Termasuk yang mau kita buat hari ini
Pantunnya tentang si ia yang senantiasa di hati.
Daftar Isi
Pantun Aku Jatuh Cinta Padamu
Entah lintah entah bukan,
Dari sawah naik ke taman.
Entah cinta entah bukan,
Selalu teringat padamu teman.
Apakah ini namanya onta,
Dari gurun berjalan jauh.
Apa ini namanya jatuh cinta,
Kalau jauh merasa rindu
Asah dulu sebilah belati,
Untuk mengambil daun jamu.
Aneh sekali rasa di hati,
Dag dig dug kalau berjumpa .
Dalam badan banyak saraf,
Dari kaki sampai ke mata.
Kuucap maaf beribu maaf
Kepadamu saya jatuh cinta
Tak ingin kerikil bata,
Hanya merah padanya.
Tak ingin jatuh cinta,
Apa daya begitu adanya
Pantun Kenapa Kau Selalu di Hatiku?
Raja negeri selalu dijamu,
Naik kereta dengan penghulu.
Semenjak pertama kali bertemu,
Ada rasa di dalam qolbu.
Putri tidur dalam kelambu,
Gubuk kecil di atas watu.
Aku ingin berjumpa kau,
Selalu dan senantiasa begitu.
Surya terangi seisi dunia,
Istana indah milik sang ratu.
Ingin sekali saya mengajukan pertanyaan,
Kenapa kau senantiasa di hatiku?
Bunga mawar mulai berkembang,
Sangat subur akrab randu.
Pergilah engkau jauh-jauh,
Jangan menyiksaku dengan rindu.
Mangga gedong mangga kueni,
Ada sepeti dari desa.
Biar kusimpan rasa cinta ini,
Biarlah pudar di lubuk sana.
Datanglah Melamar Jika Cintamu Benar
Satu titik dua koma,
Di atas kertas tertulis pena
Jangan menunggu lama-usang,
Aku di sini masih setia.
Bunga hutan kantong semar,
Hendak diantarke pulau Jawa.
Datanglah ke rumah untuk melamar,
Kan kuterima sepenuh jiwa.
Sungguh indah burung camar,
Di atas perahu berbinar-binar.
Datanglah untuk melamar,
Jika cintamu memang benar
Kaum fakir meminta-minta,
Anak sapi menjinjing genta.
Kamu cinta akupun cinta,
Sayang jika tak memadu cinta.
Pohon tinggi pohon pinang,
Hendak ditebang jadi mainan.
Bulan depan datanglah meminang,
Duduk berdua di pelaminan.
Menikah itu Sangat Indah
Sangat halus kain satin,
Kain usang anggota kerajaan.
Betapa indah jadi pengantin,
Cinta lama jadi kenyataan
Ikan kecil bermain di kali,
Ikan kecil namanya teri.
Senyum-senyum cantik sekali,
Makara pengantin laksana putri.
Bahagia dunia itu semu,
Hendak tercatat dalam buku.
Kalau berdua dengan kau,
Tentu bahagia sekujur tubuhku.
Usia dunia tiada usang,
Singgah di sini sebentar saja.
Menikah itu setengah agama,
Agar hidup semakin sempurna.