25+ Teladan Puisi Islami Anak, Remaja Dan Remaja Menjamah Hati :)

Puisi Islami – Puisi islami merupakan sastra Islami. Perkembangan & histori Sastra islam tak terlepas dr perkembangan sastra Arab. Puisi islami dlm peradaban Islam mempunyai peranan penting. Sebelum abad ke 20 kesusteraan Arab di dominasi oleh Puisi.

Tema-tema dlm puisi pada zaman ini berisi wacana puji-kebanggaan atau sanjungan terhadap orang tertentu, keagamaan. Selain itu puisi islami sangat banyak dibaca di aneka macam golongan, disebabkan karena puisi islami bisa di konsumsi semua usia.

Puisi islami untuk diri sendiri, remaja & Dewasa akan dibahas mendalam dlm pembahasan kali ini. Puisi islami untuk diri sendiri, Remaja & akil balig cukup akal ialah puisi yg berisi pesan pesan kebaikan untuk dijadikan pengingat & pedoman untuk dapat dilaksanakan perbaikan & semangat dlm mengembangkan ibadah.

Sebagian besar puisi islami itu bertujuan supaya senantiasa mengenang Tuhan yg Maha Esa:

 


Puisi Islami Untuk Diri Sendiri

Puisi Islami Untuk Diri Sendiri

Contoh Puisi islami ini adalah puisi untuk diri sendiri. Sebagai penilaian diri akan segala hal, puisi ini berisikan wacana bagaimana kepasrahan diri dlm memohon keampunan pada sang pencipta.

adapun judul dgn tema islami untuk diri sendiri kali ini dgn judul Memohon keampunan, Bercermin pada diri, Muhasabah diri, & renungan diri. Adapun teladan puisi untuk diri sendiri sebagaimana dibawah ini:

 


1. Memohon Keampunan

Ya Robbi…..

Dalam Sujud akhirku Hamba memohon ampunkanlah segala dosa hamba

Bimbinglah hati hamba ke dlm lingkup kasih sayangMu ya Robbi

Ya allah Pencipta segala alam semesta beserta isinya

Tiada kekuatan yg patut disembah

Ya Allah…….

Jika hari yg telah kamu-sekalian pastikan telah tiba

Ambillah hamba dgn segala kasih sayang ya allah

Tak bisa jiwa ini menahan siksamu ya Robbi…

Lindungi diri hamba ini dr siksa api neraka yg awet

Kemuliaan kalimah MU Membawa pesan illahi

Panji Panji tauhid yg mengibarkan semangat

Mencintai Robbi ku Mencintai Rasulku

Ingin gue berada di masa masa itu

Dimasa Nabi Allah berjuang untuk menenteng dakwah

Membawa kebenaran Membawa kebaikan

Dan menjinjing penerangan

 


2. Muhasabah Diri

Jiwa-jiwa yg tenang

Cenderungkanlah hatiku terpaut padaMU ya Allah

Telah termaktub dlm kitabmu

Manusia akan tergolong tergolong

Bersuku & berbangsa bangsa

Ya Robbi jauhkanlah diri ini dr orang orang munafik

Orang orang penghamba syaitan

Gaya hidup orang orang yahudi

Gaya hidup orang orang kapital

Mubazir ….Riba….Merampok….Membunuh…

Ya Allah jagakan selalu diri ini ya allah

Berikanlah ketabahan bagi hampa akan orang orang disekitar hamba

Berikan selalu hidayahmu semoga hamba

Satukanlah hamba pada orang orang yg beriman

Orang orang yg senantiasa bersyukur PadaMU

 


3. Bercermin Pada Diri

Janganlah kau-sekalian sombong tatkala kamu-sekalian kaya

Jangan merasa bahwa kau-sekalian lebih baik dr yg lain

Jangan bentak para peminta

Dan jangan bernafsu pada ibu & ayahmu

Bercerminlah pada diri mu

Siapa dirimu ? Apa yg kau lakukan selama di dunia

Jangan sombong & congkak

Sesungguhnya tuhan menghukummu

Dengan kedudukan & kekayaanmu

Tapi ingatlah akan tiba saatnya

Semua hilang saat itu juga

Dan tatkala itu waktu telah tiba

Tiada waktu untuk menyadari

Bahwa semua fartamogana

Sadarlah diri

Sebelum kain putih membalutmu

Orang orang memandikan jenazahmu

Sifat indivisualistis tak akan ada gunanya

Sadarlah sadar takutlah tatkala waktu itu tiba.

Aku malu ….Setiap kali gue melihat usaha nya

Aku cemburu kenapa cuma mereka

Mengapa bukan gue Pertumpahan darah yg mewarnai bumi anbia

Menggugah mujahid mujahidah

Ntah dr mana mereka datang

Kulihat ada sayap yg menjinjing tubuhnya melayang ke angkasa

Senyum  dipenghujung perjuangannya

Seperti kilat & cahaya kekal yg tak bisa dilihat

Aku malu

Aku menangis

Perjuangan nya adalah akidahnya

Akidah dgn penawar nirwana

Surga yg menyerbak wangi & ketenangan jiwa….

Baca Juga: Puisi Cinta


4. Renungan Hidup

Dalam sajadah lusuh itu

Raga luluh lantah

Terkenang sudah yg kemudian itu

Ketika lupa akad akan dijumlah kelak

Dalam sajadah lusuh itu

Teriakan tak lagi terdengar

Mata sayu tak bisa melihat

Telinga terasa kehilangan pendengarannya

Ya allah

Ijinkan diri ini bersimpuh

Di sajadah panjang nan lusuh

Hamba seraya meminta & meminta

Ampunkanlah segala dosa

Dalam sajadah lusuh

Renungan hidup gue torehkan

Di dinding dinding hatiku

Gemetar hati ini

Lemah semuanya

Membayangkan betapa celakanya diri

Tak mampu merenungi diri

Merenungi hidup

Wahai hati hati yg kosong

Kembali lah pada cahaNYA

Bermunajatlah

Isi kekosongan itu degan wudhu-wudhu mu

Gemercik lantunan firman Nya Membelai lembut jiwa

Tenanglah…tenanglah Berlari lah kejar cahaya itu

Renunghan hidup Di sajadah lusuh itu

 


Puisi Islami Untuk Para Remaja

Puisi Islami Untuk Para Remaja

Remaja adalah usia memiliki potensi untuk menerima keterangan & memiliki daya logika yg masih maksimal. Puisi islami untuk remaja lebih pada makna mempergunakan usia & waktu sebaik mungkin & pula lazimnya puisi islami khusus untuk remaja memerintahkan pada bertingkah akhlakul karimah & positif.

  Apa Bedanya Sajak Dan Puisi?

Puisi islami untuk diri sendiri, remaja & akil balig cukup akal tujuan & arahnya hampir sama tetapi pengungkapannya disesuaikan usianya. Adapun acuan contoh puisi untuk remaja kali ini degan judul moralitas Generasi Baru, Masa Emas, Mencintai rasul, & Harga Diri Wanita

 


1. Moralitas Generasi Baru

Jarum jarum neraka Satu persatu anak manusia

Dekadensi kehidupan Ronrongan sesat yg terus merayu anak insan

Melumpuhkan daypikir Dan kekosongan ruhani

Membuat tipu daya menguasai hati & pikirannya Bahwa semua fartamogana

Sadarlah diri

Sebelum kain putih membalutmu

Orang orang memandikan jenazahmu

Sifat indivisualistis tak akan ada gunanya

Sadarlah sadar takutlah tatkala waktu itu tiba.

Hai anak muda

Jangan siakan usia beliamu dgn rasa manis permen karet yg sesaat

Raihlah prestasi

Sayangilah orang tuamu & ukirlah kebanggannya

Janganlah kau-sekalian buta dgn ada yg ada disekelilingmu

Pilihlah jalan yg terang semoga dirimu tak sesat kemudian.

Fajar menyisir senja lelah pengganti harap

Nalar beraduk rasa Rebah menanti lelap

Hari berganti minggu Bulan berganti tahun

Kutangguhkan seluruhnya, buat si buah hatiku

Ia pun tersenyum & kujadikan alat untuk menuntun

Sambil berenang dilautan dangkal ia menarikku

Akupun begitu, sambil berenang dilautan luas penuh gelombang dahsyat, kupacu kemudiku

Akupun begitu Sambil berenang dilautan luas penuh gelombang, kuraih  beruntun

Senyum kecilnya, mimiknya, tulusnya isyarat bagiku

Terasa dekat kemenangan, bangun dr tidurku

Khayal nan jauh, kugenggam dgn tanganku

Dan jarak Sirna dr pandanganku

 


2. Masa Emas

Ketika waktu emas itu datang

Ingatlah wahai cowok pemudi

Usia emas itu ialah masa masa pertanggungjawaban

Nikmati & Manfaatkanlah

Wahai cowok pemudi

Jangan lemah dgn silau dunia

Jangan gegabah dgn waktumu

Keindahan itu belum berapa

Wahai pemuda Masa emasmu

Tidak akan berulang Tidak akan kembali

Ingat Tuhan sudah memperlihatkan banyak pembelajaran

Memberikan alquran selaku pedoman

Mengirimkan Rasul selaku bimbingan

Dan kejadian kejadian kejayaan & kemunduran

Telah terperinci yg diberikan

Telah jelas yg dihamparkan

Wahai pemuda janganlah kau-sekalian lemah

Ambillah belahan terindahmu

Tidakhlah kamu-sekalian menyadari bahwa

Jika kamu-sekalian hendak mengukur keesanNya maka kau-sekalian tak akan biasa

 


3. Mencintai Rasul

Ya Nabi ….Ya Rasul

Sungguh sirahmu mengajarkan umat dunia

Akan adilnya agama yg kau-sekalian bawa ya Rasul

Akan mulianya Ajaran yg kamu-sekalian sebar

Perilakumu yg penyayang

Menerima siapa pun & kalangan siapa saja

Perilaku baikmu tak pernah terkontaminasi

Meski pedang terhunus oleh orang orang kafir

Perang mu membawa persaudaraan

Kebersamaan & keadilan

Sistem kepemimpinanmu yakni kepemimpinan yg jujur

Memberikan hak pada yg berhak

Dan mendorong keharusan bagi yg berkewajiban

Wahai Nabi

Shalawat ke atas Nabi

Engkau junjunganku

Ijinkan hamba menjadi pengikutnya

Dunia & alam baka

 


4. Harga Diri Wanita

Wahai ukhti

Keanggunanmu akan senantiasa terpancar

Dari akhlak & santun mu

Jaga ibadah & dzikir hatimu

Untuk menjaga diri & jiwamu

Jadilah madu yg manis & mawar berduri

Agar hatimu tak gampang ditawan

Oleh ketampanan & harta

Ukhti bunyi lembutmu saja mampu membunuh

Apalagi tubuhmu

Wahai pemudi

Kecantikan wajahmu

Bukan untuk di humbar

Ingatlah bahwa perintah menutup aurat itu

Uhti camkan auratmu yakni harta & kehormatanmu

Jagalah itu sampai waktu menjemputmu wahai ukhti

Para ukhti camkan itu pesan pesan syariah untukmu

Bukan untuk mengekangmu tetapi untuk menyelamatkanmu

Dari siksa api neraka.

Menanti keajaiban menghampiri

Dengan sarat harap, gue bersimpuh pada Mu

Totalitas doaku ku ucap dr lubuk hati

Maksudnya totalitas doa ku ucap dr lubuk hati

Merindu bukanlah arti suatu jawab

Menunggu bukanlah jawab yg mengajukan pertanyaan

Kelu kesah bukanlah tanggung jawab

Tulus mata kaki meniti takdir Nya

Senyap tiada gembira

Riang bukan bermakna ramai

Sedih bukan mempunyai arti lara

Asa tak bermakna mati

Bom waktu membuka tabir

hijab menuntun takdir,  lelah terasa manis & Cita mengontrol harmonis


Contoh Puisi Islami Untuk Orang Dewasa

Contoh Puisi Islami Untuk Orang Dewasa

Puisi islami untuk Orang Dewasa lazimnya bertemakan akreditasi dosa, & lebih nrimo dlm menjalani ibadah. Puisi islami untuk diri sendiri, remaja & dewasa kali ini akan memperlihatkan pola puisi islaminya. Dan puisi islami bagi orang akil balig cukup akal ini pula cenderung pada puisi puisi totalitas ibadah pada Tuhan yg Maha Esa.

Adapun beberapa contoh puisi islami untuk orang Dewasa ialah sucikan jiwamu di sepertiga Malam, Sakaratul Maut, Di batu Besar Jarang Tersandung,  di Kerikil banyak Yang Jatuh  mampu dilihat dibawah ini, fatwa Guru.

 


1. Sucikan Jiwamu  di Sepertiga Malam

Malam yg masbodoh Tidak menghentikan waktu

Bagi pencari surga Jiwa jiwa manusia yg berkarat

Tidak akan cukup dicuci dgn ibadah bumi

Raihlah ibadah langitmu

Ketuklah pintunya di dikala saat itu

Disaat orang orang menghamparkan mimpinya

Disaat insan sedang lupa pada janjinya

Sucikan jiwamu di sepertiga malam

Rasakan jibril yg mencatat amal itu

Ceritalah-ceritalah Tumpahkan semua

Bersihkan semua luka luka itu

Kesombongan itu Wahai jibril

Lihatlah gue Aku rindu padamu

Aku ingin kau-sekalian menyapa ku jibril

 


2. Batu Besar Jarang Tersandung, di Kerikil Banyak Yang Jatuh

Masa kecil masa bermanja

Masa remaja masa senang

Dan dewasa masa berubah

Jika tak tersadar semula

Remaja akan terbawa

Dan akil balig cukup akal akan sengsara

Dan senja akan tersiksa

Hati hati

Di batu yg besar bisa terlihat

Namun kerikil kerikul sering tak terlihat

Wahai insan

Tidakkah kamu-sekalian berpikir

Bagaimana semua dihamparkan

Di terbangkan

Di kembalikan

Dihidupkan

Dimatikan……..

Cari arah cahaya itu

Kelak usia senja tak lagi terpapah

Dosa yg membesar

  Puisi Derita Anak Kos Sarat Ingatan

Tak lagi bisa dipikul

Ketika tiba di simpulan masa

Tak mampu berkata

Tak mampu melihat

Tersesat terseret seret ke dlm jurang yg gelap nan kotor

Di watu besar jarang tersandung

Di batu kecil banyak tersungkur….

kepadaNYA segala ampunan

ketenangan dan

cuma kepadaNYa Kita kembali….

Baca Juga: Puisi Rindu


3. Sakaratul Maut

Dingin….. Kaku…..Terpaku

Merintih seperti kambing yg dikuliti

Darah mendidih Sakitnya ya Allah

Sakitnya ya Allah

Semua terhenti perlahan

Ketika daun di langit tujuh itu gugur ke bumi

Bayangan hitam melesat tajam

Tak kasat mata Ya allah

Sekarangkah waktunya Ya allah

Aku belum siap Ada adap ini ya Allah

Mengapa semua tak ada yg mendengarku

Lorong apa ini ya allah Kembalikanlah

Sedetik saja ya Allah Izrail memaksamu

Keganasannya seperti hewan buas merobek daging daging

Ingin merenggut nyawa mu Untuk kembali pada yg abadi …

Sakaratul maut……………

 


4. Fatwa Guru

Sadarlah kau-sekalian wahai diri, Meski emasmu berpasir intan

Dunia hanya sekejap, Semua hanya rayuan

Wahai usia senja Peringatan selesai sering tak terdengar

Persiapkan diri Untuk menghadapi hari penjemputan itu

Dunia apabila direguk akan makin haus  Minumlah seperlunya

Agar tak tenggelam dlm dahaga Sadarlah kamu-sekalian wahai diri

Jangan senantiasa menautkan budi Sebab budi tak bisa diganti

Jika tergoda budi Jiwa raga akan tersandra hingga mati

Wahai diri tiada yg abadi

Dimana langit dipijak hendaknya disitu langit di junjung

Dimana kita menumpang hidup Disitulah hendaknya bersyukur

Pandai jiwa sembunyi rasa Riak air tanda tak kuasa

Gemercing angin menyapa dada Bisu bukan tak bersuara

Tiap bait terasapi Tiap kata tercermati

Laku tindak menyesali Guncang pantun tak mencederai

Iringan lagu langkah menyapa, Risih tetangga tak menyapa

Pandai jiwa sembunyi rasa Riak air tanda tak kuasa

Gemercing angin menyapa dada Bisu bukan tak bersuara

Tiap bait terasapi Tiap kata tercermati

Laku tindak meratapi Guncang pantun tak mencederai

Iringan lagu langkah menyapa Risih tetangga tak menyapa

Seutas lara menopang nada Lirik ritme penambah nyawa

Goyah..seyogyanya…tiap jasad mengolah rasa

Karma…gerai problem…tak kasat mata

Pelipis wajah bukan tanda

Dagu terbelah bukan memiliki arti senang Tak khayal gue ingat sebuah peribahasa

Akhir sulit, mencuat akomodasi niscaya menyapa Gejolak sanubari mengoyak jiwa

Bagai pungguk merindukan bulan  tata hambatan lenyap keindahan itu pasti ada…

Mengalir disetiap tetes darah  Proses takkan menghianati kesuksesan yg nyata


Puisi Islami Tentang Kebesaran Allah

Puisi Islami Tentang Kebesaran Allah

Kebesaran Allah selaku Tuhan yg disembah umat Islam acap kali menjadi sebuah ilham untuk menciptakan karya seni, termasuk puisi. Seperti acuan-contoh puisi di bawah ini yg menceritakan wacana kebesaran Allah :


1. Bencana Alam

Kemanakah kami kan pergi

Ketika riuh bumi

Mengguncang ibu pertiwi

Memaksa kaki-kaki kami berlari

Kemanakah kami kan pergi

Saat air bah menghampiri menggulung puing

Memisahkan keluarga kami

Dengarkah kalian

Akan jerit tangis pilu

Menggetar kalbu

Mencari sandaran baru

Dimana kami harus mengadu

Kau lihat badan-badan itu

Bertumpuk layak batu

Meregang kaku

Telah kering air mata

Bersimpuh di tengah durjana

Menengadah memohon kasih sang Kuasa

Menghapus pedih serta lara


2. Sang Maha Pengampun

Berkilah lah kami, para insan gegabah.

Bersahut-sahutan berebut dosa

Kau hanya membisu

Bergeming

Berserulah kami, para manusia hina.

Tak sadar menimbun dosa

Kau cuma membisu

Bergeming

Tak ada urat malu yg kami punya,

Hanya ada urat serakah

Saling menjegal

Saling mencibir

Tapi Tuhan, apa yg kau kan perbuat?

Tak ada

Kau tetap bergeming

Menanti

Pada suara panggilan kasih-Mu

Terlantun

Pada pengeras suara

Allahu Akbar-Allahu Akbar

Tercenungku pada nestapa

Sehina inikah makhluk-Mu

Yang nyaris senantiasa lupa

Ataukah justru sengaja?

Tapi kau tetap bergeming

Allahummaghfirli

Allahummaghfirli

Dan kau mengampuni kami


3. Al-Qur’an

Pada remang senja

Adzan yg tengah dikumandangkan

Para insan berduyun

Menapak kaki menuju musholla

Pada takbir terakhir

Salam pun menutup

Satu-persatu berlalu

Tinggal si alim menanti

Pada lembar kedua ratus

Si alim membuka

Al-Quran renta

Di bilik surau

Apa yg beda

Saat si alim melantun

Ayat demi ayat

Tanpa cela

Apa yg beda

Pada separo manusia yang lain

Yang menentukan lupa

Dan menonton pertunjukkan pada kotak elektronik renta

Mendengar si alim

Terus mengaji

Pada adzan berikutnya

Dengan hati lebih kaya

Mereka pikir

Kaya ialah harta

Kedudukan sarat kuasa

Atau mampu berjanji sedemikian rupa

Tapi lihat si alim

Bermuka teduh

Tak punya harta

Tak punya sanak kerabat

Al-Qur’an menjadi temannya

Ia ngaji pagi serta petang

Menjadikan kitab tua

Sebagai sanak saudara

Baca Juga: Puisi Aku


Puisi Islami Tentang Cobaan

Puisi Islami Tentang Cobaan

Sebagai orang yg taat beragama, hidup kita tak jarang mengalami cobaan. Namun justru pada dikala itulah menjadi waktu yg tepat untuk mendekatkan diri pada Yang Kuasa. Cobaan yg dialami pun dapat tertuang dlm sebuah karya puisi Islami seperti berikut ini :


1. Ratap

Wahai Insan

Tersadarkah kalian

Akan coba yg Tuhan beri

menguji hati

Kau bermuram

Meratapi nasib

Hilang harta yg kau cari

Dari pagi hingga nyaris mati

Sudahkah kau menelusuri sudut hati

Dan bertanya pada diri sendiri

Tuntaskah kau berserah diri

Pada kuasa sang Ilahi


2. Ratap Bersimpuh

Tuhanku, kau renggut apalagi

kekasih hatiku

mataku terpaku pada ombak

yang menderu. Menyapu semua

hal berguna milikku.

Sebesar inikah amarahmu pada kami

Yang kusadari kerap luput atas kuasamu

Tuhanku, tak sanggup lagi

Aku bertutur. Bahkan merancu pun aku

Tak bisa. Kulihat puing-puing rumahku tak berada di tancapan.

Pondasinya disini atapnya disana

Sebesar inikah tegurmu pada kami

Yang kusadari kerap luput atas Maha-Besar-Mu

Tuhanku, haruskah gue merapal ampun

Untuk mengemis maaf kepada-Mu

Bukankah kau tahu, kami kerap lupa tentang Maha MematikanMu

  Periodisasi Angkatan Sastra Indonesia

Saat kami terjaga, kau telah mengambil yg kami kasihi.

Namun, pantaskah bila kami menghendaki

Yang terkasih kembali sebagaimana Engkau yg Maha Mengembalikan

Tuhanku, ditengah redup tenda yg menaungiku,

Sudikah Engkau sekedar memuat air mataku.


Puisi Islami Tentang Akhirat

Puisi Islami Tentang Akhirat

Al-Qur’an mengajarkan kita perihal alam baka. Tujuannya tentu saja supaya kita ingat bahwa ada kehidupan setelah maut raga di bumi. Nah tak jarang pula akhirat menjadi ide tema yg bagus untuk menciptakan puisi Islami. Berikut beberapa misalnya :


1. Padang Mahsyar

Pada ujung masa

Setelah terompet Isrofil

Dibunyikan

Memenuhi sangkakala

Manusia tergeletak

Yang iman sudah pergi

Yang pendosa meregang nyawa

Bumi diputar layak gangsing

Semesta meledak bagai balon

Para malaikat mati

Dunia lebur

Lalu Allah menunjuk

Terbangunlah seluruh makhluk

Digiring pada mahsyar

Ada yg berwajah babi

Atau yg berwajah kera

Tampaklah mana sang taat agama

Dan tampaklah yg suka ingkar padanya

Tak cukup itu

Didekatkan matahari

Pada sejengkal pelipis

Menanti mizan

Satu persatu


2. Siksa Neraka

Tubuh terpelanting bagai bola

Amal baik ia tidak punya

Tercebur pada kolam membara

Melahap bundar-bulat raga

Menanti palu gada raksasa

Atas jawaban dosa

Yang lain diguyur cairan berapi

Nampak ingin mensucikan raga-raga ini

Namun tubuh terkuliti

Tak habis dosa dikembalikan lagi

Diguyur cairan berapi berkali-kali


3. Firdaus

Dimana nikmat yg kau beri

Pada hamba

Yang selalu menanti

Bertemu paras sang Ilahi

Nikmat andal terlebih

Untuk yg senantiasa sujud

Untuk yg selalu sarat kasih

Untuk yg senantiasa dzikir

Ketika firdaus menunggu

Dibukakan gerbang megah

Pada hamba yg terpana

Menyambutlah sang bidadari

Hilanglah sukar hidup dunia

Diganti lezat di nirwana

Balasan bagi yg bertakwa

Yang senantiasa ingat pada Sang Pencipta


Puisi Islami Tentang Persaudaraan

Puisi Islami Tentang Persaudaraan

Sebagai sesama umat Islam tentunya kita mesti saling mempertahankan kekerabatan persaudaraan. Hubungan persaudaraan yg terjalin baik memang menjadi suatu hal yg indah. Oleh lantaran itu kadang kala persaudaraan dijadikan tema puisi mirip berikut ini :


1. Menuntut Sama

Kadang kau anggap benar

Dan itu menjadi ‘maha benar’

Menolak pertimbangan handai taulan

Lalu muncul perpecahan

Hidup ini sangat lucu

Gara-gara ini timbul kemelut

Gara-gara itu bergelut

Tentang sepele persaudaraan tercabut

Allah mencipta makhluk berlainan-beda

Tapi kalian mengkotak-kotak,

Menuntut sama

Ah, lucunya


2. Hilang Persaudaraan

Aku terpekur

Nyaris mendengkur

Sanak kerabat sudah kemana

Teman-teman pergi kemana

Indahnya satu yg dahulu

Tak ada teriakan saling menuduh

Menyalahi yg ini

Menyalahi yg itu

‘saya yg benar & kau salah.’

‘bukan, gue yg benar kau yg salah.’

Bertatap paras memaki

Dimana kerabat yg habiskan masa riang


Puisi Islami Tentang Menuntut Ilmu

Puisi Islami Tentang Menuntut Ilmu

Seperti yg kita pahami bahwa agama Islam mewajibkan kita untuk menuntut ilmu. Kadang segala sesuatu yg berkaitan dgn kegiatan menuntut ilmu bisa menjadi wangsit untuk menulis puisi Islami. Di bawah ini beberapa contoh puisi Islami yg bertemakan menuntut ilmu :


1. Pesantren

Riuh kecil kaki kami berlari

Adzan shubuh sudah menyanggupi bumi

Suara bel berbunyi nyaring

Teng-Teng

Teng-Teng

Semakin terbirit mengejar-ngejar ngaji

Lepas shubuh mempersiapkan diri

Berseragam necis serta rapi

Menjinjing kitab kesana-kemari

Menyimak guru setiap hari

Kadang terkantuk

Lalu kibasan sajadah menghampiri

 

Demi berguru agama

Kami terpisah dgn orang renta

Kadang sebulan bersua

Kadang berbulan-bulan menahan jumpa

Tapi tak apa

Ingin orang bau tanah mengabdi agama

Menjadi insan cendekia

Yang senantiasa ingat pada-Nya

Dan selamat berbalas ridho-Nya


2. Hormat Guru

Menunduk kami lantaran ilmumu

Tawadhu mengharap ikhlasmu

Niat berbagimu tiada jemu

Oh guru, kau bak oase di tengah gurun

Penyejuk dahaga akan ilmu

Laku baikmu menjadi tiruku

Oh guru, doakan kami muridmu

Agar senantiasa terarah

pada perilaku muliamu


Puisi Islami Tentang Nabi Muhammad

PEMIMPIN AGAMA

Nabi Muhammad ialah junjungan umat Islam. Kehidupan Beliau pada masanya memang sungguh menginspirasi hingga kapan pun. Oleh karena itu kadang-kadang dibuat puisi selaku apresiasi & kekaguman terhadap sosok Nabi Muhammad. Berikut misalnya :


1. Suri Tauladan

Kau lahir tanpa ayah

Penuh cahaya elok rupawan

Seolah semesta ikut tunduk

Pada kehadiranmu

Kanak-kanak kau ditinggal ibu

Bersama kakek pelipur pilu

Kau menjadi nabi

Pada tahun ke-empat puluh

Menyandang gelar al-amin

Yang mampu di percaya

Kaum Quraisy kau hadapi

Baik yg membela atau memusuhi

Bagimu tak ada sirat benci

Kau ingatkan mereka untuk tunduk pada Ilahi

Meski batu pernah melukai kening

Kotoran terbang menodai jubahmu

Olokan menghujanimu tiap waktu

Tapi kau tetap melempar senyum

Tak ada keluh menghadapi umatmu

Tak ada ragu menuntun umatmu

Kau teguh pada keyakinanmu

Allah selalu menjagamu


Puisi Islami Tentang Akhlak

Puisi Islami Tentang Akhlak

Islam mengajarkan kita supaya mempunyai etika yg mulia. Untuk menyebarkan pendidikan mengenai tabiat bisa aneka macam macam cara. Tak terkecuali dgn puisi. Di bawah ini acuan puisi Islami wacana sopan santun :


1. Akhlak Terpuji

Indah dimata memandang sosok bersahaja

Tak perlu berkalung sorban

Atau berhias tasbih d antara jemari

Hanya senyum lapang dada menghias bibir

Akhlak terpuji bukan hanya ditilik

Dari rupa

Dari berapa ia sujud dlm sehari

Atau dalil yg malah disombongkan

Tulus ibadahmu yg menjadi tolak ukur

Ikhlas kebaikanmu yg dicatat

Bukan lamanya kau ambil ruku’

Namun hati berdusta


2. Sedekah

Tatkala kau memberi

Tanpa pamrih hinggap di hati

Pada sosok renta bersandar

Yang berparas kuyu serta letih

Pada persimpangan jalan

Ia menjinjing surat kabar pagi

Dengan selendang menyampir

Lindungi terik matahari

Bagimu lembaran yg kau beri

Sungguh tak seberapa

Tapi jangan kira tak hanya ia yg senang

Hatimu bahkan lebih bahagia

Bukan hartamu yg akan menyusut

Ketika kau mengikhlaskan pada sosok bau tanah

Senyum bahagia kan merekah

Di sisa hari yg masih panjang


Kesimpulan Puisi Islami

Kesimpulan Puisi Islami

Dari pembahasan ini menyimpulkan bahwa puisi islami untuk diri sendiri, remaja & akil balig cukup akal  merupakan karya sastra tertinggi di dunia segala faktor kehidupan di alam semesta di rangkai dlm puisi-puisi islami yg menyejukkan & menentramkan hati pembacanya.

Lalu puisi puisi islami itu diaktualisasikan dlm banyak sekali klasifikasinya untuk dijadikan bahan, media, bahkan pembelajar bagi seluruh umat insan. Fungsi Fungsi Puisi islami Dalam kehidupan Dan Contohnya yg dibahas diatas yakni bukti bahwa puisi islami salah satu sastra yg besar.

Para penyair penyair Islam senantiasa menuangkan kemuliaan akan mahakarya sastra tertinggi. Semua jenis puisi islami yakni pembelajar & sungguh memiliki potensi untuk pengembangan sastra dlm diri anak. Puisi Islam adalah sastra yg kaya akan nilai nilai kemuliaan diri mudah-mudahan puisi puisi islami dapat mempertahankan iman & memperkuat kecintaan terhadap Allah sang maha pencipta.

Puisi Islami