Rumah Adat Bali – Ketika berbicara perihal Bali, tentu tak akan ada habisnya. Bali yakni salah satu nama wilayah yg berada di Indonesia. Pulau Bali sangat populer di mata dunia akan keindahan rekreasi alamnya.
Jika ditanya, hampir tak ada negara di dunia ini yg tak mengenal Pulau Bali. Provinsi Bali merupakan tempat yg masih sungguh kental dgn kekayaan budaya & kearifan lokalnya, Nah, salah satu wujud budaya & etika istiadat Suku Bali ialah rumah Bali.
Siapa saja yg berkunjung ke Bali pasti akan termanjakan oleh keanekaragaman budaya yg dimiliki Bali selaku destinasi rekreasi yg sudah terkenal hingga ke luar negeri.
Masyarakat di Bali pula sangat terkenal dgn bagaimana menjaganya dlm kelestarian budaya yg sudah diwariskan oleh para leluhur-leluhurnya.
Begitu pula dgn rumah adab yg disinggahi, walaupun sudah berapa banyak atau bahkan berapa sering warga abnormal keluar masuk ke pulau mereka, itu tak bisa menciptakan goyah para masyarakat leluhur dlm menjaga warisan para leluhur.
Daftar Isi
Ciri Khas Rumah Adat Bali
Ciri khas rumah tradisional Bali memiliki bentuk, struktur bangunan, fungsi & pernak-pernik rumah budbahasa yg diwariskanturun temurun. Kebudayaan budbahasa yg seperti ini hingga ketika ini masih bertahan.
Ketika kita berkunjung ke tempat tinggal Bali, maka hingga dikala ini kalian akan mendapatkan jenis rumah tradisional yg masih eksis khas Pulau Dewata ini,.
Walaupun Pulau Bali sudah terkenal & banyak dikunjungi turis setempat maupun turis mancanegara, namun penduduk Bali masih mempertahankan & melestarikan budaya, salah satunya rumah adab.
Menurut keyakinan penduduk Bali, rumah tradisional Bali memiliki miniatur alam semesta yg menjadi tempat kegiatan insan.
Dalam pembangunan rumah tradisional Bali, ada hukum khusus yg perlu ditaati. Seperti letak bangunana, arah desain, konstruksi, dimensi pekarangan & struktur bangunan yg harus dibuat sesuai ketentuan etika Bali yg berlaku.
Arsitektur Rumah Adat Bali
Rumah budpekerti Bali adalah hunian masyarakat Bali yg dibikin kompleks, alasannya setiap bangunan memiliki fungsi masing-masing & digabung dlm satu atap.
Menurut sejarah, hukum, bentuk atau arsitektur dr rumah tradisional Bali telah tercantum dlm kitab weda.
Konsep rumah gaya Bali tradisional mengikuti konsep alam semesta dlm penataan tata ruang rumah & pekarangan rumahnya.
Rumah tradisional penduduk Bali yaitu simbol dr mikrokosmos semesta untuk tata letak & hirarki ruang dlm rumah.
Rumah adat ini pula menjadi simbol tingkat sosial & ekonomi jikalau dilihat dr materi yg dipakai untuk membangun rumah.
Rumah tradisional penduduk Bali, kelompok bangsawan menggunakan tumpukan bata, sedangkat untuk masyarakat Suku Bali biasa memakai tanah liat.
Baca Juga : Rumah Adat Bangka Belitung
Filosofi Rumah Tradisional Bali
Fungsi rumah akhlak selain selaku tempat tinggal & ikon budaya, rumah tradisional Bali pula mengandung banyak nilai filosofi, mirip dlm pembangunan rumah.
Rumah Bali dibikin dgn banyak sekali proses yg panjang. Mulai dr proses pengukuran tanah, ritual persembahan kurban untuk memohon izin pada leluhur atau nenek moyang untuk mendirikan rumah, ritual peletakan kedaluwarsa pertama, pengerjaan & ditutup dgn upacara budbahasa Bali syukuran tatkala pembangunan rumah selesai.
Proses diatas disebut “Nyiku Karang” artinya mengukur tanah, “Caru Pengerukan Karang” artinya kurban & meminta izin leluhur, & “Nasarin” artinya peletakan kerikil.
Nama Rumah Adat Bali
DI Bali, nama rumah adatnya dikenal dgn “Gapura Candi Bentar”. Gapura Candir Bentar yakni rumah budbahasa yg didalamnya memiliki banyak berdiri-bangunan pendukung selaku satu kesatuan dr Gapura Candi Bentar.
Pada potongan depan rumah adab ini adalah gapura yg merupakan bangunan dua candi yg sejajar. Fungsinya untuk masuk ke area halaman rumah.
Di pecahan depan rumah budpekerti, biasanya ditawarkan Pura atau tempat ibadah umat Hindu. Pada Gapura Candi Bentar pula ditawarkan anak tangga & pagar besi yg terhubung dgn gapura.
Sementara letak Pura, biasanya terpisah dr jenis bangunan lainnya. Hampir setiap rumah khas daerah Bali memiliki Gapura Candi Bentar di belahan depan rumah mereka.
Aturan pembagian rumah tradisional Bali disebut Asta Kosala Kosali. Secara filosofi dapat diartikan selaku terbangunnya keserasian & kedinamisan dlm hidup yg disetujui dlm sebuah relasi yg serasi.
Desain rumah Bali terdiri dr bebatuan yg disusun & diukir atau dipahat untuk membentuk seorang religi berdasar senior. Ada patung-patung & ornamen khas Bali sebagai simbol dr kepercayaan lebih banyak didominasi masyarakat Bali.
Macam Macam Bangunan Pada Rumah Bali
Bali merupakan salah satu nama provinsi di Indonesia yg diketahui dgn istilah Pulau Dewata. Rumah tradisional penduduk Bali memang tak biasa jikalau dibandingkan dgn rumah akhlak kawasan lain di Indonesia.
Di Bali ada dua suku yg paing penting ialah Suku Bali Aga di Kintamani & Karangasem. Kemudian ada Suku Bali Majapahit yg setiap sukunya menghipnotis bentuk bangunan adatnya.
Rumah tradisional khas Bali mempunyai desain & arsitektur yg unik & cukup mewah, hal ini sebab masih menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi adat warisan dr nenek moyang mereka.
Dalam membangun rancangan rumah Suku Bali tentu tak sembarang pilih. Membuat rumah tradisional khas Bali Menggunakan arsitektur khusus yg disebut dgn Udagi .
Udagi yaitu seniman yg khusus untuk membangun rumah tradisional Bali yg masih tradisional.
Jika dilihat, rancangan rumah Bali terlihat mirip candi yg memiliki kepingan-bagiannya yg khusus. Nah, pada pembahasan selanjutnya kita akan mengenal lebih bersahabat kepingan-serpihan rumah tradisional Bali yg sampai dikala ini masih dijaga kelestariannya.
Angkul Angkul Rumah Bali
Angkul-angkul ialah penggalan paling depan dlm Rumah Tradisional Bali, pada lazimnya mempunyai bentuk mirip candi di sebelah kiri & kanan.
Sebetulnya bentuk bangunan rumah Bali ini nyaris sama dgn gapura candi bentar yg berfungsi sebagai pintu masuk utama. Namun yg membedakan merupakan angkul-angkul mempunyai atap yg menghubungkan keduanya.
Bahan atap angkul angkul rumah Bali yaitu dr rumput kering. Namun pada zaman sekarang kebanyakan orang mengubahnya menjadi genteng.
Aling Aling Rumah Bali
Bagian selanjutnya dr rumah tradisional Bali adalah aling-aling. Aling-aling adalah bagian dr bangunan rumah khas Bali yg berupa tembok selaku pembatas atau sekat yg yang dibuat dr kerikil dgn tinggi sekitar 150 cm.
Aling aling rumah Bali pula disebut penyengker yg berfungsi sebagai pembatas antara gerbang utama dgn halaman rumah yg sering disebut dgn tempat suci.
Orang Bali yakin bahwa aling-aling mempunyai fungsi selaku penangkis hal negatif dr luar & memberi aura positif.
Selain yg disebut diatas, fungsi aling aling yakni menawarkan privasi pada penghuni rumah karena tamu yg masuk rumah khas Bali mesti menyamping ke penggalan kiri & keluar menyamping ke kanan.
Bale Manten (Bale Daja)
Jenis bangunan dr rumah tradisional Bali ini dikhususkan untuk kepala keluarga atau anak perempuan (perawan). Selain kedua anggota keluarga ini tak boleh memakai bangunan ini.
Bangunan bale manten tersebut terletak di sebelah utara dr bangunan utama. Bangunan ini mempunyai bentuk persegi panjang serta memiliki bale-bale pada belahan kanan maupun kepingan kiri bangunannya.
Bale manten atau yg dikenal pula selaku bae manten atau bale daja , pula menjadi bentuk perhatian keluarga terhadap anak perempuan yg ada di dlm keluarga suku tersebut.
Bale Tiang Sanga atau Bale Dauh
Rumah tradisional Bali ini terletak di zona belahan barat rumah (dauh natah umah). Bale dauh sering disebut pula dgn nama Bale Loji, serta Tiang Sanga (Bale Tiang).
Desain rumah Bali ini berupa bangunan persegi panjang yg menggunakan tiang dr kayu. Sebutannya berlainan-beda dr jumlah tiangnya.
Jika tiang rumah adat ini berjumlah 6 disebut sakenem, 8 disebut sakutus/astasari, & bila tiangnya berjumlah 9 disebut sangasari. Bahan dasar bangunan ini yakni watu.
Bale Dauh mempunyai fungsi selaku tempat tidur bagi dewasa laki-laki & merupakan tempat penerimaan tamu. Sedangkan para anak wanita akan ditempatkan di bale manten.
Untuk ukuran, bale tiang sanga atau bale dauh pun tak jauh berlainan dengan bale manten . Bale tiang sanga atau bale dauh pula mempunyai bentuk persegi panjang.
Bale Sakepat
Bagian rumah Bali selanjutnya yaitu bale sakepat yang terletak dibagian selatan. Bangunan ini memiliki 4 tiang minimalis persegi empat & atapnya berbentuk pelana.
Bale sakepat mampu dianalogikan sebagai gazebonya masyarakat Bali.
Bale Sakepat memiliki fungsi sebaga tempat tidur anak & pula tempat bermalas-malasan seluruh anggota keluarga yg tinggal di rumah etika.
Bale Dangin atau Bale Gede
Bale Dangin atau Bale Gede mempunyai tiang penyangga bangunan berjumlah 12 (saka roras) & tiang kayu mempunyai istilah lain mirip Bale Dauh tergantung banyaknya tiang.
Bentuknya persegi panjang atau persegi empat tergantung dr banyaknya tiang yg dipakai.
Terletak di pecahan timur (dangin natah umah), Bale dangin berfungsi selaku tempat untuk program upacara adab & pula digunakan sebagai tempat istirahat maupun tidur.
Bale dangin pula biasa dipakai untuk duduk membuat benda-benda seni ataupun merajut busana budpekerti Bali.
Pawaregen atau Pawon
Bagian selanjutnya dr rumah Bali ialah paon atau pawaregan. Bagi penduduk Bali setempat, pawon digunakan sebagai tempat untuk mengolah kuliner, memasak & tempat menyimpan alat-alat masak untuk penghuni rumah atau keluarga yg ditawarkan disana.
Letak bangunannya terletak di sisi selatan atau barat daya dr bangunan utama.
Bagian rumah tradisional Bali dr pawaregen atau pawon ada dua, diantaranya:
- Area Jalikan
Merupakan ruang terbuka yg digunakan untuk mengolah masakan, yg mana disediakan di sini ialah oven kayu api.
- Area Kedua
Area kedua yaitu Daput. Seperti disetujui oleh dapur pada umumnya, ruangan ini dipakai untuk menyimpan kuliner serta alat-alat dapur.
Lumbung (Klumpu atau Jineng)
Lumbung yg berfungsi selaku tempat penyimpanan hasil panen seperti padi & hasil panen lainya.
Gabah biasanya disimpan di dua tempat berlawanan, yg membedakanya ialah dikolong untuk gabah yg masih lembap & diatas untuk gabah yg sudah kering.
Bagian bawah dibentuk ibarat bale bermaksud untuk tempat berleha-leha & bercengkrama bareng keluarga. Rumah akhlak yg mempunyai Jineng biasanya keluarga yg mempunyai hasil tani setiap tahun.
Bale Delod
Tidak semua orang mengenal belahan yg satu ini, padahal mempunyai fungsi yg tak kalah penting dgn penggalan lain yg terdapat dlm rumah budpekerti Bali.
Pada lazimnya ruangan bale delod digunakan sebagai tempat untuk menerima tamu, atau dlm kata lain ruang tamu.
Beberapa fungsi lain dr ruangan ini merupakan untuk kegiatan budpekerti & bale maut. Apabila terdapat salah satu keluarga yg meninggal, maka akan disemayamkan diruangan ini sebelum proses upacara adab ngaben.
Baca Juga : Rumah Adat NTB
Material Bangunan Rumah Bali
Untuk membangun rumah etika Gapura Candi Bentar, memang tak mampu disamakan dgn membangun rumah lain. Hal ini karena pengaruh dr status sosial pemilik & keadaan ekonomi pemilik rumah.
Untuk penduduk biasa, potongan dinding rumah Gapura Candi Bentar biasanya dibangun dr materi bangunan tanah liat. Sedangkan bagi kelompok bangsawan digunakan tumpukan bata.
Untuk atap dr rumah budpekerti Bali sendiri dibuat dai materi genting tanah, ijuk, alang-alang atau sejenisnya. Tergantung kemampuan finansial dr pemilik rumah.
Nilai-Nilai di Dalam Rumah Adat Bali
Selain mempunyai fungsi selaku tempat tinggal & ikon budaya. Rumah budbahasa bali ini nyatanya pula terkandung beragam unsur filosofis yg melukiskan kearifan lokal budaya dr Masyarakat Bali.
Contohnya dlm pembangunan rumahnya, rumah budpekerti bali dibuat dgn serangkaian proses yg panjang. Mulai dr proses nyikut karang atau mengukur tanah, ritual nasarin atau menaruh kerikil pertama, proses pembuatan,
Terakhir ditutup dgn upacara selametan dan tarian adat bali ketika rumah adat ini selesai dibangun. Semua ritual itu, sebenarnya dikerjakan dgn niat supaya rumah yg sudah diresmikan bisa memberikan manfaat yg baik untuk pemilik rumah.
Ada pula beberapa hukum yg ada di dlm tata letak atau hiasan & pengaturan pecahan dlm rumah budbahasa Bali ini.
Biasanya, sudut timur & utara rumah dijadikan tempat yg disucikan & disakralkan. Sementara sudut selatan & barat mempunyai tingkat kesucian yg kurang tinggi.
Hal ini selalu menciptakan orang memperoleh tempat beribadah pada sudut utara atau timur, & untuk kamar mandi, buang air & penjemuran a
da di pecahan barat & selatan.
Penutupan
Demikianlah keterangan seputar ciri khusus, struktur, material bangunan, nilai, filosofi & pecahan-serpihan dr rumah tradisional Bali.
Semoga dgn adanya goresan pena ini dapat menmabah pengetahuan & gampang-mudahan bermanfaat. Jangan lupa kunjungi pula rumah akhlak Manado.
Terimakasih sudah berkunjung ke situs web kami 🙂