100 Pantun Empat Baris Jenis Usulan, Jenaka, Pendidikan, Lucu

Contoh Pantun Empat Baris 

Kita mengenal macam-macam pantun

Berdasarkan jumlah barisnya, pantun ada yang berisikan dua baris, empat baris, dan enam baris. 
Dari semua jenis pantun tersebut, pantun empat baris merupakan pantun yang paling banyak. 
Kita bisa mendapatkan pantun empat baris, baik pantun anjuran , pantun agama, maupun pantun jenaka.
Maka berikut ini aneka macam macam pantun empat baris dengan aneka macam tema.

Pantun Empat Baris Jenis Nasehat

Di bawah ini ialah 10 bait pantun usulan. Pantun jenis ini ialah pantun yang paling banyak. 
pantun pendidikan ini ialah sebagian kecil dari pantun lainnya. 
21.
Manis sekali buah pepaya,
Dipetik dari tepi rawa. 
Ilmu bagaikan berkas cahaya,
Menerangi hati dan jiwa. 
22. 
Membeli kain, kain batik,
Minyak kelapa satu tangki. 
Mari bimbing hati menjadi baik,
Bersihkan dari iri dan dengki. 
23.
Tanah liat untuk bata,
Jalan kampung mana rata. 
Mari didik lidah kita,
jangan sembarang berkata. 
24. 
Tanah Arab banyak onta,
Negeri gurun para raja. 
Mari asuh kedua mata,
Lihatlah yang halal saja. 
25.
Sudah merah buah rambutan,
Petik satu di atas papan. 
Pendidikan bagai jembatan,
Tuk menuju abad depan. 
-oOo-
26.
Gadis desa tersenyum ramah,
Membawa sepotong lilin. 
Walau berguru cuma di rumah,
Belajarlah dengan disiplin. 
27.
Ramai sungguh suasana kota,
Menyandung batu yang mengganjal. 
Ke surga yakni tujuan kita,
Belajarlah ilmu dan amal. 
28. 
Hampir datang musim bersemi,
Turun hujan sangat lebat. 
Hancur segala yang di Bumi,
Saat didatangkan hari kiamat. 
29.
Kayu kering mudah terbelah,
Praktis pula menjadi patah. 
Mari kita ke sekolah,
Menimba ilmu yang berkah. 
30.
Indah sekali langit biru,
Di bawah pohon angin berjumpa . 
Mari hormati ibunda guru,
Dialah pembawa obor ilmu. 

Pantun Empat Baris Lucu

Pantun lucu disebut juga selaku pantun jenaka. Merupakan pantun seruan untuk bersenda gurau. 
31.
Burung perkutut burung kutilang,
Sayap patah alangkah malang. 
Kalau kentut ga bilang-bilang,
Pasti pantatnya belang-belang. 
32.
Kangkung bagus saus tiram,
Jadi kudapan manis dengan ketan.
Ada susahnya orang hitam,
Kalau malam tak kelihatan.
33.
Bolu lapis dalam loyang,
Kayu keras menjadi tiang. 
Alangkah sukar orang peyang,
Tertiup angin goyang-goyang. 
34.
Kupu-kupu jadi kepompong,
Tertiup angin jatuh ke kali. 
Lihat itu anak ompong,
Kalau tertawa lucu sekali. 
35.
Mulut bagus suka membual,
Lebih rendah dari binatang. 
Dasar nasib lagi sial,
Sepatu baru nginjek gituan. 
-oOo-
36.
Hari hujan terasa sendu,
Sepi sendiri di negeri orang. 
Siang malam hati merindu,
Yang dirindu diambil orang. 
37. 
Kue lezat memberi aroma,
Jatuh satu ke atas kain. 
Waktu sulit berjuang bareng ,
Sudah kaya dengan yang lain. 
38.
Sudah miskin berlagak angkuh,
Nasib katak merasa lembu. 
Bukan aku berkata bohong,
Ada kata memikul lembu. 
39. 
Memang yummy tahu gejrot,
Tambah cabe warna merah. 
Ada susahnya badan gembrot,
Kalau berjalan disangka gajah. 
40.
Mari perbanyak amalan,
Persiapkan hari kebangkitan. 
Senang duduk di pelaminan, 
Sayang cuma dalam lamunan. 

Pantun Empat Baris Tentang Corona

41.
Luka pisau keluar darah,
Cari obat entah ke mana. 
Belajar di rumah kerja di rumah,
Semenjak beredar virus corona.
42.
Badan lelah mari rebah,
Seharian kayu dibelah. 
Bosan mencar ilmu di rumah,
Ingin berangkat ke sekolah. 
43. 
Batik tulis di atas kain,
Tinta habis tempatnya kering. 
Belajar senantiasa online,
Tak memahami, kepala pening.
44. 
Raja adil Samudra Pasai,
Benteng besar lengan berkuasa untuk perisai. 
Moga corona cepat usai,
Negeri sejahtera serta tenang. 
45.
Besi tua kini berkarat,
Menempel ke tanah begitu lekat. 
Jaga jarak agar sehat,
Jangan dahulu akrab-bersahabat. 
-oOo-
46.
Berbuat baik pada tetangga,
Beri sop bercampur lada. 
Pakai masker kemana juga,
Supaya sehat tetap tersadar. 
47.
Tangan kecil suka meraba,
Menulis surat pensil bertinta
Mari sama-sama berdoa,
Semoga usai wabah corona. 
48. 
Orang renta rambut beruban,
Uban putih seperti awan. 
Sudah banyak jatuh korban,
Mari berhati-hati wahai kawan. 
49. 
Nasi putih dalam piring,
Kue anggun di atas nampan. 
Cuci tangan sering-sering,
Matikan virus serta kuman. 
50.
Kota besar sarat sampah,
Tak dibuang pada tempatnya. 
Corona ini musibah,
Agar kita taubat pada-Nya. 

Pantun Empat Baris Anak Sekolah

Sebagai murid, kita harus menghormati guru. Guru merupakan pembawa ilmu, menyampaikannya dengan penuh kasih sayang. Mengharapkan muridnya supaya menjadi berilmu. 
51.
Bunga mawar warna merah,
Rusa kecil lari mengejar. 
Pagi-pagi berangkat sekolah,
Niat di hati untuk mencar ilmu. 
52.
Rumah mungil di cibubur,
Ikan kecil diberi pakan. 
Kalau di kelas jangan tidur,
Dengarkan guru yang pertanda. 
53.
Bunga bersemi begitu indah,
Di bawah langit yang biru. 
Jika ilmu ingin berkah,
Hormati bapak dan ibu guru. 
54. 
Sakit tangan teriris sembilu,
Entah sembuh sampai kapan. 
Bersakit-sakit dahulu,
Tentu berhasil di kala depan. 
55. 
Surya datang waktu fajar,
Mulai hangat di waktu duha.
Ilmu didapat dengan mencar ilmu, 
Bukan dengan berpangku tangan. 
-oOo-
56.
Belanda pulang telah kalah,
Negara tak lagi terpecah belah. 
Pagi kita berangkat sekolah,
Sore hari mencar ilmu di madrasah. 
57.
Gubuk renta dari papan,
Beralaskan kertas koran. 
Sebelum sekolah sarapan,
Supaya kau tidak kelaparan. 
58. 
Air berkumpul jadi genangan,
Air turun dari awan. 
Sekolah ini penuh kenangan,
Suatu hari sarat kerinduan. 
59.
Raja adil pada rakyat,
Hari raya makan ketupat.
Mari berguru dengan giat,
Agar rezeki hadirnya cepat.
60.
Hujan lembap tiba tamu,
Masuk rumah datang tornado. 
Kalau sukar mencari ilmu,
Susah pula era depan. 

Pantun Empat Baris Tentang Kesehatan

Orang sehat kadang-kadang lupa bersyukur. Mereka gres tahu harga kesehatan sesudah sakit. Oleh karena itu harus ada motivasi yang kuat, sehingga mereka selalu menjaga kesehatannya.
61. 
Minum air dari kendi,
Beli pisang satu tandan. 
Bangun pagi pribadi mandi,
Badan sehat sehat di tubuh. 
62.
Masakan enak ikan udang,
Tambah juga dengan karang. 
Apa gunanya suka begadang,
Hanya membuat badan meriang.
63.
Putri anggun sedang dandan,
Seledang jatuh ke dipan. 
Jika ingin sehat tubuh,
Olah raga jangan ditinggalkan. 
64.
Jalan sepi sangat rawan,
Coba temani seorang tangan kanan. 
Main game tau aturan,
Ingat tidur, ingat makan. 
65.
Hilangkan rasa dengki,
Dengki itu bagaikan api. 
Pagi hari jalan kaki,
Badan sehat, senang hati. 
-oOo-
66.
Badai topan belum reda,
Hancurkan kembang di taman. 
Sore hari bersepeda,
Keliling kampung bersama sahabat. 
67.
Awan tipis begitu ringan,
Pagi hari tunaikan kesepakatan. 
Jajan jangan sembarangan,
harus higienis dan bergizi. 
68.
Apa gunanya tiang pancang,
Kalau tegak di tengah hutan. 
Apa gunanya umur panjang,
Jika badan sakit-sakitan. 
69.
Burung puyuh ke telaga,
Mencari kerikil yang berongga. 
Kesehatan mesti dijaga,
Dengan rajin berolahraga.
70.
Pulau Bali pulau Jawa,
Tempat ayam sering berkokok. 
Masih muda terlihat bau tanah,
Gara-gara menghisap rokok. 

Pantun Empat Baris Tentang Sekolah 

71.
Anak kecil memetik ceri,
Tidak lupa mangga kueni. 
Sekolah sungguh asri,
Banyak tumbuhan di sana sini.
72.
Kaki terikat tangan meronta,
Angin berhembus bawa debu. 
Mari jaga sekolah tersayang,
Tempat kita menuntut ilmu. 
73.
Surya bangun bumi jelas,
Cahaya menimpa bunga di taman. 
Berangkat sekolah hati riang,
Berjumpa dengan sahabat-sobat. 
74.
Naik kuda bawa pelana,
Jauh menuju kota Amra. 
Walaupun sekolahku sederhana,
Tapi aku terlalu cinta. 
75.
Kuah kari mana ketupatnya,
Terbakar oleh jilatan api. 
Buang sampah di tempatnya,
Supaya sekolah bersih rapi. 
-oOo-
76.
Pahit rasanya minum kopi,
Tentu tambah sedikit gula. 
Bersih indah juga rapi,
Itulah sekolahku yang tersayang.
77.
Kayu terbakar bersisa abu,
Badan terbakar tiada akidah. 
Di sini anda mencari ilmu,
Bersama sahabat yang Budiman.
78.
Pikul padi di atas bahu,
Buka pintu bunyi berderit. 
Murid hormati para guru,
Guru menyayangi para murid.
79.
Kain mahal dari sutra,
Baru dibeli kemarin lusa. 
Terima kasih guru tersayang,
Untuk semua jasa-jasa.
80.
Untuk apa menjadi pertapa,
Mintalah pada Yang  Maha Kuasa. 
Jasamu tak akan pernah kulupa,
Walau Sampai Akhir Masa. 

Pantun Empat Baris Romantis

 pantun empat baris merupakan pantun yang paling banyak 100 Pantun Empat Baris Jenis Nasehat, Jenaka, Pendidikan, Lucu

81.
Sungguh indah dipandang mata,
Para gadis yang menari. 
Dari dahulu aku cinta,
Cinta sejati Sampai Mati. 
82.
Bunga mawar berkembang di hulu,
Tangkai jatuh saling beradu. 
Lama telah tidak berjumpa ,
Itulah sebabnya Aku rindu.
83.
Baju usang sekarang lama,
Lempar jauh ke pohon pisang. 
Hanya kamu yang ku sayang,
Dari dahulu hingga sekarang .
84.
Gurun pasir begitu gersang,
Cahaya turun, datang bayang. 
Walau abang tidak memiliki uang,
Aku senantiasa tetap sayang. 
85.
Kembang indah kembang melati,
Pohon keras pohon jati. 
Cintaku ini sampai mati,
Hanya kamu di dalam hati. 
-oOo-
86.
Walau hujan sedang gerimis,
Mari menyusun rangkaian kata. 
Walau banyak gadis yang cantik,
Hanya kau yang kucinta. 
87.
Ikan timbul lalu karam,
Di sungai kecil berenang-renang. 
Menangis siang hingga malam,
Teringat kekasih diambil orang. 
88. 
Alangkah nikmat makan pisang,
Cicipi juga buah pepaya. 
Selamat pagi duhai sayang,
Semoga hari ini kamu bahagia. 
89. 
Padi berkembang di atas lumpur,
Lumpur subur dalam sawah. 
Selamat malam selamat tidur,
Semoga kau mimpi yang indah.
90.
Dari mana datangnya lintah,
Dari sawah turun ke kali. 
Dari mana hadirnya cinta,
Dari mata turun ke hati.

Pantun Empat Baris Untuk Anak-Anak

91.
Jangan pernah putus asa,
Masa depan masihlah jelas. 
Naik delman keliling desa,
Dari siang hingga petang. 
92.
Malam hari makan kerang,
Cemilannya goreng kentang. 
Dari dahulu hingga sekarang,
Bermain di sawah selalu senang. 
93.
Mekar mawar di halaman,
Tempat anak pergi jajan. 
Main bila bareng sobat,
Sambil bermain air hujan. 
94.
Ikan lele ikan lembat,
Banyak daging tak bertulang. 
Hujan turun sungguh lebat,
Saatnya untuk berpetualang. 
95.
Tinggi sekali pohon pinang,
Lebih tinggi dari tangga. 
Hari libur hati senang,
Bertamasya bersama keluarga. 
-oOo-
96.
Sebelum topan datang angin,
Angin topan berputar-putar. 
Walau hati bahagia bermain,
Jangan lupa untuk mencar ilmu. 
97.
Sungguh tajam gigi buaya,
Buaya dari tepirawa. 
Mari main bareng aku,
Supaya hati bergembira. 
98.
Pergi memancing mampu cakalang,
Pulangnya naik kereta delman. 
Hati bahagia bukan kepalang,
Bermain bareng dengan teman. 
99.
Gadis elok duduk bergaya,
Sambil menggunakan baju kebaya. 
Cukup sekian pantun aku,
Semoga bisa menghibur semua. 
100. 
Pagi hari minum selasih,
Berangkat ke pasar beli kain. 
Cukup sekian terimakasih,
Sampai jumpa di pantun lain.