close

√ Seni Teater – Pengertian, Sejarah, Fungsi, Ciri, Jenis dan Unsur

Seni Teater – Pengertian, Sejarah, Fungsi, Ciri, Jenis & Unsur WargaMasyarakat.Org – Untuk pembahasan kali ini kami akan memperlihatkan ulasan mengenai resensi yang dimana dlm hal ini mencakup pengertian, fungsi, unsur, sistematika & pola, nah supaya lebih mampu memahami & mengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.

Seni Teater - Pengertian, Sejarah, Fungsi, Ciri, Jenis & Unsur

Pengertian Teater

Teater merupakan perumpamaan lain dr drama, tetapi dlm pengertian yg lebih luas, teater ialah proses penyeleksian teks atau naskah, panafiran, penggarapan, penyuguhan atau pementasan & proses pemahaman atau penikmatan dr public atau audience “bisa pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus atau peneliti”.


Dalam proses penjadian drama ke teater disebut prose teater atau disingkat berteater, Teater mampu diartikan dgn dua cara yakni dlm arti sempit & dlm arti luas. Teater dlm arti sempit merupakan sebagai drama “kisah hidup & kehidupan insan yg diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak & didasarkan pada naskah yg tertulis”.


Dalam arti luas, teater merupakan segala tontonan yg dipertunjukkan di depan orang banyak misalnya wayang orang, ketoprak, ludruk & lain-lain.

Baca Juga Artikel Terkait Tentang Materi: Seni Rupa Murni – Pengertian, Fungsi, Jenis, Contoh, Dan Perbedaannya


Pengertian Seni Teater Menurut Para Ahli

Berikut ini terdapat beberapa seni teater menurut para jago, antara lain:


  • Menurut Moulton

Seni teater merupakan kisah hidup yg dilukiskan dlm bentuk gerakan (life presented in action).


  • Menurut Balthazar Vallhagen

Seni teater merupakan suatu kesenian yg melukiskan sifat & watak insan dgn gerakan.


  • Menurut Ferdinand Brunetierre

Menurutnya seni teater harus melahirkan suatu keinginandgn action atau gerak.


  • Menurut Budianta, dkk (2002)

Seni teater merupakan genre sastra dimana tampilan fisiknya menampilkan dengan-cara mulut adanya percakapan atau obrolan diantara para tokoh yg ada.


  • Menurut Tim Matrix Media Literata

Seni teater merupakan bentuk kisahan yg menggambarkan kehidupan & watak insan melalui tingkah laris (akting) yg dipentaskan.


  • Menurut Seni Handayani & Wildan

Seni teater ialah bentuk karangan yg berpijak pada dua cabang kesenian, yakni seni sastra & seni pertunjukan sehingga drama dibagi dua, yaitu drama dlm bentuk naskah tertulis & drama yg dipentaskan.


  • Menurut Anne Civardi

Seni teater yakni suatu kisah yg diceritakan lewat kata-kata & gerakan.


Sejarah Seni Teater Di Indonesia

Kasim Achmad dlm bukunya Mengenal Teater Tradisional di Indonesia (2006) mengatakan, sejarah teater tradisional di Indonesia dimulai sejak sebelum Zaman Hindu. Pada zaman itu, ada gejala bahwa unsur-unsur teater tradisional banyak dipakai untuk 24 mendukung upacara ritual.


Teater tradisional merupakan kepingan dr suatu upacara keagamaan ataupun upacara akhlak-istiadat dlm tata cara kehidupan masyarakat kita. Pada dikala itu, yg disebut “teater”, sesungguhnya baru merupakan unsur-unsur teater, & belum merupakan suatu bentuk kesatuan teater yg utuh. Setelah melepaskan diri dr kaitan upacara, unsur-unsur teater tersebut membentuk suatu seni pertunjukan yg lahir dr spontanitas rakyat dlm masyarakatlingkungannya.


Proses terjadinya atau hadirnya teater tradisional di Indonesia sungguh bervariasi dr satu kawasan dgn daerah yang lain. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu berbedabeda, tergantung kondisi & sikap budaya penduduk , sumber & tata-cara di mana teater tradisional lahir. Berikut ini disuguhkan beberapa bentuk teater tradisional yg ada di tempat-tempat di Indonesia.


  • Wayang

 Wayang merupakan suatu bentuk teater tradisional yg sungguh renta, & mampu ditelusuri bagaimana asal muasalnya. Dalam menelusuri semenjak kapan ada pertunjukan wayang di Jawa, mampu kita peroleh aneka macam prasasti pada Zaman Raja Jawa, antara lain pada masa Raja Balitung. Pada masa pemerintahan Raja Balitung, telah ada petunjuk adanya pertunjukan Wayang seperti yg terdapat pada Prasasti Balitung dgn tahun 907 Masehi. Prasasti tersebut mewartakan bahwa pada dikala itu telah diketahui adanya pertunjukan wayang.


Petunjuk semacam itu pula didapatkan dlm sebuah kakawin Arjunawiwaha karya Mpu Kanwa, pada Zaman Raja Airlangga dlm kurun ke-11. Oleh karenanya pertunjukan wayang dianggap kesenian tradisi yg sungguh bau tanah. Sedangkan bentuk wayang pada zaman itu belum jelas tergambar model pementasannya.


Awal mula adanya wayang, yaitu ketika Prabu Jayabaya bertakhta di Mamonang pada tahun 930. Sang Prabu ingin mengabadikan wajah para leluhurnya dlm bentuk gambar yg kemudian dinamakan Wayang Purwa. Dalam citra itu diinginkan wajah para tuhan & insan Zaman Purba. Pada mulanya cuma digambar di dlm rontal (daun tal). Orang sering menyebutnya daun lontar. Kemudian berubah menjadi wayang kulit sebagaimana dikenal sekarang.


  • Mamanda

Daerah Kalimantan Selatan memiliki lumayan banyak jenis kesenian antara lain yg paling populer yaitu Mamanda, yg merupakan teater tradisional yg bersifat kerakyatan, yg orang sering menyebutnya sebagai teater rakyat. Pada tahun 1897 datang ke Banjarmasin suatu rombongan Abdoel Moeloek dr Malaka yg lebih dikenal dgn Komidi Indra Bangsawan.


Pengaruh Komidi Bangsawan ini sungguh besar terhadap perkembangan teater tradisional di Kaliman
tan Selatan. Sebelum Mamanda lahir, telah ada suatu bentuk teater rakyat yg dinamakan Bada Moeloek, atau dr kata Ba Abdoel Moeloek. Nama teater tersebut berasal dr judul dongeng yakni Abdoel Moeloek karangan Saleha.


  • Ketoprak

Ketoprak merupakan teater rakyat yg paling populer, utamanya di kawasan Yogyakarta & tempat Jawa Tengah. Namun di Jawa Timur pun dapat didapatkan ketoprak. Di kawasan-tempat tersebut ketoprak merupakan kesenian rakyat yg menyatu dlm kehidupan mereka & mengalahkan kesenian rakyat yang lain seperti srandul & emprak.


Pada mulanya ketoprak merupakan permainan orang-orang desa yg sedang menghibur diri dgn menabuh lesung pada waktu bulan purnama, yg disebut gejogan. Dalam perkembangannya menjadi suatu bentuk teater rakyat yg lengkap.


Ketoprak merupakan salah satu bentuk teater rakyat yg sangat mengamati bahasa yg digunakan. Bahasa sangat memperoleh perhatian, walaupun yg digunakan bahasa Jawa, namun mesti dipertimbangkan dilema unggahungguh bahasa. Dalam bahasa Jawa terdapat tingkat-tingkat bahasa yg dipakai, yaitu:

  • Bahasa Jawa biasa (sehari-hari)
  • Bahasa Jawa kromo (untuk yg lebih tinggi)
  • Bahasa Jawa kromo inggil (yaitu untuk tingkat yg tertinggi)


Menggunakan bahasa dlm ketoprak, yg diamati bukan saja penggunaan tingkat-tingkat bahasa, tetapi pula kehalusan bahasa. Karena itu muncul yg disebut bahasa ketoprak, bahasa Jawa dgn bahasa yg halus & spesifik.

Baca Juga Artikel Terkait Tentang Materi: “Teater Tradisional & Modern” Definisi & ( Ciri – Contoh – Perbedaan )


Fungsi Seni Teater

Peranan seni teater telah mengalami pergeseran seiring dengan berkembangnya teknologi. Seni teater tak hanya dijadikan sebagai fasilitas upacara maupun hiburan, namun pula selaku  sarana pendidikan. Sebagai seni, teater tidak cuma menjadi konsumsi penduduk selaku hiburan semata, tetapi pula berperan dlm nilai afektif penduduk . Adapun beberapa fungsi seni teater, antara lain:


1. Teater sebagai Sarana Upacara

Pada permulaan munculnya, teater hadir sebagai fasilitas upacara persembahan pada tuhan Dyonesos & upacara pesta untuk ilahi Apollo. Teater yang  berfungsi untuk kepentingan upacara tak memerlukan penonton lantaran  penontonnya yakni serpihan dr akseptor upacara itu sendiri. Di Indonesia seni teater yg dijadikan sebagai sarana upacara diketahui dgn istilah teater tradisional.


2. Teater selaku Media Ekspresi

Teater merupakan salah satu bentuk seni dgn fokus utama pada laku & dialog. Berbeda dgn seni musik yg mengedepankan faktor bunyi & seni tari yg menekankan pada keselarasan gerak & irama. Dalam praktiknya, Seniman teater akan mengekspresikan seninya dlm bentuk gerakan badan & ucapan-ucapan.


3. Teater selaku Media Hiburan

Dalam kiprahnya sebagai sarana hiburan, sebelum pementasannya sebuah teater itu mesti dgn persiapkan dgn perjuangan yg optimal. Sehingga kesempatannya penonton akan terhibur dgn pertunjukan yg digelar.


4. Teater selaku Media Pendidikan

Teater yakni seni kolektif, dlm artian teater tak dijalankan dengan-cara individual. Melainkan untuk mewujudkannya dibutuhkan kerja tim yg serasi. Jika suatu teater dipentaskan diharapkan pesan-pesan yg ingin diutarakan penulis & pemain tersampaikan pada penonton. Melalui pertunjukan lazimnya manusia akan lebih gampang mengerti nilai baik jelek kehidupan dibandingkan hanya membaca lewat sebuah kisah.


Ciri-Ciri Seni Teater

Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri seni teater, antara lain:

  1. Pada seluruh kisah berupa obrolan, baik pada tokoh maupun narator. semua ucapan ditulis dlm suatu teks.
  2. Semua obrolan tak menggunakan sebuah tanda petik (“…”). Dialog drama bukan sebuah kalimat langsung. Oleh karena itu, naskah drama tak memakai sebuah tanda petik.
  3. Naskah drama dilengkapi sebuah petunjuk tertentu yg mesti dilakukan tokoh pemerannya. Petunjuk ditulis dlm tanda kurung (…) atau dgn menunjukkan suatu jenis abjad yg berlainan dgn karakter dialog.
  4. Naskah drama terletak diatas dialog atau disamping kiri obrolan.


Jenis-Jenis Seni Teater

Dalam pertunjukan seni teater dikenal ada beberapa jenis pertunjukan teater, antara lain:


1. Teater Boneka

Pertunjukan boneka telah dilakukan sejak zaman antik, sisa peninggalannya didapatkan di makam-makam india kuno, Mesir & Yunani. Boneka sering dipakai untuk menceritakan legenda atau kisah-kisah religius.


Berbagai jenis bonek dimainkan dgn cara yg berbeda. Boneka tangan digunakan di tangan sementara boneka tongkat digerakkan dgn tongkat yg dipegang dr bawah, marionette atau boneka tali digerakkkan dgn cara menggerakkan kayu silang tempat tali boneka diikatkan.


2. Drama Musikal

Merupakan pertunjukan teater yg memadukan seni menyayi, menari & akting. Drama musikal mengedepankan unsur musik, nyanyi & gerak dr pada obrolan para pemainnya. Di panggung Broadway jenis pertunjukan ini sangat terkenal & biasa disebut dgn pertunjukan kabaret.


3. Teater Gerak

Teater gerak merupakan pertunjukan teater yg unsur utamanya ialah herak & ekspresi wajah serta badan pemainnya. Penggunaan obrolan sungguh dibatasi atau bahkan dihilangkan seperti dlm pertunjukan pantomim klasik.


Teater gerak, tak mampu diketahui dgn niscaya kelahirannya tetapi ekspresi bebas seniman teater khususnya dlm hal gerak menemui puncaknya dlm masa commedia del’arte di Italia.


4. Teater Dramatik

Istilah dramatik dipakai untuk menyebut pertunjukan teater yg berdasar pada dramatika lakon yg dipentaskan. Dalam teater dramatik, perubahan karakter dengan-cara psikologis sangat diamati & situasi kisah serta latar belakang kejadian dibentuk sedetil mungkin.

Baca Juga Artikel Terkait Tentang Materi: Dr
ama – Pengertian, Unsur, Macam, Struktur & Contohnya


Unsur-Unsur Seni Teater

Berikut ini terdapat beberapa unsur-unsur seni teater, antara lain:


Unsur Teater Internal

  • Naskah Atau Skenario

    Naskah atau skenario berisi kisah dgn nama tokoh & obrolan yg diucapkan.

  • Pemain

    Pemain merupakan orang yg memerankan tokoh tertentu, ada tiga jenis pemain yakni kiprah utama, kiprah pembantu & peran aksesori atau figuran. Dalam film atau sinetron, pemain biasanya disebut aktris untuk perempuan & aktor untuk lelaki. Aktor merupakan penunjang utama dlm teater & aktor pula menghasilkan beberapa unsur diantaranya, unsur gerak & suara.

  • Sutradara

    Sutradara ialah orang yg memimpin & mengendalikan sebuah teknik pembuatan atau pementasan teater.

  • Properti

    Properti merupakan sebuah perlengkapan yg diharapkan dlm pementasan teater. Properti sangat penting untuk menunjang pertunjukan suatu teater. Contohnya dr properti teater mirip bangku, meja, robot, hiasan ruang, hiasan & lain-lain.

  • Penataan

    Seluruh pekerja yg terkait dgn pementasan teater antara lain:

    1. Tata rias merupakan cara mendandani pemain dlm memerankan tokoh teater supaya lebih menyakinkan.

    2. Tata busana merupakan pengaturan pekaian pemain biar mendukung keadaan yg menghendaki. Contohnya pakaian sekolah lain dgn pakian harian.

    3. Tata lampu ialah pencahayaan dipanggung.

    4. Tata bunyi ialah pengaturan pengeras suara.


Unsur Eksternal Teater

Unsur eksternal yakni mengelola segala yg berkenan dgn di luar pemintasan. Yaitu staf produksi, lantaran staf produksilah yg melakukan segala perlengkapan yg menyangkut pemintasan.

Staf bikinan menyangkut menager tingkat produser atau pimpinan produksi sampai segala bagian dibawahnya “Tjokroatmojo dkk”. Adapun untuk peran masing-masing yaitu:


Produser/Pimpinan Produksi

  • Mengurus buatan dengan-cara keseluruhan.
  • Menetapkan personal “petugas”, anggaran biaya, program kerja fasilitas & sebagainya.


Derektor/Sutradara

  • Pembawa naskah
  • Koordinator pelaksanaan pementasaan
  • Menyiapkan pemain film


Stage Manager

  • Pemimpin panggung
  • Membantu sutradara


Desainer

Menyiapkan aspek-faktor visual:

  • Setting “tempat, suasana”
  • Property “peralatan pentas”
  • Lighting “tata lampu”
  • Costume “tata busana”
  • Sound “pengeras bunyi”


Crew

  • Bagian pertunjukan
  • Bagian tata lampu
  • Bagian peralatan
  • Bagian taat bunyi musik


Sutradara

Seorang sutrada menentukan naskah, memilih aktor, melatihnya & lain sebagainya. Asisten sustradara “asdos”. Membantu segala sesuatu yg diperlukan oleh seorang sutradara.

Baca Juga Artikel Terkait Tentang Materi: “Apresiasi” Pengertian & ( Tujuan – Manfaat – Fungsi – Proses – Tingkatan )


Peran Seni Teater dlm Lingkup Sosial Masyarakat

Pertunjukkan teater rakyat tak cuma untuk hiburan penduduk penonton. Di balik itu, ada amanat yg ingin disampaikan pada penduduk ihwal sesuatu yg berhubungan dgn kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan yg dimaksud menyangkut seluruh sikap sosial yg berlaku pada kelompok penduduk tertentu. Misalnya, kehidupan moral, agama, kehidupan ekonomi, & kehidupan politik.


Semua itu tercermin dlm bentuk garapan teaternya. Bentuk-bentuk garapan teater rakyat senantiasa & merupakan cerminan kehidupan sosial. Apa yg diungkapkan dlm garapan teaternya ialah suasana hati, perasaan, & nurani, serta kondisi jiwa. Oleh lantaran itu, teater merupakan media ungkap seniman teater selaku wakil dr nurani masyarakat pendukungnya.


Berikut fungsi-fungsi teater dlm lingkup sosial penduduk .

  1. Teater berfungsi sebagai media untuk mengungkapkan inspirasi-pandangan baru keindahan (penyajian estetis). Manusia bisa tersentuh oleh ungkapan-ungkapan seniman lewat media teater. Bagaimana indahnya hidup rukun dgn sesama & bagaimana indahnya hidup berdampingan dgn alam. Kadang-kadang, pandangan baru-ilham itu tak seluruhnya menggembirakan penonton. Bisa saja penonton sehabis melihat pertunjukkan teater merasa benci, murka, takut, haru, atau sedih. Semua perasaan itu luruh menjadi perasaan tunggal, yaitu indah (estetis). Menonton suatu pertunjukkan teater yaitu mencar ilmu menafsirkan inspirasi-ide apa yg dikomunikasikan oleh seniman teater pada khalayak. Oleh sebab itu, penonton dituntut untuk tak hanya menggunakan emosinya dlm menyaksikan pertunjukkan, tetapi pula pikirannya semoga bisa mengambil pesan tersirat dr apa yg telah disaksikannya. Dalam suatu pertunjukkan, senantiasa ada tema, isi, serta pesan yg ingin disampaikan pada penonton. Menonton adlah proses belajar memahami gagasan atauide yg disampaikan oleh orang lain (seniman). Jika ananda tak paham, pertunjukkan teater tersebut tiada berfaedah. Oleh alasannya itu untuk mengerti suatu pertunjukkan, ananda harus sering menonton pertunjukkan teater agar hati & pikiranmu terasa menerjemahkan sebuah karya drama.
  2. b. Teater berfungsi untuk alat propaganda, misalnya acara-program pemerintah, propaganda politik, atau acara-acara yayasan tertentu yg berhubungan dgn jasa layanan penduduk . Program-acara pembangunan yg dicanangkan oleh pemerintah sering dititipkan pada pertunjukkan teater rakyat. Misalnya, menyosialisasikan program Keluarga Berencana (KB), sadar hukum, disiplin nasional, bebas narkoba, atau hidup sederhana.


Perbedaan Teater & Drama

Teater senantiasa dikaitkan dgn kata drama yg berasal dr kata Yunani Kuno “draomai” yg memiliki arti bertindak atau berbuat & “drame” yg berasal dr kata Perancis yg diambil oleh Diderot & Beaumarchaid untuk menerangkan lakon-lakon mereka wac
ana kehidupan kelas menengah.


Dalam perumpamaan yg lebih ketat bermakna lakon serius yg menggarap satu dilema yg punya arti penting namun tak bermaksud mengagungkan tragika. Kata “drama” pula dianggap sudah ada semenjak era Mesir Kuno (4000-1580 SM), sebelum era Yunani Kuno (800-277 SM). Hubungan kata “teater” & “drama” bersandingan sedemikian bersahabat seiring dgn perlakuan kepada teater yg memanfaatkan drama lebih identik selaku teks atau naskah atau lakon atau karya sastra (Bakdi Soemanto, 2001).


Dari klarifikasi di atas dapat disimpulkan bahwa ungkapan “teater” berkaitan langsung dgn pertunjukan, sedangkan “drama” yakni berkaitan dgn lakon atau naskah dongeng yg akan dipentaskan. Makara, teater yakni visualisasi dr drama atau drama yg dipentaskan di atas panggung & disaksikan oleh penonton.


Jika “drama” adalah lakon & “teater” ialah pertunjukan maka “drama” merupakan penggalan atau salah satu unsur dr “teater”.


Dengan kata lain, dengan-cara khusus teater mengacu pada aktivitas melaksanakan kegiatan dlm seni pertunjukan (to act) sehingga tindak- tanduk pemain di atas pertunjukan disebut acting. Istilah acting diambil dr kata Yunani “dran” yg memiliki arti, berbuat, berlaku, atau beraksi. Karena acara beraksi ini maka para pemain laki-laki dlm teater disebut actor dan pemain perempuan disebut actress.


Meskipun ungkapan teater kini lebih umum digunakan tetapi sebelum itu ungkapan drama lebih populer sehingga pertunjukan teater di atas panggung disebut selaku pentas drama. Hal ini membuktikan digunakannya naskah lakon yg biasa disebut selaku karya sastra drama dlm pertunjukan teater. Di Indonesia, pada tahun 1920-an, belum timbul perumpamaan teater. Yang ada yakni sandiwara atau  tonil (dari bahasa Belanda: Het Toneel).


Istilah Sandiwara konon dikemukakan oleh Sri Paduka Mangkunegoro VII dr Surakarta. Kata sandiwara berasal dr bahasa Jawa “sandi” memiliki arti “belakang layar”, & “wara” atau “warah” yg berarti, “pengajaran”. Menurut Ki Hajar Dewantara “sandiwara” mempunyai arti “pengajaran yg dilakukan dgn perlambang” (Harymawan, 1993).


Rombongan teater pada masa itu menggunakan nama Sandiwara, sedangkan kisah yg disajikan dinamakan drama. Sampai pada Zaman Jepang & permulaan Zaman Kemerdekaan, perumpamaan sandiwara masih sangat terkenal. Istilah teater bagi masyarakat Indonesia gres diketahui sehabis Zaman.


Contoh Seni Teater

Mengisahkan sebuah keluarga petani yg hidup serba kekurangan di Tanah Gayo, Aceh. Kesedihan & penderitaan yg dialami kepala keluarga beserta sang istri bertambah lantaran anak pertama mereka sangat tak mengerti akan kondisi & suasana yg dialami keluarga. Bahkan anak itu tak sudi untuk mengelola adiknya. Hingga suatu dikala, hal yg tak masuk akal terjadi pada keluarga tersebut.

Judul : Legenda Batu Belah Batu Betangkup

Tema :

Penyesalan anak durhaka pada kedua orang renta

Tokoh & Perwatakan

  • Sulung : Nakal & tak patuh pada orang bau tanah
  • Ayah : Pekerja keras
  • Ibu : Pasrah
  • Bungsu
  • Tetangga

Naskah Drama

Suatu hari tatkala musim kemarau, ladang kecil yg dimiliki petani tersebut sangat kering & tak membuahkan hasil.

Ayah :Bu, kita sudah tak ada duit. Ladang kering kerontang. Apa yg harus kita lakukan untuk menyambung hidup?

Ibu :Bagaimana kalau kambing yg kita ternak dijual saja Yah?

Ayah :Tapi kan kambing-kambing itu sungguh kurus, tak akan laku mahal di pasar, Bu.

Ibu :Nanti coba minta tolong Sulung untuk menggembala kambing ke padang rumput supaya cepat gemuk ya Yah.

Ayah :Iya Bu.

Ayah segera mengundang Sulung.

Ayah :Sulung, tolong ananda beri makan kambing-kambing kita di padang rumput ya. Persediaan duit sudah menipis, sedangkan ladang kita sedang sangat kering.

Sulung :Tidak mau!

Ibu :Kenapa, Sulung? Tolonglah bantu Ayah & Ibu.

Ayah :Iya, nak. Rencananya kambing akan Ayah jual di pasar untuk pemasukan kebutuhan kita.

Tak usang kemudian Sulung mau menggembala dua ekor kambing yg dimikili Ayahnya. Namun tak sampai di padang rumput yg dituju, Sulung memutuskan untuk tidur di bawah suatu pohon hingga sore. Dan tatkala bangkit, kambing yg dititipkan Ayahnya sudah raib entah ke mana. Tanpa rasa bersalah, Sulung tak menjelaskan kejadian sesungguhnya.

Ayah :Kambing-kambing kita di mana, Sulung? Kok tak ada?

Sulung :Tadi hanyut di sungai!

Ayah :Apa? Hanyut? Yaampun bagaimana ini? Kenapa mampu hanyut?

Ayah sangat kecewa pada Sulung yg tak bisa diandalkan, padahal semua hal yg dimintanya ialah demi kepentingan hidup bareng -sama, yakni demi keperluan pangan. Kesedihanpun dicicipi Ibu yg senantiasa bersedia untuk mencari suplemen penghasilan untuk keluarga. Tanpa pikir panjang, Ayah segera berangkat ke hutan untuk menyaksikan perangkap yg sengaja dipasang untuk menjerat binatang yg ada di sekeliling hutan.

Ayah :Wow ternyata gue mampu! Seekor anak babi hutan, pasti akan laku dijual di pasar. Lumayan untuk berbelanja keperluan masakan selama seminggu!

Dengan rasa gembira, Ayah melepas jeratan yg ada pada kaki hewan tersebut & membawanya pulang. Namun hal tak terduga terjadi sebelum ia keluar dr hutan. Ia diserang dua ekor induk babi yg penuh amarah menyaksikan anak mereka ditangkap. Serangan babi hutan tersebut tak kuasa tertahan sehingga Ayah sulung terkapar tak berdaya tetapi tetap menjajal melakukan serangan balik pada hewan liar tersebut. Tetapi usahanya tak membuahkan hasil, justru ia dikejar kawanan babi hutan hingga ke sungai. Sungguh naas nasibnya, ia tewas tatkala melompati bebatuan karena terjatuh & kepalanya membentur sebuah batu.

Sementara itu, Ibu sedang memarahi Sulung yg tega membuang beras terakhir yg tersedia di rumah dgn rasa sedih yg tak terbendung.

Ibu :Sulung! Kamu ini apa-apaan? Selalu bikin susah orang bau tanah! Seenaknya saja ananda buang beras untuk makan ke dlm sumur?!

Lelah memarahi Sulung, Ibupun meminta tolong semoga Sulung mengambil periuk tanah liat di belakang untuk dijual ke pasar.

Ibu :Yasudah Sulung, tolong Ibu ambil periuk tanah di belakang. Akan Ibu jual ke pasar, tolong jaga adik karena Ayah belum pulang ke rumah.

Sulung :Untuk apa gue ambil periuk & mempertahankan si Bungsu?!!! Aku jadi tak bisa main! Mending gue pecahkan saja periuk ini!!!!

Tak disangka periuk hasil buatan Ibu dipecahkan begitu saja oleh anak nakal yg satu ini. Sungguh keterlaluan & membuat hati Ibu hancur berkeping-keping layaknya periuk yg sudah pecah itu.

Ibu :Suluuuung….. Apa ananda tak tahu, kita butuh makan. Kenapa ananda pecahkan periuk itu? Padahal itu yaitu satu-satunya sisa harta yg kita punya. (sambil meneteskan air mata)

Sungguh terlalu, Sulung justru membentak Ibunya dgn nada tinggi yg tak terkira. sikap Sulung itu sungguh keterlaluan pada Ibunya. Ia tak sadar bahwa suatu ketika nanti penyesalan & penderitaan pasti akan ia alami jika sang Ibu sudah tiada. Sementara itu, Bungsu yg baru satu tahun hanya mampu menyaksikan kesedihan mendalam pada Ibunya. Jika sudah sebesar Sulung, mungkin adiknya itu akan berinisiatif untuk menolong Ibunya. Tak lama kemudian, salah satu tetangga datang di tengah kekacauan dlm rumah itu.

Tetangga:Bu, saya ingin memberikan keterangan bahwa suami Ibu didapatkan sudah tak bernyawa di tepi sungai. Saya beserta warga yg lain turut berduka cita sedalam-dalamnya atas kepergian Almarhum.

Ibu :Innalillahi wainailaihi rajiun… (makin tersedu mendengar kabar buruk tersebut)

Namun tak nampak raut wajah kesedihan dr wajah Sulung. Ia justru berpikir bahwa tanpa Ayahnya, ia m
empunyai arti bebas lantaran tak ada yg memerintahkan-nyuruhnya lagi.

Ibu :Sulung… Ibu tak sanggup lagi hidup di dunia ini. Ibu sangat sedih menyaksikan sikap kamu. Tolong jaga Bungsu, Ibu mau menyusul Ayahmu…

Ibu Sulung pergi menuju suatu watu yg disebut Batu Belah tempat suaminya terjatuh & meninggal. Kemudian iapun bersenandung sambil berlangsung menuju watu tersebut…

“Batu belah watu bertangkup. Hatiku alangkah merana. Batu belah batu bertangkup. Bawalah gue serta.”

Angin sesaat bertiup kencang & membuat Ibu Sulung terperangkap di Batu Belah yg tak mampu terbuka kembali untuk selamanya. Menyadari Ibunya sudah tiada, Sulungpun sangat menyesal.

Sulung :Ibuuuuu!!!! Maafkan saya!!! Ibu kembalilah, Buuu!!!! Aku menyesaaal!!! Ibuuuu!!!!

Sambil merintih & terus menerus memohon Ibunya kembali, perjuangan Sulung tetap tidak berguna. Batu Belah kini tertutup & ia tak akan mampu bertemu Ibunya.

—- Selesai—-

 


Demikianlah pembahasan mengenai “Properti Dalam Teater” Pengertian & ( Unsur – Jenis ) gampang-mudahan dgn adanya ulasan tersebut dapat memperbesar pengetahuan & pengetahuan kalian semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂

  Pelajaran Bahasa Indonesia: Diksi Dan Gaya Bahasa