Majas ini menyembunyikan fakta dan justru menyatakan kebalikannya.
Majas sindiran lainnya selain majas ironi ialah majas sarkasme dan majas sinisme.
Ironi berasal dari bahasa Yunani antik. Diambil dari abjad Eiron, yang sering mengalahkan lawan-musuhnya.
Kata ironi juga berasal dari kata eironia, artinya penipuan atau pura-pura.
Ciri majas ironi yakni adanya pernyataan dengan kenyataan. Kalau dikatakan “baik” berarti “buruk”.
Kalau dikatakan “cantik”, tujuannya adalah “jelek.”
Kalau dikatakan “besar” maka artinya yakni “kecil.”
Tujuan majas ironi ialah untuk menyindir secara tidak pribadi.
Daftar Isi
Contoh Kalimat Majas Ironi
Untuk memahaminya berikut ini contoh kalimat dengan majas ironi yang singkat.
- Oh jago! Sekarang kamu sudah menghancurkan kameraku.
- Dokter itu berhati baik mirip serigala.
- Tangannya lembut mirip kerikil.
- Siswa itu sangat mahir dalam menerima nilai nol.
- Masakannya lebih yummy seperti obat di rumah sakit.
- Mereka pasangan sempurna mirip kucing dan anjing.
- Pemilik pabrik rokok berkata bahwa ia tidak merokok.
- Suaranya sungguh merdu seperti suara kaleng.
- Badanku gemuk sekali mirip kaki dingklik.
- Tulisannya sangat elok mirip goresan pena dokter.
- Kalau bernyanyi suaranya merdu, bisa-bisa gendang indera pendengaran pecah.
- Cepat sekali kamu datang sehingga lainnya telah bubar.
- Apalah artinya diriku? Hanya sampah masyarakat.
- Rumahmu higienis sekali seperti tidak disapu 1 tahun.
- Pandai sekali kau ya? Semua orang mampu kau tipu.
- Pemerintah sudah sukses. Yakni berhasil mengoptimalkan harga-harga.
- Bersihnya kota ini, hingga sampah berantakan di mana-mana.
- Rapi sekali rumahmu sampai-sampai tak ada kawasan untuk duduk.
- Rajin sekali engkau. Baru kini menjalankan PR itu.
- Aduh makanmu sedikit sekali. Sampai tak ada sisa untuk lainnya.
- Kau bakir memilih baju dengan harga yang murah. Kalau begini terus habis uangku.
- Kopinya manis sekali. Ketika lupa memberinya gula.
- Kau cendekia menata rumah. Semua barang menumpuk begitu saja.
- Makanannya lezat sekali dan pada umumnya garam.
- Kamu memang pandai berbohong.
- Dia selalu sempurna waktu. Siang begini gres datang.
- Aroma tubuhnya sangat sedap. Jangan sampai kamu erat dengannya.
- Anak ahli! Setidaknya kau mampu menjawab satu pertanyaan.
- Hidupnya memang bahagia. Setiap hari bertengkar terus dengan suaminya.
- Masakanmu sungguh yummy sampai perutku sakit perut.
- Dia anak orang kaya. Makanya mengeluarkan uang iurannya selalu terlambat.
- Cara mau berbicara sangat sopan sehingga banyak orang yang sakit hati.
- Kursi pembuatannya sungguh manis. Sekali diduduki langsung rusak.
- Kalau mengatakan suaranya sungguh halus. Sampai-sampai kau bisa mendengarnya dari jarak 1 kilo.
- Sebetulnya suaranya terlalu anggun. Jadi lebih baik jangan bernyanyi.
- Kamu sangat ekonomis hingga-hingga duit yang kemarin ku beri pribadi habis.
- Profesor itu terlalu berakal sehingga membuka pintu saja tidak tahu caranya.
- Pantas saja kau tertinggal oleh teman-temanmu. Larimu cepat sekali.
- Tentu saja dia sangat minim hati. Lihatlah cara berjalannya yang sangat bergaya ialah.
- Terima kasih kamu sudah menghianati kepercayaanku.
- Dia sangat penyabar. Hal kecil saja bisa membuatnya marah.
- Seperti katanya, ia ialah anak yang pendiam. Tapi kenapa ya ia berilmu menyebar isu?
- Wah keren sekali bajunya! Mirip orang yang hidup di pinggir jalan.
- Mungkin alasannya adalah kau belum mandi dari pagi, aku mencium aroma yang sangat anyir.
- Tentu saja kau selalu gagal. Kau sangat tekun bermain sampai lupa waktu.
- Dia memang wanita yang sungguh sopan. Pakaiannya saja seperti busana wanita malam.
- Kau baik sekali. Selalu datang kepadaku kalau ada maunya.
- Senyumnya sungguh elok. Melihatnya jadi tidak yummy hati.
- Pantes aja kalau kentut di mana saja. Baunya sungguh harum.
- Banyak wanita yang menyukainya. Karena beliau adalah buaya darat yang sangat bagus.
- Bagaimana ia tak dimarahi si Bos? Dia berilmu menjalankan kesalahan.
- Kita mesti berterima kasih kepada pemerintah yang telah membagikan peningkatan harga.
- Orang yang iri padamu bahwasanya mencintaimu. Buktinya dia selalu menyebut-nyebut namamu.
- Dia yakni koruptor yang sangat baik. Sering membagi-bagikan kekayaan pada rakyat.
- Jangan suka mencibir orang yang berbicara kotor. Buktinya beliau mengatakan kotor namun diangkat menjadi administrator Pertamina.
- Ini niscaya motor harganya sangat tidak murah. Joknya sungguh keras, body-nya sudah berkarat, dan mesinnya sering ngadat.
- Kau telah menjadikannya begitu bangga. Sampai ia menangis tersedu-sedu.
- Kau terlalu lembut sih sampai-hingga ia cemas mendengar suaramu.
- Dia betul-betul sangat cocok dengan pasangannya. Tiada hari tanpa pertengkaran.
- Rumahnya higienis sekali. Sampah plastik berserakan di setiap sudut.
- Dia sangat terpelajar menyimpan uang. Apalagi duit temannya.
- Dia sobat yang sungguh setia. Menemani baik dalam suka dan bahagia.
- Dia menyetir dengan hebat. Bahkan menabrak pagar rumahnya.
- Datang terlambat ke kantor. Dimarahi oleh Bos. Motor menabrak pagar. Hari ini benar-benar hari yang sungguh indah.
- Sering mendustai. Membawa pergi laptopku. Ah dia sungguh-sungguh sahabat yang sangat bagus.
- Dia suami yang sangat perhatian. Pulang kerja eksklusif main ke tempat tinggal teman. Dan tak pernah menjinjing oleh-oleh untuk diriku.
- Dini sangat terpelajar berdandan. Lihat saja bibirnya yang menor. Alis matanya yang ke mana-mana. Bahkan bedaknya seperti tepung beras.
- Dia sangat rajin. Sampai-sampai mencampakkan sampahpun tak mampu.
- Engkau yakni murid yang berbakat. Asalkan tidak mengulangi lagi kesalahan tadi.
- Suaranya sungguh keras. Sehingga kami tidak bisa mendengarnya.
Contoh Majas Ironi Tentang Cinta
Berikutnya adalah acuan majas ironi dalam kalimat bertemakan cinta.
- Wow, mereka sungguh-sungguh pasangan harmonis. Yang satu cerdik berbohong, yang satu lagi bakir berdusta.
- Aku ingin meninggalkan dirinya. Karena beliau terlalu baik bagiku.
- Seharusnya kau besar hati punya pasangan yang berakal mirip ia. Bahkan sangat berakal mendustai dirimu.
- Carilah pasangan yang sederhana. Misalnya jika belanja cukup satu juta saja.
- Kata-katanya bak Pujangga. Sampai-hingga sakitnya masih terasa.
- Wajahnya selucu kelinci. Hatinya bagaikan serigala. Dan tangannya serakah mirip simpanse.
- Coba kakinya diluruskan dulu. Itu kasihan otak di dengkul ketekuk melulu.
- Makan, tidur, tetap langsing, dan selalu ada uang yaitu proyek ambisiusku.
- Setelah berguru Bahasa Indonesia, ucapannya senantiasa sesuai SPOK: subjek, predikat, objek, dan kata garang.
- Jangan pernah mengalah. Jangan pernah merasa letih. Karena yakinlah, abad depan mampu lebih parah lagi.
- Yang sering mengaku sebagai pacarku, maaf ya kau hidup saja saya tak tahu.
- Aku berusaha menjadi manusia yang baik. Tapi gimana ya kadang ada juga manusia yang ingin di hujat.
- Aku tahu, manusia dilahirkan sepaket dengan perasaan. Hanya kau saja tampaknya yang paketnya rusak.
- Besok kita akan membersihkan sungai dari sampah. Sekalian membersihkan buah yang ada anak yang masih melimpah.
- Bila Anda jelek, jangan takut mengasihi. Karena yang semestinya takut ialah orang yang Anda cintai.
- Seberat apapun rindu, jika tak dinikmati, akan terasa ringan.
- Saya butuh skincare untuk periode depan.
- Demi kau aku rela disambar petir 20 kali, asalkan tidak kena.
- Sesuatu yang tak ada habisnya: air, udara, tanah, dan kebodohanmu menyayangi dia.
- Sudah mengasihi kemudian tak dicintai. Bukti gagal mengetahui simbiosis mutualisme.
- Temanku saking kayanya jika batuk bukan keluar dahak, tetapi keluar negeri.
- Jangan sering-sering menghilang, nanti saya sudah biasa.
Baca juga:
Majas personifikasi
Majas Hiperbola
Majas Simile
Contoh Majas Ironi dan Penjelasannya
Di bawah ini teladan kalimat dibarengi dengan klarifikasi.
- Dalam keadaan ramai mirip itu meskipun kau berteriak beliau tidak mampu mendengarnya. Apalagi ia adalah seorang pejabat tinggi. (Sindiran terhadap pejabat yang mengabaikan nasib rakyatnya.
- Orang itu tidak sudah biasa mendengar kata “berikanlah.” Coba kalau kamu berkata “terimalah”, tentunya ia langsung mendengar. Begitulah budbahasa kebiasaan pejabat korup. (Sindiran kepada pejabat yang hanya ingin menerima keuntungan).
- Rajin sekali dirimu. Siang begini baru berdiri. (Maksudnya malas sekali).
- Pakaiannya senantiasa rapi. Aku malu berlangsung yang dengannya. (Maksudnya pakaiannya selalu lusuh).
- Bersih sekali Kota Surabaya! (Maksudnya kotor sekali)
- Pintarnya sungguh keterlaluan. Sehingga soal semudah ini saja lupa untuk dilakukan. (Maksudnya ndeso).
- Dia sahabat yang setia, senantiasa di waktu bahagia. (Maksudnya dia teman yang hanya ingin mendapatkan laba).
- Tulisanmu manis sekali. Bagaimana guru mampu paham tulisanmu itu? (Maksudnya tulisanmu buruk sekali sehingga susah dibaca)
- Saya akui kamu memang arif. (Maksudnya bodoh)
Contoh Majas Ironi Dalam Puisi
Ini adalah teladan beberapa puisi yang mengandung majas ironi.
Guru
Di desa ini dia dikirim
Demi mengabdikan hidupnya
Demi kuliah yang dicapai beberapa tahun
Demi anak-anak kampung
Agar sekolah dan berilmu.
Hatinya begitu bangga
Melihat jasus yang lugu
Dan senyum yang terkulum
Dan kaki tanpa sepatu.
Di desa itu ia gembira
Di antara jalanan yang berlumpur
Gaji yang tak seberapa
Itupun terkena kepingan pemerintah.
Kunjungan
Kami sangat gembira
Hari ini akan datang pejabat tinggi
Pejabat yang kami lihat lewat televisi
Yang senyumnya begitu ramah sekali.
Anak-anak sudah dipersiapkan
Berdiri berjejer memberi sambutan
Kami pun sudah melakukan pekerjaan bakti
Membersihkan lingkungan
Jangan sampai pejabat tahu
Hidup kami dalam kemiskinan
Kami dilatih untuk tersenyum
Jangan hingga nasib kami mengusik.
Bukankah penjabat begitu kaya
Hidupnya pun bergelimang harta
Terlalu mempertimbangkan rakyat jelata
Oh hatinya sungguh mulia.
.
Tentu kami akan menahan lapar
Demi menyuguhkan sesuatu
Untuk pejabat yang jauh-jauh datang
Hanya demi menyaksikan kami semua .
Tentu kami akan tersenyum
Walaupun sulit kami paksakan
Wajah ini sudah terlalu keras
Oleh nasib yang belum berganti.