√ Sistem Kekebalan Tubuh Nonspesifik

Sistem Kekebalan Tubuh Nonspesifik – Sistem kekebalan tubuh bisa kita ibaratkan selaku sebuah pasukan militer yg mempunyai peran menjaga kedaulatan suatu negara dr serangan musuh. Musuh disini bisa diartikan selaku organisme-organisme yg mampu menjadikan penyakit pada tubuh insan atau yg disebut selaku patogen. Patogen yg biasa menyerang manusia diantaranya virus ebola, kuman TBC & virus korona yg dapat menjadikan penyakit SARS.

Secara umum, tata cara kekebalan tubuh insan dapat kita bedakan menjadi dua macam yakni sistem kekebalan badan nonspesifik & sistem kekebalan badan spesifik. Lalu, apa perbedaanya?, pada tata cara kekebalan badan nonspesifik, dlm melakukan pekerjaan ia tak memperdulikan jenis patogen yg menyerang, dgn kata lain semua patogen akan dilawan. Sedangkan metode kekebalan badan spesifik cuma akan melakukan pekerjaan bila suatu jenis patogen tertentu telah mampu melewati sistem pertahanan nonspesifik internal. Nah, pada halaman ini kita akan pelajari tentang tata cara kekebalan badan nonspesifik saja. Adapun yg nonspesifik akan kita pelajari pada halaman selanjutnya.

Sistem kekebalan tubuh nonspesifik terdiri dr dua macam yakni tata cara pertahanan eksternal & sistem pertahanan internal. Pada metode pertahanan eksternal diperankan oleh jaringan epitel, mukosa & proses sekresi pada jaringan tersebut sedangkan metode pertahanan internal diperankan oleh pertahanan yg dirangsang dr sinyal-sinyal kimia, sel fagosit & protein antimikroba.

1. Sistem Kekebalan Tubuh Nonspesifik Eksternal

Sistem pertahanan badan nonspesifik eksternal merupakan tata cara pertahanan badan terluar atau tata cara yg pertama akan menerima serangan dr antigen atau patogen, yakni organisme yg dapat mengakibatkan penyakit mirip kuman, jamur atau virus. Sistem pertahanan ini diperankan oleh kulit & membran mukosa yg menciptakan lendir, air liur, air mata & sekresi mukosa (mukus).

Kulit merupakan pertahanan tubuh paling besar & mudah dilihat. Secara wajar , kulit tak bisa ditembus oleh bakteri kecuali jika ada kerusakan (contohnya luka), maka bakteri atau virus mampu masuk ke dlm badan lewat jalan ini. Jika kulit mampu ditembus oleh patogen, maka pada pecahan tersebut akan terjadi infeksi penyakit sehingga terjadi peradangan. Nah, disaat inilah kemudian tubuh akan mulai merespon dimana ajaran darah yg membawa banyak sel darah putih meningkat. Akibatnya, suhu pada kawasan yg terinfeksi akan meningkat pula. Disini, sel darah putih akan melakukan pekerjaan membunuh patogen sehingga muncul benjolan yg sering dinamakan sebagai bisul (jerawat). Di dlm bisul atau bisul terdapat nanah yg berisi patogen/antigen yg sudah hancur & bercampur dgn serum darah putih. Selain kulit, pula ada membran mukosa yg terdapat pada akses kelamin, pernapasan atau jalan masuk pencernaan yg mampu membatasi basil masuk ke dlm tubuh.

  √ Komponen Sistem Kekebalan Tubuh

Apakah bentuk perlawanan kulit & membran mukosa hanya itu saja? tak hanya itu. Kulit & membran mukosa pula akan melakukan perlawanan kepada patogen dlm bentuk senyawa kimiawi. Misalnya, sekresi oleh kelenjar lemak & kelenjar keringat pada kulit membuat keasaman (pH) permukaan kulit pada kisaran 3–5. Kondisi tersebut cukup asam & mencegah banyak mikroorganisme berkoloni di kulit kita. Air liur, air mata & sekresi mukosa (mukus) yg disekresikan jaringan epitel & mukosa dapat melenyapkan banyak bibit penyakit yg memiliki potensi. Proses sekresi ini mengandung lisozim yaitu suatu enzim yg dapat menguraikan dinding sel bakteri. Selain itu, kuman tumbuhan normal tubuh pada epitel & mukosa dapat pula menghalangi koloni kuman patogen (Fictor Ferdinand,Hal.204-205).

Adakah contoh perlawan lainnya? ada. Perlawanan ini antara lain lambung yg memproduksi asam lambung (HCl) untuk membunuh kuman-kuman yg masuk bareng makanan yg kita makan, keasaman pada vagina & urin yg dapat menghalangi perkembangan bibit penyakit tertentu, refleks batuk atau bersin yg berfungsi menghalangi debu masuk ke dlm paru-paru atau gerakan peristaltik pada usus yg mendorong bibit penyakit yg ada di dlm usus sehingga segera dapat keluar bareng feses atau kotoran.

2. Sistem Kekebalan Tubuh Nonspesifik Internal

Sistem kekebalan badan nonspesifik internal (dalam) akan menyerang semua patogen yg mampu lolos dr perlawanan tata cara kekebalan tubuh luar atau eksternal (kulit & membran mukosa). Sistem pertahanan internal ini merupakan pertahanan yg dilakukan oleh dlm tubuh itu sendiri yg diperankan oleh sel fagosit & protein antimikroba.

Sel Fagosit
Gambar. Sel Fagosit (Sumber: Pearson Education. Inc, 2006, Publishing as Benjamin Cummings. Diambil dr situs mediahex.com )

a. Sel Fagosit

Sel fegosit terdiri dr berbagai macam sel darah putih yakni neutrofil & monosit yg membunuh mikroba dgn cara fagositosis yaitu menyantap mikroba yg masuk ke dlm badan. Sekitar 60%-70%, kandungan dlm sel darah putih ialah neutrofil. Neutrofil dapat mendeteksi sel yg terserang penyakit sehabis menangkap sinyal kimiawi. Kemudian neutrofil akan keluar dr peredaran darah menuju sel yg terserang penyakit untuk membunuh patogen. Setelah bisa membunuh patogen, neutrofil pula akan mengalami ajal.

  √ Sistem Kekebalan Tubuh atau Sistem Imun

Sekitar 5% kandungan dlm sel darah putih yaitu monosit. Ia dapat memperlihatkan tunjangan efektif dgn menyerang sel yg terserang penyakit sehabis berjam-jam bersirkulasi dlm darah. Monosit kemudian akan bermetamorfosis makrofag. Ia menjulurkan pseudopodia (kaki semu) untuk mempesona mikroba kemudian menghancurkannya dgn enzim pencernaannya. Lalu apa semua mikroba mampu dihancurkan seperti itu? tak semua, beberapa mikroba mampu menangkal serangan dr monosit dgn cara membuat kapsul yg mampu menolak tarikan dr kaki semu makrofag bahkan ada bakteri yg mampu menangkal serangan dr enzim-enzim sehingga mampu bereproduksi dlm makrofag. Sekitar 1,5% kandungan dlm sel darah putih berbentukeosinofil yg mempunyai enzim penghancur di dlm granul sitoplasmanya. Ia dapat berperan dlm membunuh cacing benalu yg masuk ke dlm badan manusia. Agar lebih jelas, berikut gambar eosinofil, monosit & neutrofil.

Lenfosit, monosit & neutrofil dlm sel darah putih
Gambar. Lenfosit, monosit & neutrofil dlm sel darah putih (Sumber: hematoloji.org.tr & pathologyoutlines.com)

Selain sel fegosit di atas, dlm tubuh insan pula terdapat sel pembunuh alami yg menyerang mikroba dengan-cara tak pribadi. Sel pembunuh alami ini akan membunuh sel-sel yg telah dirusak oleh virus atau bakteri sehingga tak menimbulkan tumor.

b. Protein Antimikroba

Ada sekitar 20 jenis protein antimikroba yg terdapat dlm badan insan, protein ini dinamakan selaku metode embel-embel. Protein ini mampu menyerang bakteri dengan-cara langsung dgn menyerang membran sel atau membuat lubang pada dinding sel basil hingga mengalami lisis (pecah). Selain itu protein ini pula dapat menyerang dengan-cara tak langsung yakni dgn menghalangi reproduksi bakteri di dlm tubuh.

Pada dasarnya, metode komplemen memiliki sifat nonaktif & bersirkulasi di dlm darah. Namun saat salah satu protein komplemen bersinggungan dgn bakteri, maka salah satu protein tersebut akan menjadi aktif kemudian mengakibatkan ke-aktifan protein lainnya yg tergabung dlm tata cara perhiasan. Ini akan menjadi sebuah reaksi pengaktifan skala besar. Aktivitas protein tambahan terjadi jika protein komplemen berikatan dgn antigen, yakni protein yg telah dikuasai oleh virus atau basil.

  √ Respon Sistem Kekebalan Tubuh

3. Respons Tubuh pada Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik

Respon badan kepada serangan mikroba patogen mampu berbentukperadangan & demam. Peradangan merupakan reaksi dr tubuh kepada rusaknya sel balasan infeksi virus, imbas zat-zat kimia atau gangguan fisik yang lain. Peradangan dapat mempunyai gejala pembengkakan, panas, bisul atau gatal-gatal. Diantara tanda-tanda tersebut, demam yaitu yg paling sering terjadi. Demam dapat melemahkan kinerja patogen yg tak suka dgn suhu yg tinggi.

Bakteri, virus, sel-sel kanker & sel-sel yg mati menciptakan zat yg dinamakan pyrogenexogen. Zat tersebut dapat merangsang makrofag & monosit mengeluarkan zat pyrogen-endogen yg merangsang hipotalamus menaikkan suhu tubuh sehingga timbul perasaan acuh taacuh, menggigil & suhu tubuh yg meningkat (Fictor Ferdinand, Hal.206).

[color-box]Ferdinand, Fictor P & Moekti Ariebowo.2009.Mudah Belajar Biologi 2 untuk Sekolah Menengan Atas/MA Kelas XI. Jakarta: Visindo Media Persada.

Sri, Lestari Endang.2009.Biologi 2 Makhluk Hidup Dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas XI. Solo: CV Putra Nugraha.

Rachmawati, Faidah dkk.2009.Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA. Jakarta: CV Ricardo. [/color-box]