Sehingga cintanya cuma tersimpan di dalam hati. Tidak dikenali kecuali oleh dirinya sendiri.
img:pixabay.com |
Berikut sebagian dari puisi-puisi cinta yang begitu sedih sebab tak terungkapkan.
Daftar Isi
1. Jatuh Cinta
Dhuhur, 3 Ramadhan 1440 H
Saat kutatap wajahmu,
Tiba-datang terbit perasaan
Yang tak pernah kurasa sebelumnya.
Antara bahagia, suka, juga
Sedikit rasa cemas.
Setiap kupandangi wajahmu,
Tiba-datang hatiku tersenyum.
Dan mengalir pula rasa bahagia.
Entah sebab apa?
Mungkinkah aku sedang jatuh cinta?
Ataukah sekedar rasa takjub saja.
Ah,
Biarlah. Kusimpan rapi-rapi perasaan ini.
2. Saat Jatuh Cinta, Kutulis Puisi Nan Indah
puisi dalam membisu |
Segalanya tentangmu…
…ialah keindahan.
Senyumanmu,
Binar bola matamu,
Bibir merahmu,
Pipi putih,
Bahkan sekedar cara dudukmu:
Uh, indah. Hanya indah.
Aku ingin menatapmu dari jauh. Menyaksikan segala yang terbaik darimu.
Ingin kuperhatikan bagaimana tangan-tangan kebahagiaan, mengulurkan persembahan untuk hidupmu.
Aku jatuh cinta padamu. Ya, sekali lagi saya katakan, aku jatuh cinta padamu.
Tapi saya tidak ingin mengusik diriku dengan segala rasa ini.
3. Tentang Cinta Dalam Diam
Jika kamu bertanya
Tentang cinta dalam membisu.
Mungkin:
Ia yakni rasa indah dalam dada,
Yang tak mampu diungkapkan.
Karena:
Ada kecemasan
Jangan-jangan cita-cita kan berjumpa dengan ketidakpuasan.
Jika kamu mengajukan pertanyaan
Tentang cinta dalam membisu.
Bisa jadi:
Ia yaitu rasaku kepadamu,
Yang kupendam beberapa tahun,
Dari dahulu, sekarang, mungkin juga nanti.
Tapi:
Aku tidak mau mengganggumu,
Jangan-jangan kau mendapatkan cintaku.
Padahal:
Mungkin saja
Aku tak mampu memberi sebutir kebahagiaan, sekolam permata untukmu.
Itu.
4. Puisi Pendek Cinta Dalam Diam
Aku sedang jatuh cinta.
Padamu.
Ternyata,
Diam-diam berkembang rasa cinta.
Cinta itu sangat belakang layar,
Karena aku jatuh cinta pada sobat setia.
Rahasia itu anggun,
Secantik dirimu.
Tapi sayang
Cantikmu tak mampu kumiliki.
5. Puisi Cinta Dalam Diam Islami
Tak ingin rasanya,
Merasakan jatuh cinta ini.
Tapi saya,
Aku cuma insan biasa.
Seluruh rasa itu,
Bergemuruh ke sekujur tubuhku.
Mengajak pikiranku melayang jauh,
Dan anganku mengembara: entah ke mana?
6. Namamu Kusemogakan Dalam Doa’ku
Inilah detik-detik mendebarkan
dalam bentangan usiaku.
Saat engkau datang,
dan mencalonkan diri
menjadi pendamping hidupku.
Maka namamu senantiasa kusemogakan,
Di dalam setiap doa-doaku.
Jika bersamamu menghadirkan kebaikan,
Maka satukanlah.
Jika bersamamu, menumbuhkan kebahagiaan, maka pertemukanlah.
Jika bersamamu mengukir kenangan indah, maka mudahkanlah.
7. Kau Tak Pernah Tahu
Kau tak pernah tahu,
Bahwa kamu telah menarik hatiku: sejak dahulu.
Kau juga tak pernah peka,
Bahwa setiap tatap mata, ucapan, serta yang kulakukan menunjukan rasa cinta.
Ah,
Tapi mungkin kamu terlalu baik.
Hingga tak sempat berpikir
Yang macam-macam tentangku.
8. Cinta Muslimah Dalam Diam
Biarlah
Kusimpan rindu ini
Agar tetap indah di sanubari.
Tak mau
Membiarkan rasa cinta
Mengembara dan ternoda.
Karena
Cinta terbaik ialah cinta
Yang senantiasa terjaga.
Jauh dari noda
Apalagi cinta berlumur dosa.
Karena kuyakin,
Cinta yang tersadar
Kan menghadirkan rahmat dari-Nya.
9. Hanya Yang Terbaik
Kuakui
Ada harapan dalam hatiku.
Bahwa entah bagaimana
Engkau dan saya menjadi satu,
Hidup dalam bahtera rumah tangga
Tapi aku tidak ingin
Mendahului takdirku.
Bisa jadi
Engkaulah yang kuharapkan.
Namun mungkin saja
Engkau bukan yang terbaik dalam hidupku.
Maka saya memilih
Untuk menyimpan cinta ini dalam diam.
Dan mudah-mudahan
Makin usang makin pudar.
Karena bukan cinta yang membelenggu,
Tapi cinta yang membahagiakan. Itulah yang kuharapkan.
10. Jika Kau Pulang, Lamarlah Aku
Jauh telah kau pergi.
Meninggalkan rumah berhari-hari.
Lama sudah aku menunggu,
Kabar baik dari pujaan hati.
Kalau kamu bahagia,
Akupun turut senang.
Kalau kau berduka,
Disampingmu saya ingin berada.
Jauh sudah kamu pergi,
Kini gres engkau kembali.
Jika kau tiba,
Lamarlah aku jangan sampai diambil orang.
11. Puisi Mengagumi
Kamu yang berjuang
Di depan mataku.
Membangun kurun depan,
Tidak pernah kulihat mengeluh.
Maka hatiku kagum,
Untuk setiap jerih payah itu.
Maka bibirku tersenyum,
Menyaksikan kegigihanmu.
12. Mencintai Dalam Diam
Puisi Tinalaniati,
Ramadhan 1440 H.
Untuk cintaku
” agar kita dipertemukan dalam ikatan suci nan indah ”
Dan aku belum siap melangkah lebih jauh denganmu,
maka aku mencintaimu dalam diam
kerena diamku yaitu salah satu bukti cintaku padamu
ku ingin memuliakanmu, dengan tidak mengajakmu menjalin hubungan yang terlarang
ku tak mau menghancurkan kesucian dan pengamanan hatimu
sebab diamku
ialah cara memuliakan diri,
memuliakan kesucian,
juga sebagai cara menjaga hatimu.
Bisa jadi kau yakni seseorang yang telah Tuhan takdirkan untukku.
Karena dalam membisu
Ada doa-doa yang selalu kupanjatkan,
Bukan sekedar untuk bareng denganmu,
Tetapi
Agar aku dan kamu menerima yang terbaik.
Biarlah kusimpan rapi-rapi
Cinta dalam diam ini.
Kalau memang takdirnya, Tuhan pasti
Akan satukan saya dan kau dalam naungan cinta sarat berkah.
Dan kalau:
Kamu bukan ditakdirkan untukku,
Tuhan akan meniadakan rasa ini membisu-membisu.
Kamu, kamu yaitu salah satu ceritaku
Yang mengisi salah relung dari memori hati.
13. Kutuliskan Puisi Cinta
Kutuliskan puisi cinta,
Hanya agar saya mengetahui wacana rasa.
Bahwa saya menyimpan cinta di dalam dada. Jauh, jauh sekali di lubuk hati, bahwa jatuh cinta itu meresahkan jiwa.
Di kurun jauh,
Ada rindu yang menyentuh.
Kala dekat,
Hatiku dag dig dug bergejolak.
Ternyata kau singgahi hati ini,
Dengan membawa segaris rindu,
Tapi kau lupa,
Bagaimana menyembuhkan hati rindu miliku ini?
14. Sia-Sia Kutunggu Dirimu
Adakah penantian yang begitu indah,
Selain penantian kekasih yang pergi jauh.
Adakah cinta yang begitu duka,
Ketika orang yang kucintai
Mesti berjuang sebelum datang.
Datang meminang.
Maka akan kutunggu
Hingga cincin ini melingkar di jemari.
Kaulah cahaya cintaku,
Yang menghalau kegelapan serta kesedihanku.
Tetapi:
Mengapa kamu tiba dengan gosip
Yang membuat hatiku pilu.
Mengapa kamu tiba
Hanya sekedar mengucapkan
“Selamat tinggal”?
Apakah diriku tak patut
Untuk menunggu?
Ataukah kau
Sudah berjumpa dengan yang lain selain diriku?
15. Puisi Cinta Dalam Diam Singkat
Selalu kukirimkan puisi duka
Tentang cita-cita yang nyaris hilang.
Karena cinta ini tak terungkapkan
Hanya di hati bersemayam.
Jatuh cinta ini menyakitkan,
kalau cinta tak dipertemukan,
cuma datang ketidakpuasan,
mengapa cintaku hanya padamu seorang.
Kuketuk pinta hatimu,
Dengan kebaikan dan doa suci.
Namun memang bukan untukku,
Engkau ditakdirkan dengan yang lain.
Ingin rasanya saya menangis,
Namun air mata rasanya habis.
Ingin saya berteriak,
Namun suara sudah serak.
Kemana cinta mesti kucari,
Bila cinta pertama sudah pergi.
Inikah kisah cinta itu,
Hanya singgah lalu berlalu.
16. Puisi Cinta Dalam Diam Menyentuh Hati
Aku Mencintaimu Dari Kejauhan
Dia-lah:
Yang mendatangkan rasa cinta ini,
Memekarkan kekaguman,
Menumbuhkan kerinduan.
Aku hanya pasrah,
Tak berdaya.
Hanya tertegun melihat diriku jatuh cinta pada seseorang yang entah, mengapa tak ada keberanian mengungkapkannya.
Aku hanya mengagumimu dalam membisu.
Utuh tak tersentuh.
Aku begitu mencintaimu:
Tapi izinkan diriku tak mengusik hatimu, tak menghancurkan kekhusu’an ibadahmu, tak mengganggu kebahagiaan munajatmu.
Karena diriku
Sudah cukup senang dikala mengenali engkau senang.
Aku serasa dialiri kesentosaan jiwa,
Manakala melihatmu tersenyum dalam damai sepanjang usia.
Biarlah kudekap perasaan ini. Kupeluk rapat-rapat air mataku.
“Ketika saya tak lagi terkagum denganmu, maka pahamilah jejakku.. Karena mungkin, aku pernah menulis tentangmu dan meyapa namamu dalam tiap untaian doaku” (Juniarti, 8.5.19)
Baca juga:
Mencintai Dalam Diam
Puisi Cinta Dalam Diam Dwitasari
Puisi Cinta Dalam Diam Singkat
Puisi Cinta Dalam Diam Menyentuh Hati
pg. 00.90.76