√ Sistem Regulasi

Sistem Regulasi – Mungkin Anda pernah merasa takjub terhadap kesanggupan seseorang yg bisa menjaga keseimbangan berat badannya di atas seutas tali atau galah pada permainan sirkus. Pemain tersebut bisa menjaga keseimbangan badannya dlm melintasi tali atau galah yg cukup panjang.

Hal tersebut memperlihatkan pada kita bahwa terdapat sistem regulasi dlm setiap kegiatan yg kita lakukan. Sistem regulasi tersebut mencakup penerimaan pesan oleh metode indra, serta penyampaian & pengolahan pesan oleh tata cara saraf. Selain itu, terdapat pinjaman keseimbangan cairan tubuh oleh tata cara hormon. Hal itulah sebagian anugerah yg diberikan Tuhan pada kita.

Sistem indra berperan penting dlm pengenalan semua keterangan yg ada di lingkungan sekitar, seperti panas, cahaya, hambar, ketinggian, getaran, rasa, & bunyi. Bagaimana informasi-informasi yg diterima dr lingkungan oleh tata cara indra itu dimasak? Bagaimana peranan metode saraf dlm pengolahan keterangan tersebut? Bagaimana peranan tata cara hormon dlm metode regulasi ini? Semuanya akan admin diskusikan berikut ini merupakan penjelasannya.

A. Sistem Saraf

Informasi lingkungan dr reseptor tubuh atau indra menuju pusat pengolahan keterangan misalnya otak, membutuhkan suatu media. Media tersebut berupa sel, yakni sel saraf (sel neuron). Jadi, sel tersebut berfungsi mengirimkan informasi dr reseptor ke metode pengolahan informasi, kemudian memberikan tanggapannya ke efektor. Adapun efektor berbentuksel atau organ yg digunakan binatang untuk bereaksi terhadap rangsangan. Informasi yg disampaikan disebut impuls saraf. Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf & sel -sel pendukungnya (neuroglia). Sel-sel neuroglia merupakan jaringan penyokong, selaku isolasi & tempat masakan cadangan karena banyak mengandung glikogen.

1. Sel Saraf

Sistem saraf dibangun oleh sel-sel saraf. Sel saraf atau neuron merupakan suatu sel dgn struktur yg khas. Untuk mendukung kinerja menunjukkan sinyal ke sel lainnya, sel neuron membentuk suatu juluran-juluran sitoplasma yg disebut dendrit. Dendrit inilah yg menjadi perantara bagi pergerakan sinyal dr organ reseptor ke pusat pengolahan saraf. Jika simpul ini hilang atau rusak, seseorang akan mengalami kepikunan (jikalau terjadi di otak), atau mati rasa (bila terjadi di pecahan organ lain).

Sel saraf mempunyai dendrit, selubung mielin, nodus Ranvier, sel Schwann, badan sel, & inti sel

Sebuah sel saraf terdiri atas dendrit, selubung mielin, nodus Ranvier, sel Schwann, tubuh sel, & inti sel (Gambar 9.1) . Akson (neurit) merupakan kepingan sel saraf yg merupakan perpanjangan dr sitoplasma dlm bentuk tunggal. Akson dikemas oleh suatu lapisan lemak yg disebut selubung mielin. Selubung mielin ialah potongan khusus dr membran plasma sel aksesoris neuron yg disebut sel Schwann.

Baca juga

Sistem Ekskresi

Sel Schwann berfungsi melindungi akson dr kerusakan, luka, atau tekanan. Sel Schwann tergolong neuroglia. Sel Schwann tersusun beraturan pada akson. Namun, terdapat kepingan akson yg tak tertutup oleh Sel Schwann yg disebut nodus Ranvier. Nodus Ranvier sangat memiliki kegunaan dlm mekanisme pengiriman impuls atau rangsang. Badan sel saraf mengandung inti sel, neurofibril, badan Golgi, mitokondria, & sitoplasma.

Berdasaran fungsinya sel saraf dapat dibedakan atas sel saraf sensorik (saraf aferen), sel saraf motorik (saraf eferen), & sel saraf interneuron (saraf konektor, perkumpulan, atau ajustor). Sel saraf sensorik menjinjing informasi dr reseptor yg bermitra pribadi dgn lingkungan. Sel saraf motorik menjinjing keterangan ke otot atau kelenjar & bikin mereka bergerak atau bereaksi. Adapun sel saraf interneuron merupakan penghubung keterangan antara sel saraf sensorik & sel saraf motorik.

Berdasarkan strukturnya, sel saraf dibedakan atas neuron bipolar, neuron unipolar, & neuron multipolar (Guttman, 1999: 875). Neuron bipolar mempunyai dua juluran dr badan selnya, menjadi dendrit & akson. Neuron unipolar mempunyai satu juluran dr tubuh sel yg bercabang menjadi dendrit & akson. Adapun neuron multipolar mempunyai banyak juluran dendrit dr tubuh selnya & mempunyai satu juluran akson (Gambar 9.2).

Beberapa struktur sel saraf. (a) Bipolar, (b) unipolar, & (c) multipolar
Ukuran inti sel saraf pada umumnya lebih besar daripada sel yang lain di tubuh. Sel-sel saraf atau neuron akan bergabung membentuk suatu simpul saraf yg disebut ganglion.

Rangsang bergerak dr sel saraf ke sel saraf lainnya, bermula dr dendrit menuju akson. Oleh karena itu, dlm pergerakan tersebut kita akan memperoleh hubungan antarneuron lewat kontak juluran dendrit & akson. Bagian yg berafiliasi dgn sel saraf lain tersebut dimengerti dgn nama sinapsis (Gambar 9.3).

Sinyal informasi melewati sinapsis dr presinapsis sel ke possinaptis sel. Neurotransmiter dikeluarkan dr ujung akson. Arah perambatan transmiter lewat sinapsis yakni satu arah

Arah perambatan dr sinapsis sungguh khas, yakni hanya terjadi dlm satu arah. Perhatikan Gambar 9.4. Kaprikornus, pergerakan impuls saraf nyaris sama dgn pergerakan arus listrik searah. Sel saraf menghubungkan antara sel penerima rangsang & pusat keterangan serta menghantarkan perintah pada organ sasaran dlm satu arah. Secara lazim, neuron mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.

  1. Menghubungkan impuls ke pusat saraf atau neuron sensorik (neuron aferen). Pada neuron sensorik, cuilan dendritnya akan bermitra dgn organ reseptor, sedangkan aksonnya berafiliasi dgn neuron lain.
  2. Menyampaikan impuls dr pusat saraf ke organ sasaran atau neuron motorik (neuron eferen). Dendrit akan berhubungan dgn metode saraf pusat, sedangkan aksonnya bermitra dgn organ efektor.
  3. Menghubungkan antara neuron sensorik & motorik atau disebut interneuron. Bagian interneuron yg menghubungkan antarneuron di otak dinamakan neuron konektor. Sementara itu, interneuron di sumsum tulang belakang disebut neuron ajustor.

2. Komunikasi Neuron

Neuron-neuron yg bekerjasama dlm suatu sinapsis mempunyai prosedur khas dlm memberikan perambatan impuls. Antara neuron & neuron tak terjadi hubungan langsung karena terdapat suatu celah sempit yg berfungsi untuk menghantarkan impuls di sinapsis. Celah ini disebut dgn celah sinaptik yg akan meneruskan impuls dr neuron ke neuron yang lain lewat suatu perantara yg disebut neurotransmitter. Neurotransmitter merupakan suatu cairan kimia dlm tubuh, mirip asetilkolin, serotonin, atau noradrenalin yg berfungsi menghantarkan impuls. Sinapsis terdapat di antara akson neuron yg satu dgn dendrit atau tubuh sel atau akson dr neuron lain.

Agar mampu menghantarkan impuls, akson harus mencapai potensial tertentu yg lebih negatif hingga meraih suatu ambang batas. Pada dikala ambang batas ini, kondisi berpeluang di dlm akson dinamakan mempunyai potensi agresi. Jadi, neuron bisa merambatkan impuls kalau mencapai berpeluang aksi.

Potensial ini bahu-membahu terbentuk dr perbedaan muatan yg dimiliki oleh ion-ion yg berada di dlm sel, yaitu Cl–, A–, Na+, & K+ yg berada di luar & di dlm sel. Ion A– (anorganik) cuma terdapat di cairan intraseluler. Pada di saat istirahat, ion Cl– & Na+ lebih banyak terdapat di luar sel (ekstraseluler) dibandingkan ion A– & K+ yg berada di dlm sel (intraseluler).

Membran selubung mielin ialah suatu membran yg semipermeabel yg dapat ditembus oleh ion-ion dgn prosedur transpor aktif atau pompa ion. Adanya rangsang akan merubah susunan potensial listrik yg ada sehingga terjadi pergerakan keluar-masuknya ion.

Neuron yg berada dlm keadaan istirahat dgn memiliki potensi di dlm selnya lebih negatif dibandingkan berpeluang di kepingan luar disebut dlm kondisi polarisasi atau mempunyai potensi istirahat. Perubahan mempunyai potensi atau depolarisasi akan terjadi kalau ada pergantian muatan dlm membran. Ion Na+ & Cl– akan bergerak masuk ke dlm sel pada dikala adanya impuls.

Daerah yg mengalami depolarisasi akan membentuk suatu pedoman listrik sehingga menjadi depolarisasi. Bagian yg terdepolarisasi ini akan kembali membentuk pemikiran listrik dgn tempat yang lain yg masih dlm kondisi polarisasi sehingga menjadi terdepolarisasi. Begitu seterusnya sehingga terjadi penjalaran listrik atau yg dikenal dgn impuls saraf (Gambar 9.5).

Perjalanan impuls pada saraf. Selama penjalaran impuls saraf, polaritas membran sel menjadi terbalik. Impuls saraf bergerak sepanjang akson

Tatkala impuls meraih ujung akson. Impuls tersebut harus melalui sinapsis menuju otot, kelenjar, atau saraf yang lain. Misalkan suatu neuron memiliki hubungan sinapsis dgn neuron lain, akson dr neuron pertama akan melepaskan neuronsmitter yg akan menimbulkan penjalaran impuls pada neuron kedua. Misalkan, suatu neuron memiliki kekerabatan sinapsis dgn sebuah sel otot. Untuk bikin otot tersebut berkontraksi, sinyal impuls mesti mencapai sel otot. Bagaimanakah caranya?

Tatkala impuls meraih ujung akson, akson akan mengekresikan neurotransmitter, yakni asetilkolin. Molekul asetilkolin berfungsi melalui sinapsis sel otot. Tatkala mereka berikatan dgn reseptor molekul pada membran sel, sel otot akan berkontraksi. Asetilkolin tak akan aktif selamanya. Sel otot mengeluarkan enzim yg disebut asetilkolinterase. Enzim ini bikin asetilkolin tak aktif & sel otot relaksasi. Sel otot akan berinteraksi kembali bila asetilkolin dilepaskan kembali oleh akson (Gambar 9.6).

(a) Ujung akson melepaskan asetilkolin. (b) Asetilkolin diterima reseptor memunculkan terjadinya berpeluang aksi.(c) Terjadi potensial agresi yg akan bikin sel otot berkontraksi.

Arah impuls saraf cuma terjadi dlm satu arah, baik dr dendrit menuju akson ataupun antarneuron. Jika melakukan pekerjaan terus-menerus, sel saraf akan mengalami kecapekan. Contohnya, tatkala kita membaui sesuatu yg tak lezat, usang-kelamaan wangi tersebut tak akan sekeras pada awalnya.

Kecepatan rambat impuls dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya sebagai berikut.

a. Diameter serabut saraf

Sel saraf dgn diameter besar akan lebih singkat merambatkan impuls dibandingkan dgn sel saraf dgn diameter yg lebih kecil.

b. Selubung mielin

Daerah akson yg tertutup mielin akan menghantarkan impuls lebih singkat dibandingkan dgn akson yag tak tertutup mielin.

c. Suhu

Hingga ambang batas tertentu peningkatan suhu akan mempercepat pengiriman impuls dibandingkan tatkala suhu rendah. Hal tersebut dibuktikan dgn lebih cepatnya perambatan impuls pada binatang homoioterm, mirip Mammalia dibandingkan binatang berdarah cuek

poikiloterm, mirip Reptilia atau Amphibia.

Impuls saraf yg sudah meraih sinapsis, diteruskan oleh cairan kimia yg disebut neurotransmitter. Saat ini, sudah dipahami 50 jenis neurotransmitter & neuropeptida (suatu molekul protein kecil yg berfungsi mirip neurotransmitter). Beberapa neurotransmitter yg dikenal luas ialah selaku berikut.

a. Asetilkolin

Asetilkolin banyak didapatkan di otak & merupakan satu-satunya neurotransmitter yg didapatkan di sinapsis & otot.

b. Dopamin

Neurotransmitter ini dikeluarkan oleh belahan neuron yg mengalami kerusakan. Dopamin akan banyak ditemukan pada sinapsis penderita penyakit Parkinson. Penyakit Parkinson, mirip yg diderita oleh petinju legendaris Mohammad Ali, merupakan jenis penyakit dgn ciri-ciri sulit mengendalikan pergerakan & goncangan pada tangan (tremor).

c. Serotonin

Serotonin merupakan jenis neurotransmitter yg ada di otak & sumsum tulang belakang. Serotonin bertugas dlm penghambatan impuls rasa sakit. Selain itu, serotonin pula disangka memengaruhi tidur & perasaan kita (mood).

d. Norepinefrin

Norepinefrin banyak dikeluarkan pada sinapsis yg berhubungan dgn alat kerja organ dalam, mirip jantung, hati, paru-paru, serta alat pencernaan. Struktur kimianya ibarat dgn hormon adrenalin yg melaksanakan pekerjaan pada di saat kondisi tubuh tertekan (stress).

e. Neuropeptida

Contoh neuropeptida yakni opioid yg banyak kuat dlm pengaturan kondisi tubuh, mirip rasa lapar, temperatur tubuh, rasa marah, & perasaan-perasaan lain yg ditimbulkan dengan-cara emosional.

3. Susunan Saraf Manusia

Dalam tubuh insan, terdapat dua metode susunan saraf, yakni tata cara saraf pusat & tata cara saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak & sumsum tulang belakang. Sistem saraf tepi menghubungkan metode saraf pusat dgn seluruh tubuh. Di sistem saraf tepi inilah, neuron sensorik & motorik bekerja. Untuk lebih jelasnya, amati bagan berikut.

Bagan pembagian kerja susunan saraf pada manusia
  √ Alat Pernapasan Pada Hewan


a.  Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat merupakan pusat dr seluruh kendali & regulasi pada tubuh, baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yg menjadi aktivis tata cara saraf pusat yakni otak & sumsum tulang belakang. Otak insan merupakan organ vital yg mesti dilindungi oleh tulang tengkorak. Sementara itu, sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang.

Struktur khas dlm metode saraf pusat yakni adanya area kelabu (grey matter) & area putih (white matter) (Gambar 9.8). Area kelabu merupakan kumpulan dr akson yg dikemas oleh selubung mielin, sedangkan area kelabu merupakan kumpulan dr tubuh sel & dendrit yg dilingkupi oleh banyak sinapsis. Area putih terdapat di otak belahan dlm & area kelabu terdapat di serpihan luarnya (korteks). Sementara itu, pada sumsum tulang belakang berlaku sebaliknya.

Tampilan melintang pada sumsum punggung yg memperlihatkan adanya area kelabu & area putih
Sistem saraf pusat dilindungi oleh jaringan ikat yg menjaga & mendukung acara tata cara saraf pusat yg disebut selaput meningia (meninges). Selaput ini terdiri atas tiga serpihan (Gambar 9.9), yakni selaku berikut.

1. Piamater

Merupakan selaput paling dlm yg menyelimuti metode saraf pusat. Lapisan ini banyak sekali mengandung pembuluh darah.

2. Arakhnoid

Lapisan ini berbentukselaput tipis yg berada di antara piamater & duramater.

3. Duramater

Lapisan paling luar yg terhubung dgn tengkorak. Daerah di antara piamater & arakhnoid diisi oleh cairan yg disebut cairan serebrospinal. Dengan adanya lapisan ini, otak akan lebih tahan terhadap goncangan & benturan dgn kranium. Kadangkala seseorang mengalami infeksi pada lapisan meninges, baik pada cairannya ataupun lapisannya yg disebut meningitis.

Sistem saraf pusat dilindungi oleh selaput meninges yg terdiri atas lapisan piamater, arakhoid, & duramater. Selain itu, terdapat pula cairan serebrospinal yg turut berperan melindungi metode saraf

1. Otak

Otak merupakan organ yg sudah terspesialisasi sungguh kompleks. Berat total otak sampaumur yaitu sekitar 2% dr total berat badannya atau sekitar 1,4 kilogram & mempunyai sekitar 12 miliar neuron. Pengolahan informasi di otak dijalankan pada penggalan-potongan khusus sesuai dgn area penerjemahan neuron sensorik.
Permukaan otak tak rata, namun berlekuk-lekuk selaku pengembangan neuron yg berada di dalamnya. Semakin meningkat otak seseorang, bertambah banyak lekukannya. Lekukan yg berarah ke dlm (lembah) disebut sulkus & lekukan yg berarah ke atas (gunungan) dinamakan girus.
Otak mendapatkan impuls dr sumsum tulang belakang & 12 pasang saraf kranial. Setiap saraf tersebut akan bermuara di potongan otak yg khusus.
Otak manusia dibagi menjadi tiga potongan utama, yakni otak depan, otak tengah, & otak belakang (Gambar 9.10). Para jago mempercayai bahwa dlm perkembangannya, otak vertebrata terbagi menjadi tiga pecahan yg mempunyai fungsi khas. Otak belakang berfungsi dlm menjaga tingkah laku, otak tengah berfungsi dlm penglihatan, & otak depan berfungsi dlm penciuman (Campbell, et al, 2006: 578)
Bagian-pecahan dr otak insan

a. Otak depan

Otak depan terdiri atas otak besar (cerebrum ), talamus, & hipotalamus. Otak besar merupakan cuilan paling besar dr otak, yakni mencakup 85% dr volume seluruh pecahan otak. Bagian tertentu merupakan belahan paling penting dlm penerjemahan keterangan yg Anda terima dr mata, hidung, pendengaran, & kepingan tubuh lainnya. Bagian otak besar terdiri atas dua belahan (hemisfer), yakni belahan otak kiri & otak kanan (Gambar 9.11). Setiap belahan tersebut akan mengontrol kerja organ tubuh yg berlainan.
Otak besar terdiri atas dua belahan, yakni hemisfer otak kiri & hemisfer otak kanan

Otak kanan sangat kokoh terhadap kerja organ tubuh penggalan kiri, serta melakukan pekerjaan lebih aktif untuk pembuatan dilema yg berhubungan dgn seni atau kreativitas. Bagian otak kiri menghipnotis kerja organ tubuh cuilan kanan serta melakukan pekerjaan aktif pada di saat Anda berpikir nalar & penguasaan bahasa atau komunikasi. Di antara serpihan kiri & kanan hemisfer otak, terdapat jembatan jaringan saraf penghubung yg disebut dgn corpus callosum.

Talamus mengandung tubuh sel neuron yg melanjutkan informasi menuju otak besar. Talamus memilih data menjadi beberapa klasifikasi, umpamanya semua sinyal sentuhan dr tangan. Corpus Talamus pula dapat menekan suatu sinyal & memperbesar callosum sinyal yang lain. Setelah itu talamus menghantarkan keterangan menuju pecahan otak yg sesuai untuk diterjemahkan & ditanggapi. 
Hipotalamus mengontrol kelenjar hipofisis & mengekspresikan banyak sekali macam hormon. Hipotalamus pula mampu mengontrol suhu tubuh, tekanan darah, rasa lapar, rasa haus, & kehendak seksual. Hipotalamus pula bisa disebut selaku pusat kecanduan karena mampu dipengaruhi oleh obat-obatan yg menimbulkan kecanduan, mirip amphetamin & kokain. Pada serpihan lain hipotalamus, terdapat kumpulan sel neuron yg berfungsi selaku jam biologis. Jam biologis ini menjaga ritme tubuh harian, mirip siklus tidur & bangkit tidur.
Di kepingan permukaan otak besar terdapat serpihan yg disebut telensefalon serta diensefalon. Pada serpihan diensefalon, terdapat banyak sumber kelenjar yg menyekresikan hormon, seperti hipotalamus & kelenjar pituitari (hipofisis). Bagian telensefalon merupakan kepingan luar yg mudah kita amati dr model torso.
Pembagian fungsi otak yg berada dibelahan (hemisfer) otak besar

Beberapa penggalan dr hemisfer mempunyai peran yg berlainan terhadap keterangan yg masuk. Bagian-pecahan tersebut yakni selaku berikut.
  1. Temporal, berperan dlm mengolah keterangan bunyi.
  2. Oksipital, bekerjasama dgn pengolahan impuls cahaya dr penglihatan.
  3. Parietal, merupakan pusat pengaturan impuls dr kulit serta berhubungan dgn pengenalan posisi tubuh.
  4. Frontal, merupakan belahan yg penting dlm proses ingatan & penyusunan rencana kegiatan insan (Gambar 9.12).

b. Otak tengah

Otak tengah merupakan serpihan terkecil otak yg berfungsi dlm sinkronisasi pergerakan kecil, pusat relaksasi & motorik, serta pusat pengaturan refleks pupil pada mata. Pada cuilan ini, banyak dibuat neurotransmitter yg mengontrol pergerakan lembut. Jika terjadi kerusakan pada bagian ini, orang akan mengalami penyakit parkinson. Sebagai pusat relaksasi, penggalan otak tengah banyak membuat neurotransmitter dopamin.

c. Otak belakang

Otak belakang tersusun atas otak kecil (cerebellum), medula oblongata, & pons varoli. Otak kecil akan mengintegrasikan impuls saraf yg diterima dr metode gerak sehingga berperan penting dlm menjaga keseimbangan tubuh pada sewaktu beraktivitas. Kerja otak kecil bekerjasama dgn tata cara keseimbangan yang lain, seperti proprioreseptor & saluran keseimbangan di pendengaran yg menjaga keseimbangan posisi tubuh. Informasi dr otot potongan kiri & serpihan kanan tubuh yg dimasak di serpihan otak besar akan diterima oleh otak kecil lewat jaringan saraf yg disebut pons varoli.
Di serpihan otak kecil terdapat saluran yg menghubungkan antara otak dgn sumsum tulang belakang yg dinamakan medula oblongata. Batas antara medula oblongata & sumsum tulang belakang tak terperinci. Oleh karena itu, medula oblongata sering disebut selaku sumsum lanjutan. Perhatikan Gambar 9.13.
Otak kecil, pons varoli, & medula oblongata
Pons varoli & medula oblongata, selain berperan selaku pengatur tata cara sirkulasi, kecepatan detak jantung, & pencernaan, pula berperan dlm pengaturan pernapasan. Bahkan, bila otak besar & otak kecil seseorang rusak, ia masih mampu hidup karena detak jantung & pernapasannya yg masih wajar . Hal tersebut dikarenakan fungsi medula oblongata yg masih baik. Peristiwa ini biasa terjadi pada seseorang yg mengalami koma yg berkepanjangan. Bersama otak tengah, pons varoli & medula oblongata membentuk unit fungsional yg disebut batang otak (brainstem).

2. Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang merupakan salah satu cuilan dr tata cara saraf pusat manusia yg menghubungkan tata cara saraf tepi & tata cara saraf pusat di otak. Sumsum tulang belakang pada lelaki lazimnya mempunyai panjang sekitar 45 cm, sedangkan pada perempuan yakni 43 cm. Sumsum tulang belakang dilindungi oleh belahan-penggalan tulang belakang, yakni tulang serviks, toraks, lumbar, dan sakral. Setiap potongan tulang tersebut mempunyai dua fungsi jenis saraf dlm tubuh yg berlainan. Selain berfungsi menghubung-kan impuls ke otak, sumsum tulang belakang berperan pula dlm prosedur pergerakan refleks.
Ada 31 pasang saraf di tulang belakang yg tersebar mulai dr tengkorak hingga tulang ekor. Sel saraf tulang belakang terdiri atas belahan akar ventral & akar dorsal. Sementara itu, sel saraf yang lain di tulang belakang cuma berfungsi selaku sel saraf penghubung (interneuron) (Gambar 9.14).
Susunan saraf pusat di tulang belakang

b.  Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi merupakan pecahan yg tak terpisahkan dr jalur rangsang & respon pada metode saraf pusat. Dari diagram sebelumnya, mampu dipahami bahwa sistem saraf tepi dibangun oleh dua tipe sel saraf, yakni sel saraf somatik dan sel saraf otonom. Kedua jenis sel saraf ini, dibangun oleh metode saraf sensorik & motorik sehingga menjadi perantara impuls antartubuh dgn tata cara saraf pusat.

Sistem saraf somatik menjinjing pesan dr organ reseptor tubuh menuju tata cara saraf pusat. Sistem saraf somatik terdiri atas 12 pasang saraf kranial di otak (Tabel 9.1) & 31 pasang saraf spinal. Saraf kranial keluar dr otak. Umumnya saraf ini terhubung dgn organ atau jaringan di kepala & tampang. Adapun saraf spinal keluar dr sumsum tulang belakang.

Tabel 9.1 Dua Belas Pasang Saraf Kranial di Otak

Berbeda dgn metode saraf somatik, metode saraf otonom melaksanakan pekerjaan di luar kesadaran & memengaruhi kerja otot organ dalam, mirip usus halus & jantung. Sistem ini terbagi lagi menjadi tata cara saraf simpatetik & tata cara saraf parasimpatetik (Gambar 9.15). Sistem saraf otonom disusun oleh saraf sensorik & saraf motorik.
Pembagian kerja metode saraf simpatetik & parasimpatetik
Sistem saraf simpatetik & parasimpatetik lazimnya akan melakukan pekerjaan pada organ target yg sama dgn sifat bertolak belakang. Sistem saraf parasimpatetik mengendalikan banyak metode kerja tubuh, seperti mengendurkan laju detak jantung, penyempitan pupil, & kontraksi kandung kemih. Sementara itu, saraf simpatetik bekerja sebaliknya, mirip mempercepat detak jantung, pelebaran pupil, & relaksasi kandung kemih.

c.  Gerak Refleks

Pada dikala Anda berlangsung, dengan-cara tak sengaja kaki Anda menginjak duri. Apakah Anda perlu berpikir untuk memutuskan apa yg mesti Anda perbuat pada saat duri menusuk Anda? Tentu tidak. Secara impulsif, Anda akan melompat atau mengelak dr duri tersebut. Gerak tersebut dinamakan gerak refleks. Gerak refleks merupakan respons sel saraf motorik, sensorik, interneuron, efektor, & organ -organ sensor dengan-cara cepat dlm waktu bersamaan. Gerak refleks berada di dlm jalur saraf tepi di bawah kendali metode saraf somatik yg melaksanakan pekerjaan dlm kondisi tak sadar. Pada gerak refleks, jalur pengiriman impuls dipersingkat sehingga tak perlu ada regulasi dr tata cara saraf di otak. untuk lebih jelasnya, amati berikut.

Pada gerak refleks, jalur penghantar impuls dipersingkat sehingga tak perlu adanya regulasi dr metode saraf di otak

B. Sistem Hormon

Selain tata cara saraf, terdapat tata cara kelenjar di dlm tubuh yg ikut menentukan keseimbangan & regulasi, yakni metode hormon. Hormon merupakan suatu zat kimia yg diproduksi oleh tubuh, dlm fokus kecil yg dapat memunculkan imbas fisiologis pada organ sasaran. Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin tubuh & ditransportasikan dlm fatwa darah.

Selain kelenjar endokrin, terdapat pula kelenjar eksokrin yg menyekresikan zat kimia. Perbedaannya terletak pada tempat kerja cairan kimia yg dihasilkannya. Kelenjar eksokrin disekresikan ke luar tubuh, mirip keringat & enzim di mulut. Adapun hormon yg dihasilkan oleh kelenjar endokrin diedarkan di dlm tubuh oleh tata cara peredaran darah.

Hormon melakukan pekerjaan dengan-cara efektif jikalau dlm jumlah yg sesuai, jika jumlah hormon yg disekresikan berlebih atau kurang, akan timbul kelainan-kelainan pada tubuh. Hormon & tata cara saraf bareng -sama mengendalikan regulasi tubuh, yakni selaku berikut.

  1. Mengatur kesetimbangan cairan tubuh dlm proses homeostatis (nutrisi, metabolisme, kesetimbangan garam & air, kesetimbangan gula hingga ekskresi)
  2. Bereaksi kepada rangsang dr luar tubuh
  3. Berperan dlm pertumbuhan & perkembangan
  4. Pengaturan & penyimpanan energi

Meskipun sama-sama berperan dlm tata cara regulasi, tetapi terdapat perbedaan tata cara kerja pada hormon & saraf. Perbedaan tersebut terletak pada jeda waktu yg diperlukan oleh kedua tata cara dlm merespon rangsang atau stimulus. Sistem saraf menyikapi rangsang dgn cepat, sedangkan sistem hormon menyikapi rangsang dgn lambat. Hal tersebut mampu dimengerti lantaran jalur perambatan rangsang berbeda pada saraf & hormon. Oleh karena itu, hormon bisa dicicipi imbas kerjanya 30 menit hingga beberapa jam sesudah hormon disekresikan.
Seperti halnya saraf, hormon melakukan pekerjaan dgn sungguh spesifik. Sel sasaran atau organ sasaran yg akan dituju harus dilengkapi dgn sebuah reseptor yg dikenal oleh hormon, kalau tak dimengerti, hormon tak akan bereaksi.
Beberapa cuilan dlm tubuh tempat diproduksinya hormon disebut kelenjar endokrin. Hampir seluruh lokasi organ yg menciptakan hormon ada di penggalan dlm tubuh, tersembunyi, & terlindungi sehingga condong aman dr efek luar (Gambar 9.17).

Lokasi kelenjar endokrin di dlm tubuh insan

1. Hipotalamus & Hipofisis

Hipotalamus mengontrol kerja dr kelenjar pituitari (kelenjar hipofisis). Kelenjar hipofisis disebut pula master of gland karena banyak menyekresikan hormon & memengaruhi kerja hormon yg dihasilkan oleh kelenjar lain di dlm tubuh. Hipotalamus terletak di penggalan dalam-bawah otak. Kelenjar hipotalamus memerintahkan kelenjar hipofisis belahan depan & belakang untuk menghasilkan atau menghalangi buatan hormon kelenjar endokrin lain sesuai dgn keperluan. Hipotalamus sungguh penting karena menjadi penghubung & pengatur komunikasi antara metode hormon & metode saraf. Selain itu, berperan pula dlm mengendalikan pertumbuhan & kemajuan insan.
Hipotalamus mampu berkomunikasi dgn kelenjar hipofisis dgn dua cara, yakni dgn impuls saraf atau dgn mengeluarkan hormon. Misalnya, jikalau tekanan darah turun, hipotalamus mengirimkan implus saraf ke kelenjar hipofisis serpihan depan. Akbatnya, hipofisis menyekresikan ADH (antidiuretic hormone) yg mengakibatkan tekanan darah naik. Hipotalamus pula mampu mengeluarkan hormon yg disebut releasing hormone & inhibiting hormone.
Releasing hormone merangsang kelenjar hipofisis menyekresikan hormon tertentu. Inhibiting hormone menekan kelenjar hipofisis sehingga tak menyekresikan hormon tertentu.
Dari 9 jenis hormon yg disekresikan kelenjar hipofisis, 7 hormon disekresikan pecahan depan (anterior) hipofisis & 2 yang lain oleh serpihan belakang (posterior) hipofisis. Kelenjar hipofisis posterior tersusun atas jaringan saraf & sesungguhnya merupakan penggalan dr hipotalamus. Kelenjar hipofisis anterior tersusun atas sel -sel endokrin yg menyintesis & menyekresikan beberapa hormon ke dlm darah.

a.  Hipofisis Anterior

Bagian hipofisis anterior (depan) menghasilkan hormon-hormon selaku berikut (Campbell, 1998: 925).
  1. FSH (folikel stimulating hormone), berfungsi merangsang pematangan folikel de Graaf tempat sel telur berada.
  2. LH (lutenizing hormone), yaitu hormon yg berperan dlm pematangan sel gonad pada perempuan.
  3. ACTH (adrenocorticotropic hormone), yaitu hormon yg berperan merangsang kelenjar adrenal untuk mengeluarkan hormon tertentu.
  4. TSH (tyroid stimulating hormone), merangsang kelenjar tiroid mengeluarkan hormon tiroksin.
  5. Prolaktin, hormon ini mengaktivasi air susu pada ibu yg sedang menyusui.
  6. GH (growth hormone), merangsang pertumbuhan tulang & cuilan tubuh lainnya & berperan menolong absorpsi nutrisi tubuh.
  7. Endorfin, merupakan hormon yg berfungsi sebagai penghilang rasa sakit. Beberapa narkotika menciptakan imbas yg sama dgn endorfin
(a) Hormon yg dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. (b) Hormon oleh kelenjar hipofisis posterior

b.  Hipofisis Posterior

Bagian hipofisis (belakang) ini menciptakan hormon-hormon sebagai berikut (Gambar 9.18b).
  1. ADH (antidiuretic hormone), mengontrol keseimbangan cairan tubuh melalui mekanisme pengeluaran urine.
  2. Oxytocin, merupakan hormon yg berperan dlm kontraksi otot rahim pada dikala seorang perempuan melahirkan.

2. Tiroid & Paratiroid

Kelenjar tiroid & paratiroid berada di kawasan leher. Sering disebut kelenjar gondok (tiroid) & kelenjar anak gondok (paratiroid). Kelenjar tersebut berfungsi mengontrol kesetimbangan kadar kalsium serta laju metabolisme tubuh.

a.  Tiroid

Kelenjar tiroid berada di daerah leher bagian bawah jakun. Terdapat dua lobus menyamping & dihubungkan oleh belahan yg disebut isthmus. Kelenjar tiroid membuat hormon tiroksin & kalsitonin.

1. Tiroksin

Hormon ini mengontrol kecepatan metabolisme tubuh untuk menciptakan energi. Meningkatnya jumlah hormon tiroksin di dlm darah meningkatkan kecepatan reaksi kimia dlm tubuh. Fungsi penting hormon tiroksin yang lain yaitu berperan dlm proses pertumbuhan & perkembangan tubuh serta menjadi aspek penting dlm proses pertumbuhan otak pada anak. Hormon tiroksin akan aktif jikalau mendapat perintah dr TSH yg berada di hipofisis. Kerja hormon tiroksin banyak dipengaruhi oleh kadar iodin di dlm darah.

2. Kalsitonin

Kalsitonin berfungsi mengendalikan keseimbangan kadar kalsium di dlm darah sehingga menghalangi kalsium keluar dr tulang.

b.  Paratiroid

Kelenjar paratiroid berada di cuilan belakang kelenjar tiroid. Terdapat empat buah kelenjar paratiroid, 2 di sebelah kanan & 2 di sebelah kiri (Gambar 9.19). Kelenjar paratiroid membuat hormon paratiroid atau parathormon (PTH).
Kelenjar tiroid & paratiroid berperan dlm pengaturan kesetimbangan kadar kalsium
Parathormon merupakan hormon yg bareng dgn kalsitonin mengontrol kadar kalsium tubuh. Kalsium banyak diperlukan tubuh, mirip untuk kerja saraf & otot. Kebutuhan kalsium akan meningkat pada perempuan hamil atau menyusui. Jika kadar kalsium dlm darah menyusut karena nutrisi masakan yg kurang kalsium, keperluan kalsium akan diambil dr tulang oleh parathormon. Jika kadar kalsium sudah cukup atau terlalu tinggi, hormon kalsitonin akan menghalangi pelepasan kalsium dr tulang.

3. Pankreas

Pankreas merupakan kelenjar yg berfungsi selaku kelenjar eksokrin maupun endokrin. Sebagai kelenjar eksokrin, pankreas menciptakan enzim yg berperan dlm proses pencernaan kuliner. Sementara itu, selaku kelenjar endokrin, pankreas menciptakan hormon. Hormon tersebut dibuat di potongan pulau Langerhans. Di dlm pulau-pulau Langerhans terdapat sel beta yg menyekresikan insulin dan sel alfa yg menyekresikan glukagon.
Pankreas menciptakan enzim-enzim pencernaan & hormon

a. Insulin

Insulin mengontrol kadar gula dlm darah dgn cara menyimpan kelebihan glukosa tubuh menjadi glikogen di dlm hati. Insulin berfungsi pula menertibkan metabolisme lemak.

b.  Glukagon

Bersama dgn insulin, glukagon mengontrol kadar gula dlm darah dgn cara merombak glikogen menjadi glukosa. Jika kita berpuasa atau beraktivitas berat tanpa didahului oleh asupan nutrisi, glukagon akan memecah glikogen menjadi glukosa sebagai sumber energi. Selain itu, glukagon pula mampu memecah lemak menjadi asam lemak yg siap digunakan dlm pembentukan energi.

4. Anak Ginjal (Adrenal)

Manusia mempunyai dua kelenjar adrenal. Kelenjar tersebut berada di atas ginjal. Setiap kelenjar adrenal tersusun atas dua kepingan. Bagian dlm disebut pecahan medula & pecahan luar disebut pecahan korteks. Kerja medula adrenal dipengaruhi oleh sistem saraf otonom, sedangkan korteks adrenal dipengaruhi oleh hormon ACTH dr hipofisis anterior.

a.  Korteks

Pada kortek adrenal dihasilkan tiga macam hormon, yakni glucocorticoid, mineralocorticoid, & Gonadocorticoid.

1. Glucocorticoid

Glucocorticoid berfungsi sama dgn glukagon sehingga kuat dlm pengaturan kadar glukosa tubuh. Kerjanya dipengaruhi oleh sekresi ACTH di hipofisis anterior. Hormon glucocorticoid melaksanakan pekerjaan pada dikala tubuh dlm kondisi stres.

2. Mineralocorticoid

Hormon ini mengatur kadar garam dlm darah dgn cara pengaturan
ekskresi urine & keringat.

3. Gonadocarticoid

Hormon ini merupkan hormon sex, terdiri atas androge, entrogen, & progesteron. Jumlah hormon yg dihasilkan jauh lebih sedikit dibandingkan dgn hormon sex yg dihasilkan oleh testis & ovarium. Androgen & estrogen berperan dlm pembentukan ciri kelamin sekunder laki-laki & perempuan.

Kelenjar adrenal (anak ginjal) & cuilan-bagiannya

b.  Medula

Pada kepingan medula, dihasilkan hormon epinefrin (adrenalin) & norephinefrin (noreadrenalin). Tatkala kondisi tubuh stres, kedua hormon tersebut akan merencanakan kita dlm kondisi darurat sehingga memajukan laju metabolisme tubuh, menaikkan detak jantung, & kadar glukosa tubuh. Anda pula mampu mencicipi kerja hormon ini pada dikala Anda melakukan kegiatan-kegiatan menegangkan, mirip berdiri di ketinggian atau berada dlm kondisi cemas.

5. Testis & Ovarium

Testis & ovarium merupakan sumber utama hormon seks (Gambar 9.22). Pada laki-laki, testis membuat hormon testosteron. Hormon tersebut berpengaruh dlm kematangan seksual pada laki-laki tergolong ciri sekunder & pematangan sel sperma.

Testis & ovarium

Ovarium akan membuat dua hormon yg penting, yaitu estrogen & progesteron. Hormon tersebut bekerja sama mengatur ciri seks sekunder & mengontrol masa reproduksi (menstruasi) & masa kehamilan.

Ciri seks sekunder mulai tampakpada seseorang yg berada pada masa pubertas. Pada lelaki, ciri seks sekunder bisa berbentukmembesarnya bunyi, timbulnya rambut di sekeliling kemaluan, tumbuhnya jakun, serta pundak yg melebar. Pada perempuan ciri sekunder mampu dilihat dr tumbuhnya payudara, datangnya rambut di sekeliling kemaluan, serta dimulainya siklus reproduksi perempuan (siklus menstruasi).

6. Kelenjar Timus

Kelenjar timus terletak di bawah kelenjar tiroid & paratiroid. Kelenjar tersebut ikut berperan dlm pengaturan pertumbuhan dgn menyekresikan hormon somatotropin. Selain itu, timus pula menciptakan timosin yg menertibkan buatan sel khusus dlm darah putih, yakni sel T. Sel T sungguh kokoh dlm mekanisme tata cara pertahanan tubuh.

7. Saluran Pencernaan Makanan

Beberapa golongan hormon peptida dihasilkan dr kelenjar di usus halus yg akan menolong proses pencernaan seperti hormon sekretin dan hormon kolesistokinin. Sekretin merangsang pengeluaran getah pankreas, sedangkan kolesistokinin merangsang pengeluaran empedu.

Selain di usus halus, lambung pula dapat menciptakan hormon yg menolong pencernaan makanan, yakni hormon gastrin. Hormon ini merangsang pengeluaran getah lambung.

8. Kelenjar Pineal

Kelenjar pineal berskala sebesar kacang tanah yg terletak di tengah otak. Kelenjar ini menyekresikan hormon melatonin yg menolong menertibkan ritme tubuh sehari-hari, mirip acara tidur di malam hari & berdiri di pagi hari. Fungsi lainnya masih belum dimengerti.

C. Sistem Indra

Masuknya rangsang atau impuls saraf ke dlm tubuh lewat sensor yg disebut indra. Impuls yg bisa diterima oleh indra tersebut dapat berupa panas, tekanan, cahaya, rangsang kimia, atau gelombang bunyi. Dalam tubuh terdapat lima metode indra, yaitu mata, indera pendengaran, hidung, kulit, dan pengecap.

1. Mata

Mata merupakan alat indra yg bisa mendapatkan rangsang cahaya. Mata bisa dibedakan menjadi tiga lapisan berlawanan, yakni:
  1. lapisan luar yg terdiri atas sklera & kornea;
  2. lapisan tengah yg berisi koroid, tubuh silia, & iris;
  3. lapisan dalam, tempat retina.
Bagian mata yg paling besar & berwarna putih yaitu sklera. Sklera merupakan tempat otot mata melekat, di dalamnya terdapat jaringan ikat yg berwarna putih. Perhatikan Gambar 9.23.

Bagian-cuilan dr mata insan

Lapisan bening di depan sklera, tempat cahaya masuk dinamakan kornea. Di dlm kornea terdapat cairan pengisi mata, yakni aqueos humor.
Cahaya yg masuk mata dikelola intensitasnya oleh suatu kepingan yg berjulukan iris. Iris mempunyai banyak pembuluh darah & mengandung pigmen warna yg menyebabkan adanya perbedaan warna pada mata.

Fungsi iris menyerupai dgn diafragma pada kamera foto. Jika intensitas cahaya tinggi, lubang tempat cahaya masuk dipersempit. Begitu pula sebaliknya. Pada iris, kepingan lubang yg berganti sesuai dgn intensitas cahaya yg masuk dinamakan pupil. Pupil terletak di pecahan tengah iris. Pupil inilah yg merupakan gerbang cahaya masuk ke mata. Pergerakan pupil disokong oleh otot halus yg berada di sekeliling pupil.
Di belakang iris terdapat suatu lensa bikonveks untuk memfokuskan cahaya yg masuk sehingga bayangan yg dilihat terperinci. Pergerakan lensa dijalankan oleh suatu otot mata. Lensa dibangun oleh protein yg disebut protein kristalin. Protein tersebut sungguh jernih sehingga memungkinkan cahaya masuk ke dlm mata. Kemampuan mata untuk memfokuskan cahaya yg masuk disebut daya kepraktisan mata. Seperti halnya kamera fotografi, mata mempunyai jarak fokus terdekat optimal untuk dapat berakomodasi. Sementara itu, untuk pandangan jarak jauh fokus lensa mata tak terbatas.
Di antara retina & iris, terdapat cairan pengisi yg disebut cairan vitreal. Pada cuilan retina inilah, rangsang cahaya diubah menjadi impuls saraf yg diantarke tata cara saraf pusat. Bayangan yg dibiaskan oleh lensa mata akan jatuh di tempat sempit di retina yg disebut fovea.

Sel batang & sel kerucut pada retina mata

Pada retina terdapat sel batang yang sensitif terhadap cahaya redup & tak mampu membedakan warna. Selain itu, terdapat pula sel kerucut yg sensitif terhadap cahaya terang & bisa membedakan warna. Sel batang & sel kerucut banyak mengandung pigmen penglihatan retinal (turunan vitamin A) yg terikat pada protein membran yg disebut opsin. Struktur opsin berlawanan-beda pada tiap jenis fotoreseptor & kesanggupan penyerapan cahaya retina bergantung pada jenis opsin yg dimiliki.
Sel batang mempunyai jenis opsin tersendiri yg dipadukan dgn retinal menjadi pigmen penglihatan yg disebut rhodopsin. Pada dikala rhodopsin menyerap cahaya, komponen kimiawi retina berubah bentuk & menyebabkan implus saraf ke otak. Saat gelap, enzim mengubah retina kembali ke bentuk semula & bareng opsin membentuk rhodopsin. Cahaya terang membatasi pembentukan kembali rhodopsin & sel batang menjadi tak responsif. Pada dikala inilah sel kerucut melaksanakan pekerjaan .
Terdapat tiga jenis sel kerucut dgn jenis opsin yg berlainan. Setiap opsin akan berpadu dgn retinal. Semua pigmen penglihatan pada sel kerucut ini disebut photopsin. Tiga jenis sel kerucut, yakni sel kerucut merah, sel kerucut hijau, & sel kerucut biru bergantung pada jenis photopsinnya. Persepsi otak terhadap warna selain merah, hijau & biru, bergantung pada rangsang yg didapat dr dua atau tiga jenis sel kerucut. Misalnya, kalau sel kerucut merah & hijau terangsang maka kita akan menyaksikan warna kuning atau oranye.
Buta warna disebabkan oleh kerusakan atau tak terdapatnya satu jenis sel kerucut atau lebih. Buta warna lazimnya terjadi pada lelaki karena merupakan kelainan turunan yg terpaut kromosom X.
Di cuilan fovea terdapat kawasan yg peka kepada cahaya disebut bintik kuning, sedangkan penggalan yg tak peka kepada cahaya disebut bintik buta. Bayangan yg jatuh di daerah bintik buta tak akan diterjemahkan oleh otak selaku bayangan.

2. Telinga

Telinga ialah organ yg terspesialisasi mendapatkan rangsang berbentukgetaran. Selain berfungsi dlm indra pendengaran, pendengaran pula memastikan keseimbangan posisi kepala. Telinga dibagi menjadi tiga penggalan, yakni kepingan luar, kepingan tengah, & pecahan dalam (Gambar 9.25).

Bagian pendengaran manusia

a.  Telinga Bagian Luar

Telinga potongan luar terdiri atas daun indera pendengaran & saluran pendengaran. Daun telinga berfungsi mengoptimalkan daya tangkap getaran bunyi. Adapun saluran pendengaran merupakan belahan lubang indera pendengaran. Saluran pendengaran mempunyai mekanisme pencegahan masuknya benda gila. Mekanisme tersebut berupa rambut kecil penyaring udara & melapisi saluran dgn suatu lapisan lilin. Dalam beraktivitas niscaya akan senantiasa ada benda gila yg masuk ke dlm saluran indera pendengaran sehingga lapisan lilin menggumpalkannya menjadi kotoran indera pendengaran yg disebut dgn serumen.

b.  Telinga Bagian Tengah

Membran timpani menjadi awal dr saluran indera pendengaran serpihan tengah. Pada cuilan ini, terdapat tulang-tulang kecil pendengaran yg terdiri atas. Tulang martil (maleus), tulang landasan (incus), & tulang sanggurdi (stapes).
Tulang -tulang tersebut merupakan tulang terkecil yg berada dlm tubuh kita. Namun, ketiga jenis tulang berperan penting dlm perambatan getaran bunyi di dlm indera pendengaran. Dari membran timpani, getaran bunyi dirambatkan ke tulang martil, lalu ke tulang landasan, & karenanya ke tulang sanggurdi yg posisinya menempel dgn suatu tingkap oval. Tingkap oval atau tingkap jorong tersebut merupakan suatu membran tipis di dlm pendengaran.
Di penggalan tengah telinga, terdapat saluran Eustachius yg meng-hubungkan saluran pendengaran tengah dgn saluran pencernaan di rongga lisan. Saluran tersebut menyeimbangkan tekanan udara yg berada di belahan luar & dlm indera pendengaran sehingga membran timpani tak terganggu (pecah).

c.  Telinga Bagian Dalam

Di bawah tingkap oval, terdapat membran yang lain, yaitu tingkap bundar. Dari tingkap bundar, getaran dirambatkan ke pecahan telinga dlm yg dimulai dr pecahan rumah siput (cochlea). Di dalamnya terdapat suatu cairan yg dipisahkan oleh suatu membran. Di dlm rumah siput terdapat pula rambut-rambut silia yg peka kepada getaran, serta organ korti yg merupakan organ untuk pendengaran. Getaran akan dirambatkan menuju cairan di dlm rumah siput yg akan menggetarkan membran basal di dalamnya sehingga memunculkan rambut getar mengalami depolarisasi. Dari cuilan rambut getar, kemudian getaran yg datang dr luar diubah menjadi impuls saraf yg akan dikirim ke otak menuju saraf akustik.

d.  Saluran Keseimbangan

Saluran pendengaran menjadi salah satu organ keseimbangan tubuh. Hal tersebut karena dlm saluran pendengaran terdapat suatu saluran kecil di atas rumah siput yg disebut kanalis semisirkularis. Kanalis semisiklularis terdiri atas tiga saluran setengah lingkaran. Satu saluran berada dlm posisi horizontal yg disebut ampula, sedangkan dua serpihan yang lain dlm posisi vertikal, yaitu skula & utrikula.
Di dlm kanalis semisirkularis terdapat cairan & rambut getar yg berfungsi selaku alat pengenal posisi sehingga kita mampu menjaga keseimbangan tubuh. Selain itu, di dlm saluran ini pula terdapat suatu protein & kalsium karbonat yg ikut menegaskan posisi tubuh, yaitu otolit (Gambar 9.27). Bersama dgn cairan yg berada di dlm kanalis semisirkularis, otak bisa memahami posisi tubuh kita & mempertahankan keseimbangan posisi tubuh.

Skema gerakan otolit yg ikut memutuskan keseimbangan posisi tubuh tatkala bergerak

3. Hidung

Selain selaku alat respirasi, hidung pula merupakan organ sensorik yg terspesialisasi untuk menangkap rangsang kimia. Di udara, rangsang kimia yg ringan dibawa dlm bentuk gas yg kemudian diterima oleh kemoreseptor berisi silia di hidung yg disebut reseptor olfaktori (Gambar 9.28).

Silia tersebut diminyaki oleh lapisan lendir. Pada lapisan membran silia, terdapat enzim yg akan mengkatalisis proses perubahan sinyal kimia menjadi impuls saraf sehingga membuat perubahan memiliki potensi agresi. Impuls saraf yg dihasilkan akan diantarke pecahan otak, yaitu saraf kranial olfaktori I.

Hidung ialah organ sensorik yg mampu menangkap rangsang kimia

4. Lidah

Lidah merupakan pecahan dr reseptor kimia tubuh yang lain. Organ yg mendapatkan rangsangan ini yaitu ujung pengecap yg berada di pengecap. Jumlah ujung pengecap ini mampu meraih 10.000 buah yg tersembunyi di antara tonjolan-tonjolan pengecap (papila). Perhatikan Gambar 9.29.
Setiap ujung pengecap, mempunyai sensitivitas yg berbeda kepada rasa. Pada dasarnya, rasa sungguh bermacam-macam sekali, tapi hanya ada empat macam rasa yg lazim kita kecap, yakni manis, asin, asam, & pahit. Setiap penggalan di pengecap mempunyai sensitivitas berbeda kepada sensasi empat rasa tersebut.
Setiap sensasi rasa yg diberikan akan diterima oleh reseptor di dlm ujung pengecap yg akan membuat perbedaan memiliki potensi sehingga impuls saraf dapat dialirkan ke tata cara saraf pusat. Bagian otak yg mendapatkan rangsangan ini yakni saraf kranial VII (fasial) & saraf kranial IX (glosofaringeal).

Papila pada pengecap insan

Sensasi rasa yg kita kecap dr tata cara saraf pengecap, biasanya berhubungan dgn kerja dr metode saraf penciuman di hidung. Oleh karena itu, pada dikala kita pilek & indra penciuman tersumbat, kuliner yg kita makan seakan tak mempunyai rasa.

5. Kulit

Kulit merupakan reseptor tubuh yg paling luas & paling pertama mendapatkan keterangan dr lingkungan. Di dlm kulit, tersimpan banyak sekali reseptor mekanis (mechanoreceptor) sehingga kita mampu merasakan hambar, panas, tekanan, hingga rasa sakit. Umumnya, reseptor berada di bawah folikel akar rambut sehingga diduga ada hubungan antara rambut di kulit dgn sensitivitas kulit terhadap rasa tertentu. Anda bisa mengambarkan bagaimana rasa sakit akhir rambut kaki yg dicabut jikalau dibandingkan dgn rambut di kepala. Di bawah kulit, setidaknya ada lima jenis sel saraf reseptor yg mendapatkan keterangan berlainan (Gambar 9.30), yakni:

  1. Ruffini, peka kepada rangsang suhu panas;
  2. Krause, peka terhadap rangsang suhu dingin;
  3. Paccini, peka terhadap rangsang tekanan, & sentuhan;
  4. Meissner, peka terhadap rangsang tekanan & sentuhan;
  5. Ujung saraf bebas, peka kepada rangsang tekanan ringan & rasa sakit.
Jenis sel saraf sensoris yg berada di bawah kulit manusia
Kerja kelima sel saraf tersebut mampu dikelompokkan menjadi tiga tipe reseptor, yakni termoreseptor (Ruffini & Krause), mekanoreseptor (Meisner & Paccini), & reseptor rasa sakit (ujung saraf bebas). Mekanoreseptor banyak terdapat di ujung jari, bibir, telapak kaki, & alat kelamin. Ujung-ujung reseptor rabaan pula terdapat pada folikel rambut di dlm lapisan dermis. Reseptor rasa sakit atau nyeri dibedakan dr mekanoreseptor karena memang mempunyai prosedur kerja yg bertentangan.
Reseptor rasa sakit dapat dikatakan selaku reseptor kimia yg berada di luar hidung & pengecap. Reaksi kerja yg terjadi selesai sensasi rasa sakit di kulit diciptakan oleh pelepasan enzim dr jaringan yg rusak atau terluka sehingga akan mengganti protein tertentu di dlm darah menjadi suatu zat kimia, yakni bradikinin, yg mengaktifkan reseptor rasa sakit.

D. Gangguan pada Sistem Regulasi

Gangguan pada metode regulasi bisa terjadi pada metode saraf, metode hormon, & metode indra. Berikut ini beberapa gangguan yg biasa ditemui pada tata cara regulasi.

1. Gangguan Sistem Saraf Pusat

Beberapa penyakit yg mengganggu metode saraf pusat yakni stroke, meningitis, sklerosis ganda, polio paralitik, penyakit Parkinson, penyakit Leu Gehrig, & sakit kepala migrain.

a. Stroke

Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan pada otak yg dipicu oleh terhalangnya fatwa darah atau hilangnya darah di pembuluh darah dlm otak. Masih ingatkah Anda materi tata cara peredaran darah? Apa yg bisa menimbulkan kelainan pada fatwa darah?
Penderita stroke mempunyai duduk perkara dgn reaksi motorik (gerakan pada potongan tubuh tertentu) sehingga menjadikan kelumpuhan. Jika serpihan otak tak mendapat suplai nutrisi, akan terjadi ajal pada pecahan sel sarafnya. Jika semua belahan otak tak mendapatkan nutrisi dlm waktu lima menit saja, mampu menyebabkan kematian. Stroke disebut pula selaku maut sebagian sel saraf di otak.

b. Meningitis

Anda sudah mengenal lapisan pelindung otak, yakni meninges. Bagian ini tak luput dr infeksi yg disebabkan oleh mikroorganisme. Penyakit infeksi atau radang pada lapisan meninges dinamakan meningitis.

c. Koma

Koma diartikan selaku periode panjang seseorang pada kondisi tak tersadarkan diri & tak mampu dirangsang bahkan dgn stimuli yg paling menyakitkan. Koma dapat diakibatkan oleh benturan pada otak.

d.Tremor

Tremor ialah kondisi tubuh & alat gerak yg tak mampu menahan goncangan tubuh. Penderita lanjutannya yaitu penyakit Parkinson, yakni kelainan otak yg ditandai dgn gemetar & kesusahan berjalan, bergerak, & regulasi.

e. Sklerosis ganda

Sklerosis ganda ialah salah satu penyakit utama pada metode saraf pusat. Orang dgn penyakit ini mengalami pengurangan mielin yg menimbulkan gangguan pada kesanggupan saraf untuk menghantarkan impuls elektrik dr & ke otak. Beberapa gejalanya yakni lemas pada kaki & lutut, hilangnya keseimbangan, penglihatan kabur, & berkurangnya kesanggupan mengatakan.

f. Sakit kepala migrain

Sakit kepala migrain merupakan sakit kepala yg terjadi pada salah satu sisi kepala.

g. Rabies

Rabies yaitu penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yg disebabkan oleh virus rabies. Rabies ditularkan lewat gigitan hewan penular rabies, mirip anjing, kucing, & monyet (Gambar 9.31). Setelah memperbanyak diri dlm neuron-neuron sentral, virus bergerak ke arah perifer dlm serabut saraf eferen, saraf volunter, maupun saraf otonom. Dengan demikian, virus tersebut menyerang hampir setiap organ & jaringan di dlm tubuh, & berkembang biak dlm jaringan-jaringan seperti kelenjar ludah & ginjal.

Hewan penyebar rabies. Rabies mampu ditularkan antara lain oleh monyet & anjing

2. Gangguan pada Sistem Hormon

Terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon bisa menimbulkan kelainan pada tubuh. Contohnya, bila kelenjar pituitari memproduksi terlampau banyak hormon berkembang, seorang anak dapat menjadi sungguh tinggi. Jika kelenjar tersebut memproduksi terlalu sedikit, anak itu menjadi kerdil. Beberapa pola lain gangguan yg diakibatkan oleh hormon yakni sebagai berikut.

a.  Defisiensi Adrenal

Beberapa orang mempunyai permasalahan dgn bikinan kelenjar adrenal sehingga tubuhnya lemah, gampang lelah, sakit pada kawasan perut, mual-mual, & kehilangan cairan tubuh. Kondisi tersebut disebabkan berkurangnya fungsi korteks adrenal yg mengakibatkan berkurangnya bikinan hormon adrenal kortikosteroid. Perawatan yg dapat dijalankan yakni dgn memperlihatkan pengganti hormon kortikosteroid.

b.  Sindrom Cushing

Penggunaan obat-obatan tertentu untuk mengobati suatu penyakit, ternyata mampu menyebabkan timbulnya penyakit gres. Sindrom cushing disebabkan oleh jumlah hormon glukokortikoid yg berlebih pada tubuh. Pada belum sampaumur, biasanya terjadi jika mereka mengonsumsi obat-obatan kortikosteroid sintetis (mirip prednisone) dlm takaran yg besar untuk menyembuhkan penyakit autoimun, seperti lupus. Gejala yg timbul dlm jangka waktu panjang merupakan obesitas, kegagalan meningkat , lemahnya otot-otot, kulit mudah teriritasi, jerawat, tekanan darah tinggi, & pergantian psikologi. Terapi penyembuhan yg mampu dijalankan yakni dgn operasi, terapi radiasi, kemoterapi, atau obat-obatan yg membatasi buatan hormon.

c. Diabetes

Terdapat dua jenis diabetes, yakni diabetes tipe 1 & diabetes tipe 2.

1. Diabetes tipe 1

Diabetes tipe 1 disebabkan pankreas gagal memproduksi cukup insulin. Gejalanya yaitu terus-menerus haus, lapar, buang air kecil, & hilangnya berat tubuh. Pada anak-anak & remaja, kondisi tersebut biasanya disebabkan antibodi menyerang & menghancurkan sel pankreas yg memproduksi insulin. Penyakit tersebut mampu menimbulkan komplikasi jangka panjang, mirip duduk perkara ginjal, kerusakan saraf, kebutaan, & penyakit jantung koroner dini & stroke. Untuk mengontrol kandungan gula dlm darah & meminimalisir risiko komplikasi diabetes, penderitanya memerlukan suntikan insulin dengan-cara terorganisir.

2. Diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 disebabkan tubuh tak mampu memproduksi insulin dlm jumlah yg masuk akal . Anak-anak & remaja yg mengidap penyakit ini akan keunggulan berat tubuh. Gejala & komplikasi yg timbul serupa dgn diabetes tipe 1. Beberapa penderita dapat mengontrol kadar gula dlm darah dgn diet, berolahraga, & mengonsumsi obat-obatan. Namun, banyak pula yg membutuhkan suntikan insulin seperti penderita diabetes tipe 1.

Insulin. Kini insulin mampu diproduksi menggunakan basil. Insulin digunakan oleh para penderita diabetes

d.  Masalah Hormon Tumbuh

Kelenjar pituitari yg gagal memproduksi sejumlah hormon berkembang yg dibutuhkan, bikin pertumbuhan seorang anak terganggu. Hormon berkembang yg diproduksi dengan-cara berlebihan pada masa pertumbuhan akan bikin tulang & belahan tubuh lain berkembang dengan-cara berlebihan & menimbulkan gigantisme. Hipoglikemi (kadar gula rendah) pula dapat timbul pada anak yg kekurangan hormon tumbuh, biasanya pada bayi & anak kecil.

e.  Tiroid

Kelainan yg berkaitan dgn hormon tiroid, yakni hipertirodisme & hipotirodisme.

1. Hipertiroidisme

Hipertiroid merupakan kondisi kadar hormon tiroid dlm darah sungguh tinggi. Gejala yg timbul berupa hilangnya berat badan, gugup, tremor, keringat berlebih, laju detak jantung & tekanan darah tinggi, mata yg menonjol, & hiperaktif. Penyakit ini mampu diobati dgn pengobatan, pembuangan atau penghancuran kelenjar tiroid dgn operasi atau terapi radiasi.

2. Hipotiroidisme

Hipotiroidisme merupakan kebalikan dr hipertiroid, yakni kadar hormon tiroid dlm darah sangat minim. Hal tersebut mengakibatkan lambatnya proses-proses dlm tubuh sehingga tubuh menjadi lemah, laju detak jantung rendah, keringnya kulit, & penambahan berat tubuh. Karena kadar hormon tiroid dlm darah rendah, kelenjar tiroid berusaha memproduksinya. Hal tersebut berakibat pada membengkaknya kelenjar tiroid yg diketahui dgn penyakit gondok (Gambar 9.33).

Penyakit gondok. Hal ini terjadi pada seseorang yg kurang mengonsumsi yodium
Untuk menghalangi & mengobatinya, pasien diberi zat yodium sehingga bikinan hormon tiroidnya kembali normal. Selain itu, hipotiroid pada anak-anak mampu mengakibatkan lambatnya pertumbuhan (kekerdilan) & tertundanya pubertas. Kondisi ini disebut kretinisme. Bayi -bayi yg dilahirkan dgn tak adanya atau tak sempurnanya kelenjar tiroid bisa mengidap hipotiroidisme. Kondisi tersebut mampu diobati dgn dukungan pengganti hormon tiroid dengan-cara oral.

f. Pubertas Dini

Perubahan tubuh yg bekerjasama dgn pubertas mampu timbul dengan-cara dini pada anak-anak jikalau hormon pituitari yg menstimulasi gonad meningkat dengan-cara dini. Pengobatan lewat suntikan bisa dilaksanakan untuk menekan sekresi hormon-hormon pituitari (gonadotropin) & menahan pertumbuhan kemajuan seksual pada belum dewasa sebelum waktunya.

3. Gangguan pada Sistem Indra

Beberapa kelainan yg terjadi pada tata cara indra di antaranya ialah sebagai berikut.

a.  Rabun Jauh

Rabun jauh (miopi) disebabkan daya saranamata berganti sehingga tak dapat memfokuskan bayangan tepat di bintik kuning. Orang yg menderita rabun jauh tak dapat menyaksikan objek yg berada jauh karena bayangan yg masuk ke mata jatuh di depan bintik kuning. Penderitanya bisa ditolong dgn memakai lensa cekung (bikonkaf).

b.  Rabun Dekat

Rabun dekat (hipermetropi) disebabkan daya fasilitas mata yg menurun, penderitanya tak bisa menyaksikan dgn terang objek yg jaraknya bersahabat dgn mata. Umumnya, penderita rabun erat berafiliasi dgn penuaan. Semakin tua usia seseorang, kian menyusut daya saranamata sehingga terjadi hipermetropi. Penderitanya dapat ditolong dgn menggunakan lensa cembung (bikonveks) (Gambar 9.34).

Penderita miopi & hipermetropi yg bisa ditolong dgn lensa kacamata

c.  Presbiopi

Presbiopi merupakan gabungan dr rabun jauh & erat sehingga benda yg terlalu jauh ataupun terlalu erat tak mampu difokuskan. Penderitanya bisa dibantu dgn memakai lensa progresif.

Lihat juga

Sistem Ekskresi

Akhirnya, sampailah pembahasan admin pada kali ini ihwal Sistem Regulasi. Semoga berfaedah & dgn adanya artikel diatas, mampu menjadi salah satu bahan bacaan untuk memperbesar ilmu & pengetahuan anda selama ini.