormatanmu
Jagalah itu sampai waktu menjemputmu wahai ukhti
Para ukhti camkan itu pesan pesan syariah untukmu
Bukan untuk mengekangmu tetapi untuk menyelamatkanmu
Dari siksa api neraka.
Menanti keajaiban menghampiri
Dengan sarat harap, gue bersimpuh pada Mu
Totalitas doaku ku ucap dr lubuk hati
Maksudnya totalitas doa ku ucap dr lubuk hati
Merindu bukanlah arti suatu jawab
Menunggu bukanlah jawab yg mengajukan pertanyaan
Kelu kesah bukanlah tanggung jawab
Tulus mata kaki meniti takdir Nya
Senyap tiada gembira
Riang bukan bermakna ramai
Sedih bukan mempunyai arti lara
Asa tak bermakna mati
Bom waktu membuka tabir
hijab menuntun takdir, lelah terasa manis & Cita mengontrol harmonis
Contoh Puisi Islami Untuk Orang Dewasa
Puisi islami untuk Orang Dewasa lazimnya bertemakan akreditasi dosa, & lebih nrimo dlm menjalani ibadah. Puisi islami untuk diri sendiri, remaja & dewasa kali ini akan memperlihatkan pola puisi islaminya. Dan puisi islami bagi orang akil balig cukup akal ini pula cenderung pada puisi puisi totalitas ibadah pada Tuhan yg Maha Esa.
Adapun beberapa contoh puisi islami untuk orang Dewasa ialah sucikan jiwamu di sepertiga Malam, Sakaratul Maut, Di batu Besar Jarang Tersandung, di Kerikil banyak Yang Jatuh mampu dilihat dibawah ini, fatwa Guru.
1. Sucikan Jiwamu di Sepertiga Malam
Malam yg masbodoh Tidak menghentikan waktu
Bagi pencari surga Jiwa jiwa manusia yg berkarat
Tidak akan cukup dicuci dgn ibadah bumi
Raihlah ibadah langitmu
Ketuklah pintunya di dikala saat itu
Disaat orang orang menghamparkan mimpinya
Disaat insan sedang lupa pada janjinya
Sucikan jiwamu di sepertiga malam
Rasakan jibril yg mencatat amal itu
Ceritalah-ceritalah Tumpahkan semua
Bersihkan semua luka luka itu
Kesombongan itu Wahai jibril
Lihatlah gue Aku rindu padamu
Aku ingin kau-sekalian menyapa ku jibril
2. Batu Besar Jarang Tersandung, di Kerikil Banyak Yang Jatuh
Masa kecil masa bermanja
Masa remaja masa senang
Dan dewasa masa berubah
Jika tak tersadar semula
Remaja akan terbawa
Dan akil balig cukup akal akan sengsara
Dan senja akan tersiksa
Hati hati
Di batu yg besar bisa terlihat
Namun kerikil kerikul sering tak terlihat
Wahai insan
Tidakkah kamu-sekalian berpikir
Bagaimana semua dihamparkan
Di terbangkan
Di kembalikan
Dihidupkan
Dimatikan……..
Cari arah cahaya itu
Kelak usia senja tak lagi terpapah
Dosa yg membesar
Tak lagi bisa dipikul
Ketika tiba di simpulan masa
Tak mampu berkata
Tak mampu melihat
Tersesat terseret seret ke dlm jurang yg gelap nan kotor
Di watu besar jarang tersandung
Di batu kecil banyak tersungkur….
kepadaNYA segala ampunan
ketenangan dan
cuma kepadaNYa Kita kembali….
Baca Juga: Puisi Rindu
3. Sakaratul Maut
Dingin….. Kaku…..Terpaku
Merintih seperti kambing yg dikuliti
Darah mendidih Sakitnya ya Allah
Sakitnya ya Allah
Semua terhenti perlahan
Ketika daun di langit tujuh itu gugur ke bumi
Bayangan hitam melesat tajam
Tak kasat mata Ya allah
Sekarangkah waktunya Ya allah
Aku belum siap Ada adap ini ya Allah
Mengapa semua tak ada yg mendengarku
Lorong apa ini ya allah Kembalikanlah
Sedetik saja ya Allah Izrail memaksamu
Keganasannya seperti hewan buas merobek daging daging
Ingin merenggut nyawa mu Untuk kembali pada yg abadi …
Sakaratul maut……………
4. Fatwa Guru
Sadarlah kau-sekalian wahai diri, Meski emasmu berpasir intan
Dunia hanya sekejap, Semua hanya rayuan
Wahai usia senja Peringatan selesai sering tak terdengar
Persiapkan diri Untuk menghadapi hari penjemputan itu
Dunia apabila direguk akan makin haus Minumlah seperlunya
Agar tak tenggelam dlm dahaga Sadarlah kamu-sekalian wahai diri
Jangan senantiasa menautkan budi Sebab budi tak bisa diganti
Jika tergoda budi Jiwa raga akan tersandra hingga mati
Wahai diri tiada yg abadi
Dimana langit dipijak hendaknya disitu langit di junjung
Dimana kita menumpang hidup Disitulah hendaknya bersyukur
Pandai jiwa sembunyi rasa Riak air tanda tak kuasa
Gemercing angin menyapa dada Bisu bukan tak bersuara
Tiap bait terasapi Tiap kata tercermati
Laku tindak menyesali Guncang pantun tak mencederai
Iringan lagu langkah menyapa, Risih tetangga tak menyapa
Pandai jiwa sembunyi rasa Riak air tanda tak kuasa
Gemercing angin menyapa dada Bisu bukan tak bersuara
Tiap bait terasapi Tiap kata tercermati
Laku tindak meratapi Guncang pantun tak mencederai
Iringan lagu langkah menyapa Risih tetangga tak menyapa
Seutas lara menopang nada Lirik ritme penambah nyawa
Goyah..seyogyanya…tiap jasad mengolah rasa
Karma…gerai problem…tak kasat mata
Pelipis wajah bukan tanda
Dagu terbelah bukan memiliki arti senang Tak khayal gue ingat sebuah peribahasa
Akhir sulit, mencuat akomodasi niscaya menyapa Gejolak sanubari mengoyak jiwa
Bagai pungguk merindukan bulan tata hambatan lenyap keindahan itu pasti ada…
Mengalir disetiap tetes darah Proses takkan menghianati kesuksesan yg nyata
Puisi Islami Tentang Kebesaran Allah
Kebesaran Allah selaku Tuhan yg disembah umat Islam acap kali menjadi sebuah ilham untuk menciptakan karya seni, termasuk puisi. Seperti acuan-contoh puisi di bawah ini yg menceritakan wacana kebesaran Allah :
1. Bencana Alam
Kemanakah kami kan pergi
Ketika riuh bumi
Mengguncang ibu pertiwi
Memaksa kaki-kaki kami berlari
Kemanakah kami kan pergi
Saat air bah menghampiri menggulung puing
Memisahkan keluarga kami
Dengarkah kalian
Akan jerit tangis pilu
Menggetar kalbu
Mencari sandaran baru
Dimana kami harus mengadu
Kau lihat badan-badan itu
Bertumpuk layak batu
Meregang kaku
Telah kering air mata
Bersimpuh di tengah durjana
Menengadah memohon kasih sang Kuasa
Menghapus pedih serta lara
2. Sang Maha Pengampun
Berkilah lah kami, para insan gegabah.
Bersahut-sahutan berebut dosa
Kau hanya membisu
Bergeming
Berserulah kami, para manusia hina.
Tak sadar menimbun dosa
Kau cuma membisu
Bergeming
Tak ada urat malu yg kami punya,
Hanya ada urat serakah
Saling menjegal
Saling mencibir
Tapi Tuhan, apa yg kau kan perbuat?
Tak ada
Kau tetap bergeming
Menanti
Pada suara panggilan kasih-Mu
Terlantun
Pada pengeras suara
Allahu Akbar-Allahu Akbar
Tercenungku pada nestapa
Sehina inikah makhluk-Mu
Yang nyaris senantiasa lupa
Ataukah justru sengaja?
Tapi kau tetap bergeming
Allahummaghfirli
Allahummaghfirli
Dan kau mengampuni kami
3. Al-Qur’an
Pada remang senja
Adzan yg tengah dikumandangkan
Para insan berduyun
Menapak kaki menuju musholla
Pada takbir terakhir
Salam pun menutup
Satu-persatu berlalu
Tinggal si alim menanti
Pada lembar kedua ratus
Si alim membuka
Al-Quran renta
Di bilik surau
Apa yg beda
Saat si alim melantun
Ayat demi ayat
Tanpa cela
Apa yg beda
Pada separo manusia yang lain
Yang menentukan lupa
Dan menonton pertunjukkan pada kotak elektronik renta
Mendengar si alim
Terus mengaji
Pada adzan berikutnya
Dengan hati lebih kaya
Mereka pikir
Kaya ialah harta
Kedudukan sarat kuasa
Atau mampu berjanji sedemikian rupa
Tapi lihat si alim
Bermuka teduh
Tak punya harta
Tak punya sanak kerabat
Al-Qur’an menjadi temannya
Ia ngaji pagi serta petang
Menjadikan kitab tua
Sebagai sanak saudara
Baca Juga: Puisi Aku
Puisi Islami Tentang Cobaan
Sebagai orang yg taat beragama, hidup kita tak jarang mengalami cobaan. Namun justru pada dikala itulah menjadi waktu yg tepat untuk mendekatkan diri pada Yang Kuasa. Cobaan yg dialami pun dapat tertuang dlm sebuah karya puisi Islami seperti berikut ini :
1. Ratap
Wahai Insan
Tersadarkah kalian
Akan coba yg Tuhan beri
menguji hati
Kau bermuram
Meratapi nasib
Hilang harta yg kau cari
Dari pagi hingga nyaris mati
Sudahkah kau menelusuri sudut hati
Dan bertanya pada diri sendiri
Tuntaskah kau berserah diri
Pada kuasa sang Ilahi
2. Ratap Bersimpuh
Tuhanku, kau renggut apalagi
kekasih hatiku
mataku terpaku pada ombak
yang menderu. Menyapu semua
hal berguna milikku.
Sebesar inikah amarahmu pada kami
Yang kusadari kerap luput atas kuasamu
Tuhanku, tak sanggup lagi
Aku bertutur. Bahkan merancu pun aku
Tak bisa. Kulihat puing-puing rumahku tak berada di tancapan.
Pondasinya disini atapnya disana
Sebesar inikah tegurmu pada kami
Yang kusadari kerap luput atas Maha-Besar-Mu
Tuhanku, haruskah gue merapal ampun
Untuk mengemis maaf kepada-Mu
Bukankah kau tahu, kami kerap lupa tentang Maha MematikanMu
Saat kami terjaga, kau telah mengambil yg kami kasihi.
Namun, pantaskah bila kami menghendaki
Yang terkasih kembali sebagaimana Engkau yg Maha Mengembalikan
Tuhanku, ditengah redup tenda yg menaungiku,
Sudikah Engkau sekedar memuat air mataku.
Puisi Islami Tentang Akhirat
Al-Qur’an mengajarkan kita perihal alam baka. Tujuannya tentu saja supaya kita ingat bahwa ada kehidupan setelah maut raga di bumi. Nah tak jarang pula akhirat menjadi ide tema yg bagus untuk menciptakan puisi Islami. Berikut beberapa misalnya :
1. Padang Mahsyar
Pada ujung masa
Setelah terompet Isrofil
Dibunyikan
Memenuhi sangkakala
Manusia tergeletak
Yang iman sudah pergi
Yang pendosa meregang nyawa
Bumi diputar layak gangsing
Semesta meledak bagai balon
Para malaikat mati
Dunia lebur
Lalu Allah menunjuk
Terbangunlah seluruh makhluk
Digiring pada mahsyar
Ada yg berwajah babi
Atau yg berwajah kera
Tampaklah mana sang taat agama
Dan tampaklah yg suka ingkar padanya
Tak cukup itu
Didekatkan matahari
Pada sejengkal pelipis
Menanti mizan
Satu persatu
2. Siksa Neraka
Tubuh terpelanting bagai bola
Amal baik ia tidak punya
Tercebur pada kolam membara
Melahap bundar-bulat raga
Menanti palu gada raksasa
Atas jawaban dosa
Yang lain diguyur cairan berapi
Nampak ingin mensucikan raga-raga ini
Namun tubuh terkuliti
Tak habis dosa dikembalikan lagi
Diguyur cairan berapi berkali-kali
3. Firdaus
Dimana nikmat yg kau beri
Pada hamba
Yang selalu menanti
Bertemu paras sang Ilahi
Nikmat andal terlebih
Untuk yg senantiasa sujud
Untuk yg selalu sarat kasih
Untuk yg senantiasa dzikir
Ketika firdaus menunggu
Dibukakan gerbang megah
Pada hamba yg terpana
Menyambutlah sang bidadari
Hilanglah sukar hidup dunia
Diganti lezat di nirwana
Balasan bagi yg bertakwa
Yang senantiasa ingat pada Sang Pencipta
Puisi Islami Tentang Persaudaraan
Sebagai sesama umat Islam tentunya kita mesti saling mempertahankan kekerabatan persaudaraan. Hubungan persaudaraan yg terjalin baik memang menjadi suatu hal yg indah. Oleh lantaran itu kadang kala persaudaraan dijadikan tema puisi mirip berikut ini :
1. Menuntut Sama
Kadang kau anggap benar
Dan itu menjadi ‘maha benar’
Menolak pertimbangan handai taulan
Lalu muncul perpecahan
Hidup ini sangat lucu
Gara-gara ini timbul kemelut
Gara-gara itu bergelut
Tentang sepele persaudaraan tercabut
Allah mencipta makhluk berlainan-beda
Tapi kalian mengkotak-kotak,
Menuntut sama
Ah, lucunya
2. Hilang Persaudaraan
Aku terpekur
Nyaris mendengkur
Sanak kerabat sudah kemana
Teman-teman pergi kemana
Indahnya satu yg dahulu
Tak ada teriakan saling menuduh
Menyalahi yg ini
Menyalahi yg itu
‘saya yg benar & kau salah.’
‘bukan, gue yg benar kau yg salah.’
Bertatap paras memaki
Dimana kerabat yg habiskan masa riang
Puisi Islami Tentang Menuntut Ilmu
Seperti yg kita pahami bahwa agama Islam mewajibkan kita untuk menuntut ilmu. Kadang segala sesuatu yg berkaitan dgn kegiatan menuntut ilmu bisa menjadi wangsit untuk menulis puisi Islami. Di bawah ini beberapa contoh puisi Islami yg bertemakan menuntut ilmu :
1. Pesantren
Riuh kecil kaki kami berlari
Adzan shubuh sudah menyanggupi bumi
Suara bel berbunyi nyaring
Teng-Teng
Teng-Teng
Semakin terbirit mengejar-ngejar ngaji
Lepas shubuh mempersiapkan diri
Berseragam necis serta rapi
Menjinjing kitab kesana-kemari
Menyimak guru setiap hari
Kadang terkantuk
Lalu kibasan sajadah menghampiri
Demi berguru agama
Kami terpisah dgn orang renta
Kadang sebulan bersua
Kadang berbulan-bulan menahan jumpa
Tapi tak apa
Ingin orang bau tanah mengabdi agama
Menjadi insan cendekia
Yang senantiasa ingat pada-Nya
Dan selamat berbalas ridho-Nya
2. Hormat Guru
Menunduk kami lantaran ilmumu
Tawadhu mengharap ikhlasmu
Niat berbagimu tiada jemu
Oh guru, kau bak oase di tengah gurun
Penyejuk dahaga akan ilmu
Laku baikmu menjadi tiruku
Oh guru, doakan kami muridmu
Agar senantiasa terarah
pada perilaku muliamu
Puisi Islami Tentang Nabi Muhammad
Nabi Muhammad ialah junjungan umat Islam. Kehidupan Beliau pada masanya memang sungguh menginspirasi hingga kapan pun. Oleh karena itu kadang-kadang dibuat puisi selaku apresiasi & kekaguman terhadap sosok Nabi Muhammad. Berikut misalnya :
1. Suri Tauladan
Kau lahir tanpa ayah
Penuh cahaya elok rupawan
Seolah semesta ikut tunduk
Pada kehadiranmu
Kanak-kanak kau ditinggal ibu
Bersama kakek pelipur pilu
Kau menjadi nabi
Pada tahun ke-empat puluh
Menyandang gelar al-amin
Yang mampu di percaya
Kaum Quraisy kau hadapi
Baik yg membela atau memusuhi
Bagimu tak ada sirat benci
Kau ingatkan mereka untuk tunduk pada Ilahi
Meski batu pernah melukai kening
Kotoran terbang menodai jubahmu
Olokan menghujanimu tiap waktu
Tapi kau tetap melempar senyum
Tak ada keluh menghadapi umatmu
Tak ada ragu menuntun umatmu
Kau teguh pada keyakinanmu
Allah selalu menjagamu
Puisi Islami Tentang Akhlak
Islam mengajarkan kita supaya mempunyai etika yg mulia. Untuk menyebarkan pendidikan mengenai tabiat bisa aneka macam macam cara. Tak terkecuali dgn puisi. Di bawah ini acuan puisi Islami wacana sopan santun :
1. Akhlak Terpuji
Indah dimata memandang sosok bersahaja
Tak perlu berkalung sorban
Atau berhias tasbih d antara jemari
Hanya senyum lapang dada menghias bibir
Akhlak terpuji bukan hanya ditilik
Dari rupa
Dari berapa ia sujud dlm sehari
Atau dalil yg malah disombongkan
Tulus ibadahmu yg menjadi tolak ukur
Ikhlas kebaikanmu yg dicatat
Bukan lamanya kau ambil ruku’
Namun hati berdusta
2. Sedekah
Tatkala kau memberi
Tanpa pamrih hinggap di hati
Pada sosok renta bersandar
Yang berparas kuyu serta letih
Pada persimpangan jalan
Ia menjinjing surat kabar pagi
Dengan selendang menyampir
Lindungi terik matahari
Bagimu lembaran yg kau beri
Sungguh tak seberapa
Tapi jangan kira tak hanya ia yg senang
Hatimu bahkan lebih bahagia
Bukan hartamu yg akan menyusut
Ketika kau mengikhlaskan pada sosok bau tanah
Senyum bahagia kan merekah
Di sisa hari yg masih panjang
Kesimpulan Puisi Islami
Dari pembahasan ini menyimpulkan bahwa puisi islami untuk diri sendiri, remaja & akil balig cukup akal merupakan karya sastra tertinggi di dunia segala faktor kehidupan di alam semesta di rangkai dlm puisi-puisi islami yg menyejukkan & menentramkan hati pembacanya.
Lalu puisi puisi islami itu diaktualisasikan dlm banyak sekali klasifikasinya untuk dijadikan bahan, media, bahkan pembelajar bagi seluruh umat insan. Fungsi Fungsi Puisi islami Dalam kehidupan Dan Contohnya yg dibahas diatas yakni bukti bahwa puisi islami salah satu sastra yg besar.
Para penyair penyair Islam senantiasa menuangkan kemuliaan akan mahakarya sastra tertinggi. Semua jenis puisi islami yakni pembelajar & sungguh memiliki potensi untuk pengembangan sastra dlm diri anak. Puisi Islam adalah sastra yg kaya akan nilai nilai kemuliaan diri mudah-mudahan puisi puisi islami dapat mempertahankan iman & memperkuat kecintaan terhadap Allah sang maha pencipta.