√ Sistem Gerak Pada Manusia

Sistem Gerak Pada Manusia – Setiap dikala kita bergerak, apakah itu berlangsung, mengangkat beban, menulis, atau yg yang lain. Kalaupun Anda sekarang sedang duduk, niscaya ada cuilan tubuh Anda yg bergerak, misalnya jantung Anda berdetak atau mata Anda berkedip. Sungguh suatu kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

Maka pada kesempatan kali ini, admin akan bagikan artikel yg ada keterkaitannya dengan Sistem Gerak Pada Manusia. Untuk lebih lengkapnya, langsung saja anda mendengarkanpenjelasannya dibawah ini.

A. Tulang

Tulang merupakan salah satu cuilan tata cara rangka yg yang dibuat dr jaringan ikat tulang. Tulang sungguh berguna bagi insan. Apakah Anda masih ingat fungsi dr tulang? Beberapa fungsi tulang yakni sebagai berikut:

  • selaku alat gerak bareng dgn otot;
  • sebagai tempat melekatnya otot;
  • selaku pelindung organ lunak & vital;
  • tempat memproduksi sel-sel darah;
  • tempat penyimpanan cadangan mineral, berupa kalsium & fosfat, serta cadangan lemak.

1. Klasifikasi Tulang

Tulang sungguh banyak jenisnya, baik bentuk maupun penyusunnya. Berdasarkan jaringan penyusunnya, tulang dapat dikelompokkan selaku berikut.

a. Tulang Rawan (Kartilago)

Tulang riskan terdiri atas sel-sel tulang beresiko (kondrosit), serabut kolagen, & matriks. Sel-sel tulang rawan dibentuk oleh bakal sel-sel tulang riskan, yakni kondroblas.

Berdasarkan susunan serabutnya, tulang riskan bisa digolongkan menjadi tiga jenis, yakni selaku berikut.

(a) Tulang rawan hialin, (b) tulang riskan elastis, & (c) tulang riskan fibrosa
  1. Tulang beresiko hialin, mempunyai serabut tersebar dlm anyaman yg halus & rapat. Tulang riskan hialin terdapat di ujung-ujung tulang rusuk yg menempel ke tulang dada (Gambar 4.1a).
  2. Tulang beresiko lentur, susunan sel & matriksnya mirip tulang beresiko hialin, tetapi tak sehalus & serapat tulang riskan hialin. Tulang riskan lentur terdapat di daun telinga, laring, & epiglotis (Gambar 4.1b).
  3. Tulang beresiko fibrosa, matriksnya tersusun agresif & tak beraturan. Tulang beresiko fibrosa terdapat di cakram antartulang belakang & simfisis pubis (pertautan tulang kemaluan) (Gambar 4.1c).

b. Tulang Keras (Osteon)

Tulang terbentuk dr tulang riskan yg mengalami penulangan (osifikasi). Tatkala tulang rawan (kartilago) terbentuk, rongga-rongga matriksnya terisi oleh sel osteoblas. Osteoblas merupakan lapisan sel tulang muda. Osteoblas akan menyekresikan zat interseluler seperti kolagen yg akan mengikat zat kapur. Osteoblas yg sudah dikelilingi zat kapur akan mengeras & menjadi osteosit (sel tulang keras). Antara sel tulang yg satu & sel tulang yg lain dihubungkan oleh juluran-juluran sitoplasma yg disebut kanalikuli. Setiap satuan sel osteosit akan mengelilingi suatu metode saraf & pembuluh darah sehingga membentuk metode Havers (Gambar 4.2).

Matriks di sekeliling sel-sel tulang mempunyai senyawa protein yg bisa mengikat kapur (CaCO3) & fosfor (CaPO4). Kapur & fosfor tersebut membuat tulang menjadi keras. Berdasarkan matriksnya, belahan tulang mampu dikelompokkan menjadi dua potongan, yaitu tulang kompak & tulang spons.

Tulang keras terdiri atas sel-sel hidup yg disebut osteosit
Tulang kompak mempunyai matriks yg padat & rapat, sedangkan tulang spons memiliki matriks yg berongga -rongga (Gambar 4.3). Sebenarnya, kedua jenis tulang tersebut terdapat di suatu tempat yg sama. Penamaan diambil cuma dgn melihat potongan mana yg paling secara umum dikuasai.

Berdasarkan matriksnya,tulang dibedakan menjadi dua, yakni tulang kompak & tulang spons

Berdasarkan bentuknya, tulang keras dapat dikelompokkan selaku berikut.

  • Tulang pipa

Berbentuk panjang & berongga, seperti pipa. Contoh tulang ini di antaranya tulang pengumpil, tulang hasta, tulang betis, & tulang kering.

Tulang pipa terdiri atas dua pecahan, yakni diafisis & epifisis. Diafisis merupakan pecahan “tubuh” tulang, sedangkan epifisis yaitu serpihan tepi (epi) atau kepingan “kepala” tulang. Di antara epifisis & diafisis, dibatasi oleh serpihan yg disebut cakram epifisis (Gambar 4.4). Cakram epifisis lebih lambat proses penulangannya dibandingkan dgn daerah diafisis.

Tulang pipa terdiri atas dua potongan, yakni diafisis & epifisis

  • Tulang pipih

Tulang-tulang yg berupa pipih. Tulang pipih banyak terdapat di rangka aksial, umpamanya tulang rusuk, tulang belikat, & tulang-tulang yg menyusun tengkorak (Gambar 4.5a). Tulang pipih berfungsi sebagai pelindung suatu rongga. Misalnya, rongga tengkorak melindungi otak & rongga dada melindungi jantung serta paru-paru.

Tulang pendek, berukuran pendek. Hanya didapatkan di tempat pangkal telapak tangan (Gambar 4.5b), pangkal telapak kaki, & tulang-tulang belakang.

(a) Tulang pipih pada tengkorak & (b) tulang pendek pada pangkal telapak tangan

  • Tulang tak beraturan

Yaitu tulang yg memiliki bentuk tak beraturan. Contohnya yaitu tulang-tulang belakang (Gambar 4.6) & tulang penyusun wajah.

Tulang belakang memiliki bentuk yg tak beraturan

2. Rangka Tubuh

Rangka manusia terdiri atas kurang lebih 206 tulang. Berdasarkan letak tulang-tulang terhadap sumbu tubuh, rangka mampu dikelompokkan menjadi dua golongan. Kelompok pertama yakni rangka aksial yg berada di potongan tengah sumbu tubuh. Kelompok kedua, yaitu rangka apendikular yg berada di serpihan tepi dr tata cara rangka aksial.

Rangka aksial terdiri atas tulang kepala (tengkorak), ruas-ruas tulang belakang (vertebrae ), tulang dada (sternum), & tulang rusuk (kosta). Rangka apendikular terdiri atas gelang bahu, anggota gerak atas (tungkai atas), gelang panggul, & anggota gerak bawah (tungkai bawah).

a.  Rangka Aksial

Rangka aksial merupakan tulang-tulang yg berada di serpihan tengah sumbu tubuh. Tulang rangka aksial terdiri atas tulang kepala, ruas tulang belakang, tulang dada, & tulang rusuk.

  • Tulang Kepala

Tulang kepala terdiri atas tulang tempurung (kranium) & tulang rahang. Tulang kepala berfungsi sebagai pelindung otak, organ telinga, & organ pandangan (Gambar 4.7). 

Tulang kepala insan
  Sumber Daya Alam Hayati

  • Tulang Belakang (Columna Vertebralis)

Tulang belakang merupakan penopang tubuh utama. Terdiri atas jejeran tulang-tulang belakang (vertebrae). Di antara tulang- tulang vertebrae terdapat discus invertebralis merupakan tulang riskan yg membentuk sendi yg besar lengan berkuasa & elastis. Discus invertebralis memungkinkan tulang belakang bergerak ke segala arah. Jika dilihat dr samping, tulang belakang membentuk lekukan leher (cervix), lekukan dada (thorax), lekukan pinggul (lumbar), & lekukan selangkang (sacral). Perhatikan Gambar 4.8.

Tulang belakang insan

  • Tulang Dada (Sternum) & Tulang Rusuk (Costa)

Tulang dada terdiri atas potongan hulu atau tangkai (manubrium sterni), potongan tubuh (corpus sterni), & taju pedang (processus xyphoideus). Tulang rusuk terdiri atas 12 pasang tulang rusuk, yakni 7 pasang rusuk sejati (costa vera), 3 pasang rusuk imitasi (costa spuria), & 2 pasang rusuk melayang (costa fluctuantes). Perhatikan Gambar 4.9.
Tulang dada & tulang rusuk
Bersama lekukan thorax pada tulang belakang, tulang dada & tulang rusuk membentuk rongga dada ( thorax) yg melindungi organ-organ penting mirip jantung, paru-paru, & pembuluh darah.

b.  Rangka Apendikular

Rangka apendikular mencakup anggota gerak tubuh (Gambar 4.10). Rangka apendikular bisa dikelompokkan menjadi gelang pundak, tulang anggota gerak atas, gelang panggul, & tulang anggota gerak bawah (Kurnadi, 1992: 148).
Rangka apendikular pada insan

1. Gelang pundak

Terdapat dua gelang pundak, yakni kanan & kiri. Masing-masing gelang pundak terdiri atas tulang selangka (clavicula) & tulang belikat (scapula).

2. Tulang anggota gerak atas

Tulang anggota gerak atas terdiri atas dua tungkai, kanan & kiri. Masing-masing terdiri atas
  • tulang lengan atas (humerus);
  • tulang hasta (ulna);
  • tulang pengumpil (radius);
  • 8 tulang pergelangan tangan (carpal);
  • 5 tulang telapak tangan (metacarpal);
  • 14 tulang jari tangan (phalanges).

3. Gelang panggul

Gelang panggul terdiri atas 2 tulang pinggul (coxae) di kanan & kiri. Gelang panggul sungguh stabil & berfungsi menahan berat tubuh.

4. Tulang anggota gerak bawah

Tulang anggota gerak bawah terdiri atas dua tungkai kaki, kanan & kiri. Masing-masing terdiri atas
  • tulang paha (femur);
  • tulang tempurung (patella);
  • tulang kering (tibia);
  • tulang betis (fibula);
  • 7 tulang pergelangan kaki (tarsal);
  • 5 tulang telapak kaki (metatarsal);
  • 14 tulang jari kaki (phalanges).

B. Hubungan Antartulang

Artikulasi ialah istilah untuk menyatakan kekerabatan antartulang. Akan tetapi, pada umumnya orang lebih sering memakai ungkapan persendian dibandingkan dengan istilah artikulasi. Sebuah artikulasi terdiri atas dua atau lebih tulang yg bekerjasama. Berdasarkan kelonggaran dlm bergerak, terdapat tiga jenis persendian pada insan, yakni sinartrosis, amfiartrosis, & diartrosis.

1. Sinartrosis

Sinartrosis ialah kekerabatan antartulang yg rapat sehingga tak memungkinkan pergerakan sama sekali. Kedua tulang dihubungkan oleh jaringan ikat atau tulang beresiko. Contoh persendian sinartrosis yaitu hubungan antartulang yg membentuk tengkorak kepala (Gambar 4.11).
Hubungan antartulang yg membentuk tengkorak kepala yaitu artikulasi yg rapat & tak memungkinkan pergerakan sama sekali
Persendian sinartrosis dapat dibagi menjadi dua, yaitu sinkondrosis & sinfibrosis. Disebut sinkondrosis bila antara kedua ujung tulang dihubungkan oleh tulang beresiko (kartilago), misalnya sendi sutura pada tengkorak kepala. Sementara itu, disebut sinfibrosis kalau kedua ujung tulang dihubungkan oleh serabut jaringan ikat, umpamanya akar gigi.

2. Amfiartrosis

Pada persendian amfiartrosis, kedua ujung tulang yg berkaitan dilapisi oleh tulang beresiko hialin. Bantalan tulang beresiko hialin cukup tebal. Di cuilan luar, kedua tulang tersebut diikat oleh jaringan ikat longgar.
Struktur pada amfiartrosis masih memungkinkan pergerakan yg terbatas. Artinya, pergerakan tersebut hanya sebatas gerak mendekat & menjauh antara kedua tulang. Contoh persendian ini ialah relasi antartulang belakang (Gambar 4.12).
Hubungan antartulang belakang tergolong pola persendian amfiartrosis

3. Diartrosis

Kedua ujung tulang pada persendian diartrosis dihubungkan oleh jaringan ikat longgar sehingga tulang-tulang dlm persendian tersebut mampu bergerak dgn leluasa. Antara jaringan ikat longgar & tulang-tulang yg membentuk persendian terdapat ruang yg berisi cairan sinovial yg berfungsi selaku pelumas. Berdasarkan arah gerakan yg dihasilkan persendian diartrosis, persendian ini bisa dikelompokkan menjadi berbagai jenis seperti berikut.

a.  Sendi Peluru

Sendi peluru bisa melaksanakan gerakan ke banyak arah. Sendi ini merupakan sendi yg paling bebas melaksanakan gerakan. Contohnya, sendi gelang bahu & sendi gelang panggul (Gambar 4.13).
Sendi peluru memungkinkan pergerakan ke banyak arah

b.  Sendi Putar

Sendi putar mampu melaksanakan gerakan berputar yg bertumpu pada satu sumbu. Contohnya, sendi yg menghubungkan tulang atlas & tulang tengkorak, serta tulang pengumpil dgn tulang hasta (Gambar 4.14).
Sendi putar memungkinkan pergerakan berputar

c.  Sendi Engsel

Sendi engsel bisa melaksanakan gerakan satu arah, mirip engsel pintu. Contohnya, pada siku (Gambar 4.15), lutut, & ruas-ruas jari.
Sendi engsel memungkinkan pergerakan satu arah

d.  Sendi Elipsoid

Mirip dgn sendi peluru, hanya saja sendi elipsoid mempunyai bonggol & ujung-ujung tulangnya tak membulat, tetapi sedikit oval. Oleh karena itu, gerakan yg dihasilkan lebih terbatas dibandingkan dgn sendi peluru. Contohnya, hubungan antara tulang pengumpil & tulang pergelangan tangan (Gambar 4.16).
Sendi elipsoid mempunyai bonggol yg ujung-ujungnya sedikit oval

e.  Sendi Pelana

Sendi pelana yaitu kekerabatan antartulang yg kedua ujung tulangnya membentuk hubungan mirip mirip pelana & tubuh orang yg menunggangi kudanya. Misalnya, sendi yg dibuat oleh tulang-tulang telapak tangan & tulang pergelangan tangan (Gambar 4.17).
Sendi pelana memungkinkan pergerakan mirip pelana dgn penunggang kuda

f. Sendi Luncur

Sendi luncur ialah hubungan antartulang yg kedua ujung tulangnya sedikit rata sehingga terjadi gerakan memindah. Contohnya, persendian yg dibentuk oleh tulang-tulang pergelangan tangan, pergelangan kaki (Gambar 4.18), serta antartulang selangka.
Sendi luncur memungkinkan gerakan menggeser

C. Otot

Tulang adalah alat gerak pasif, sedangkan otot yakni alat gerak aktif. Tulang berfungsi menunjang pergerakan otot tatkala otot berkontraksi atau berelaksasi.
Dalam keseharian, otot lebih dimengerti selaku daging. Berdasarkan letaknya, dlm tubuh manusia terdapat lebih kurang 600 jenis otot yg berlawanan.
Otot tak cuma menggerakkan rangka, tetapi pula menggerakkan organ-organ tertentu dlm tubuh. Misalnya, jantung, usus, & lambung. Kerja otot pula menyebabkan membengkak & mengecilnya rongga dada, tempat paru-paru berada.
Ada tiga aksara yg dimiliki otot, yaitu selaku berikut.
  1. Kontraktibilitas, yaitu kesanggupan otot untuk memendek. Tatkala memendek, otot berkontraksi. Jika otot menempel pada tulang, otot akan mempesona tulang tersebut (Gambar 4.19).
    Otot & tulang. Dengan adanya otot, tulang-tulang dapat digerakkan
  2. Ekstensibilitas, yakni kesanggupan otot untuk memanjang melampaui ukuran semula. Pada ketika otot memanjang, otot berelaksasi.
  3. Elastisitas, yaitu kesanggupan otot untuk kembali ke bentuk semula, sesudah mengalami pemanjangan atau pemendekan.
  √ Ciri Ciri Dan Fungsi Jamur Dalam Kehidupan

1. Klasifikasi Otot

Berdasarkan morfologi, cara kerja, & lokasinya dlm tubuh, otot mampu dibagi menjadi tiga jenis.

a.  Otot Lurik

Seperti halnya tulang, otot mempunyai beberapa jenis. Otot lurik disebut pula otot rangka karena otot jenis ini menempel pada rangka & menjadi alat gerak utama (Gambar 4.20). Otot lurik mempunyai sel yg berupa silindris & memiliki banyak inti. Di manakah letak inti selnya? Kerja otot lurik dikendalikan oleh metode saraf pusat & disadari.
Lengan dibentuk oleh otot lurik
Berdasarkan cara melekatnya di tulang, terdapat dua kepingan otot, yakni origo & insersio. Origo merupakan ujung otot yg menempel di tulang yg kedudukannya tetap (tumpuan) tatkala otot berkontraksi. Adapun insersio merupakan cuilan otot yg menempel pada tulang yg akan digerakkan tatkala otot berkontraksi.

b.  Otot Polos

Otot polos sering pula disebut otot organ dlm atau otot viseral. Otot polos terdapat di organ-organ dalam, contohnya di saluran-saluran dlm metode pernapasan, metode pencernaan, pembuluh darah, & saluran kencing. Bentuk sel-sel otot polos mirip gelendong dgn satu inti di tengah (Gambar 4.21). Otot polos tak dikendalikan oleh tata cara saraf pusat sehingga otot-otot polos bekerja di luar kesadaran. 
Pembuluh darah arteri mempunyai otot polos yg melakukan pekerjaan di luar kesadaran

c.  Otot Jantung

Otot Jantung mempunyai struktur mirip dgn struktur otot lurik (Gambar 4.22). Hal yg membedakannya yaitu serabut otot jantung mempunyai percabangan di serabut-serabut ototnya. Otot jantung menggerakkan jantung & jenis sarafnya adalah saraf otonom. Oleh lantaran itu, otot jantung melakukan pekerjaan di luar kesadaran.

Otot jantung terletak di jantung

2. Sifat Kerja Otot

Otot-otot saling bekerja sama tatkala melaksanakan gerak. Minimal terdapat dua otot yg melakukan pekerjaan sama, otot pertama & kedua berkontraksi ke arah yg bertentangan. Oleh lantaran itu, kedua otot tersebut dikatakan melaksanakan kerja yg antagonis. Pergerakan yg disebabkan otot-otot tersebut mampu berupa ekstensor & fleksor (meluruskan & membengkokkan), depresor & elevator (ke bawah & ke atas), supinator & pronator (menengadah & menelungkup), & abduktor & adduktor (menjauhi & mendekati sumbu tubuh).
Contoh otot yg bekerja antagonis yakni otot bisep & trisep di lengan penggalan atas (Gambar 4.23). Tatkala otot bisep berkontraksi & otot trisep berelaksasi, siku terlipat & lengan bawah terangkat. Sebaliknya, tatkala otot bisep relaksasi & otot trisep berkontraksi, siku lurus & lengan bawah turun. Jenis gerakan yg dihasilkan otot bisep & trisep tersebut yakni gerakan ekstensor-fleksor. Kaprikornus, otot bisep berperan sebagai otot fleksor karena kontraksinya membengkokkan lengan. Sementara itu, otot trisep yakni otot ekstensor karena kontraksinya meluruskan lengan.

Otot lengan melakukan pekerjaan dengan-cara antagonis
Dua atau lebih otot yg berkontraksi ke arah yg sama disebut otot yg melakukan pekerjaan sinergis, merupakan musuh dr melakukan pekerjaan dengan-cara antagonis. Contoh otot yg melakukan pekerjaan sinergis yakni gerakan supinasi-pronasi pada telapak tangan kita.

3. Mekanisme Kerja Otot

Pada tahun 1955, Hansen & Huxly, mengemukakan teori sliding filaments (filamen yg bergeser) pada otot lurik. Mereka menyatakan bahwa dikala otot kontraksi tak terjadi pemendekan filamen, tetapi hanya pergeseran filamen-filamen. Melalui pengamatan dgn memakai mikroskop elektron & difraksi sinar X, Hansen & Huxly memperoleh dua set filamen, yakni aktin & miosin. Aktin & miosin tersebut bergeser sehingga otot mampu memendek & memanjang ketika otot berkontraksi & berelaksasi.
Filamen tersebut terdapat di dlm sarkomer . Sarkomer terdapat dlm sel otot. Jumlah filamen dlm satu sarkomer bisa menjangkau ratusan hingga ribuan filamen, bergantung jenis ototnya. Filamen-filamen tersebut membangun 80% massa sarkomer. Perhatikan Gambar 4.24.

(a) Otot rangka pada vertebrata dr tingkat otot hingga tingkat molekul yg membangunnya.(b) Posisi aktin & miosin di saat relaksasi & kontraksi

Pada di saat berkontraksi, filamen aktin berikatan & meluncur sepanjang filamen miosin. Perhatikan Gambar 4.25. Zona H merupakan kepingan terang, yg berada di antara belahan A yg berupa pita gelap. Pita yg terang disebut pita I. Pada dikala berkontraksi, di zona-zona tersebut terjadi pergeseran. Pita I & zona H akan berganti jadi kian sempit, atau bahkan hilang sama sekali (Levine and Miller, 1991: 862).

Pada otot terdapat zona terang & gelap, yaitu zona H yg terdapat pita A & pita I. Pada sewaktu kontraksi, di zona-zona tersebut terjadi pergeseran
Kontraksi otot dipacu oleh potensial aksi dr sinaps sel saraf yg menyebabkan pelepasan ion kalsium (Ca2+) oleh retikulum sarkoplasma (retikulum endoplasma yg terspesialisasi) di otot. Pelepasan Ca2+ menimbulkan protein regulator tropomiosin & troponin berganti bentuk. Hal ini memungkinkan terjadi ikatan antara kepala miosin & filamen aktin. Tatkala filamen-filamen aktin meluncur menuju tengah sarkomer, otot memendek (kontraksi). Pada dikala relaksasi, filamen-filamen tersebut kembali ke bentuk semula.
Pada ketika filamen aktin meluncur, kepala miosin akan membentuk ikatan (cross bridges) dgn suatu bonggol pada badan filamen aktin. Agar mampu berikatan, diperlukan energi yg diperoleh dr pemecahan ATP (adenosine triphospate) menjadi ADP (adenosine diphospate). Kombinasi aktin & miosin dgn bantuan energi dr ATP ini disebut aktomiosin. Berikut merupakan reaksinya.
Sel otot biasanya cuma menyimpan sedikit ATP untuk berulang kali kontraksi. Untuk kontraksi berulang, diperlukan ATP lebih banyak. Energi tersebut diperoleh dr cadangan energi berupa kreatin fosfat. Cadangan energi ini menunjukkan gugus fosfat pada ADP (adenosine diphospaete ) untuk membentuk ATP. Namun, cadangan kreasin fosfat akan habis bila otot melakukan pekerjaan lebih keras.
Untuk menunjang pergerakan otot yg lebih keras & lama, mitokondria sel otot lebih banyak memerlukan glukosa & oksigen. Oleh karena itu, detak jantung & napas akan lebih singkat. Glukosa & oksigen digunakan untuk respirasi sel & menghasilkan ATP. Masih ingatkah Anda proses respirasi sel?
Meskipun detak jantung & napas lebih cepat, tetapi tetap diperlukan waktu bagi glukosa & oksigen mencapai sel otot. Untuk menyediakan energi dengan-cara cepat, glukogen yg terdapat pada otot mampu dipecah menjadi glukosa & asam laktat. Secara normal sel memerlukan oksigen untuk memecah karbohidrat & menyintesis ATP. Namun, pemecahan glikogen mampu terjadi tanpa oksigen, yaitu melalui proses fermentasi asam laktat.
Selama latihan keras, asam laktat terakumulasi di otot. Asam laktat di otot mampu memunculkan otot lelah & sakit. Namun, asam laktat dengan-cara berkala terbawa aliran darah menuju hati. Kemudian, asam laktat diubah menjadi asam piruvat oleh sel hati. Proses fermentasi asam laktat untuk menciptakan ATP ini disebut pula respirasi anaerob (berasal dr bahasa Yunani, an artinya tanpa; aer artinya udara; bios artinya hidup).
Tatkala detak jantung & napas bertambah kencang, hal ini menunjukkan lebih banyak udara pada sel otot sehingga sel otot bisa melaksanakan respirasi dengan-cara normal (respirasi aerob). Sebagian besar ATP yg dihasilkan mitokondria lewat proses fosforilasi oksidatif. Proses ini menggunakan energi kimia yg berasal dr katabolisme karbohidrat, lemak, atau protein.
Jika Anda berhenti berolahraga, Anda akan tetap bernapas kencang beberapa dikala. Oksigen suplemen ini dipakai untuk mengganti banyak asam laktat menjadi glikogen kembali.

D. Kelainan & Gangguan pada Sistem Gerak

Tulang atau otot bisa mengalami kelainan maupun gangguan. Banyak faktor yg mampu mengakibatkan hal tersebut terjadi. Berikut teladan-teladan kelainan & gangguan yg terjadi pada tulang.

  Sebutkan Generasi Sporofit Dan Gametofit Pada Flora Lumut Dan Paku!

1. Kelainan & Gangguan pada Tulang

Terdapat beberapa kelainan & gangguan yg bisa terjadi pada tulang, di antaranya, rakhitis, osteoporosis, mikrosefalus, patah tulang, terkilir, kelainan bentuk tulang, & artritis.

a.  Kekurangan Vitamin D

Pada tubuh insan, vitamin D dibikin dr provitamin D dgn proteksi sinar matahari. Vitamin D sungguh dibutuhkan untuk proses pelekatan kalsium di tulang tatkala proses penulangan pada masa belum dewasa. Kekurangan vitamin D biasanya terjadi karena tubuh kurang mendapat sinar matahari yg cukup. Akibatnya, anak yg kehabisan vitamin D ini menderita kelainan perkembangan yg disebut rakhitis. Hal tersebut ditunjukkan oleh kedua kaki yg berupa X atau O (Gambar 4.26).

Rakhitis pada belum cukup umur.Penderita mempunyai kaki berupa X atau O

b.  Osteoporosis

Osteoporosis yaitu kelainan tulang, yakni keadaan tulang menjadi lebih lunak. Hal tersebut mampu terjadi karena kekurangan hormon -hormon tertentu yg membantu pelekatan kalsium. Selain itu, penderita kelainan ini bisa disebabkan pula oleh kekurangan kalsium dlm makanannya sehingga tubuhnya memakai kalsium yg tersimpan pada tulangnya. Akibatnya, pada tingkat tertentu tulang menjadi lebih lunak (Gambar 4.27).

(a) Tulang normal & (b) tulang penderita osteoporosis

c.  Mikrosefalus

Mikrosefalus merupakan kelainan pada ukuran kepala bayi yg lebih kecil atau tak proporsional. Hal tersebut disebabkan tatkala hamil, seorang ibu mengalami kekurangan kalsium sehingga pembentukan tengkorak bayi tak tepat.

d. Patah Tulang (Fraktura)

Ada banyak sekali jenis patah tulang, yaitu:
  1. patah tulang terbuka, tulang yg patah mencuat keluar sehingga merobek kulit;
  2. patah tulang tertutup, tulang yg patah tak melukai kulit.
  3. Patah tulang lebih banyak disebabkan oleh kecelakaan yg dialami penderita

e.  Terkilir

Seseorang dikatakan terkilir lantaran ligamen yg membungkus persendian terpesona tatkala melakukan gerakan yg datang-datang atau tak biasa dikerjakan. Pada perkara dislokasi, ligamen sobek sehingga sendi bergeser. Dislokasi disebut pula urai sendi.

f. Kelainan Bentuk Tulang Belakang

Kebiasaan duduk yg salah atau kebiasaan menenteng beban cuma di satu segi tubuh saja, mampu mengakibatkan kelainan pertumbuhan tulang belakang. Ada banyak sekali jenis kelainan, yakni:
  1. lordosis, bila serpihan leher & panggul menjorok ke depan;
  2. kifosis, jikalau posisi punggung & panggul menjorok ke belakang;
  3. skoliosis, jika punggung membengkok ke samping.

Cacat tulang tanggapan kebiasaan duduk yg salah (a) kifosis, (b) lordosis, & (c) skoliosis


g.  Artritis

Artritis ialah gangguan pada persendian. Artritis mampu dibedakan selaku berikut.
  1. Artritis gout, terjadi karena adanya timbunan asam urat. Pada lazimnya , terjadi pada sendi-sendi tangan. Akibatnya, sendi-sendi tangan terlihat lebih besar.
  2. Osteoartritis disebabkan oleh menipisnya lapisan tulang beresiko di ujung tulang. Hal tersebut mengakibatkan persendian sakit tatkala digerakkan.
  3. Artritis eksudatif, terjadi karena serangan kuman tertentu yg mengakibatkan peradangan pada persendian. Sendi dipenuhi oleh cairan getah bening.
Artritis sikka, terjadi karena berkurangnya cairan sinovial. Hal tersebut menimbulkan rasa sakit tatkala menggerakkan persendian.

2. Kelainan & Gangguan pada Otot

Otot sebagai alat gerak aktif dapat mengalami gangguan. Jika mengalami gangguan, kerja otot bisa terganggu. Gangguan pada otot mampu terlihat, contohnya jika kita bergerak mengalami rasa sakit pada belahan betis atau penggalan yang lain. Berikut teladan kelainan & gangguan yg terjadi pada otot.

a.  Atrofi

Atrofi ialah kondisi otot menjadi sungguh kecil sehingga tak bisa berkontraksi. Pada lazimnya , atrofi terjadi lantaran lama tak memakai otot tersebut. Misalnya, tak mampu berjalan lantaran terlalu lama terbaring sakit.

b.  Tetanus

Tetanus ialah keadaan otot yg kejang karena terus-menerus mendapatkan rangsang. Penyakit tetanus disebabkan oleh Clostridium tetani, bakteri yg membuat zat serupa asetilkolin sehingga otot terus terangsang untuk berkontraksi.

c.  Miastenia Gravis

Penyakit ini belum diketahui penyebabnya. Penderitanya perlahan-lahan mengalami pelemahan pada otot-otot tubuhnya hingga karenanya tak berfungsi sama sekali. Pada umumnya, penderita kelainan ini meninggal karena otot-otot yg berhubungan dgn metode pernapasan tak mampu berkontraksi.

d.  Kelelahan Otot

Kelelahan otot terjadi karena otot terus-menerus berkontraksi. Pada akhirnya, otot akan mengalami kejang atau biasa disebut sebagai kram.

e.  Distrofi

Mirip dgn atrofi, penderita distrofi mengalami otot yg mengecil & tak bisa berfungsi masuk akal . Namun, distrofi terjadi karena kelainan sejak lahir, diperkirakan kelainan ini bersifat genetis.

f. Hernia

Hernia disebabkan selaput peritonial yg membatasi rongga perut melemah sehingga tak mampu menyangga usus. Akibatnya, usus turun & sering kali mencapai testis atau hingga ke tempat lipat paha.

3. Teknologi yg Berhubungan dgn Sistem Gerak

Ilmu pengetahuan & teknologi sudah meningkat di segala bidang. Termasuk di dalamnya teknologi yg mengatasi berbagai persoalan yg berhubungan dgn tata cara gerak.
Orang yg kehilangan kaki atau tangannya dapat dibantu dgn memakai kaki atau tangan artifisial. Kaki & tangan imitasi ini terus dikembangkan sehingga mempunyai bentuk dgn fungsi yg maksimal, mengambil alih kaki & tangan yg orisinil (Gambar 4.29).

Untuk menolong para pasien yg kehilangan tangan atau kaki, dibuat tangan atau kaki buatan

Selain kaki & tangan imitasi, teknologi lain yg bermitra dgn tata cara gerak yaitu dingklik roda. Kursi roda dipakai oleh orang-orang yg kakinya tak bisa dipakai lagi dengan-cara normal.
Para penderita arthritis pula bisa dibantu dgn teknologi sendi buatan. Sendi buatan ini menunjukkan keleluasaan gerak, pula meng-hilangkan rasa sakit karena arthritis. Sendi buatan ini kali pertama dibikin oleh dokter dr Inggris yg bernama John Charnley pada 1966. Sendi buatan ini berupa bola stainless steel yg dipasang pada pecahan pangkal tulang femur, & suatu mangkok teflon untuk mengambil alih mangkok sendi tulang femur pada gelang panggul (Gambar 4.30).

Persendian internal buatan yg diciptakan oleh John Charnley

Baca juga

Sistem Peredaran Darah

Itulah postingan Sistem Gerak Pada Manusia, admin bagikan pada kali ini. Semoga bermanfaat & postingan diatas, dapat menjadi bahan bacaan atau tumpuan untuk memperbesar pengetahuan & pengetahuan anda mengenai metode gerak.