Majas ini termasuk kedalam majas perbandingan. Selain majas hiperbola ada beberapa majas lainnya yang tergolong ke dalam perbandingan.
Di antaranya adalah:
Majas perkumpulan
Majas personifikasi
Majas metafora
Majas sinekdoke
Majas alegori
Dan pastinya masih ada majas-majas lainnya.
Daftar Isi
Contoh Kalimat Majas Hiperbola
- Negeri Arab sudah membangun banyak gedung pencakar langit.
- Matanya berbinar-binar mendengar berita yang mengasyikkan itu.
- Hati siapa yang tak remuk redam menyaksikan kekasihnya berkhianat.
- Rumahnya sangat megah, tinggi menjulang.
- Suaranya begitu lantang dan menggelegar. Hingga terdengar ke pelosok negeri.
- Aku akan tetap berjuang meskipun mesti menyeberangi lautan api.
- Suaranya begitu merdu sehingga air mata pun meleleh tanpa aku sadari.
- Jangan keluar di siang hari! Terik matahari bisa membakar kulitmu.
- Dia memang sungguh lincah bagaikan belut. Larinya secepat kilat dan tak mampu dikejar.
- Kehebatannya bisa mengguncang seluruh Amerika.
- Tak berjumpa sehari denganmu menciptakan aku kesepian.
- Ombak itu bisa meluluhlantakkan bahtera nelayan.
- Tatapan matanya ketika teduh embun pagi.
- Beribu-ribu cintaku cuma kuberikan untukmu.
- Tiba-tiba saya membeku ketika berjumpa dengannya.
- Jangankan satu kali, ribuan kali pun saya akan memaafkan dirinya.
- Rudi memang mempunyai semangat yang membara bagaikan api menyala-nyala.
- Godaan apa pun tak akan bisa mengalahkannya. Tekadnya untuk menjadi sukses sudah besar lengan berkuasa bagaikan baja.
- Setiap kali mengatakan, berbicaranya berputar-putar mirip kereta di atas rel.
- Jangankan diriku, daun pun akan menyimak bila ia sedang bernyanyi.
- Kau tak akan pernah tahu bagaimana cintaku padamu. Karena cinta ini lebih dalam daripada lautan.
- Aku benar-benarmerindukanmu, setiap jam, setiap waktu, bahkan u setiap detik.
- Ucapannya sudah memukul dan menghancurkan hati Andini.
- Demi mendapatkan apa yang diinginkan, ia bekerja banting tulang siang malam.
- Sampah telah menggunung di tepi kota.
- Amarahnya menggelegak, tak mampu lagi ditahan-tahan.
- Kulitnya sehalus sutra, tak ada bandingannya.
- Meskipun kau hancurkan hatiku hancur hancur, saya akan tetap menerimamu kembali.
- Anak-anak jurusan IPA mengerjakan peran di kelas. Sementara lainnya istirahat, kepala mereka sedang mengepul.
- Kecantikannya mengalahkan seluruh keayuan gadis kota.
- Tatapannya begitu tajam sehingga saya tak bisa memandangnya.
- Aku menunggumu di sini hingga lumutan.
- Sudah berbusa-busa mulutku ini menasehatinya. Tetapi ia tidak juga berganti.
- Demi cintaku padamu, akan kutunggu dirimu meskipun 1000 tahun lamanya.
- Kesedihan itu sudah membuat air matanya mengalir.
- Jangan sekali-kali bernyanyi di hadapanku. Aku takut gendang telingaku pecah alasannya adalah suaramu yang seperti suara kaleng.
- Pekikannya membahana membelah angkasa!
- Ia terus mengejar impiannya tanpa pernah merasa lelah.
- Setiap kata yang diucapkannya mampu menembus jantung hatiku.
- Ada embun di setiap usulan yang ia ucapkan sehingga akupun merasakan kedamaian.
- Tekadnya terus berdetak di sekujur tubuhnya.
- Telah kering air matanya alasannya penderitaan yang beliau rasakan.
- Jangankan hujan, badai pun akan saya terjang demi mendapatkan cita-cita.
- Siang terbayang bayang, malam terbawa mimpi. Begitulah cintaku kepadamu.
- Hatinya terbakar oleh hinaan yang didengar oleh kedua telinganya.
- Beribu-ribu rindu tak juga habis kuberikan kepadamu.
- Walaupun luka tak akan berhenti. Walaupun rebah tak akan menyerah. Akan ku dayung jua walaupun dengan jari tanganku.
- Aku mengerti dirinya baik luar maupun dalam.
- Dari ujung rambut sampai ujung kaki, kuberikan rinduku padamu.
- Hatinya betul-betul remuk redam menyaksikan kelakuan orang itu.
- Senyuman manisnya sudah memetik hatiku yang satu-satunya ini.
- Perjuangannya tak akan padam meskipun disiram dengan sejuta rintangan.
- Sekali saja matanya menatapmu, jantung doakan berdebar mirip akan pecah.
- Berhati-hatilah dalam berbicara kepada orang renta. Jangan hingga ucapanmu mengiris-iris hatinya.
- Hatiku telah jatuh disebabkan kebaikannya yang tiada tara.
- Terangnya matahari menyinari bumi lebih terperinci lagi cintanya yang kuterima sepanjang periode.
- Tugas ini telah membuat kepalaku pusing tujuh keliling.
- Bau kentut mu itu mampu membuat orang lain pingsan.
- Orang gemuk itu berjalan menggetarkan bumi.
- Gigitan semut itu membuat tangisan yang meraung-raung seantero rumah.
- Iya telah menunjukkan semuanya terhadap istrinya. Rumahnya, mobilnya, hatinya, bahkan hidupnya.
- Ledakan ban itu menciptakan jantungku copot.
- Pipinya begitu putih mengalahkan salju.
- Kalau kamu menerima hadiah dariku, justru aku yang senang. Bahagiaku ini mampu hingga ke ujung dunia.
- Kasih sayang kakaknya seluas samudra untuk adiknya yang satu-satunya itu.
- Dia memiliki mata setajam mata rajawali.
- Kemarau yang panjang ini sudah membuat ladang menjadi padang pasir.
- Walaupun seribu tahun lamanya, akan kutunggu kedatanganmu.
- Tubuhnya betul betul jago. Ototnya dari kawat, tulangnya dari besi.
- Ketika aku berjumpa dengannya, tubuhnya kurus kering bagaikan ranting.
- Pekerjaan itu telah membunuh hidupku. Aku benar-benar tak mampu beristirahat walaupun sedetik.
- Kalau kau memandang kecantikannya, mampu-mampu kau pingsan .
- Bau mulutmu seperti tumpukan sampah yang telah bau.
- Dahulu ia hidup dihiasi dengan berjuta-juta rasa sedih. Namun kini bahagianya lebih luas daripada samudra.
- Rasa kuliner ini begitu lezat, sampai saya mabuk kepayang.
- Sudah ribuan kali saya mengatakan hal itu padamu!
- Bagiku ini bukan rumah tapi istana yang sungguh megah.
- Bertahun-tahun aku tak pernah nyenyak tidur.
- Kalau kamu suruh dia menjalankan itu, maka satu abad baru tamat.
- Kenapa kau tak pernah berhenti bicara? Apakah bibirmu tak pernah lelah?
- Suaranya merayap indah ke setiap dinding sekolah kami.
- Hatiku berdebar-debar setiap kali mendengarkan dia mengatakan.
- Keringatnya mengucur deras saat memuat bebatuan dari dasar kali.
- Ia berbicara sangat cepat tanpa titik tanpa koma.
- Imam sholat membacakan al Quran dengan suaranya bisa melelehkan setiap hati jamaah.
- Angin itu menyapu sebuah rumah, melemparkan genteng-genteng, dan meratakannya dengan tanah.
- Seorang istri mempunyai 10 tangan. Ia dapat menuntaskan berbagai dalam satu waktu.
- Indonesia ialah nirwana di tampang bumi.
- Ia mempunyai aura seorang putri .
- Walaupun ia meminta beribu kali, saya tidak ingin mendengarnya lagi.
- Dia mempunyai seribu argumentasi untuk menghindari hukuman itu.
- Udara pagi ini menusuk sampai ke sumsum.
- Rakyat mengeluhkan harga sembako yang kian melangit.
- Aroma tubuhnya sangat menusuk hidung.
- Semenjak kepergiannya, Rani merasakan kehampaan dalam hidup ini .
- Kau punya kuliner tidak? Aku sudah kelaparan.
- Bagaimana beliau mendapatkan seorang suami sedangkan sikapnya sedingin es di kutub?
- Siapapun akan tersayat-sayat hatinya mendengarkan kisah bocah itu.
- Seorang ayah bekerja mati-matian demi mampu menyekolahkan anak-anaknya.
- Tidak. Aku tidak akan mengalah memperjuangkanmu sampai titik darah penghabisan.
Kita sudah membaca 100 teladan majas hiperbola dalam kalimat.
Ada baiknya kita untuk membaca penjelasan semoga lebih memahami tentang majas ini.
Jangan lupa juga untuk membaca banyak sekali majas yang lain.
Contoh Kalimat dan Penjelasan
Kesedihan itu sudah menciptakan air matanya kering.
Kalimat di atas Merupakan kalimat yang bermajas hiperbola. Terdapat pada kata air matanya kering.
Air mata kering menawarkan bahwa dia sangat bersedih. Dan beliau banyak menangis .
Karena banyaknya menangis maka air matanya dibilang kering. Walaupun pada kenyataannya tentu tidak.
Suara yang bertengkar itu menciptakan jantungku nyaris copot.
Jantung nyaris copot ialah kata hiperbola dalam kalimat di atas.
Pada kenyataannya tidaklah demikian. Jantung tetap berada pada tempatnya.
Jantung copot menggambarkan bahwa ia sungguh terkejut.
Ombak yang besar itu meluluhlantakkan kerikil karang di tepi pantai.
Kata-kata menurunkan takkan merupakan hiperbola. Untuk menggambarkan besarnya gulungan ombak.
Contoh Majas Hiperbola Dalam Puisi
Di bawah ini adalah teladan majas hiperbola dalam puisi.
Merapi
Bertahun lamanya
Senyap sepi dirimu
Lalu datang-tiba
Menggelegar membelah angkasa raya.
Manusia pun ketakutan
Ketika mendengar amarahmu
Bargemuruh
Menggelegar
Lalu kamu muntahkan
Batuan panas dari perut
Tekad
Jangan pernah menyerah
Jangan pernah kalah
Hidup ini yakni pertarungan
Terjunlah ke medan tubruk
Nikmati segala tetesan darah
Debu yang mengepul
Bahkan luka yang menganga.
Karena hidup yaitu pertandingan
Untuk merebut piala dan impian.
Bencana
Angin tiba bergulung-gulung
Ombak tiba sebesar gunung
Lantak lah desa kecil
Yang berdiam di tepian
Bencana tiba tiba-tiba
Alam bergejolak
Memuntahkan segala marah
Hanya manusia termangu
Tak mengerti apa yang terjadi
Mulut terkatup
Pikiran membeku
Dan hati terasa hampa
Begitulah bila bencana datang
Kesombongan runtuh
Keangkuhan roboh
Kehebatan hilang
Yang tersisa tinggal puing-puing kesedihan.
Demikianlah beberapa pola dan penjelasan dari majas hiperbola. Pahami juga majas lain yaitu majas personifikasi dan majas metafora.