10 Contoh Kutipan Sastra Andrea Hirata – Andrea Hirata merupakan sosok yg fenomenal dlm dunia kesusastraan Indonesia. Kemunculan karya sastranya dlm bentuk novel yg berjudul ‘Laskar Pelangi‘ aktual-nyatanya sangat positif direspon oleh semua kalangan.
Karya-karya selanjutnya pada akhirnya senantiasa ditunggu oleh para pembacanya alasannya dlm setiap lanjutan karyanya, Andrea Hirata senantiasa menyisipkan banyak petuah budbahasa.
Berikut ini, Admin suguhkan 10 kutipan berarti yg diambil dr karya sastra Andrea Hirata. Selamat membaca..
“Ini saya! Putra ayahku! Berikan padaku sesuatu yg besar untuk kutalukkan! Beri gue mimpi-mimpi yg tak mungkin alasannya gue belum mengalah! Takkan pernah mengalah. Takkan pernah!” (Andrea Hirata, Padang Bulan)
“Hidup ini memang dipenuhi orang-orang yg kita harapkan, tetapi tak mengharapkan kita, dan sebaliknya.” (Andrea Hirata, Ayah)
“Orang-orang yg menang di hidup tak senantiasa kuat, cepat, pintar.pada akhirnya yg menang ialah orang yg yakin pada dirinya sendiri.” (Andrea Hirata)
“..Pamanku yg berjiwa lapang & merupakan umat Nabi Muhammad yg amat pemurah, menyediakan kopi miskin dlm menu warungnya. Sesekali, dengan-cara diam-membisu, pamanku memerintahkan kami menambahkan gula untuk kopi miskin, karena ia tak sampai hati pada kaum yg papa itu. Namun aneh, pembeli melarat yg sudah sudah biasa dgn kopi miskin malah tak menggemari hal itu. Pelajaran moral nomor dua puluh dua: kemiskinan sulit diberantas alasannya adalah pelakunya bahagia menjadi miskin.” (Andrea Hirata, Dwilogi Padang Bulan)
“Jika hati kita tulus berada di dekat orang berakal, kita akan disinari pancaran pencerahan, sebab bantu-membantu kepintaran sungguh gampang menjalar.” (Andrea Hirata, Laskar Pelangi)
“-Kalau gue sulit, cukuplah kutangisi semalaman. Semalam suntuk. Esoknya gue tidak mau lagi menangis. Aku bangkit dan tegak kembali-” (Andrea Hirata, Maryamah Karpov: Mimpi-mimpi Lintang)
“Darinya, gue mengambil filosofi bahwa berguru yaitu perilaku berani menantang segala ketidakmungkinan; bahwa ilmu yg tak dikuasai akan bermetamorfosis di dlm diri manusia menjadi suatu cemas. Belajar dgn keras cuma mampu dilaksanakan oleh seorang yg bukan penakut.” (Andrea Hirata, Cinta di Dalam Gelas)
“Stop dreaming is the tragedy…” (Andrea Hirata, Sang Pemimpi)
“Hal paling sinting yg mungkin dilaksanakan umat manusia di paras bumi ini sebagian besar berasal muasal dari cinta” (Andrea Hirata, Padang Bulan)
“Sejarah sudah memperlihatkan semua hal perihal kerakusan, kesombongan, kekejaman, keikhlasan, pengorbanan, dan daya juang di mana siapa saja dapat becermin. Namun tampaknya manusia lebih garang menciptakan sejarah dibandingkan dengan berguru dr sejarah.” (Andrea Hirata, Sebelas Patriot)