Pantun kecerdikan akan banyak memperlihatkan pengajaran tentang akal pekerti yang benar dan tidak menyimpang. Pesan-pesan yang disampaikan dalam pantun ini sungguh berkhasiat bagi kehidupan kita agar lebih baik.
Daftar Isi
1. Pantun Budi Pekerti
Pantun kecerdikan via unsplash.com |
#1
Hari petang telah berkemas,
Malam hitam bagaikan arang.
Budi baik laksana emas,
Selalu dicari siapa saja.
#2
Bunga mawar bunga berduri,
Tangan baik tak kan mencuri.
Sopan santun hiasan diri,
Lebih bagus daripada putri.
#3
Pergi ke masjid menerima berkah,
Bajing kecil makan kelapa.
Kemana hendak kaki melangkah,
Budi baik jangan dilupa.
#4
Naik ke loteng pakai tangga,
Naik haji pergi ke Mekah.
Ucapan baik lebih berguna,
Daripada setumpuk sedekah.
#5
Duduk di taman berlama-usang,
Taman indah banyak bunganya.
Kasih sayang kepada sesama,
Agar hati merasa senang.
Kamu bisa juga membaca pantun yang lain. Seperti:
Pantun Nasehat
Pantun Jenaka
Pantun Kiasan
2. Pantun Budi Religi
#6
Gelas elok dari kaca,
Baju kotor jangan direndam.
Orang baik berhati bening,
Tiada pernah menyimpan dendam.
#7
Parang panjang pisau belati,
Kue bolu dalam loyang.
Jika orang rendah hati,
Semua orang akan sayang.
#8
Getah nangka sangat lengket,
Jatuh ke sana banyak lalat.
Kaki yang kuat selalu berangkat,
Sholat jamaah tiada telat.
#9
Ada kipas di hari panas,
Air segar obat dahaga.
Sopan santun jangan dilepas,
Itulah bekal menuju nirwana.
#10
Wangi harum bunga melati,
Dari jauh kota Medan.
Simpan Quran di dalam hati,
Hafalkan di mulut, amalkan di tubuh.
Ada juga pantun lainnya:
3. Pantun Budi dan Maknanya
Pantun Budi Makna via unsplash.com |
#11
Bertanam cempedak di luar kota,
Tumbuh rendang cenderung ke desa.
Orang tidak memandang harta,
Tapi memandang kebijaksanaan bahasa.
Maknanya: Walaupun kita banyak harta, orang lain tidak akan menghormati. Tetapi orang akan menghormati kita jikalau kita mempunyai akal bahasa, ialah akhlak.
#12
Pasang kelambu tepi jendela,
Supaya bahagia pintu dikunci.
Biar beribu dara dan janda,
Saya memilih yang baik kecerdikan.
Maknanya: Dalam menentukan jodoh ataupun pasangan hidup, hal pertama yang jadi pertimbangan yaitu etika mulianya. Yakni orang yang bagus budinya.
#13
Hujan turun di malam hari,
pagi-pagi makan ketupat.
Rupa bagus mampu dicari,
Hati yang bagus sulit didapat.
Maknanya: Orang manis itu banyak. Tetapi yang bagus hati sedikit.
#14
Lari ke hutan anak rusa,
Rusa indah dari taman.
Kalau lembut tutur bahasa,
Banyak orang merasa nyaman.
Maknanya: Orang-orang yang sopan dan tutur katanya baik, akan menciptakan orang lain merasa tenteram di dekatnya.
#15
Dari empat sampai lima,
Hilang semua hingga punah.
Budi baik diingat lama,
Walau jasad terkubur tanah.
Maknanya: Kebaikan seseorang akan senantiasa dikenang. Walaupun beliau telah meninggal, kebaikannya akan senantiasa diingat.
4. Pantun Menanam Budi
#16
Biarlah semoga kutanam ubi,
Tanam pula bunga melati.
Biarlah biar kutanam kecerdikan,
Budi baik dibawa mati.
#17
Ahmad bermain di jerami,
Tersandung kerikil luka di tumit.
Sayangi yang ada di wajah Bumi,
Niscaya disayang oleh yang di langit.
#18
Jika ikan banyak berduri,
Hati-hati memakannya.
Jika engkau banyak memberi,
Allah kan balas berlipat ganda.
#19
Kotak Solo kota batik,
Ladang luas berkembang gandum.
Kepada orang yang baik,
Hati ini selalu terkagum.
#20
Matahari sudah terbenam,
Tanda hati telah malam.
…………………………..
…………………………………….
5. Pantun Budi Biarlah Orang Bertanam Buluh
#21
Biarlah orang bertanam buluh
mari kita bertanam padi
biarlah orang bertanam lawan
mari kita menanam kecerdikan
Apa maknanya? Liat di makna pantun biarlah orang bertanam buluh.
#22
Siapa yang memancing ikan,
Jangan lupa makan ketan.
Siapa yang menanam kebaikan,
Kan dibalas dengan kebaikan.
#23
Air putih dalam tangki,
Buah matang cobalah petik.
Jika yang lain iri dengki,
Balaslah dengan doa baik.
#24
Mari main layang-layang,
Jangan hingga jatuh keempang.
Siapa punya hati penyayang,
hidupnya tentu merasa lapang.
#25
Burung pipit terbang tinggi,
hinggap lama di puncak bukit.
………………………….
…………………………….
Nah, itu beberapa pola pantun kebijaksanaan. Kamu mampu cari pantun yang lain di sini. (5/34/99).