Pantun orang tua yakni pantun yang berisi perihal rekomendasi maupun wejangan ihwal akhlak budaya leluhur.
Di bawah ini beberapa pola pantun orang renta. Untuk itu, lihat dahulu daftar isinya.
Daftar Isi
Pantun Orang Tua 4 Bait
pantun cukup sekian terimakasih. Kumpulan pantun yang bisa digunakan untuk acara penutup pidato.
pantun wisata. Yakni pantun perihal wisata alam, budaya, maupun masakan.
41.
Tebas rumput ilalang,
Dengan kerikil kayu beradu.
Dari dulu sampai sekarang,
Di dalam qalbu terasa rindu.
42.
Madu bagus dari lebah,
Madu mahal dijual di kota.
Belajar itu jangan Lelah,
Demi menggapai impian.
43.
Tanah gambut banyak papan,
Papan dari kayu meranti.
Mari sambut periode depan ,
Dengan mencar ilmu tiada henti.
44.
Pergi ke hutan hendak berburu,
Dengan rusa malah bertemu.
Hormati olehmu para guru,
Merekalah yang menjinjing ilmu.
45.
Kampung jauh situasi sepi,
Lihat danau berlangsung kaki.
Teladani para nabi,
Agar menjadi hamba berbakti.
-oOo-
46.
Burung dara terbang terbang ,
Burung elang mengejar ikan.
Wahai Ananda ku sayang,
Zakat puasa hendaklah tunaikan.
47.
Dari atas hendak turun,
Jalan kesasar mana arahnya.
Awas jangan seperti Qorun,
Hancur oleh harta dunia.
48.
Rusa kecil namanya Kijang,
Kaki lincah bermain di darat.
Semoga umurmu panjang,
Banyak amal untuk alam baka.
49.
Ujung Sumatera Selat Malaka,
Pulaunya hingga ke tepi barat.
Awas jangan sampai durhaka,
Akan sengsara dunia darul baka.
50.
Masa lalu jadi kenangan,
selalu tiba dikala hujan.
Kepada sahabat berkasih sayang,
Mengharapkan Ridho dari Tuhan.
Pantun Cinta Orang Tua Kepada Putra Putrinya
Pantun terkadang digunakan dalam banyak sekali acara. Hampir setiap kawasan memiliki pantun masing-masing. Seperti Melayu, Betawi, Cirebon, maupun tempat lainnya.
51.
Pulang kampung berbelanja talas,
Beli satu kemudian diikat.
Kasih Ibu tiada terbalas,
Bagaimana hujan yang lebat.
52.
Burung dara melayang terbang,
Pergi ke pantai bertemu kerang.
Di waktu kecil kita disayang,
Setiap hari ditimang-timang.
53.
Tali panjang diikatkan,
Kota Jogja banyak salaknya.
Ibu senantiasa memanjatkan,
Doa nrimo untuk anaknya.
54.
Berkicau burung di atas dahan,
Terbang ke sana menuju tangga.
Ayah senantiasa rela berkorban,
Mencari nafkah untuk keluarga.
55.
Buah salak di dalam peti,
Mantap semua ambil sebiji.
Sebagai anak harus berbakti,
Hati Ibu jangan disakiti.
-oOo-
56.
Tepung kanji jadi campuran,
Buat bolu di dalam loyang.
Walaupun ibu tidak makan,
Yang penting anaknya bisa kenyang.
57.
Parang panjang dari baja,
Untuk membelah biji lontar.
Susah payah ayah melakukan pekerjaan ,
Supaya anaknya tak terlantar.
58.
Tak berduri daun talas,
Tanam satu di Tanah Sunda.
Suatu hari kita membalas,
Kebaikan ayah serta bunda.
59.
Cerita usang si monyet sakti,
Pergi ke barat bersama gurunya.
Jika kita senantiasa berbakti,
Ayah bunda niscaya senang.
60.
Buah elok buah pepaya,
Warna merah sebuah tanda.
Bila nanti kaya raya,
Bahagiakanlah ayah bunda.
Pantun Orang Muda Hormati Orang Tua
Pantun-pantun di bawah ini selain berisi nasehat, juga terdiri dari pantun motivasi. Tujuannya semoga kita semua termotivasi untuk menghormati orang tua.
61.
Rumah tua dari papan,
Sangat indah di waktu siang.
Berkata-kata mestilah sopan,
Di hadapan orang tua yang tersayang.
62.
Batu keras mampu pecah,
Jatuh satu ke dalam rawa .
Siapa ingin hidup berkah,
Hormatilah orang tua.
63.
Mancing ikan dapat kakak,
Makan nangka getah lekat.
Sopan santun dalam bersikap,
Tentu banyak sobat yang mendekat.
64.
Beli daging beli iga,
Daging rendang ambil hatinya.
Orang renta Pintu Surga,
Marilah kita menghormatinya.
65.
Jalan-jalan ke Belanda,
Belanda banyak tempat wisata.
Yang bau tanah mengasihi yang muda,
Itulah aliran dari agama.
-oOo-
66.
Dari Minang ke pulau Jawa,
Badan letih ingin rebah.
Yang muda menghormati yang bau tanah,
Supaya hidup mendapat berkah.
67.
Pisang emas di dalam peti,
Dalam nampan ada gulai.
Jangan sekali-kali menyakiti,
Hati ayah bunda terlukai.
68.
Jarum tajam bagai peniti,
Jari berdarah sebab luka.
Siapapun yang selalu berbakti,
Tentu hidupnya berbahagia.
69.
Ada apa di dalam karung,
Hanya sayur dengan kencur.
Walau harta sebanyak gunung,
Tak Berbakti pastilah hancur.
70.
Kota Penang kota Jakarta,
Indah bagaikan warna pelangi.
Alangkah senang keluarga bahagia,
Anak orang renta saling mencintai.
Pantun Jasa-Jasa Orang Tua
Orang bau tanah memberikan kasih sayang yang besar pada anak-anaknya. Dengan aksih sayan gitulah mereka menjadi berpengaruh untuk berkorban.
71.
Dalam bak tumbuh bunga,
Bunga cantik bernama seroja.
Siang malam ayah melakukan pekerjaan ,
Demi menghidupi keluarga.
72.
Pergi ke pasar berbelanja kentang,
Surya naik cahaya terperinci.
Berangkat pagi pulang petang,
Ayah bekerja tanda sayang.
73.
Sungguh indah kota Palu,
Tempat orang jalan-jalan.
Semoga Ayah sehat senantiasa,
Diberikan kemudahan.
74.
Sawah luas kawasan padi,
Duduk kalem di tepi.
Walau apa yang terjadi,
Ayah bekerja tiada henti.
75.
Cahaya jelas dari sang surya,
Awan tiba suatu menunjukan
Hidup bahagia hidup senang,
Di sana ada jasa ayah bunda.
-oOo-
76.
Pantai indah di Belitung,
Sayang awan begitu mendung.
Jasa Ibu tak terhitung,
Mulai dari Kita dikandung.
77.
Bunga melur warnanya putih,
Bagaikan putih bunga melati.
Ibu melakukan pekerjaan sangat letih,
Mengasuh kita sepenuh hati.
78.
Hari hujan makan talas,
Lebih lezat dengan ketan.
Jasa Ibu tak terbalas,
Lebih luas dari lautan.
79.
Nelayan pergi menjinjing jala,
Ke danau berbuih dan berbusa.
Semoga ibu diberi pahala,
Untuk semua jasa-jasa.
80.
Suara halus hanya bisikan,
Makan nangka dapat durian.
Ibu senantiasa kami doakan,
Semoga Allah memberi ampunan.
Pantun Kasih Sayang Orang Tua
81.
Betapa bahagia di hari raya,
Berbagi kuliner pada tetangga.
Betapa hati senang,
Kita hidup dalam keluarga.
82.
Air jernih dari telaga,
Telaga indah dipandang mata.
Ada Ayah yang selalu mempertahankan,
Ada Bunda yang sarat cinta.
83.
Naik gunung bawa tenda,
Siang hari langitnya biru.
Kasih ayah serta Bunda,
Begitu elok bagaikan madu.
84.
Gadis bagus rambut berpita,
Amat indah ketika tertawa.
Walau Sampai Menutup Mata,
Diriku membalas jasa orang renta.
85.
Anak bule rambutnya pirang,
Bertemu di pantai Carita.
Setiap malam ini timang-timang,
Ibu mendongeng banyak dongeng.
-oOo-
86.
Langit senja tampakjingga,
Cuaca berganti amat berlainan.
Dari kecil senantiasa dijaga,
Rindu padamu di dalam dada.
87.
Ambil timun si anak kancil,
Lompat mengambil biji saga.
Terkenang kala era kecil,
Penuh canda juga tawa.
88.
Nelayan melaut dengan mayang,
Pulang pagi ikan dibawa.
Oh Ibu ku yang tercinta,
Semoga engkau selalu senang.
89.
Pangeran sarat dengan dayang,
Tak suka dengan perang.
Dari dahulu selalu disayang,
Sampai kini tak pernah kurang.
90.
Rumah kecil dari bata,
Dari desa hendak pindah.
Ayah ibu laksana permata,
Hidup ini menjadi indah .
Pantun Rindu Orang Tua
91.
Panggang roti di atas bara,
Supaya enak kalau dirasa.
Rindu di hati menggelora,
Berjumpa dengan ayah Bunda.
92.
Perahu berhenti lempar sauh,
Berkerumun orang bagai sarang.
Apa daya tubuh jauh,
Sedang dirantau di negeri orang.
93.
Merah-merah buah delima,
Sayang jatuh ke bak bebek.
Ingin makan bersama,
Dengan ayah serta Bunda.
94.
Pemburu menjinjing bedil,
Bukan untuk berperang.
Disayang waktu kecil,
Kasih sayang slalu terkenang.
95.
Mangga kueni tidak berduri,
Masih banyak hendak disimpan.
Di sini hanya sendiri,
Tuk membangun abad depan.
-oOo-
96.
Tangkap ikan dengan bubu,
Cahaya temaram dalam pedati.
Rindu dengan senyuman ibu,
Begitu tentram dalam hati.
97.
Naik-naik ke pohon kelapa,
Kelapa tua berumur sudah.
Kenangan usang tak terlupa,
Masa kecil kala yang indah.
98.
India punya sungai gangga,
Sungai besar membelah kota.
Bergurau di dalam keluarga,
Ayah Ibu sarat cinta.
99.
Esok malam acara kenduri,
Waktu terbaik tuk bersua.
Kalau sulit menimpa diri,
Mungkin lupa pada orang renta.
100.
Buah nipah buah nangka,
Dua-duanya tak ada durinya.
Semoga ayah agar bunda,
Mendapatkan ampunan dari-Nya.