√ Sistem Reproduksi

Sistem Reproduksi – Semua makhluk hidup mesti berkembang biak agar mampu mempertahankan jenisnya. Cara perkembangbiakan pada makhluk hidup ini dinamakan reproduksi. Sistem organ yg mendukung kiprah reproduksi tersebut dinamakan tata cara reproduksi. Kerja tata cara reproduksi berkaitan dekat dgn proses kedewasaan.

Anda mampu merasakan pergeseran yg terjadi pada diri Anda sendiri, yakni pergantian yg terjadi tatkala Anda memasuki masa pubertas (pandai balig). Apakah masa pubertas itu? Pada umur berapa orang mengalami pubertas? Mengapa perkembangbiakan pada insan berkaitan dgn pubertas? Untuk lebih jelasnya, langsung saja anda menyimak penjelasan berikut ini.

A. Sistem Reproduksi Pria

Kerja tata cara reproduksi pada insan, dekat kaitannya dgn proses kedewasaan, baik pada insan atau organisme lainnya. Anda pula mampu memperhatikan pergantian yg terjadi pada diri Anda sendiri, yaitu perubahan yg terjadi pada dikala Anda memasuki masa kematangan seksual.

Masyarakat biasa menyebut hal ini selaku pubertas. Pubertas merupakan peristiwa yg wajar pada insan. Tatkala memasuki tahap ini, Anda diberi instruksi bahwa Anda sudah memasuki masa subur atau aktif reproduksi.

Tatkala meraih masa pubertas, hormon berperan memicu seorang lelaki atau perempuan memasuki masa reproduksi. Pada pria, masa pubertas dipicu oleh hormon testosteron & androgen pada usia sekitar 13–15 tahun. Hormon tersebut menimbulkan hadirnya ciri-ciri primer & sekunder kematangan seksual pada pria, yakni:

  1. mulai aktif memproduksi sel sperma;
  2. suara makin membesar;
  3. tumbuh rambut-rambut di sekeliling alat kelamin & potongan lain, mirip kumis & janggut;
  4. terbentuk jakun & pundak yg melebar.

1. Organ Reproduksi Pria

Sel sperma yg menjadi alat perkembangbiakan insan & menjadi alat pembuahan sel telur betina merupakan sel kelamin yg diproduksi oleh pria. Sel sperma dibikin di pecahan testis yg terlindung oleh sebuah jaringan ikat berbentuk kantung yg disebut skrotum. Tempat tersebut cukup nyaman bagi testis untuk melaksanakan perkembangan sel sperma (Gambar 10.1).
Bagian-belahan alat reproduksi pria

Di dlm testis, terdapat kumparan tempat sel sperma diproduksi yg disebut tubulus seminiferus. Jika direntangkan, panjang saluran tersebut dapat meraih 20 meter. Di antara tubulus-tubulus tersebut, terdapat sel interstitial (sel Leydig) yg menyintesis hormon testosteron. Di dlm dinding tubulus seminiferus terdapat bakal sel sperma yg disebut spermatogonia. Selain itu, terdapat pula sel yg berskala lebih besar yg disebut dgn sel sertoli. Sel ini bertugas memperlihatkan pasokan nutrisi untuk pertumbuhan spermatogonia. Untuk menjadi sel sperma, spermatogonia yg diploid mesti mengalami beberapa kali pembelahan sel sampai karenanya membuat 4 sel sperma yg haploid, proses ini disebut spermatogenesis.
Sel Leydig memproduksi testosteron yg mengendalikan spermatogenis

Dalam perjalanan keluarnya sperma dr dlm tubuh pria, terdapat beberapa struktur saluran. Struktur dimulai dr epididimis yg merupakan campuran dr beberapa tubulus seminiferus. Epididimis akan bemuara di sebuah saluran yg disebut vas deferens. Saluran vas deferens menjinjing sel sperma keluar dr skrotum ke rongga perut. Epididimis & vas deferens ini merupakan salah satu kantung cadangan yg menyimpan sel sperma sementara waktu & tempat pendewasan sel sperma sebelum dikeluarkan.

Vas deferens akan berlanjut di saluran yg sama dgn saluran ekskresi, yakni uretra di kandung kemih. Di konferensi dua saluran tersebut, terdapat prosedur yg menertibkan pembuangan urine & berfungsi pula dlm penyaluran sel sperma. Uretra berujung di penis. Proses keluarnya sel sperma dr penis disebut ejakulasi. Penis merupakan organ reproduksi eksternal yg berfungsi dlm senggama untuk mengantarkan sperma ke dlm tubuh perempuan.
Sebuah sel sperma

Sperma keluar tak cuma dlm bentuk sel sperma saja, tetapi disertai cairan yg mengakomodasi pergerakan sel sperma di dlm saluran reproduksi laki-laki ataupun saluran reproduksi perempuan. Sel sperma & cairan yg diejakulasikan ini disebut semen. Terdapat tiga buah kelenjar aksesoris yg berfungsi dlm pembentukan cairan dlm semen, yakni selaku berikut.

  1. Vesikula seminalis, menciptakan cairan selaku sumber energi untuk sperma.
  2. Kelenjar prostat, menawarkan situasi basa pada cairan semen.
  3. Kelenjar bulbo-uretralis, menyekresikan cairan seperti lendir yg berfungsi melicinkan (lubrikasi) dlm pergerakan sel sperma.
Bagi sperma, cairan semen yg dihasilkan mempunyai fungsi memberikan media & energi bagi sperma untuk pergerakannya di saluran vagina. Semen pula akan menetralkan cairan asam vagina yg bisa membunuh kuman.

2. Spermatogenesis

Sel sperma yg berfungsi dlm reproduksi, mesti mengalami kemajuan & pembelahan. Proses pembelahan tersebut terjadi dengan-cara mitosis & meiosis. Sebagai alat reproduksi, sel sperma harus haploid sehingga sehabis pembuahan, akan tetap dihasilkan individu yg diploid. Begitu pula halnya dgn pembentukan sel telur yg haploid.

Pembelahan mitosis cuma terjadi pada spermatogonia untuk memperbanyak bakal sel sperma menjadi spermatosit primer. Mulai dr spermatosit, terjadi pembelahan meiosis yg pertama & membuat sel anak haploid yg disebut spermatosit sekunder. Selanjutnya, terjadi pembelahan meiosis yg kedua & menghasilkan sel spermatid. Setelah mengalami pematangan, sel spermatid akan menjadi sel sperma (Gambar 10.4).
Spermatogenesis terjadi di dlm testis yg akhirnya menciptakan spermatozoa

Produksi sel sperma di tubuh laki-laki dilaksanakan sepanjang hidupnya, siklus waktunya yaitu tiga hari. Proses pematangan sel sperma dipicu oleh datangnya hormon testosteron di testis, tepatnya di belahan sel interstitial. Setiap hari, seorang lelaki remaja memproduksi 100 juta sel spermatid yg disimpan di duktus epididimis, kemudian menuju vas deferens untuk mengalami pematangan. Pematangan sel spermatid pada insan, umumnya terjadi dlm waktu sekitar dua minggu.
Spermatogenesis terjadi di testis

B. Sistem Reproduksi Wanita

Pada wanita, hormon yg berperan dlm pendewasaan seksual primer & sekunder yakni hormon estrogen, biasanya terjadi pada usia 11–13 tahun. Ciri-ciri seksual sekunder pada perempuan ialah mulai tumbuhnya cuilan-kepingan khas seorang wanita, seperti payudara, pinggul, serta berkembang rambut di sekeliling kelamin & ketiak. Hormon pada wanita pula banyak memengaruhi siklus reproduksi & proses kehamilan.
Manusia berkembang biak dengan-cara generatif atau seksual karena pembuahan cuma mampu terjadi jikalau sel kelamin jantan (sperma) membuahi sel kelamin betina (sel telur). Dalam Biologi, seks didefinisikan sebagai keseluruhan struktur & fungsi yg mencirikan perbedaan antara jantan & betina. Oleh karena alat -alat seksual insan terpisah antara jantan & betina, organ reproduksi insan disebut berumah dua atau dioecius.

1. Organ Reproduksi Wanita

Organ reproduksi perempuan dimulai dr tempat pembentukan sel telur yg disebut ovarium. Ovarium ada sepasang & setiap bulannya bergantian menciptakan sel telur. Pada insan, sel telur meningkat di suatu kantung khusus yg disebut folikel de Graaf. Di kantung ini, sel telur mengalami pertumbuhan sampai karenanya dikeluarkan dr ovarium. Proses keluarnya sel telur dr ovarium disebut ovulasi.
Sel telur yg diovulasikan akan bergerak menuju dinding rahim lewat suatu saluran yg dinamakan tuba Fallopi. Di saluran inilah umumnya fertilisasi oleh sperma terjadi. Sel telur yg dibuahi atau yg tak dibuahi akan menjangkau uterus dlm jangka waktu satu ahad. Dinding uterus mengandung banyak pembuluh darah yg menyediakan suplai kuliner & oksigen bagi calon bayi.
Rahim mempunyai ukuran panjang sekitar 7 cm & lebar sekitar 4–5 cm. Namun, akan bisa menampung bayi dgn panjang 45 cm & berat hingga 4 kg. Jika tak terjadi pembuahan, dinding endometrium rahim akan meluruh sehingga terjadilah menstruasi pada perempuan. Proses tersebut dipengaruhi oleh hormon-hormon yg saling melaksanakan pekerjaan sama untuk menyiapkan kehamilan.
Organ reproduksi pada wanita beserta kepingan-bagiannya
Organ reproduksi perempuan potongan luar yakni vagina (Gambar 10.6). Vagina merupakan saluran dgn dinding tebal, tempat masuknya sperma & keluarnya bayi tatkala dilahirkan. Proses masuknya sel sperma didahului dgn masuknya penis pada lubang vagina. Proses ini dinamakan dgn coitus atau senggama.

Vagina mempunyai beberapa aksesoris yg terdiri atas klitoris, kepingan kulit epilog vagina, serta selaput dara (hymen). Bagian kulit penutup potongan luar dgn kulit yg lebih tebal dinamakan labia mayor & kepingan kulit epilog di belahan dlm disebut labia minor. Selaput dara merupakan jaringan kulit tipis yg melindungi vagina pada dikala membuka. Bagian tersebut mudah sekali terkoyak oleh tabrakan, baik oleh benda keras maupun proses senggama.

Sebelum memasuki rahim, terdapat saluran reproduksi yg disebut leher rahim (cervix). Pada kepingan ini, disekresikan cairan yg memiliki kegunaan mencegah masuknya kuman & kuman lainnya penyebab infeksi. Pada masa ovulasi, cairan ini akan sungguh aman terhadap pergerakan sperma. Namun, sehabis masa ovulasi cairan tersebut biasanya akan mengental untuk menangkal masuknya sel sperma.

2. Oogenesis

Berbeda dgn sel sperma yg diproduksi seumur hidup oleh pria, sel telur pada perempuan terbatas jumlahnya. Jumlah sel telur perempuan, pada usia tujuh tahun yakni sekitar 300.000. Akan tetapi, jumlah tersebut menyusut seiring waktu. Selama masa reproduksi, sel telur yg akan dilepaskan cuma sekitar 400–500 buah sel telur (Starr and Taggart, 1995: 780). Sel telur tersebut diovulasikan setiap bulan mulai dr masa aktif reproduksi dikala menstruasi kali pertama. Kaprikornus, kurang lebih perempuan akan mengalami masa subur dlm waktu 33 sampai 41 tahun atau dlm rentang usia 12 sampai 45–63 tahun.
Oogenesis terjadi di dlm ovarium yg akan menghasilkan ovum
  √ Pembelahan Meiosis

Oosit primer sudah dibuat pada ketika organogenesis bayi di dlm rahim & sudah meraih tahap profase I. Setelah oosit terbentuk, oosit mengalami masa penantian (arestasi) hingga jadinya wanita tersebut mulai memasuki masa subur yg ditandai dgn menstruasi. Kemudian, oosit melanjutkan pembelahan meiosisnya menjadi dua buah oosit sekunder. Salah satu dr oosit tersebut, akan mengalami degenerasi sehingga cuma ada satu oosit yg akan meningkat . Oosit degeneratif (badan polar) hasil meiosis I tak akan ikut dlm meiosis II. Oosit sekunder, lalu akan mengalami pembelahan meiosis kedua menciptakan satu buah oosit fungsional. Oosit fungsional tersebut kemudian yg akan diovulasikan setiap bulan (dalam periode lebih kurang 28 hari) selama masa subur wanita (Gambar 10.8).
Oogenesis terjadi di ovarium

3. Menstruasi

Pada siklus ovulasi, sel telur yg tak dibuahi mesti dikeluarkan dr dlm tubuh berbarengan dgn pendukung implantasi bayi di dinding rahim, yakni endometrium. Proses peluruhan dinding rahim & dibuangnya sel telur yg tak dibuahi ini, disebut menstruasi.

Secara hormonal, proses ini diawali dgn diproduksinya hormon gonadotropin (gonadotropin releasing hormone) yg akan mendelegasikan pituitari untuk menciptakan hormon FSH (folikel stimulating hormone) & LH (luteinizing hormone). FSH & LH ini akan menginisiasi (merangsang) pembentukan folikel tempat pematangan sel telur di dlm ovarium. Folikel yg meningkat akan menciptakan hormon estrogen.

FSH, LH, & hormon estrogen akan kuat terhadap pematangan sel telur selama lebih kurang dua ahad hingga tiba waktu ovulasi. Estrogen yg dihasilkan akan besar lengan berkuasa pada pertumbuhan folikel, merangsang pembentukan endometrium, serta merangsang diproduksinya FSH & LH lebih banyak. Hormon FSH & LH yg melimpah di hari ke-12 siklus menstruasi akan memengaruhi masa meiosis II hingga terjadi ovulasi. Ovulasi terjadi di hari ke-14 & pada waktu ini seorang perempuan dibilang berada dlm kondisi subur. Masa subur tersebut berlangsung selama lebih kurang 24 jam saja.


Folikel yg sudah ditinggalkan oleh sel telur disebut tubuh kuning atau corpus luteum yg menghasilkan hormon estrogen serta progesteron. Kedua hormon ini bekerja menghalangi sintesis FSH & LH sehingga jumlahnya menjadi lebih minim. Selain itu, menimbulkan penghambatan pematangan folikel lain di ovarium.

Estrogen & progesteron sebenarnya mempersiapkan kehamilan dgn mempertebal dinding endometrium hingga mencapai ketebalan 5 mm. Jika tak terjadi kehamilan atau fertilisasi, corpus luteum akan berdegenerasi sehingga produksi estrogen & progesteron menurun. Jika kedua hormon ini menurun, tak ada lagi yg menjaga keberadaan endometrium sehingga endometrium mengalami degenerasi. Proses ini terjadi di hari ke-27 atau 28 & terjadilah menstruasi.

Siklus menstruasi. Siklus ini dipengaruhi oleh hormon estrogen & progesteron
Dengan hilangnya estrogen & progesteron, hormon gonadotropin dgn leluasa mampu memerintahkan pituitari hipofisis untuk kembali memproduksi FSH & LH & memulai siklus menstruasi kembali. 

4. Fertilisasi & Kehamilan

Fertilisasi terjadi bila sel telur berjumpa dgn sel sperma. Pada manusia, proses tersebut didahului dgn proses senggama. Penis mesti berada dlm kondisi tegak (ereksi), biar dapat mengirimkan sperma ke dlm vagina. Penis ereksi disebabkan oleh melebarnya arteri & menutupnya pembuluh vena di penis. Dengan demikian ada banyak ajaran darah yg masuk & sedikit darah yg dikeluarkan (ditahan dlm pembuluh darah penis). Pembuluh darah pula akan memenuhi jaringan di dlm penis sehingga penis mengalami pemanjangan & meningkat menjadi lebih keras. Jika penis sudah ereksi, proses senggama mampu dijalankan. Pada dikala penis memasuki vagina, reseptor di penis akan menerima rangsangan sentuhan yg menyebabkan dikeluarkannya semen yg berisi jutaan sel sperma. Proses keluarnya semen tersebut dinamakan ejakulasi.


Pada lelaki wajar , dlm satu kali ejakulasi akan dikeluarkan

300 juta – 400 juta sel sperma. Pergerakan sel sperma di dlm vagina dibantu oleh semen & cairan pelicin yg dihasilkan oleh cervix. Cairan pelicin tersebut akan disekresikan oleh kelenjar di cervix kalau seorang wanita sudah siap melaksanakan senggama atau mendapat rangsangan seksual. Sel sperma akan berenang menuju oviduk atau tuba Fallopi tempat sel telur berada setelah masa ovulasi. Oviduk atau tuba Fallopi merupakan tempat fertilisasi pada insan.

Pergerakan sel sperma disokong oleh ekor sperma yg banyak mengandung mitokondria penghasil ATP. Sel telur yang


Sel sperma yg telah mencapai sel telur akan berlomba untuk mampu memasuki zona pelusida (Gambar 10.10). Zona pelusida mempunyai reseptor yg bersifat “spesies spesifik”, yakni cuma mampu dilalui oleh sel sperma dr satu species. Akrosom sperma mempunyai enzim litik yg mampu menembus corona radiata & zona pelusida.


Pada ketika sel sperma menembus corona radiata, akrosom sperma akan meluluh. Sel telur kemudian akan secepatnya menyelesaikan tahap meiosis II menciptakan inti fungsional yg haploid. Bagian inti sel sperma ini kemudian bersatu dgn membran sel telur untuk melakukan fusi materi genetik. Gerakan ini menyerupai dgn mekanisme endositosis pada sel. Setelah terjadi peleburan atau fertilisasi ini, corona radiata akan menebal sehingga tak ada lagi sel sperma lain yg dapat masuk. Pada di saat ini sel tersebut sudah dibuahi & berkembang menjadi zigot. Zigot akan membelah dengan-cara mitosis menjadi morula.

Sel telur yg dikelilingi oleh sperma

Zigot ini kemudian melakukan pembelahan sel selama perjalanannya di oviduk menuju rahim. Pergerakan zigot menuju rahim (uterus) tersebut menyantap waktu 4 hari. Dalam waktu 1 minggu, zigot sudah berupa mirip bola yg dinamakan blastula. Blastula memiliki rongga yg disebut blastosol. Masa sel di potongan dlm blastosol, akan menjadi bakal embrio. Bagian lengket dr blastosol tersebut kemudian akan melekat di endometrium. Proses tersebut dinamakan implantasi.

Blastula selanjutnya meningkat membentuk tiga lapisan, yaitu lapisan luar (ektoderm), lapisan tengah (mesoderm), & lapisan dlm (endoderm). Tahap ini disebut gastrulasi yg terjadi sekitar minggu ketiga. Selanjutnya, ektoderm akan membentuk tata cara saraf, kulit, mata, & hidung. Mesoderm membentuk otot, tulang, jantung, pembuluh darah, ginjal, limfa, & organ reproduksi. Sementara itu, endoderm akan membentuk organ-organ serta kelenjar yg berhubungan dgn metode pernapasan. Peristiwa ini disebut dgn organogenesis. Organogenesis dimulai dr minggu keempat sampai minggu kedelapan & penyempurnaan pada minggu kesembilan (Gambar 10.12).

Perkembangan zigot hingga menjadi janin yg dimulai dr umur (a) 2 ahad, (b) 5 minggu, (c) 9 minggu, & (d) 20 ahad

Embrio akan melepaskan hormon corionic gonadotropin (hormon yg mirip dgn LH) yg akan dibawa ke ovarium untuk menangkal luluhnya corpus luteum. Dengan demikian, estrogen & progesteron tetap dihasilkan sehingga dapat mempertahankan persiapan kehamilan di rahim dgn mempertahankan ketebalan endometrium. Dari manakah embrio memperoleh suplai kuliner?

Kehamilan terjadi mulai dr fertilisasi sampai kelahiran. Pada manusia, rata-rata kehamilan terjadi selama 266 hari (38 ahad) dr fertilisasi atau 40 minggu dr siklus menstruasi terakhir hari pertama. Kelahiran bayi terjadi melalui serangkaian kontraksi uterus yg beraturan. Beberapa hormon, mirip estrogen, oksitosin, & prostaglandin berperan dlm proses ini.

Secara biasa , proses kelahiran terjadi lewat tahap pembukaan cervix, tahap pengeluaran bayi, & tahap pelepasan plasenta (Gambar 10.13).

Tiga tahap kelahiran

5. Pemberian ASI (Air Susu Ibu)

Semenjak bayi dilahirkan, ia tak lagi diberi nutrisi lewat plasenta. Namun, sang ibu masih mampu memberi makan bayi dgn memproduksi & menyekresikan susu dr payudaranya. Di dlm payudara, terkandung kelenjar mamae. Kelenjar mamae (kelenjar susu) berada di lapisan kulit dan menyekresikan adonan lemak, protein, & karbohidrat yg diketahui dgn air susu. Berikut tabel kandungan nutrien dlm ASI.

Persentase kandungan ASI

Tabel 10.1 Beberapa Zat yg Dikandung Kolostrum & ASI


Kelenjar mamae mengalami pematangan pada perempuan sewaktu mengalami pubertas. Namun, cuma sesudah perempuan melahirkan saja kelenjar mamae mengalami perkembangan & pematangan final menjadi kelenjar yg menyekresikan air susu. Sekresi kelenjar mamae ini merupakan respons terhadap hormon progesteron & estrogen.

Pada bulan ke tiga atau ke empat kehamilan, kelenjar mamae mulai menyintesis & menyimpan cairan kuning yg disebut kolostrum, dlm jumlah yg sedikit. Kolostrum akan menjadi makanan pertama bagi bayi.


Kolostrum mengandung banyak antibodi ibu yg akan menolong bayi dr infeksi. Selain itu, mengandung banyak protein yg mampu mencegah diare. Beberapa hari setelah dilahirkan, bayi akan mulai disusui. Proses menyusui jika dikombinasikan dgn hormon prolaktin dr kelenjar hipofisis akan menstimulasi sintesis ASI.

Sewaktu plasenta dipisahkan antara bayi & ibunya, progesteron & estrogen dr plasenta tak bisa lagi menghalangi pengeluaran prolaktin. Setelah produksi susu dimulai, kekerabatan fisiologi & psikologi antara ibu & anak terjadi. Bayi dengan-cara insting mengisap puting payudara, menyebabkan terjadinya pengantaran impuls pada otak ibu untuk membuat prolaktin & oksitosin dr kelenjar hipofisis. Prolaktin merangsang buatan ASI lebih banyak, sedangkan oksitosin merangsang sekresi ASI.

Ibu menyusui anaknya.Pemberian ASI pribadi sangat diusulkan

Pemberian ASI saja atau yg diketahui dgn ASI langsung, selama 6 bulan pertama diusulkan oleh tubuh kesehatan dunia (WHO). Hal ini didasarkan pada bukti ilmiah wacana faedah ASI bagi daya tahan tubuh bayi, pertumbuhan, & perkembangannya. Pemberian ASI langsung selama 6 bulan pertama tak membutuhkan penambahan cairan atau kuliner lain. Rata-rata keperluan cairan bayi sehat sehari berkisar 800–100 mL/kg berat badan dlm minggu pertama usianya. Pada usia 3–6 bulan, sekitar 140–160 mL/kg berat tubuh. Jumlah ini mampu dipenuhi cukup dr ASI langsung & tak dibatasi (sesuai ‘ajakan’ bayi, siang & malam). Selain itu, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dapat meminimalisir pengeluaran rumah tangga.

6. Pemeriksaan Sebelum Kehamilan: Faktor Rh

Pemeriksaan kondisi pasangan sebelum menikah sangat baik dijalankan untuk menghemat risiko yg akan timbul pada bayi. Salah satu pemeriksaan yg biasa dijalankan yakni investigasi kelompok rhesus (Rh) darah kandidat ibu & anak. Walaupun tak mungkin untuk menggagalkan ijab kabul yg akan dilaksanakan, namun dgn pemeriksaan ini diperlukan kandidat orangtua bisa melaksanakan penyusunan rencana yg matang terhadap keluarga yg akan dibentuknya kelak.

Terdapat 85% insan mempunyai protein tertentu dlm darahnya yg memilih sifat Rh darahnya (konkret atau negatif). Rh konkret bersifat lebih banyak didominasi terhadap Rh negatif sehingga apabila seorang perempuan mempunyai Rh negatif & suaminya mempunyai Rh kasatmata, anaknya akan mempunyai Rh konkret. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya penolakan bayi oleh tubuh ibu. Hal ini sudah Anda pelajari dlm Bab Sistem Peredaran Darah.

Pada kehamilan pertama, penolakan tubuh ibu tak terlalu terlihat . Rh faktual yg dikandung oleh anak pada kehamilan pertama belum direspons dengan-cara maksimal oleh tata cara imun tubuh ibu. Namun, sudah disediakan bila terjadi serangan Rh konkret yg kedua. Oleh lantaran itu, pada kehamilan kedua, bayi akan diserang oleh sistem imunitas tubuh ibu lantaran dianggap Rh nyata yakni protein asing yg harus dilawan. Antibodi tubuh ibu ini akan menciptakan darah bayi menggumpal sehingga dapat menjadikan maut pada bayi. Kasus ajal bayi jawaban ketidakcocokan Rh ini disebut eritroblastosis fetalis.

C. Penyakit pada Sistem Reproduksi & Teknologi Reproduksi

Sejak tahun 1960-an, ada kecenderungan naiknya penyebaran penyakit kelamin menular yg disebabkan perubahan sikap seksual. Selain itu, kelainan yg terjadi pada metode reproduksi yang lain pun mulai terungkap seiring dgn berkembangnya pengetahuan di bidang kedokteran, mirip perkara ketidakcocokan darah & kelainan genetis. 

1. Penyakit pada Sistem Reproduksi

Beberapa kasus kegagalan embriogenesis di dlm kandungan sang ibu, bikin abnormalitas fisik pada alat reproduksi seperti adanya kelamin ganda (hermafrodit) atau bahkan tak mempunyai kelamin sama sekali. Pada beberapa masalah, terjadi kembar siam yg dempet pada potongan kepala, dada, atau potongan tubuh lainnya. Mengapa hal tersebut mampu terjadi?


Kesehatan reproduksi bersahabat kaitannya dgn sikap seksual. Umumnya, penyakit pada tata cara reproduksi bersifat menular. Infeksi ditularkan lewat hubungan seksual atau lewat pertukaran cairan tubuh dengan-cara langsung.
Penderita penyakit seksual menular pada wanita akan lebih parah risikonya kalau dibandingkan dgn lelaki. Hal tersebut menyangkut saluran reproduksi bayi. Beberapa jenis penyakit menular bisa menulari bayi yg berada di dlm kandungan, baik lewat plasenta atau pada ketika kontak fisik sewaktu proses kelahiran.
Herpes merupakan penyakit yg disebabkan oleh virus herpes. Gejalanya tak terlihat dengan-cara langsung. Umumnya, ditandai dgn timbulnya bintik-bintik merah, rasa sakit tatkala urinasi, & (buang air kecil) gatal-gatal di sekitar alat kelamin. Lama-kelamaan, penyakit ini bisa menciptakan kecapekan pada otot & menyerang jaringan saraf sentra (Gambar 10.16).

Penderita herpes. Pada penderita herpes timbul bintikbintik merah di serpihan tubuhnya

b.  Gonorrhea

Gonorrhea disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoeae. Di masyarakat, penyakit kelamin ini diketahui pula dgn nama raja singa. Bakteri penyebab gonorrhea tak dapat hidup di luar tubuh sehingga cuma akan menular lewat kontak korelasi seksual. Penderita gonorrhea akan mengalami rasa sakit yg hebat pada ketika buang air kecil (kencing), yakni rasa pedih & terbakar. Seringkali disertai dgn urine yg bernanah. Biasanya, penyakit ini tak cepat dinikmati oleh wanita sehingga jarang sekali perempuan yg mengalami ganjalan terjangkit gonorrhea. Pada perempuan, infeksi tersebut menimbulkan pembentukan selaput lendir di tuba Fallopi yg menghalangi pergerakan sperma menuju sel telur sehingga menimbulkan kemandulan.

c.  Sifilis

Gejala pertama pada penyakit ini yakni rasa pedih di sekitar kemaluan atau di sekeliling mulut. Penyakit sifilis disebabkan oleh kuman Treponema pallidum yang menyebar melalui kontak cairan, mirip di daerah kelamin, lisan, anus, & cairan payudara. Jika gejala permulaan tak secepatnya dituntaskan, pada tahap berikutnya, infeksi bisa menimbulkan gangguan organ yang lain, seperti hati, jantung, kelenjar getah bening, & kerusakan tata cara saraf pusat.

(a) Bakteri penyebab Gonorrhea. (b) Bakteri penyebab sifilis


d.  HIV/AIDS

Tentu Anda sudah tak ajaib lagi dgn penyakit AIDS. Banyak orang menghubungkan penyakit AIDS dgn kondisi tubuh yg menjadi kurus & bercak-bercak merah, padahal hal tersebut belum pasti benar. Penyakit AIDS cuma dapat menyebar lewat kontak cairan tubuh dengan-cara langsung, mirip transfusi darah & kekerabatan seksual. AIDS akan menyerang tata cara kekebalan tubuh sehingga dlm waktu yg lama, penderita tak mempunyai tata cara kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita mampu terbunuh oleh infeksi penyakit ringan, mirip flu atau tifus.

Penggunaan jarum suntik bahu-membahu oleh para pecandu narkoba mengembangkan virus HIV. Oleh karena itu, jangan pernah sekalipun mengonsumsi narkoba


2. Teknologi Reproduksi

Teknologi reproduksi yg dikembangkan insan mempunyai maksud & tujuan tertentu. Tujuan teknologi reproduksi biasanya untuk menunjukkan solusi kepada masalah reproduksi. Teknologi reproduksi pada hewan, utamanya insan, berkembang lebih lambat dibandingkan teknologi reproduksi pada tanaman. Berikut beberapa klarifikasi ihwal reproduksi pada manusia.

a.  Bayi Tabung

Setiap teknologi yg diciptakan oleh insan memunculkan keinginan baru untuk memperbaiki kualitas hidup. Salah satu teknologi yg menggem-birakan bagi pasangan yg sulit memperoleh keturunan adalah bayi tabung (pembuahan in vitro). Pembuahan sel telur ibu oleh sel sperma ayah dilaksanakan dengan-cara buatan di dlm suatu tabung. Setelah terjadi fertilisasi, zigot akan dikembalikan ke rahim ibu.
Bayi yg kali pertama dicatat lahir lewat proses ini yakni seorang bayi dr Inggris bernama Louise Brown yg lahir pada tahun 1978. Proses tersebut menjadi tonggak sejarah fertilisasi in vitro yg menolong jutaan pasangan di dunia untuk memeroleh anak.

b.  Kloning

Kloning menjadi perumpamaan paling terkenal sehabis lahirnya domba Dolly hasil kloning (Gambar 10.19). Kloning merupakan salah satu cara reproduksi buatan yg mempergunakan teknologi manipulasi sel telur. Jika biasanya sel telur dibuahi oleh inti sel sperma, pada proses kloning ini inti sel telur yg haploid dipindahkan dgn teknik khusus. Setelah itu, posisinya digantikan oleh inti sel dr penggalan tubuh yang lain, mirip kulit atau otot yg diploid. Pada domba Dolly, inti sel donor yg dipakai ialah inti sel kelenjar susu domba.
Domba Dolly hasil kloning
Kasus kloning masih menjadi polemik berkepanjangan karena teknologi tersebut sungguh mungkin dijalankan pada insan. Jika terjadi pada insan, dikhawatirkan akan terjadi penyimpangan terhadap tujuan utama dr kloning. Misalnya, dgn melahirkan insan yg digunakan untuk alat kejahatan. Percobaan kloning pada manusia masih merupakan pelanggaran terhadap undang-undang yg berlaku di seluruh dunia.

Akhirnya, cukup hingga disini penjelasan artikel yg membahas perihal Sistem Reproduksi. Semoga memiliki kegunaan & apa yg admin bagikan pada kali ini, mampu menjadi materi bacaan untuk makin memperdalam ilmu anda mengenai Sistem Reproduksi.