Telah lama kita menunggu bulan Ramadhan. Mengenang kembali Kerinduan dan kesyahduan.
Kita beribadah bersama keluarga, penduduk , tetangga, Negara, Bahkan bareng orang-orang sedunia.
Namun Ramadhan tahun ini agak berlainan. Di tengah melandanya virus Corona. Kita tidak lagi mampu bahu-membahu berbuka, di masjid mirip biasanya.
Akan namun kita beribadah di rumah masing-masing. Buka bersama keluarga, shalat tarawih di rumah saja, begitu tadarus dan acara-kegiatan yang lain.
Kita akan senantiasa mengingat Ramadhan di tahun ini. Sebab manusia yang biasanya keluar rumah berlangsung jalan, sekarang mereka mesti tinggal di rumah masing-masing.
Daftar Isi
Puisi Ramadhan Yang Kurindu
Lama sudah saya menanti
Suasana Ramadhan yang begitu syahdu
Mendekatkan diri kepada rabbul Izzati
Sepanjang siang sepanjang hari.
Bila magrib telah datang
Dan adzan sudah berkumandang
Di sanalah nikmat mulai terasa
Seteguk air hilangkan dahaga.
Bersama-sama buka puasa
Bersama handai taulan dan keluarga
Segenap jiwa merasa bahagia
Atas nikmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Tarawih Tadarus
Di surau yang kecil itu
Ketika periode kanak-kanak dulu
Di sana lah kami mencar ilmu
Shalat Tarawih di bulan Ramadhan.
Surau kecil begitu ramai
Berkumpul semua tetangga
Shalat tarawih berjamaah
Rasa hati begitu damai.
Jika tarawih telah final
Berkumpul kami mengambil Quran
Duduk kami melantunkan
satu juz hingga usai.
Itulah ingatan dulu
Di surau kecil sarat kenangan
Diterangi oleh lampu
Lampu minyak cahaya Temaram.
Puisi Ramadhan Di Kampung
Bila Ramadhan tiba
Meneteskan air mata
Semua orang bergembira
Menyambut ibadah puasa.
Orang sekampung berbahagia
Masjid-masjid bersih semua
Demi menyambut tamu mulia
Bulan Ramadhan yang penuh berkah.
Ramai masjid dan mushola
Berkumpul ramai anak muda
Datang lebih permulaan orang orang renta
Untuk menikmati ibadah bulan pahala.
Dari rumah terdengar lantunan
Orang-orang yang membaca Alquran
Seluruh kampung mendapat keberkahan
Dengan hadirnya Bulan Ramadhan.
Puisi Bulan Ramadhan dan Corona
Ramadhan dan Corona
Tahun ini tahun yang berlawanan
Walau Ramadhan telah datang
Semua karena virus Corona
Yang sedang melanda seantero dunia.
Masjid-masjid lebih sepi
Orang-orang mengurung diri
Beribadah di dalam rumah
Agar korona tidak tersebar ke mana-mana.
Mari kita berdiam diri
Jangan sembarang pilih pergi pergi
Sebab corona bisa menyakiti
Siapa saja di negeri ini.
Banyak Berdoa Di Bulan Ramadhan
Jangan tinggalkan puasa Ramadhan
Walaupun apa yang terjadi
Ini adalah potensi
Untuk kita perbaiki diri.
Tinggalkan segala maksiat
Jangan pernah diteruskan
Supaya jangan kita tersesat
Buka lembar dosa terjerumuskan.
Walau banyak salah dan dosa
Datanglah kita kepada-Nya
Memohon ampunan
Dari segala kesalahan
Banyak-banyak kita berdoa
Untuk dunia dan akhirat kita
Semoga kita diberi kemudahan
dalam ibadah dan kehidupan.
Puisi Larangan Mudik
Pemerintah sudah memutuskan bahwa pada tahun ini penduduk dihentikan mudik. Terutama mereka yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya, mirip: Bekasi, Depok, Bogor.
Hal tersebut bertujuan semoga mata rantai virus korona mampu diputus. Tentunya larangan ini merupakan sesuatu yang mengenaskan.
Karena sebagian kita tidak bisa berkumpul lagi dengan keluarga yang ada di kampung.
.
.
Tak Bisa Pulang Kampung
Gagal telah semua rencana
Pulang kampung di bulan berkat
Untuk menemui orang tua
Memberi hadiah terhadap saudara-saudara.
Sedih di hati mulai terasa
Menitik pula air mata
Dengan saudara tak bisa bersua
Padahal rindu menggebu di dalam dada.
Kalau pulang kampung dipaksakan
Akan tersebar virus corona
Mata rantai tak terputuskan
Pandemic Corona tak sudah-sudah.
Jangan Mudik
Saudara-saudaraku yang di rantau
Tentu engkau dilanda rindu
Pada situasi desa
Kampung daerah lahirmu.
Kami juga sudah rindu
Lama rasanya tak bertemu
Tapi tahan lada terlebih dahulu
Sebab korona belum berlalu.
Kalau hukum tak diindahkan
Virus Corona makin tersebar
Sudah banyak ajal
Harap engkau menentukan tabah.
Jangan engkau pulang kampung dulu
Sebelum virus Corona berlalu
Begitulah cara kita mempertahankan
Orang-orang yang kita cinta.
Puisi Ramadhan Yang Sedih
Ramadhan sudah datang lagi
Tak terasa setahun telah berlalu
Duduk bengong di hari ini
Rupanya sudah bau tanah usiaku.
Belum banyak amal ibadah
Yang kupersembahkan terhadap-Nya
Ku terima segala lezat-Nya
Sedangkan aku mengantarkan dosa.
Bulan suci Ramadhan
Janji di hati untuk berubah
Kepadanya aku memohon
Mengampuni segala salah.
Khilaf dan Dosa
Ya Allah Ramadhan-Mu telah kembali
Mengapa jiwaku yang begitu sepi
Tertutupi abu-bubuk dosa
Dipenuhi nafsu angkara marah.
Diantara milyaran insan
Inilah saya seorang hamba
Yang berjalan tertatih-tatih
Menujumu walaupun murung.
Aku tahu Engkau penyayang
Namun diriku mengabaikan
Aku tahu azab yang Pedih
Namun diriku sibuk dengan dunia ini.
Ampunilah dosa-dosaku
Khilaf dan dosa yang menggunung
Kepada siapa lagi aku mengadu
Aku kesasar hatiku bingung.
Pada-Mu jua aku kembali
Meletakkan segala Harapan
Perih hati alasannya dosa
Yang kuharap yaitu ampunan.
Ramadhan Harapan
Ketika senja telah datang
Ramadhan berkah mulai menyapa
menjadi suatu keinginan tuk segenap, seluruh insan.
Letih telah jiwa ini
Menapaki hari-hari
Bergelimang dengan dosa
Membuat jiwa penuh nestapa.
Kuatkan diriku untuk hijrah
Tancapkan dogma pada diri hamba
tentang janjimu yang Engkau sampaikan.
Bahwa betapapun aku berdosa
Kan kau berikan ampunan.
Harapan Tuk Berbagi Maaf
Bulan suci telah tiba
Keberkahan telah menjelang
Ketika senja memerah
Di situlah awal bulan berkat.
Dari hati yang paling dalam
Kami sekeluarga mengucapkan
Marhaban Ya Ramadhan
Kepada kerabat mohon kemaafan.
Mari sambut bulan yang suci
Bersihkan diri dari iri dengki
Ganti dengan kasih sayang
Kepada sesama kita mendoakan.
Kumpulan Puisi Ramadhan 2020
Menyambut bulan Ramadhan, dan tentunya besar hati. Inilah bulan di mana dibuka pintu nirwana.
Alangkah betapa mereka yang berbuat dosa, tak mencicipi nikmatnya bulan ampunan.
Janganlah kita angkuh. Bukankah dalam waktu dekat kejayaan kita akan runtuh?
Berikut ini puisi dengan aneka macam tema di bulan orang Ramadhan. Semoga dengan puisi ini akan memperbesar semangat beribadah.
.
.
Inilah Hamba-Mu
Ya Allah
Inilah hambaMu tiba kembali
Dengan jiwa yang sarat luka
Dipenuhi dengan bubuk-debu dosa.
Aku tersesat jauh sekali
Kusangka dirimu mengejar-ngejar kebahagiaan
Rupanya cuma fatamorgana
Dan juga kesengsaraan.
Semakin jauh dari diri-Mu
Semakin jauh dari ketenangan
Hanya bersahabat dengan kegundahan
Dan Ambisi yang tak pernah padam.
Kemana lagi kaki melangkah
Sedangkan umur terus mengajar
Raga makin tergerus usia
Tak lama lagi tiba senja
Kepada-Mu jua saya kembali
Entah esok atau lusa
Tak mampu aku kembali
Kepada alam dunia.
Selanjutnya:
Ramadhan Bikin Nangis
Puisi Idul Fitri
.
.
Meskipun dalam keadaan yang memprihatinkan, tetaplah kita bersyukur. Semoga kumpulan puisi ramadhan di atas, salah satu cara untuk menghibur.