Sutardji Colzoum Bachri & Contoh Puisinya – Siapakah Sutardji Colzoum Bachri itu? Sastrawan yg dilahirkan pada tanggal 24 Juni 1943 di Rengat, Indragiri Hulu, Riau ini merupakan salah satu sastrawan pembaharu perpuisian di Indonesia. Terutama alasannya konsepsinya perihal kata yg hendak dibebaskan dr kungkungan pemahaman & dikembalikannya pada fungsi kata seperti dlm mantra.
Kariernya di bidang kesastraan dirintis semenjak mahasiswa yg diawali dgn menulis dlm surat kabar mingguan di Bandung. Selanjutnya, ia mengirimkan sajak-sajak & esainya ke media massa di Jakarta, mirip Sinar Harapan, Kompas, Berita Buana, majalah bulanan Horison, & Budaya Jaya. Di samping itu, ia pula mengirimkan sajak-sajaknya ke surat kabar lokal, seperti Pikiran Rakyat di Bandung & Haluan di Padang. Sejak itu, Sutardji Calzoum Bachri mulai dipertimbangkan selaku seorang penyair.
Sutardji dgn “Kredo Puisi”nya menarik minatdunia sastra di Indonesia. Beberapa karyanya adalah O (Kumpulan Puisi, 1973), Amuk (Kumpulan Puisi, 1977), & Kapak (Kumpulan Puisi, 1979). Kumpulan puisnya, Amuk, pada tahun 1976/1977 mendapat Hadiah Puisi Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Kemudian pada tahun 1981 ketiga buku kumpulan pusinya itu digabungkan dgn judul O, Amuk, Kapak yg diterbitkan oleh Sinar Harapan.
Selain itu, puisi-puisinya pula dimuat dlm banyak sekali antologi, antara lain Arjuna in Meditation (Calcutta, India, 1976), Writing from The Word (USA), Westerly Review (Australia), Dchters in Rotterdam (Rotterdamse Kunststechting, 1975), Ik Wil Nogdulzendjaar Leven, Negh Moderne Indonesische Dichter (1979), Laut Biru, Langit Biru (Jakarta: Pustaka Jaya, 1977), Parade Puisi Indonesia (1990), majalah Tenggara, Journal of Southeast Asean Lietrature 36 & 37 (1997), & Horison Sastra Indonesia: Kitab Puisi (2002).
O Amuk Kapak merupakan penerbitan yg lengkap sajak-sajak Calzoum Bachri dr periode penulisan 1966 sampai 1979. Tiga kumpulan sajak itu mencerminkan dengan-cara terang pembaharuan yg dilakukannya kepada puisi Indonesia modern.
Sutardji selain menulis puisi pula menulis esai & cerpen. Kumpulan cerpennya yg telah dipublikasikan ialah Hujan Menulis Ayam (Magelang, Indonesia Tera:2001). Sementara itu, esainya berjudul Gerak Esai & Ombak Sajak Anno 2001 & Hujan Kelon & Puisi 2002 mengantar kumpulan puisi “Bentara”. Sutardji pula menulis kajian sastra untuk kebutuhan seminar.
Bagaimana Sob? Proses kreatifitas sastrawan ini sangat menarik & memberi inspirasi kan? So, untuk lebih mengenal dengan-cara mendalam karya sastrawan ini dlm bentuk puisi, Sobat bisa menyimaknya pada 10 Contoh Puisi Sutardji dibawah ini.
MANTERA
lima percik mawar
tujuh sayap merpati
sesayat langit perih
dicabik puncak gunung
sebelas duri sepi
dalam dupa rupa
tiga menyan luka
mangasapi sedih
puah!
kamu jadi Kau
Kasihku
TRAGEDI WINKA DAN SIHKA
kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
winka
winka
winka
sihka
sihka
sihka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
sih
sih
sih
sih
sih
ka
Ku
HEMAT
dari hari ke hari
bunuh diri pelan-pelan
dari tahun ke tahun
bertimbun luka di tubuh
maut menabungKu
segobang-segobang
1977
TAPI
aku bawakan bunga padamu
namun kamu bilang masih
aku bawakan resahku padamu
namun kamu bilang cuma
saya bawakan darahku padamu
tetapi kamu bilang cuma
aku bawakan mimpiku padamu
namun kau bilang meski
aku bawakan dukaku padamu
namun kau bilang tetapi
aku bawakan mayatku padamu
tetapi kamu bilang nyaris
aku bawakan arwahku padamu
tetapi kamu bilang kalau
tanpa apa gue tiba padamu
wah!
1976
PARA PEMINUM
di lereng-lereng
para peminum
mendaki gunung mabuk
kadang mereka terpeleset
jatuh
dan mendaki lagi
memetik bulan
di puncak
mereka oleng
namun mereka bilang
– kami takkan karam
dalam maritim bulan –
mereka nyanyi nyanyi
jatuh
dan mendaki lagi
di puncak gunung mabuk
mereka berhasil memetik bulan
mereka menyimpan bulan
dan bulan menyimpan mereka
di puncak
seluruhnya membisu & tersimpan
1979
mawar lepas rasa
tikam lepas luka
gunung lepas puncak
kini gue bebas
kutaklagi punya tawanan
kerikil tak lagi beban
mawar tak peduli amis
bahari tak acuh luas
bebas
ngiau
was was was was was was
was was was
was
was was was was
huss
puss
membisu
makanlah
se
Ada
mmmmMu!
1973-1974
HILANG (KETEMU)
batu kehilangan diam
jam kehilangan waktu
pisau kehilangan tikam
ekspresi kehilangan lagu
langit kehilangan jarak
tanah kehilangan tunggu
santo kehilangan berak
Kau kehilangan saya
batu kehilangan membisu
jam kehilangan waktu
pisau kehilangan tikam
ekspresi kehilangan lagu
langit kehilangan jarak
tanah kehilangan tunggu
santo kehilangan berak
Kamu ketemu saya
O
dukaku dukakau dukarisau dukakalian dukangiau
resahku resahkau resahrisau resahbalau resahkalian
raguku ragukau raguguru ragutahu ragukalian
mauku maukau mautahu mausampai maukalian maukenal maugapai
siasiaku siasiakau siasiasia siabalau siarisau siakalian siasiasia
waswasku waswaskau waswaskalian waswaswaswaswaswaswaswas
duhaiku duhaikau duhairindu duhaingilu duhaikalian duhaisangsai
oku okau okosong orindu okalian obolong orisau oKau O….
LUKA
ha ha
1976
WALAU
walau penyair besar
takkan sampai sebatas allah
dulu pernah kuminta ilahi
dalam diri
kini tak
jika mati
mungkin matiku bagai watu final bagai pasir simpulan
jiwa membumbung dlm baris sajak
tujuh puncak membilang bilang
nyeri hari mengucap ucap
di butir pasir kutulis rindu rindu
walau abjad habislah telah
alifbataku belum sebatas allah
1979