Wilayah Pelestarian Lingkungan Hidup Kaitannya Dengan Pembangunan Berkelanjutan – Wilayah yakni suatu areal yg mempunyai karakteristik tertentu. Arealnya bisa sungguh kecil (sempit) atau sungguh besar (luas). Suatu wilayah bisa diklasifikasikan berdasarkan satu atau beberapa karakteristik. Misalnya menurut iklim, relief, tipe batuan, pola pertanian, tanaman alami, kegiatan ekonomi, & lain-lain.
Hakikat wilayah sungguh penting untuk diketahui dlm menentukan tindakan & pengerjaan bentuk permukaan bumi.
Contoh :
- Menanam jenis tumbuhan mesti mengetahui wilayah iklim yg cocok.
- Membuat areal pemukiman harus mengetahui kondisi relief permukaan bumi, tata air, & wilayah yg kondusif terhadap gempa bumi
Daftar Isi
A. MEMBEDAKAN WILAYAH FORMAL DAN FUNGSIONAL (NODAL) SERTA USAHA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
1. Wilayah Formal
Yang dimaksud wilayah formal menurut Wardiyatmoko, yaitu wilayah yg bercirikan dgn asosiasi areal yg ditandai dgn alam fisik, biotik, & sosial.
Baca juga
Perwilayahan dengan-cara formal di permukaan bumi, mudah diperhatikan & dibedakan lantaran perwilayahan dengan-cara formal terperinci batas-batasnya. Berdasarkan proses klasifikasinya ada beberapa wilayah dengan-cara formal antara lain:
a. Wilayah Menurut Kekhususannya. Klasifikasi wilayah ini merupakan wilayah tunggal, mempunyai ciri-ciri geografi yg khusus. Wilayah demikian ini disebut specific region.
Contoh :
- Wilayah Asia Tenggara, di mana wilayah ini merupakan kawasan tunggal & mempunyai ciri-ciri geografi yg khusus, mirip dlm hal lokasi, penduduk, watak-istiadat, bahasa, & lain sebagainya.
- Wilayah waktu Indonesia cuilan Timur, di mana wilayah ini merupakan kawasan tunggal & mempunyai ciri khusus, yakni yg lokasinya di Indonesia belahan timur.
- Wilayah kawasan penangkapan udang maritim di Indonesia mempunyai ciri khusus. Lokasinya sepanjang pantai hutan bakau atau maritim yg pantainya tak begitu dlm & reliefnya bercelah-celah yg cocok untuk sarang udang.
Daerah penangkapan udang laut di Indonesia |
b. Wilayah yg Menekankan Perbedaan Pada Jenisnya disebut generic region. Dalam hal ini fungsi wilayah kurang diperhatikan.
Contoh : wilayah iklim, wilayah vegetasi, wilayah fisiografi, wilayah pertanian, & wilayah yg menghasilkan hasil bumi. Dalam hal ini yg ditekankan yaitu jenis perwilayahan saja.
c. Wilayah Berdasarkan Keseragaman atau Kesamaan Dalam Kriteria Tertentu. Wilayah ibarat ini disebut uniform region.
Contoh : wilayah pertanian, di mana terdapat keseragaman atau kesamaan antara petani atau wilayah pertanian & kesamaan ini menjadi sifat yg dimiliki oleh elemen-elemen yg membentuk wilayah.
2. Wilayah Fungsional (Nodal)
Yang dimaksud wilayah fungsional (nodal) menurut Wardiyatmoko, yakni wilayah-wilayah penting yg sungguh erat kaitannya dgn objek insiden di permukaan bumi.
Contoh :
- Terjadinya tanah longsor (abrasi) di kawasan Wonogiri yakni di wilayah pegunungan yg wilayah hutannya botak.
- Terjadinya gempa bumi tsunami di Aceh, wilayah yg paling parah yakni Meulaboh karena daerahnya erat pantai, tanahnya relatif datar, & bersahabat dgn pusat gempa bumi di dasar laut.
- Terjadinya letusan gunung api Merapi di Jawa Tengah (April s.d. Juni 2006), wilayah yg paling parah ialah kecamatan Selo Boyolali karena jaraknya dgn gunung Merapi sungguh erat (± 6 km).
- Terjadinya kekeringan air di gunung seribu di Jawa Tengah Selatan, wilayah yg paling menderita yakni Kecamatan Parang Gupito & Rongkop karena kawasan topografi karst, air tanahnya sangat dalam.
- Candi Borobudur terkenal di dunia & tergolong tujuh keajaiban dunia, wilayah Indonesia yg terpenting, yakni Muntilan Magelang karena bersahabat dgn Borobudur sehingga mampu menyediakan kebutuhan fasilitas & prasarana bagi pelancong.
- Baik pada wilayah formal & wilayah fungsional segala bentuk pengembangan pembangunan harus berwawasan lingkungan. Oleh lantaran itu, usaha pelestarian lingkungan hidup harus dilaksanakan seoptimal mungkin. Usaha pelestarian lingkungan hidup banyak kaitannya dgn pembangunan berkelanjutan.
Untuk kepentingan generasi kini & yg akan tiba, pelaksanaan pembangunan harus berwawasan lingkungan. Hindari efek pembangunan dr kerusakan & pencemaran lingkungan. Tercapainya keharmonisan hubungan antara insan dgn lingkungan hidup mesti diutamakan.
B. MEMBUAT PERWILAYAHAN BERDASARKAN FENOMENA GEOGRAFI DI LINGKUNGAN HIDUP SETEMPAT
1. Perkembangan Konsep Wilayah
Wilayah dapat diartikan selaku sebagian permukaan bumi yg dapat dibedakan dlm hal-hal tertentu dr kawasan di sekitarnya. Sehubungan dgn hal ini sebagian dr permukaan bumi mampu disebut wilayah pertanian maka semua petani di wilayah tersebut mempunyai sebidang tanah dgn luas tertentu, menanami tanahnya dgn flora tertentu, & mempunyai alat-alat pertanian tertentu. Sebenarnya terdapat banyak istilah yg serupa dgn wilayah, seperti provinsi, decisi, zona, jalur, distrik, realm, & sebagainya yg kesemuanya dipakai oleh mahir-andal geografi dgn pengertian yg nyaris serupa dgn ungkapan wilayah, yakni untuk menampilkan hierarki tertentu dlm suatu wilayah.
Perkembangan konsep wilayah mempunyai sejarah yg panjang. Walaupun demikian, penyajiannya dengan-cara sistematik baru dimulai semenjak kala ke-10, yakni tatkala jago-cakap geografi beropini bahwa unit poli-tik merupakan dasar yg belum cukup untuk menggambarkan suatu wilayah lantaran jago-mahir geografi pada di saat itu lebih mengutamakan pada unit alamiah. Penggolongan wilayah ibarat tersebut terakhir ini disebut wilayah alamiah (natural region). Ada pula penggolongan wilayah yg didasarkan pada kenampakan tunggal seperti kenampakan iklim, vegetasi atau binatang. Koppen contohnya membuat wilayah iklim yg meliputi seluruh permukaan bumi.
Konsep yg lain ialah wilayah seragam (uniform region) & wilayah nodus (nodus region). Pada wilayah seragam terdapat keseragaman atau kesamaan dlm tolok ukur tertentu seperti wilayah pertanian di mana terdapat keseragaman atau kesamaan antara petani atau daerah pertanian & kesamaan ini menjadi sifat yg dimiliki oleh elemen-elemen yg membentuk wilayah. Wilayah nodus (nodus bermakna tombol/tonjol) yakni suatu wilayah yg banyak hal dikelola oleh beberapa pusat kegiatan yg saling dihubungkan dgn garis melingkar.
Klasifikasi wilayah yg lain disampaikan oleh Geographical Association mempublikasikan suatu laporan tentang pembagian terstruktur mengenai wilayah & membeda-kan antara kategori wilayah menurut jenis (generic region) & klasifi-kasi wilayah berdasarkan kekhususannya (specific region). Klasifikasi wilayah berdasarkan jenisnya menekankan pada jenis sesuatu wilayah menyerupai wilayah iklim, wilayah pertanian, wilayah vegetasi, wilayah fisiografi, & lain sebagainya. Sedangkan pembagian terstruktur mengenai wilayah berdasarkan kekhususannya merupakan kawasan tunggal, mempunyai ciri-ciri geografi yg khusus utamanya diputuskan oleh lokasinya dlm kaitannya dgn wilayah lain.
Dapat kita simpulkan pentingnya suatu wilayah selaku berikut.
- Untuk mengetahui lokasi di permukaan bumi.
- Untuk mengetahui ciri khas yg dihubungkan dgn yg lain.
- Untuk membandingkan antarwilayah seragam.
- Untuk mengetahui batas-batas dgn daerah sekelilingnya.
- Untuk mengetahui luas & bentuk wilayah yg dimiliki.
- Untuk mengetahui apakah wilayah yg dikembangkan tak mengganggu lingkungan hidup.
2. Perwilayahan Berdasarkan Fenomena Geografis di Lingkungan Setempat
a. Wilayah Lingkungan Kota
Gejala-tanda-tanda alam yg timbul di permukaan bumi timbul tanggapan interaksi antara insan & lingkungannya. Interaksi tersebut mampu memunculkan bentang alam & bentang budaya. Peranan manusia atas interaksi tersebut sungguh menonjol, terutama untuk menyanggupi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup tersebut sejalan dgn adan-ya perkembangan tingkat kebudayaan insan.
Manusia dlm berhubungan dgn masyarakat luas memerlukan tempat dgn latar belakang fisik, ekonomi, & sosial. Tempat golongan manusia yg ditempati makin meningkat menjadi tempat pemukiman dgn pola hidup heterogen. Tempat tersebut risikonya muncullah sebagai kota tempat acara penduduk.
Kota yakni tempat pemukiman penduduk dgn beragam kegiatan pengembangan & pembangunan. Hindari terjadinya efek kerusakan & pencemaran lingkungan hidup. Kota merupakan tempat yg sibuk apabila kita bandingkan dgn pedesaan. Di samping itu, kota dlm tata ruang wilayah dipandang selaku pusat kegiatan ekonomi, pusat penduduk, pusat pemerintahan, & pusat pembaruan bagi wilayah pedesaan yg berada di sekitarnya.
Kota merupakan tempat berlangsungnya semua kegiatan. Oleh lantaran itu, dikehendaki fasilitas & prasarana yg mencukupi. Disebabkan lantaran adanya ketimpangan antarkebutuhan fasilitas & prasarana dgn bertambahnya jumlah penduduk maka timbul banyak sekali duduk kasus sosial, ekonomi, & budaya.
Dalam membicarakan pengertian kota, ada beberapa ungkapan yg sering dipakai, yakni selaku berikut.
- Urban yaitu suatu bentuk yg mempunyai suatu kehidupan & penghidupan yg terbaru.
- City yakni pusat kota.
- Bown yaitu kota kabupaten.
- Bown skip yakni kota kecamatan.
Skema zona interaksi kota-desa |
Keterangan :
- City = kota
- Suburban = sub daerah perkotaan
- Suburban fringe = jalur tepi subdaerah
- Urbanfringe = jalur tepi wilayah perkotaan paling luar
- Rural urban fringe = jalur batas desa-kota
- Rural = pedesaan
Keterangan :
- City merupakan pusat kota/batas wilayah kota.
- Suburban merupakan suatu area yg terletak bersahabat dgn pusat kota atau inti kota dgn halus yg meliputi wilayah penglaju (commuter area)
- Suburban fringe merupakan kawasan yg melingkari suburban & merupakan wilayah peralihan kota ke desa.
- Urban fringe merupakan suatu wilayah batas luar kota yg sifatnya ibarat dgn kota.
- Rural urban fringe merupakan suatu jalur wilayah yg terletak antara wilayah kota & desa.
- Rural merupakan wilayah pedesaan.
Jenis kota ada beberapa macam, yakni:
1. Kota Satelit
Sebuah kota dinamakan kota satelit apabila memenuhi kriteria selaku berikut.
- Kota itu terletak erat suatu kota yg lebih besar.
- Warga kota kecil itu sebagian besar memperoleh penghidupan di dlm wilayah aturan kota kecil tersebut.
2. Kota Dormitory/Kota Asrama
Kota asrama, yaitu sebagian besar warga kota kecil mencari nafkah di dlm wilayah aturan kota yg lebih besar maka kota kecil itu disebut kota dormitory atau kota asrama. Penduduknya hanya menginap di kota kecil tersebut.
3. Kota Wisata, Kota Pelajar, & Kota Industri
Sebuah kota rekreasi, pelajar, & sebagainya bagi suatu kota ialah suatu subjektif. Sebutan tersebut tak merubah ataupun mengakibatkan adanya perbedaan dlm esensi pokok suatu kota.
4. Kota CBD
Kota-kota di barat biasanya & di Amerika Serikat khususnya, biasanya mempunyai pusat perdagangan yg jelas, yg disebut Central Business District (CBD) & Central Area di Inggris.
b. Wilayah Lingkungan Desa
Daerah sekitar gunung, pegunungan, pantai, dataran tinggi, dataran rendah, bila berpeluang baik maka dijadikan tempat tinggal manusia yg disebut desa. Pembangunan & pengembangan desa mesti tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup. Hindari pula terjadinya dampak kerusakan & pencemaran lingkungan hidup.
Persebaran desa sangat tergantung pada kondisi alamnya mirip iklim, tanah, relief, air, & letak sehingga persebaran desa yg terdapat di permukaan bumi tak sama.
Daerah pedesaan yg biasanya identik dgn kawasan pertanian, pola pemukimannya dipengaruhi oleh pertanian yg bersangkutan. Wilayah pemukiman yg rapat condong meningkat di daerah yg subur tanahnya. Untuk tetap menjaga keseimbangan & kelestarian antara pemukiman dgn lahan yg dipakai untuk pertanian, penyusunan planning tata guna lahan mesti diterapkan dengan-cara mantap. Efektivitas & efesiensi penggunaan lahan mesti dipraktekkan dengan-cara sepadan, untuk menghindarkan terjadinya ketimpangan fisik, sosial, & ekonomi pada masa yg akan tiba.
Suatu kecenderungan yg terjdi bakir balig cukup logika ini, yakni orang kota yg kaya memborong tanah di daerah pedesaan yg rendah harga tanahnya. Akibat dr gejala tersebut, harga tanah di daerah pedesaan menjadi naik. Penduduk desa yg tak bisa berbelanja tanah, akan menjadi lebih tak mampu lagi. Bahkan mungkin mereka akan memasarkan lahan yg masih mereka miliki. Mereka akan pindah ke tempat yg lebih terpencil. Jika tak ada kebijaksanaan yg melindungi penduduk desa yg miskin, mereka akan menjadi bertambah miskin. Mereka akan membuat pemukiman di wilayah-kawasan yg tak memenuhi syarat. Dengan demikian, tak cuma akan terjadi ketimpangan sosial, melainkan pula akan menimbulkan ketimpangan fisis.
c. Wilayah Lingkungan Pantai
Letak pantai tak selamanya tetap. Jika kita amati kondisi daratan dekat pantai selamanya tetap. Coba perhatikan kondisi daratan terhadap laut maka kita dapat mengenali pantai naik & pantai turun. Pantai naik (regresi) disebut pula permukaan maritim negatif. Tanda-tanda regresi kelihatan pada daratan pantai yg bertambah luas. Ini dapat disebabkan lantaran daratan yg naik atau permukaan maritim yg turun. Pantai turun (ingresi) disebut pula permukaan laut positif. Tanda-tanda ingresi kelihatan pada daratan pantai yg menyempit, ini mampu disebabkan karena daratan yg menurun atau permukaan bahari naik/ bahari transgresi.
Wilayah pantai dimanfaatkan insan antara lain untuk tempat wisata, areal pelabuhan, areal perikanan/tambak bahari, pemukiman penduduk, & areal pertanian/perkebunan.
Pemanfaatan wilayah pantai mesti dijaga terhadap kerusakan & pencemaran lingkungan hidup.
3. Membandingkan Aspek-aspek Wilayah Antarzona
Kombinasi antara analisis keruangan & analisis ekonologi disebut analisis komplek wilayah. Pada analisis sedemikian ini wilayah-wilayah tertentu didekati atau dihampiri dgn pemahaman areal differentiation, yaitu asumsi bahwa interaksi antarwilayah akan meningkat karena pada hakikatnya suatu wilayah bertentangan dgn wilayah yg lain lantaran terdapat ajakan & penawaran antarwilayah tersebut. Pada analisis sedemikian diperhatikan pula mengenai penyebaran fenomena tertentu (analisis keruangan) & interaksi antara variabel insan & lingkungannya untuk kemudian dipelajari kaitannya (analisis ekologi). Dalam korelasi dgn analisis kompleks wilayah ini ramalan wilayah (regional forecasting) & perancangan wilayah (regional rencana) merupakan aspek-aspek dlm analisis tersebut. Di bawah ini akan diberikan teladan wacana analisis kompleks wilayah mengenai perancangan wilayah dlm rangka penyiapan pemukiman transmigrasi.
Dalam penyusunan rencana ini dibedakan beberapa tahap, yakni sebagai berikut.
- Identifikasi wilayah potensial di kawasan-wilayah luar Jawa yg menyanggupi persyaratan minimum tingkat kesuburan tanahnya dgn kemiringan permukaan bumi maksimum 8%.
- Identifikasi cuilan-belahan wilayah berdasarkan tingkat aksesbilitas berdasarkan hasil identifikasi & analisis tingkat aksesbilitas.
- Perumusan penyusunan rencana lazim, yakni untuk 20 tahun menurut hasil yg dikelompokkan berdasarkan konsep Struktur Pengembangan Wilayah/Status Wilayah Pembangunan & optimasi program 20 tahun – tahap I kerjasama dgn sektor lain.
- Perumusan agenda lima tahun berdasarkan hasil & sasaran acara transmigrasi lima tahun – tahap II kerjasama dgn sektor lain.
- Penyesuaian foto udara skala 1 : 20.000 berdasarkan hasil perumusan program lima tahun.
- Perumusan rencana pendahuluan tata pemukiman berdasarkan hasil penyesuaian foto udara skala 1 : 20.000 & standar pemukiman tahap I – tahap III kerjasama dgn sektor lain.
- Penyediaan peta topografi rincian berukuran 1 : 20.000 hingga 1 : 5.000 menurut hasil perumusan rencana pendahuluan tata pemukiman.
- Penyelesaian rencana tata pemukiman rincian menurut hasil yg diraih.
Pada rancangan penyiapan pemukiman transmigrasi di atas, tampak antara lain adanya dua aspek, yakni penyebaran fenomena dlm ruang & kemungkinan adanya interaksi antara insan dgn lingkungannya yg sebaik-baiknya. Selain dr itu pula diadakan peramalan wilayah untuk suatu daerah pengaliran sungai (watershed). Pada hakikatnya suatu tempat pengaliran sungai merupakan suatu ekosistem di mana komponen-komponen dlm wilayah pengaliran sungai ini seperti organisme yg hidup di hidrosfer, litosfer, & atmosfer saling menyelenggarakan interaksi. Untuk hal ini dapat diadakan peramalan untuk periode waktu tertentu & dicari cara yg sabaik-baiknya mudah-mudahan keseimbangan ekosistem tetap terpelihara.
Suatu contoh lain yakni peramalan wilayah untuk suatu kota selaku nodal region. Untuk hal ini mampu diadakan peramalan untuk periode waktu tertentu, contohnya perihal jumlah penduduk, kepadatan, pertumbuhan komposisi penduduk, & mutu penduduk yg akan terjadi pada periode waktu tertentu sehingga perlu dipikirkan biar keseimbangan ekosistem tetap terpelihara.
C. WILAYAH PUSAT PERTUMBUHAN SERTA PENGARUHNYA DI BIDANG SOSIAL DAN LINGKUNGAN HIDUP
1. Fungsi Pusat Pertumbuhan
Bagian-kepingan dr wilayah di permukaan bumi itu tak berkembang bareng -sama dengan-cara teratur, tetapi disengaja atau tak disengaja ada pecahan-pecahan yg berkembang & maju atau meningkat lebih singkat dr serpihan lain. Cepatnya pertumbuhan di tempat ini mampu menjadi pendorong bagi serpihan lain yg tingkat pertumbuhannya kurang cepat.
Secara biasa fungsi pusat pertumbuhan, yakni selaku berikut.
- Memudahkan koordinasi & training.
- Melihat perkembangan wilayah maju atau mundur.
- Meratakan pembangunan di seluruh wilayah.
2. Konsep Dasar Wilayah Pusat Pertumbuhan
Istilah pertumbuhan dlm geografi yg dimaksud, yakni pertumbuhan pembangunan, baik pembangunan fisik wilayah maupun pembangunan sosial budaya. Dalam kerangka pendekatan perwakilan, Indonesia mampu dibagi menjadi beberapa wilayah pembangunan. Setiap wilayah pembangunan mempunyai suatu kota yg menjadi pusat pertumbuhan yg disebut pula kutub pertumbuhan (growth pole).
Faktor-faktor yg mempengaruhi timbulnya wilayah pusat pertumbuhan antara lain sebagai berikut.
- Faktor alam: pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, cuaca, iklim, rawa-rawa, & kesuburan tanah.
- Faktor ekonomi: perbedaan kebutuhan antara tempat yg satu dgn yg lain.
- Faktor industri: kebutuhan tenaga kerja, tempat tinggal, & perlengkapan rumah.
- Faktor sosial: pendidikan, pemasukan, & kesehatan.
- Faktor kemudian lintas: jenis transport, kondisi jalan, & kemudahan lalu lintas.
3. Wilayah Pusat Pertumbuhan di Indonesia
Bappenas membagi wilayah di Indonesia menjadi empat buah pusat pertumbuhan wilayah dr A hingga D. Masing-masing wilayah tersebut dibagi lagi menjadi beberapa wilayah pembangunan.
Pembagian tersebut seperti pada tabel berikut.
Pembagian wilayah tersebut dapat berfaedah bagi negara yg besar & luas mirip Indonesia. Pembagian itu berfaedah untuk menjamin tercapainya pembangunan yg harmonis & seimbang, baik antarsektor di dlm suatu wilayah pembangunan maupun antarwilayah pembangunan.
Prinsip perwilayahan tersebut di atas dapat pula dipraktekkan di dlm skala yg lebih kecil di dlm provinsi-provinsi itu sendiri, dgn cara memperhatikan hubungan yg saling terkait antara kabupaten & kecamatan dlm satuan wilayah administrasi yg lebih kecil.
4. Kaitan Wilayah Pusat Pertumbuhan & Pengaruh Pusat Pertumbuhan
a. Pengaruh Pusat-pusat Wilayah Pertumbuhan Terhadap Pemusatan & Persebaran Sumber Daya
Kemunculan pusat pertumbuhan akan menawan jumlah tenaga kerja yg banyak, bisa dilihat dr arus mobilitas & migrasi penduduk dr desa ke kota maupun antarprovinsi. Arus migrasi penduduk dr pedesaan menuju kota besar maupun kota kecil di Indonesia, memperlihatkan angka yg terus bertambah sejalan dgn pesatnya pertumbuhan kota.
b. Pengaruh Pusat-pusat Wilayah Pertumbuhan Terhadap Perkembangan Ekonomi
Terjadinya potensi kerja di banyak sekali sektor yg relatif terbuka & adanya gerakan arus barang supaya menjinjing efek terjadinya kesempatan kerja di aneka macam sektor yg relatif terbuka. Adanya gerakan arus barang supaya menjinjing imbas terhadap alat transportasi, perhubungan, jual beli, perkantoran, jasa, & lain-lainnya.
Contoh : Meningkatkan keperluan penduduk terhadap fasilitas transportasi mirip kendaraan beroda empat sudah memacu tumbuhnya pemasaran alat-alat transportasi & fasilitas perbekalan.
Bertambah padatnya jumlah penduduk wilayah tersebut maupun pertambahan alami akan memacu tumbuhnya fasilitas -fasilitas & kemudahan pemukiman, penjualan, hiburan, kesehatan, & lain-lain. Sektor-sektor ekonomi yg bersifat nonformal pun bisa ditempuh & meningkat dgn pesat seiring bertambahnya penduduk & meningkatnya pendapatan penduduk . Misalnya, hadirnya rumah-rumah kos & kontrakan, perbengkelan, & jual beli kaki lima.
c. Pengaruh Pusat-pusat Wilayah Pertumbuhan di Bidang Sosial & Lingkungan Hidup
Semakin maraknya perkembangan pusat-pusat pertumbuhan akan menghipnotis kondisi sosial & lingkungan hidup masyarakat. Pengaruh perkembangan pusat pertumbuhan yakni selaku berikut.
- Terbukanya lapangan pekerjaan yg banyak & luas akan menyebarkan taraf hidup penduduk dengan-cara otonomi sehingga status sosial mereka akan lebih baik.
- Melatih penduduk untuk mengontrol waktu, disiplin, bersikap irit, & menyeleksi mana keperluan primer & sekunder supaya tak terpengaruh oleh tuntutan barang & jasa yg berlebihan.
- Akan memotivasi penduduk untuk saling berlomba mempunyai pengetahuan, kemampuan, & kesiapan untuk menghadapi perubahan sosial budaya.
- Akibat mobilitas penduduk baik melalui migrasi maupun pertambahan alami dr banyak sekali latar belakang budaya, akan terjadi akulturasi & asimilasi nilai budaya.
- Terbukanya arus keterangan & komunikasi akan mempercepat laju pertumbuhan tempat tersebut.
- Makin banyaknya penduduk yg tiba akan besar lengan berkuasa terhadap kondisi lingkungan hidup di sekitarnya antara lain pemukiman, sanitasi, keamanan, lalu lintas, & pencemaran.
D. MEMBERI CONTOH PERWILAYAHAN SECARA FORMAL DAN FUNGSIONAL SERTA PELESTARIAN LINGKUNGAN
1. Contoh Perwilayahan Formal
Suatu wilayah yg ditandai dgn asosiasi areal yg ditandai dgn kenampakan fisik (alam), biotik (kehidupan), & sosial (kemasyarakatan) merupakan wilayah dengan-cara formal.
Permukaan bumi ini sungguh luas sehingga perwilayahan dengan-cara formal pula banyak aneka ragamnya.
a. Contoh Kenampakan Areal Fisik
- Gunung & pegunungan.
- Sungai, DAS, & rawa.
- Relief berupa antiklinal, sinklinal, patahan, & lipatan.
b. Contoh Kenampakan Areal Biotik
- Hutan-hutan.
- Daerah pertanian & perkebunan.
- Daerah sawah, tegal, & ladang.
c. Contoh Kenampakan Areal Sosial
- Kelompok RT, RW, & kelurahan.
- Golongan penduduk desa & penduduk kota.
- Golongan bangsa kulit putih & kulit gelap.
Wilayah di permukaan bumi merupakan tempat bagi manusia untuk mampu melaksanakan aneka macam kegiatan, baik sosial, ekonomi, maupun budaya. Pemilihan wilayah sebagai tempat aneka macam agenda tersebut sungguh dipengaruhi oleh banyak aspek mirip iklim, topografi, keadaan tanah, air, & sumber daya alam yang lain. Adanya perbedaan kondisi fisik antarwilayah menimbulkan terjadinya perbedaan perkembangan wilayah. Contohnya tempat yg relatif datar & terletak erat wilayah perkotaan akan meningkat lebih singkat ketimbang wilayah pegunungan yg jauh dr perkotaan.
Hubungan antartempat & antarwilayah yg memungkinkan untuk terbentuknya wilayah formal disebut perkumpulan areal.
Usaha pelestarian lingkungan hidup kaitannya pembangunan di perwilayahan formal yakni selaku berikut.
- Reboisasi hutan & penghijauan desa.
- Lahan pertanian & perkebunan jangan sampai kosong tak ditanami.
- Daerah pegunungan pengolahan tanah dgn tata cara terasering.
- Pelestarian hutan, contour plowing & strip cropping, & relief pegunungan tetap mesti tersadar.
- Sungai, DAS, & rawa jangan hingga kering.
- Daerah tegal & ladang perlu ditanami.
- Masyarakat disadarkan pentingnya kebersihan & memelihara lingkungan hidup.
2. Contoh Perwilayahan Fungsional
Wilayah yg dlm banyak hal dikelola oleh beberapa pusat kegiatan yg saling dihubungkan dgn garis melingkar. Wilayah mirip ini disebut nodal region. Contoh wilayah nodal region kota metropolitan: Daerah Khusus Ibu kota Jakarta Raya, di mana di kota ini terdapat beberapa pusat kegiatan yg saling dihubungkan oleh jaring-jaring jalan.
Wilayah metropolitan Jakarta selaku ibu kota Republik Indonesia merupakan wilayah fungsional dgn ciri-ciri sebagai berikut.
- Merupakan kota utama selaku jantung pemerintah Indonesia & menjadi pusat perhatian.
- Merupakan pusat kegiatan pemerintah yg menjadi pusat komando & kendali.
- Menjadi pusat kegiatan yg ramai meliputi kegiatan pendidikan, kebudayaan, jasa, transportasi, bisnis jual beli, & lain-lain.
- Untuk kelangsungan kota dilengkapi kemudahan pendukung contohnya jalur jalan raya, listrik, telepon, air minum, perbankan, transportasi, & jasa yang lain.
- Banyak pusat kegiatan yg saling dihubungkan oleh jaring-jaring jalan & komunikasi.
- Banyak aturan tata kelola & pengaturan lingkungan untuk mengontrol semoga budaya tertib tetap berjalan.
- Banyak memerlukan tenaga kerja Istimewa/khusus untuk melaksanakan roda pemerintahan contohnya bidang teknologi, bidang perkantoran, bidang kepolisian (keselamatan), bidang medis, bidang pendidikan, bidang transportasi, & komunikasi.
- Perlu pengaturan lokasi kota misalnya tempat perkantoran, tempat jual beli/bisnis, tempat industri, tempat pemukiman, tempat pendidikan, & jasa lainnya.
Usaha pelestarian lingkungan hidup berdasarkan Kuswanto, kaitannya pembangunan di perwilayahan fungsional di kota-kota dilaksanakan sebagai berikut.
- Intensifikasi tumbuhan jalur hijau di kota-kota.
- Tanah-tanah kosong di sekeliling jalan raya lebih baik untuk taman kota ketimbang untuk PKL.
- Di kota saluran air dibentuk sesuai keperluan sehingga di demam berita hujan mengalir tanpa kendala.
- Diperbanyak tempat pembuangan sampak & WC biasa .
- Setiap rumah membuat resapan sumur & menanam pohon peneduh.
- Perlu publikasi lebih intensif dlm rangka kebersihan & pemeliharaan lingkungan hidup.
E. PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DAN BERKELANJUTAN
Dalam pelaksanaan pembangunan menurut Kuswanto diperlukan sumber daya yg dapat mendukung keberhasilan pembangunan selaku berikut.
- Sumber daya insan, jumlah penduduk, pendidikan, kesehatan, kemampuan, & kebudayaan.
- Sumber daya alam: air, tanah, udara hutan, kandungan mineral, & keanekaragaman hayati.
- Ilmu pengetahuan & teknologi: transportasi, komunikasi, teknologi ilmu pengetahuan, & rekayasa.
Sumber daya tersebut sifatnya terbatas maka dlm penggunaannya mesti dengan-cara cermat & hati-hati. Ketidakcermatan dlm penggunaan sumber daya yg dimiliki negara bisa memunculkan problem-perkara lingkungan hidup selaku berikut.
- Permasalahan sumber daya alam: kerusakan hutan, kepunahan hewan & tanaman, serta perluasan lahan kritis.
- Permasalahan permukiman: sanitasi, permukiman kumal , air higienis, & kesehatan lingkungan.
- Polusi lingkungan: pencemaran air, tanah, & udara.
1. Pelaksanaan Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Dalam pembangunan perlu memasukkan antara pembangunan dgn lingkungan karena lingkungan berfungsi selaku penopang pembangunan dengan-cara berkesinambungan. Jika pembangunan dengan-cara terus- menerus tak memperhatikan aspek lingkungan maka lingkungan hidup akan rusak & berkelanjutan pembangunan itu sendiri akan terancam.
Pembangunan berwawasan lingkungan yakni upaya peningkatan kualitas insan dengan-cara sedikit demi sedikit dgn memperhatikan faktor lingkungan. Pada prosesnya, pembangunan ini mengoptimalkan faedah sumber daya alam, sumber daya insan, & ilmu pengetahuan dgn menserasikan ketiga komponen tersebut sehingga mampu berkesinambungan.
Dalam memanfaatkan lingkungan selaku penopang pembangunan mesti pula memperhitungkan keterbatasannya, sehingga tak boleh serakah semoga tak habis pada dikala ini. Hal-hal penting dlm pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan antara lain selaku berikut.
- Proses pembangunan hendaknya berjalan terus-menerus dgn ditopang mutu lingkungan & manusia yg meningkat dengan-cara berkesinambungan.
- Pembangunan yg dijalankan memungkinkan berbagi kemakmuran generasi kini tanpa mengurangi kemakmuran generasi yg akan datang.
- Lingkungan hidup mempunyai keterbaasan sehingga dlm pemanfaatannya akan mengalami pengurangan & penyempitan.
- Semakin baik mutu lingkungan maka kian baik pula pengaruhnya terhadap mutu hidup yg tercermin antara lain pada meningkatnya usia impian hidup & menurunnya tingkat kematian.
- Penggunaan sumber daya alam yg tak mampu diperbaharui, dijalankan sehemat mungkin & dicari sumber daya alternatif lainnya sehingga dapat digunakan selama mungkin.
Anak-anak selaku generasi muda, kalian harus turut mengupayakan pelestarian lingkungan hidup. Bagaimana cara kalian dlm mengupayakan pelestarian lingkungan hidup?
- Memilah-milah sampah menurut jenisnya: sampah organik (daun, sisa masakan, & kertas) & sampah nonorganik (plastik, botol, & kaleng) sehingga bisa didaur ulang.
- Menanam kembali pohon muda untuk mengambil alih pohon yg telah ditebang.
- Menghemat penggunaan kertas & pensil, sebaiknya memakai kertas yg masih kosong walaupun bekas.
- Menggunakan air sehemat mungkin dgn cara jangan hingga kran air terbuka terus hingga air terbuang percuma, serta menggunakan air bekas mencuci untuk menyiram tanaman, tak eksklusif dibuang.
- Tidak menggunakan semprotan untuk minyak wangi & obat insektisida.
- Menggunakan saringan udara pada kendaraan bermotor, pabrik, & dapur rumah tangga.
- Menghemat sumber daya alam yg tak mampu diperbaharui, misalnya meminimalisir penggunaan minyak bumi & gas bumi serta batubara.
- Menggunakan alat pendingin udara (AC) & lemari es yg tak mengandung freon.
- Mengurangi penggunaan busa untuk ganjal tidur, dingklik, & jok kendaraan beroda empat.
- Pembangunan berwawasan lingkungan ini pula dikenal dgn pembangunan berkesinambungan, yakni pembangunan yg berorientasi pada pemenuhan kebutuhan insan lewat pemanfaatan sumber daya alam dengan-cara bijaksana, efisien, & memperhatikan pemanfaatan baik untuk generasi masa sekarang maupun genersai yg akan tiba.
2. Ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan & Pembangunan Berkelanjutan
Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan akad global yg dihasilkan oleh KTT Bumi di Rio de Janeiro pada tahun 1992. Di dalamnya terkandung dua pemikiran penting selaku berikut.
- Gagasan keperluan, khususnya keperluan pokok manusia untuk menopang hidup, di sini yg diprioritaskan ialah keperluan kaum miskin.
- Gagasan kelemahan , yakni kekurangan kesanggupan lingkungan untuk menyanggupi keperluan baik masa sekarang maupun masa yg akan tiba.
Pembangunan berwawasan lingkungan & pembangunan berkesinambungan mempunyai karakteristik yg khas & berlainan dgn pola pembangunan lainnya yg selama ini dilaksanakan. Ciri-ciri tersebut selaku berikut.
a. Menggunakan pendekatan integratif. Dengan menggunakan pendekatan integratif maka keterkaitan yg kompleks antara manusia dgn lingkungan mampu dimungkinkan untuk masa kini & masa yg akan datang.
b. Menggunakan persepsi jangka panjang. Pandangan jangka panjang mampu dipakai untuk menyiapkan pengelolaan & pemanfaatan sumber daya yg mendukung pembangunan supaya dengan-cara berkelanjutan mampu dimanfaatkan.
c. Menjamin pemerataan & keadilan. Strategi pembangunan yg berwawasan lingkungan dilandasi oleh pemerataan distribusi lahan & faktor bikinan, pemerataan peluang wanita, & pemerataan ekonomi untuk kemakmuran.
d. Menghargai keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati merupakan dasar bagi tatanan lingkungan. Pemeliharaan keanekaragaman hayati memiliki kepastian bahwa sumber daya alam senantiasa tersedia dengan-cara berlanjut untuk masa sekarang & masa yg akan datang.
Dalam pembangunan berkesinambungan berusaha menyatukan tiga dimensi ekonomi, sosial, & lingkungan hidup menjadi suatu sinergi dlm memajukan mutu insan. Dimensi ekonomi dlm pembangunan berkesinambungan tetap memfokuskan pada pertumbuhan, pemerataan, stabilitas, & arif. Dimensi sosial meliputi pemberdayaan, peran serta, kebersamaan, mobilitas, identitas kebudayaan, training kelembagaan, & pengentasan kemiskinan. Dimensi ekologi bermaksud untuk integritas ekosistem, ramah lingkungan & irit sumber daya alam, pelestarian keanekaragaman hayati, & respon isu global.
3. Peranan AMDAL Dalam Pengelolaan Lingkungan
Di negara yg sedang berkembang, tergolong Indonesia, tingkat kemakmuran masih rendah. Oleh lantaran itu, pembangunan perlu dilakukan untuk memajukan tingkat kemakmuran rakyat. Tanpa pembangunan akan terjadi kerusakan lingkungan yg akan menjadi makin parah dgn waktu. Kerusakan lingkungan ini akan menenteng kita pada kehancuran, akan namun pembangunan pula mampu menimbulkan kerusakan lingkungan. Untuk menyingkir dari ini, pembangunan mesti berwawasan lingkungan sehingga menjadi berkesinambungan untuk jangka panjang. AMDAL merupakan salah satu alat untuk menjangkau tujuan ini. Jadi, AMDAL merupakan analisis lingkungan mengenai efek suatu proyek.
AMDAL berlainan dgn ANDAL. AMDAL merupakan keseluruhan proses pelestarian lingkungan mulai dr kerangka teladan, Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), & Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL). ANDAL sendiri merupakan telaah cermat yg mendalam wacana suatu kegiatan/proyek yg dijadwalkan.
AMDAL mesti dijalankan dgn dua macam cara selaku berikut.
- AMDAL harus dijalankan untuk proyek yg akan dibangun karena Undang-Undang & Peraturan-Peraturan Pemerintah mengharapkan demikian. Apabila pemilik atau pemrakarsa proyek tak melakukannya maka akan melanggar undang-undang & besar kemungkinan perizinan untuk pembangunan proyek tersebut tak akan didapat, atau akan menghadapi pengadilan yg mampu memberikan eksekusi-sanksi yg tak ringan. Cara ini cukup efektif untuk memaksa para pemilik proyek yg kurang mengamati mutu lingkungan atau pemilik proyek yg cuma mementingkan laba proyeknya sebesar mungkin tanpa menghiraukan imbas sampingan yg timbul. Tanpa adanya undang-undang, peraturan pemerintah, & Pedoman-pedoman Baku Mutu maka dasar aturan dr pelaksanaan AMDAL ini tak ada.
- AMDAL mesti dilaksanakan supaya mutu lingkungan tak rusak karena adanya proyek-proyek pembangunan. Cara kedua ini merupakan yg ideal, namun kesadaran mengenai persoalan ini tak mudah ditanamkan pada setiap orang utamanya para pemrakarsa proyek.
Manusia dlm bisnisnya menyanggupi keperluan & membuatkan kesejahteraannya sudah melakukan banyak sekali agenda dr bentuk yg sederhana hingga yg sungguh mutakhir, mulai dr bangunan yg kecil hingga yg sangat besar & mutakhir, mulai dr yg hanya sedikit saja merubah sumber daya alam & lingkungan hingga yg menimbulkan perubahan yg besar.
Untuk menyingkir dari timbulnya efek lingkungan yg tak bisa ditoleransi maka perlu disiapkan planning pengendalian efek nega-tif yg akan terjadi. Untuk dapat mempersiapkan pengendalian imbas negatif mesti dikenali efek negatif apa yg akan terjadi & untuk dapat mengetahui imbas yg akan terjadi maka perlu dilaksanakan pen-prasangka imbas lingkungan. Langkah ini disebut Pendugaan Dampak Lingkungan atau Environmental Impact Assessment & pendugaan ini merupakan proses dlm AMDAL. AMDAL dilakukan untuk menjamin tujuan proyek-proyek pembangunan yg berniat untuk kemakmuran penduduk tanpa menghancurkan mutu lingkungan hidup.
AMDAL bukanlah suatu proses yg berdiri sendiri, tetapi merupakan penggalan dr proses AMDAL yg lebih besar & lebih penting sehingga AMDAL merupakan pecahan dr beberapa hal, yakni pengelolaan lingkungan, pemantauan proyek, pengelolaan proyek, pengambil keputusan, & dokumen yg penting.
Aktivitas pengelolaan lingkungan gres dapat dilakukan apabila mampu disusun rencana pengelolaan lingkungan, sedangkan rencana pengelolaan lingkungan mampu disusun apabila telah dikenali imbas lingkungan yg akan terjadi akhir dr proyek-proyek pembangunan yg akan dibangun.
Pendugaan efek lingkungan yg dipakai selaku dasar pengelolaan bisa berbeda dgn realita imbas yg terjadi setelah proyek berjalan sehingga jadwal pengelolaan lingkungan sudah tak sesuai atau mungkin tak bisa menghindarkan rusaknya lingkungan.
Perbedaan dr efek yg disangka & efek yg terjadi mampu disebabkan oleh :
- Penyusun laporan AMDAL kurang sempurna di dlm melaksanakan persepsi & biasanya pula disebabkan pula oleh tak cermatnya para evaluator dr banyak sekali instansi pemerintah yg terlibat sehingga konsep atau draft laporan AMDAL yg tak baik sudah disetujui menjadi laporan simpulan.
- Pemilik proyek tak menjalankan proyeknya sesuai dgn apa yg sudah tertulis di dlm laporan AMDAL yg sudah diterima pemerintah utamanya anjuran -rekomendasi & pedoman di dlm menertibkan efek negatif. Misalnya pada laporan AMDAL terang bahwa proyek harus membangun pengelolaan air limbah (water treatment plant), tetapi kenyataannya tak dilakukan atau meskipun dijalankan tak melakukan pekerjaan dgn baik. Contoh lain misalnya alat penyerap debu (dust absorber) yg harusnya diganti atau dibersihkan tiap dua tahun sekali, namun sudah lima tahun tak pula diganti.
Untuk menyingkir dari kegagalan pengelolaan lingkungan ini maka pemantauan haruslah dilaksanakan sedini mungkin, sejak awal dr pembangunan, dengan-cara terus-menerus dgn frekuensi yg teratur, apabila diperlukan sejak pra pembangunan. Hasil dr pemantauan kemudian digu-nakan untuk memperbaiki planning pengelolaan lingkungan kalau memang hasil pemantauan tak sesuai dgn pendugaan dlm AMDAL. Hasil pemantauan pula mampu digunakan untuk memperbaiki pendugaan atau untuk melaksanakan pendugaan ulang. Secara skematis kekerabatan hasil ANDAL, pemantauan, & pengelolaan mampu dilihat pada gambar berikut.
Hubungan hasil ANDAL, pemantauan imbas (RPL), & pengelolaan lingkungan (RKL) |
4. Kegunaan AMDAL Bagi Pemerintah & Pemilik Proyek
Kegunaan AMDAL bagi pemerintah selaku berikut.
- Menghindarkan perusakan lingkungan hidup mirip timbulnya pencemaran air, pencemaran udara, kebisingan, & lain sebagainya sehingga tak menggangu kesehatan, ketentraman, & keamanan masyarakat.
- Menghindarkan pertentangan-pertentangan yg mungkin timbul khususnya dgn penduduk & proyek-proyek lain.
- Mencegah mudah-mudahan potensi sumber daya yg dikelola tersebut tak rusak (khusus untuk sumber daya alam yg mampu diperbaharui).
- Mencegah rusaknya sumber daya alam lain yg berada di luar lokasi proyek baik yg dimasak proyek lain, diolah penduduk ataupun yg belum dimasak.
- Sesuai dgn rencana pembangunan tempat, nasional, ataupun internasional serta tak menilai proyek lain.
- Menjamin faedah yg terperinci bagi penduduk biasa .
- Sebagai alat pengambil keputusan pemerintah.
Kegunaan AMDAL bagi pemilik proyek selaku berikut.
- Mempersiapkan cara-cara pemecahan duduk perkara yg akan dihadapi di masa yg akan datang.
- Sebagai sumber informasi lingkungan di sekeliling lokasi proyeknya dengan-cara kuantitatif, tergolong keterangan sosial ekonomi & sosial budaya.
- Melindungi proyek yg melanggar undang-undang atau peraturan-peraturan yg berlaku.
- Melindungi proyek dr tuduhan pelanggaran atau suatu pengaruh negatif yg bekerjsama tak dilakukan.
- Melihat dilema-persoalan lingkungan yg akan dihadapi di masa yg akan tiba.
- Sebagai bahan utuk menganalisis pengelolaan & sasaran proyek.
- Sebagai bahan penguji dengan-cara komprehensif dr penyusunan planning proyeknya, untuk mampu memperoleh kekurangan & kekurangan & segera dipersiapkan penyempurnaannya.
Sejak permulaan perencanaan satu proyek pemerintah sudah menginginkan diadakan studi Penyajian Informasi Lingkungan (PIL). PIL merupakan suatu alat pemerintah untuk menetapkan apakah proyek yg diusulkan ini perlu ANDAL atau tidak. Dengan mempelajari laporan PIL, pemerintah selaku pengendali sekaligus pengambil keputusan menilai apakah proyek yg dianjurkan ini potensial memunculkan efek negatif sehingga mengharuskan pemilik proyek melaksanakan AMDAL. Sebaliknya, apabila proyek tersebut dianggap tak akan menimbulkan imbas yg bermakna maka pemilik proyek tersebut tak perlu melaksanakan AMDAL & mampu mulai membangun proyeknya dgn diberikan pedoman pengelolaan & pemantauannya.
Keputusan yg mampu diambil selaku berikut.
- Proyek tak boleh dibangun.
- Proyek boleh dibangun, tetapi dgn nasehat-usulan tertentu yg harus dibarengi pemilik proyek (dengan persyaratan).
- Proyek boleh dibangun sesuai dgn usulan (tanpa persyaratan).
Dengan mempelajari AMDAL, pengambil keputusan menjajal menyaksikan selaku berikut.
- Apakah akan ada dampak pada mutu lingkungan hidup yg melampaui toleransi yg sudah ditetapkan.
- Apakah akan memunculkan efek pada proyek lain sehingga bisa memunculkan konflik.
- Apakah akan timbul dampak negatif yg tak akan mampu ditoleransi penduduk serta membahayakan keamanan penduduk .
- Sejauh mana pengaruhnya pada pengaturan lingkungan yg lebih luas.
Laporan AMDAL merupakan dokumen yg penting selaku bahan atau sumber keterangan yg cukup rincian mengenai kondisi lingkungan pada waktu observasi, proyeknya & citra keadaan lingkungan di masa yg akan tiba, meliputi imbas- dampak yg tak mampu dihindari, alternatif-alternatif agenda, imbas jangka pendek & panjang, dampak yg memunculkan kerusakan yg tak mampu pulih kembali.
F. BATAS-BATAS WILAYAH PERTUMBUHAN DAN KEBIJAKSANAAN LINGKUNGAN
1. Batas Wilayah Pertumbuhan
Akibat luasnya wilayah Indonesia maka pembangunan industri memakai dua macam pendekatan, yakni pendekatan sektoral & regional. Dengan memperhatikan potensi sumber daya yg terbesar di wilayah Indonesia, pemerintah membentuk kesatuan wilayah industri dgn urutan selaku berikut.
Kesatuan wilayah industri |
Keterangan :
- Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI), yaitu suatu benteng alam yg terdiri atas beberapa wilayah yg potensial untuk tumbuh & berkembangnya kegiatan industri & mempunyai keterkaitan ekonomi yg bersifat dinamis karena disokong oleh metode perhubungan yg mantap.
- Zona industri, ialah wilayah di dlm WPPI yg memiliki daya ikat Istimewa dlm kegiatan ekonomi pada biasanya & kegiatan industri khususnya dlm batasan jarak tertentu.
- Kawasan industri, merupakan kompleks tertentu bagi aneka macam industri dasar yg berperan selaku pendorong pertumbuhan zona industri. Kegiatan industri kecil terdapat di dlm & di luar kawasan industri.
- Lingkungan/pemukiman industri kecil, yakni wilayah atau tempat berlangsungnya kegiatan industri kecil.
- Sentral industri kecil, yakni tempat pusat dlm kegiatan industri kecil.
Indonesia terbagi ke dlm delapan WPPI dgn potensi sebagai berikut.
- WPPI Sumatera cuilan utara, berlandaskan pada potensi sumber daya alam.
- WPPI Sumatera cuilan selatan (tergolong Banten) berlandaskan pada potensi ekonomi watu bara, minyak bumi, timah, & mineral industri, seperti koalin & kapur.
- WPPI Jawa & Bali (tanpa Banten), berlandaskan pada prasarana yg baik, tenaga kerja yg cekatan, sumber energi, & tata cara pertanian yg maju.
- WPPI Kalimantan pecahan timur, berlandaskan pada potensi gas & watu bara.
- WPPI Sulawesi, berlandaskan pada potensi pertanian, perikanan, nikel, aspal, kapur, & kayu.
- WPPI Batam & Kalimantan Barat, berlandaskan letak strategis, potensi hasil hutan, & gas alam.
- WPPI Indonesia Timur pecahan selatan, berlandaskan potensi sumber daya alam, budaya & tenaga terampil untuk industri kecil.
- WPPI Indonesia Timur belahan utara, berlandaskan pada potensi hasil maritim, hutan, & mineral.
Peta wilayah pusat pembangunan di Indonesia |
Hadirnya pusat-pusat pertumbuhan akan menawan tenaga kerja yg dilihat dr arus mobilitas penduduk dr desa ke kota maupun antarprovinsi. Mobilitas penduduk dr pedesaan menuju kota besar di Indonesia menampilkan angka yg terus bertambah sejalan dgn pesatnya pertumbuhan kota. Pengaruh pusat-pusat pertumbuhan itu dengan-cara lazim mempunyai multidimensi, misalnya persebaran sumber daya, perkembangan ekonomi, & perubahan sosial budaya penduduk .
2. Kawasan Industri & Kawasan Berikat
a. Kawasan Industri
Kawasan industri yakni selaku tempat tempat kegiatan pembuatan yg dilengkapi dgn prasarana, fasilitas , & fasilitas pendukung yang lain yg disediakan & dikelola oleh perusahaan daerah industri.
Tujuan pembangunan tempat industri, yakni untuk mempercepat pertumbuhan industri yg dimaksudkan pula untuk memperlihatkan kemudahan bagi industri & mendorong kegiatan industri untuk berlokasi di kawasan industri. Dalam suatu tempat industri tersedia kemudahan tenaga listrik, air, kemudahan komunikasi, akomodasi pemadam kebakaran, & kemudahan keperluan konsumsi.
Kawasan industri yg sudah beroperasi sarat berlokasi di DKI Jakarta, Cilegon, Cilacap, Surabaya, Ujung Pandang, & Medan. Di samping itu, 89 wilayah industri yg belum beroperasi penuh terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Riau (Batam), Sulawesi Tengah (Palu), Sulawesi Utara (Bitung), Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, Lampung, & Kalimantan Timur (Batang).
Menurut Keppres Nomor 33 Tahun 1990 pertolongan izin pembebasan tanah bagi setiap perusahaan tempat industri dijalankan de ngan ketentuan selaku berikut.
- Tidak mengurangi areal lahan pertanian.
- Tidak dilaksanakan di atas lahan yg mempunyai fungsi utama untuk melindungi sumber alam & warisan budaya.
- Sesuai dgn planning tata ruang wilayah yg ditetapkan oleh pemerintah tempat setempat.
Amatilah peta daerah industri di Indonesia berikut ini!
Kawasan industri di Indonesia |
b. Kawasan Berikat
Kawasan berikat yakni tempat menyimpan, penimbunan, & pengerjaan barang-barang yg berasal dr dlm & luar negeri. Suatu wilayah ditetapkan selaku daerah berikat menurut Keputusan Presiden & diselenggarakan oleh BUMN. Contoh kawasan berikat di Indonesia merupakan selaku berikut.
- Di Cilincing (Jakarta), yg merupakan tempat berikat terluas di Indonesia.
- Di Tanjung Emas, Export Processing Zone (TEPS) terdapat di pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.
3. Kebijaksanaan Lingkungan Dalam Hubungannya Dengan Pembangunan & Industri
Tujuan pembangunan di Indonesia mesti meliputi berbagai gagasan berkesinambungan di semua bidang. Setiap negara perlu merancang taktik yg memungkinkan proses pertumbuhan & pembangunan yg berkesinambungan. Persyaratan kebijaksanaan lingkungan & pembangunan yg berkesinambungan meliputi:
- menjaga kelestarian lingkungan hidup & meningkatkan sumber daya;
- mereorientasi teknologi & mengorganisir risiko;
- menggabungkan lingkungan & ekonomi dlm pengambilan setiap keputusan;
- menggiatkan kembali pertumbuhan;
- mengubah mutu pertumbuhan;
- memenuhi keperluan dasar ibarat pekerjaan, pangan, sandang, rumah, energi, air, & sanitasi; dan
- memastikan dicapainya jumlah penduduk yg berimbang.
Kemiskinan ini meminimalkan kesanggupan orang untuk menggunakan sumber daya dengan-cara berlanjut. Salah satu syarat mudah-mudahan bisa meniadakan kemiskinan adikara yakni peningkatan pertumbuhan pendapatan per kapita. Oleh karena itu, pertumbuhan yg condong menurun atau berhenti harus dihindarkan.
Suatu wilayah kota/daerah yg mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi tinggi, pasti akan didatangi banyak penduduk. Mereka mencari nafkah/pekerjaan.
Perkembangan ilmu pengetahuan & teknologi cukup umur ini maju pesat sehingga kuat besar terhadap pertumbuhan & perkembangan sektor industri.
Perkembangan industri, biasanya terjadi di kota-kota, & akan mempunyai efek positif bagi wilayah di sekitarnya. Dampak positif itu terlihat pada terciptanya lapangan kerja yg gres, harga barang murah, mudah terjangkau, mudah diperoleh, kondisi ekonomi jadi dinamis, tempat-tempat hiburan bermunculan & pendapatan masyarakat meningkat.
Berkembangnya industri tersebut ternyata pula menjinjing pengaruh negatif bagi pemerintah wilayah & penduduk antara lain sebagai berikut.
- Meningkatnya urbanisasi, memiliki arti perpindahan atau pergeseran penduduk dr desa ke kota. Permasalahan ini sungguh terasa utamanya di kota-kota besar yg industrinya maju. Fenomena atau tanda-tanda ini bisa dilihat suasana kota menjelang hari raya yg sepi & damai lantaran sebagian penduduk kota pulang menengok daerah asalnya.
- Bergesernya tata nilai kehidupan sosial penduduk . Sering timbul tindak kejahatan yg disebabkan oleh tingginya persaingan & kesenjangan hidup antara yg kaya & yg miskin.
- Tingginya frekuensi kenakalan remaja. Misalnya perkelahian antarpelajar, hubungan seks bebas, penggunaan narkoba, kebut-kebutan di jalan, & lain-yang lain.
- Munculnya dampak lingkungan yg tak sehat. Misalnya pesatnya dampak budaya barat yg mereka tiru lewat buku-buku, majalah, poster, televisi, video, & film yg dampaknya mampu menghancurkan gambaran & susila generasi muda.
4. Kaitan Industri Secara Geografis & Sarana Pendukungnya
Adanya pusat pertumbuhan ternyata bisa dinikmati pengaruhnya oleh insan baik yg berguna bagi kehidupannya, dlm mengembangkan peran sertanya, dlm pembangunan nasional, maupun sifatnya yg mempunyai imbas negatif. Pengaruh pusat-pusat pertumbuhan itu dengan-cara biasa mempunyai multidimensi, contohnya persebaran sumber daya, perkembangan ekonomi, & perubahan sosial budaya penduduk .
Pusat pertumbuhan dengan-cara geografis tak saja berfokus di Pulau Jawa. Adapun manfaatnya, yakni sebagai berikut.
- Untuk pemerataan perkembangan pembangunan ekonomi nasional.
- Agar delapan jalur pemerataan pembangunan mampu tercapai ke seluruh tanah air.
- Untuk membendung arus migrasi masuk ke Pulau Jawa yg selama ini memperlihatkan persentase yg terus meningkat.
Realisasi tata cara pembangunan nasional Indonesia dilakukan dgn metode regionalisasi (perwilayahan) dgn kota-kota utama sebagai pusat pertumbuhannya.
Sarana pendukung industri di Indonesia antara lain sebagai berikut.
- Jumlah penduduk, Indonesia sebanyak ± 206 juta jiwa pada tahun 2001. Dari jumlah tersebut, kira-kira 130 juta jiwa yg tinggal di Pulau Jawa. Penduduk tersebut mampu berfungsi sebagai tenaga kerja & pula sebagai konsumen bagi industri sehingga keperluan tenaga kerja & pasar bagi industri sudah sesuai dgn persebaran industri tersebut.
- Sumber daya alam sebagai materi mentah. Kekayaan alam Indonesia berupa hasil tambang & hasil pertanian. Dengan mempunyai kedua sarana pendukung tersebut serta didukung sarana transportasi maka sudah sewajarnya bila persebaran lokasi industri di Indonesia terpusat di Pulau Jawa.
- Faktor pendukung yang lain, yakni perkembangan dlm bidang ilmu pengetahuan & teknologi. Indonesia selaku negara berkembang dengan-cara aktif melaksanakan proses alih teknologi dr negara-negara maju.
- Tersedianya sumber daya alam & tenaga kerja yg cukup, kaitan industri & pendukungnya, tampak terperinci dlm lokasi & pula persebarannya.
G. PENGGUNAAN LAHAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN LINGKUNGAN HIDUP
Lahan merupakan bentang daratan mulai dr pantai hingga ke pedalaman. Luas lahan di Indonesia kira-kira 148.892.000 km². Luas lahan negara Indonesia mampu dilihat pada tabel berikut.
Pengertian lahan bisa dibedakan sebagai berikut.
- Lahan potensial, yaitu lahan yg mempunyai kesuburan cukup baik & lokasinya strategis untuk melaksanakan segala kegiatan.
- Lahan kritis adalah lahan yg mempunyai sifat tandus lantaran kesuburannya sudah hilang jawaban pengikisan sehingga kurang baik untuk melaksanakan acara di bidang pertanian.
Lahan kritis memiliki sifat tanah yg tandus sehingga kurang potensial untuk pertanian |
1. Perubahan Penggunaan Lahan
Tingginya pertumbuhan penduduk Indonesia di wilayah perkotaan, dlm kurun waktu tahun 1990 – 2000, mengakibatkan jumlah penduduk perkotaan meningkat ± 10 kali lipat, yaitu dr 5,3 juta hinga mencapai 50 juta jiwa. Pada tingkat tertentu kota tak bisa lagi menampung beban penduduk yg besar. Gejala urban sprawl & konurbasi merupakan balasan dr tingginya pertumbuhan penduduk kota. Dalam kurun waktu tahun 1990 – 2000 luas wilayah perkotaan di Indonesia sudah bertambah seluas 700.000 hektar. Akibatnya tentu berpengaruh pada wilayah nonperkotaan.
Pada periode tahun 1990 – 2000, luas lahan pertanian di Pulau Jawa menyusut sebesar 5 persen.
Terdapat beberapa perbedaan bentuk & cara penggunaan lahan di pedesaan & perkotaan.
Ciri-ciri lahan pedesaan sebagai berikut.
- Areal lahan cukup luas.
- Lahan masih bersifat alami.
- Lahan belum banyak dibungkus dgn teknologi.
- Penggunaan lahan pedesaan, antara lain untuk perkebunan, peternakan, perhutanan, tempat wisata alam, & perikanan.
Ciri-ciri lahan perkotaan selaku berikut.
- Areal lahan perkotaan relatif sempit.
- Lahan sudah banyak diubah.
- Lahan sudah dikemas dgn perkembangan teknologi.
- Penggunaan lahan perkotaan, antara lain untuk permukiman, per-kantoran, jual beli, industri, & jasa.
Pembangunan yg cepat menenteng perubahan situasi lingkungan perkotaan. Di beberapa tempat ditemui gedung-gedung gres yg akan dibangun tanpa mengindahkan rencana peruntukan lahan. Kawasan yg semestinya digunakan bagi kegiatan permukiman kini banyak berkembang menjadi tempat perkantoran, pendidikan, industri, & jual beli. Akibatnya, timbul beberapa perkara lingkungan, menyerupai kegaduhan, makin berkurangnya ruang terbuka, kemacetan kemudian lintas, & meningkatnya kadar pencemaran udara.
Perubahan penggunaan lahan pula terjadi di wilayah nonurban. Akibat tekanan penduduk kota yg tinggi, banyak areal pertanian yg subur di pedesaan berganti fungsi menjadi pemukiman baru, daerah industri, prasarana jalan, & bendungan.
2. Pola Permukiman Penduduk
Wilayah Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau yg besar kecilnya bervariasi. Di antara pulau-pulau tersebut ada yg berpenghuni & ada yg tak berpenghuni. Pada pulau-pulau yg berpenghuni orangnya tersebar tak merata. Sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa (64%), sedangkan sisanya terdapat di pulau-pulau lain. Padahal Pulau Jawa cuma merupakan sebagian kecil (6,6%) dr seluruh luas wilayah daratan Indonesia. Secara geografis, terkonsentrasinya penduduk Indonesia di Pulau Jawa disebabkan suburnya tanah di Pulau Jawa lantaran di Pulau Jawa terdapat banyak gunung api.
Abu vulkanik yg berasal dr gunung api mampu menyuburkan tanah sehingga sangat sesuai untuk lahan pertanian. Secara historis Pulau Jawa sering menjadi pusat pemerintahan kerajaan-kerajaan di Indonesia yg memunculkan daya tarik penduduk untuk berdomisili. Secara ekonomis, Pulau Jawa merupakan pusat jual beli & industri dgn segala fasilitas yg menawan . Pada bidang pendidikan, di Pulau Jawa terdapat sekolah-sekolah & forum-lembaga pendidikan yg mempunyai fasilitas & prasarana lebih lengkap. Berbagai aspek tersebut menimbulkan pemusatan penduduk di Pulau Jawa.
Dalam mencari & menentukan tempat tinggal insan niscaya akan menentukan lokasi & kondisi lingkungan yg baik & dianggapnya sesuai. Permukiman penduduk sangat tergantung pada kondisi alamnya sehingga persebarannya di permukaan bumi berlawanan-beda.
Dilihat dr bentuknya, pola atau peta persebaran permukiman menurut Bintarto dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Bentuk Pemukiman Mengelilingi Fasilitas Tertentu
Bentuk pemukiman ini berada di dataran, mengolah & mempunyai kemudahan umum berbentukmata air, waduk, danau, & lain-lain.
Bentuk pemukiman mengelilingi kemudahan tertentu |
b. Bentuk Permukiman Memanjang Mengikuti Alur Sungai
Bentuk permukiman ini lazimnya terdapat di wilayah/plain yg susunan desanya mengikuti jalur-jalur arah sungai.
c. Bentuk Permukiman Memanjang Mengikuti Jalur Jalan Raya
Penyebaran permukimannya di kanan kiri jalur jalan raya. Pada masa sekarang insan lebih senang memilih pola mengikuti jalan raya.
Bentuk permukiman memanjang mengikuti jalur jalan raya |
d. Bentuk Permukiman Memanjang Mengikuti Garis Pantai
Permukiman ini biasanya berada di pesisir maritim. Penduduk di wilayah ini sebagian besar bermata pencaharian di sektor perikanan.
Bentuk permukiman memanjang mengikuti garis pantai |
e. Bentuk Permukiman Terpusat
Bentuk permukiman yg memusat biasanya terdapat di desa, yakni pada wilayah pegunungan & dihuni oleh penduduk yg berasal dr satu keturunan yg sama. Biasanya semua warga penduduk di tempat itu yakni keluarga atau kerabat. Dusun-dusun yg terdapat di desa yg bentuknya terpusat biasanya sedikit, yakni sekitar 40 rumah.
Bentuk permukiman yg terpusat |
3. Persebaran Lokasi Permukiman Desa
Pemilihan tempat tinggal pasti mencari lokasi yg baik, strategis, aman, bebas banjir, warganya rukun, & lain-lain. Seorang piawai sosiologi pedesaan bernama Pane H. Landis mengemukakan tipe persebaran lokasi pemukiman (desa) yg dibedakan selaku berikut.
a. The Arranged Isolated Farm Type
Tipe desa yg orangnya bermukim di sepanjang jalan utama desa yg terpusat pada pusat perdagangan & lahan pertanian berada di sekeliling permukiman. Masing-masing unit keluarga terisolasi. Jarak antara satu rumah dgn rumah yg lain tak terlalu jauh. Pola permukiman di sepanjang sungai & pantai merupakan teladan desa tipe ini.
b. The Pure Isolated Type
Tipe desa yg orangnya tinggal tersebar dengan-cara terpisah dgn lahan pertanian & masing-masing berpusat pada suatu pusat jual beli. Tipe ini terjadi di daerah yg tanahnya mempunyai tingkat kesuburan tak sama.
c. The Nebulous Farm Tupe
Tipe desa yg sebagian besar orangnya tinggal bareng di suatu tempat dgn lahan pertanian di sekitarnya. Sebagian kecil penduduk tersebar di luar permukiman pokok. Sebenarnya the nebulous farm sama dgn tipe the farm village, namun karena terlalu padatnya permukiman itu, ada beberapa penduduk yg terkumpul di luar permukiman pokok.
4. Persebaran Lokasi Pemukiman Kota
Kota merupakan tempat berlangsungnya semua kegiatan sehingga diperlukan fasilitas & prasarana yg memadai. Akan tetapi, karena adanya ketimpangan antara kebutuhan fasilitas & prasarana dgn bertambahnya penduduk maka timbul banyak sekali duduk kasus sosial, ekonomi, & budaya.
Dalam membicarakan pengertian kota, ada beberapa perumpamaan yg berafiliasi dgn kota, antara lain selaku berikut.
- Urban yakni suatu bentuk yg memiliki suasana kehidupan & penghidupan yg terbaru.
- City merupakan pusat wilayah kota.
- Bown yakni kota kabupaten atau pemerintah kota.
- Bown skip yakni kota kecamatan atau kota kawedanan.
- Kota dapat dibedakan menjadi aneka macam macam berikut.
- Kota wisata, merupakan wilayah pariwisata.
- Kota pelajar, merupakan kota tempat pelajar lantaran banyak berdiri sekolah-sekolah.
- Kota industri, merupakan wilayah kota tempat industri yg banyak pabrik-pabriknya.
- Kota satelit, yaitu kota yg letaknya bersahabat dgn kota besar, warganya menerima penghidupan wilayah aturan kota kecil tersebut.
- Kota jual beli, yaitu kota yg terletak pada tempat jual beli. Di Amerika Serikat, kota pusat-pusat perdagangannya disebut CDB (Central Business District), sedangkan di Inggris pusat kota perdagangan disebut Central Area.
Daerah yg berhubungan dgn urbanisasi |
Adapun pola pemekaran kota dibedakan menjadi tiga macam, yaitu selaku berikut.
a.. Pola Konsensus
Pola ini mulanya berasal dr suatu tempat lantaran makin padat penghuninya kemudian berkembang ke kawasan tepi atau pinggiran. Perkembangan tersebut sebagai final makin maraknya kegiatan di tempat tersebut. Akhirnya, lokasi awal tersebut menjadi pusat bisnis & wilayah sekitarnya menjadi wilayah pendukung.
b. Pola Sektoral
Pola ini meningkat dr sektor kegiatan yg menjadi pecahan dr suatu kota yg akan meningkat . Perkembangan setiap sektor tersebut akan membawa efek terhadap pola keruangan di kota.
c. Pola Pusat Kegiatan Ganda
Pola mirip ini meningkat dr kondisi lingkungan yg berlawanan. Masing-masing lingkungan meningkat & menjadi pusat kegiatan. Kota yg berkembang dgn pola seperti ini biasanya kota yg berada di tepi pantai.
Kota selaku tata ruang mesti merupakan lingkungan yg dinamis sehingga memerlukan daya dukung bagi penghuninya. Oleh karena itu, timbul sifat-sifat yg berlainan dgn permukiman pedesaan. Sifat-sifat tersebut, antara lain selaku berikut.
- Penduduk kota yakni anonim, artinya satu dgn yg lain tak saling mengenal.
- Sifat tak peduli terhadap orang lain.
Persyaratan yg mesti dipenuhi bagi kelangsungan kehidupan kota yakni:
- adanya suasana & rasa aman pada warga kota;
- adanya suasana tertib setiap warga penduduk sehingga mampu menempatkan dirinya masing-masing; dan
- adanya perjuangan untuk membina suasana sehat & bebas dr segala penyakit menular.
5. Alasan Penduduk Bermukim di Berbagai Bentang Lahan
Penyebaran pemukiman penduduk menempati banyak sekali macam bentang lahan. Manusia mempunyai argumentasi bermukim di tiap bentang lahan yg berlainan karena setiap bentang lahan mempunyai ciri khas berbeda yg berpengaruh bagi kehidupan manusia. Untuk itu penyebaran pemukiman merupakan wujud penyesuaian menusia terhadap lingkungan. Adapun aneka macam dalihpenduduk menentukan bermukim di banyak sekali bentang alam diuraikan selaku berikut.
a. Permukiman Penduduk di Daerah Pegunungan
Daerah sekitar pegunungan mempunyai keunggulan tanah yg subur, udara sejuk & panorama indah, & kadang-kadang dijadikan kawasan objek wisata. Dengan demikian, pola pemukiman yg terbentuk mengelompok di sekitarnya.
Jaringan jalan di pegunungan berkelok-kelok mengikuti alur pegunungan yg relatif datar untuk mempermudah kendaraan melewatinya |
Tanah di wilayah pegunungan yg subur cocok untuk perjuangan pertanian & perkebunan sehingga banyak penduduk yg kepincuttinggal di kawasan tersebut.
Permukiman penduduk di wilayah pegunungan pula tersebar di kanan kiri jalan raya, berhubungan dgn kemudahan dlm prasarana transportasi.
a. Permukiman Penduduk di Daerah Dataran Rendah
Dataran rendah banyak diminati sebagai kawasan tempat tinggal lantaran berbagai alasan berikut.
- Pesatnya pembangunan fisik di tempat datarah rendah lantaran wilayahnya yg datar.
- Merupakan kawasan yg subur selaku lahan pertanian dgn cadangan air yg lumayan banyak.
-
Dataran rendah merupakan tempat industri & jual beli.
Kegiatan ekonomi penduduk pantai - Dataran rendah biasanya merupakan kota-kota besar yg lengkap dgn prasaran jalan, gedung, & industri.
c. Permukiman Penduduk di Daerah Pantai
Daerah pantai merupakan wilayah batas antara daratan & lautan. Mata pencaharian penduduk wilayah pantai kebanyakan menggantungkan pada usaha eksploitasi laut, menyerupai nelayan, usaha tambak atau membuat garam. Pada zaman kini beberapa wilayah pantai merupakan wilayah maju lantaran banyak yg berkembang menjadi kota besar ibarat Jakarta, Semarang, & Surabaya.
Berbagai dalihpenduduk bermukim di kawasan pantai selaku berikut.
- Daerah pantai merupakan tanah kelahiran & tanah leluhur, artinya penduduk sudah tinggal di lokasi tersebut turun temurun. Dengan demikian mempunyai ikatan emosional (batin) yg kokoh dgn wilayah tersebut.
- Ada keterkaitan dgn mata pencaharian (pekerjaan).
- Daerah pantai kaya sumber daya alam yg dapat dimanfaatkan.
- Daerah pantai yg merupakan objek wisata banyak disukai karena panoramanya yg indah & iklimnya sesuai.
Lihat juga
Pemanfaatan Lingkungan Hidup Dalam Kaitannya Pembangunan Berkelanjutan
Akhirnya, hingga di sinilah pembahasan perihal Wilayah Pelestarian Lingkungan Hidup Kaitannya Dengan Pembangunan Berkelanjutan. Semoga bermanfaat & mampu dijadikan selaku sumber bacaan yg berguna & berguna buat sekalian.