√ Pengetahuan Peta

Pengetahuan Peta – Peta di bawah ini, membuktikan bahwa peta sudah mulai dipikirkan orang sejak dahulu, meskipun peta di atas bukan peta yg paling antik. Konon, peta paling antik dibuat pada tahun 1418 oleh seorang laksamana maritim dr Cina yg bernama Cheng-Ho. Cheng-Ho mengarungi lautan antara tahun 1405 & 1435. Eksplorasinya yg didokumentasikan dlm catatan sejarah Cina, dituliskan dlm sebuah buku yg muncul di Cina pada tahun 1418 berjudul ”The Marvellous Visions of the Star Raft”. Bukti-bukti yg mencengangkan tersebut dipamerkan di depan lazim tanggal 16 Januari 2006. Sebuah peta duplikat pada tahun 1763 tertanggal duplikasi dr tahun 1418 turut dipamerkan.

Peta sudah ada semenjak zaman dahulu. Dari zaman ke zaman wawasan peta kian meningkat

Jika peta ini terbukti autentik, tampaknya kita harus merubah perkiraan bahwa orang Eropalah yg pertama kali sukses bikin peta dunia pertama yg komprehensif. Itu bermakna kita mesti mempertanyakan peta dunia pertama yg diakui buatan Marti Waldseemuller. Cobalah terus gali kebenaran ini.

Baca juga

Membuat Peta

Sebuah peta yakni suatu karya seni. Mengapa dibilang demikian? Selain membutuhkan kecermatan, bikin peta pula memerlukan sentuhan keindahan. Oleh sebab itu, bikin peta tak boleh sembarang pilih. Sebuah peta mesti menyuguhkan informasi yg akurat biar tak menyesatkan si pengguna. Peta mesti indah mudah-mudahan si pengguna kesengsem mempelajarinya.

Beruntunglah, sekarang sudah ada peralatan yg mutakhir untuk menciptakan suatu peta yg berkualitas. Sebuah peta mampu bersumber dr hasil pemotretan di udara baik dgn pesawat atau satelit. Selan-jutnya, komputer dapat dioperasikan untuk mengolah peta sehingga keakuratannya mampu dipertanggungjawabkan & pastinya indah.

Peta yg baik akan sungguh berkhasiat. Bagaimana bikin peta yg baik? Bagaimana peta menyuguhkan keterangan pada kita? Dari mana sumber untuk membuat peta? Semua itu akan anda akan pelajari berikut ini.

A. Hakikat Peta

Melihat & membaca peta di depan mengambarkan bahwa peta sungguh penting dlm kehidupan manusia. Peta kuno umpamanya, dibuat & digunakan alasannya ialah dikala itu mereka membutuhkannya dlm penjelajahan & observasi, walaupun dlm bentuk yg masih sungguh sederhana. Hal inilah yg kemudian mendorong ber-kembangnya ilmu kartografi. Melihat realita ini, peta sudah menjadi salah satu metode komunikasi dgn cara grafis, yg sering disebut graphicacy. Graphicacy ini mampu dijalankan dgn aneka macam teknik mulai dr penggunaan hasil fotografi, grafik, diagram, sampai pada peta. Semua cara tersebut mempunyai kekhasan, yakni menggunakan bentuk dua dimensi untuk menyampaikan & menyuguhkan konsep & inspirasi. Sementara itu seiring pertumbuhan teknologi, media komunikasi tersebut makin meningkat , salah satunya yaitu penciptaan peta tiga dimensi.

Hal penting pada peta yaitu bagaimana menyuguhkan kekerabatan keruangan. Suatu bentuk korelasi keruangan bisa saja dinyatakan dlm angka & kata. Penggunaan kata & angka dianggap tak efisien, mirip istilah ’suatu gambar mampu bermakna seribu kata’. Ungkapan tersebut seolah menjadi perkiraan biasa bahwa data yg berhubungan dgn keruangan akan lebih efisien disajikan dlm peta. Pada peta, hubungan keruangan disajikan dgn simbol dua dimensi yg disusun dengan-cara sistematis. Oleh alasannya adalah itu, diinginkan kecakapan dlm bikin & membacanya. Kesalahan bisa timbul dalam sistem komunikasi ini. Nah, berikut sketsa yg menggambarkan metode komunikasi peta (kartografis) & penggalan-cuilan yg bisa menjadikan kesalahan komunikasi kartografis.

Bagan tata cara ekonomi pada peta

Keterangan :

  1. Source : kenampakan di permukaan Bumi.
  2. Enconder : simbol yg dipakai untuk menggambarkan kenampakan di Bumi pada suatu peta.
  3. Signal: peta itu sendiri, yg di dalamnya disajikan citra dua dimensi kenampakan di permukaan Bumi, yg disusun oleh simbol.
  4. Decoder : prosedur otak akseptor atau pembaca mengartikan simbol pada peta.
  5. Recipient : pembaca peta.
  6. Noise : ketidaktepatan penggunaan simbol, keterangan yg tak tepat, kurang cekatan dlm bikin & membaca peta, & sebagainya.

Melalui bagan tersebut, ananda menjadi tahu bagaimana kesalahan penggunaan peta bisa terjadi. Dengan demikian, kalau suatu saat ananda bikin peta bisa menghindari atau setidaknya meminimalkan kesalahan mirip pada noise. Kesalahan ini memang sering terjadi karena peta merupakan pengecilan dr permukaan Bumi yg sengaja dipersiapkan menurut ukuran geometris pada suatu bidang datar, dgn simbol yg digeneralisasi untuk mewakili kenampakan sebenarnya. Oleh lantaran kombinasi yg kompleks inilah, tak gampang menghidangkan faktor keruangan dlm peta serta mendefinisikan sampai diperoleh kesimpulan yg menyatu. Sehingga dlm pembuatan peta perlu diamati batas-batas berikut.

  1. Peta menggambarkan hubungan yg terang dengan-cara matematis antara objek yg digambarkan (umpamanya jarak) dgn ukuran sebetulnya. Perbandingan ukuran objek sesungguhnya & ukuran pada peta dinyatakan dgn skala.
  2. Meskipun peta menyuguhkan kenampakan di permukaan Bumi, tetapi tak semua fenomena bisa disuguhkan dengan-cara keseluruhan pada suatu peta. Oleh karena itu, perlu adanya generalisasi, klasifikasi, & penyederhanaan.
Itulah beberapa hal yg mesti kita cermati dlm pengolahan peta. Pada hakikatnya peta yaitu perwujudan rangkaian metode keterangan, sehingga kesalahan sedikit saja pada tahap pembuatan bisa merugikan pembaca peta.

Seperti yg telah diungkapkan sebelumnya bahwa peta merupakan penggambaran objek di Bumi dgn metode proyeksi dr bidang lengkung ke bidang datar. Nah, pada tahap ini diperlukan peng-gunaan proyeksi dgn tepat. Apa & bagaimana proyeksi peta itu?

B. Proyeksi Peta

Bentuk Bumi bundar sedangkan peta berupa datar. Di sinilah metode proyeksi diperlukan untuk memindahkan kenampakan di Bumi pada bidang datar. Secara sederhana proyeksi peta dapat diartikan selaku cara pemindahan garis paralel & meridian dr globe (bidang lengkung) ke bidang datar. Ini artinya proyeksi merupakan suatu tata cara yg memperlihatkan korelasi antara posisi titik-titik di Bumi & di peta. Coba ananda bayangkan jikalau Bumi yg berupa bola kemudian dibentangkan menjadi bidang datar. Pasti di beberapa posisi terkesan melengkung, inilah yg disebut distorsi atau kesalahan. Padahal di sisi lain peta bisa disebut ideal bila bisa menggambarkan luas, bentuk, arah, & jarak dgn benar. Keempat tolok ukur peta yg ideal sukar untuk dipenuhi. Upaya yg bisa dilakukan dgn meminimalkan risiko kesalahan sekecil mungkin dgn memenuhi satu atau lebih standar tersebut. Hal tersebut mampu dilaksanakan dgn langkah-langkah berikut.

  1. Wilayah yg akan dipetakan dibagi menjadi belahan-kepingan yg tak begitu luas.
  2. Memilih bidang proyeksi yg sesuai dgn posisi wilayah yg dipetakan, contohnya bidang datar, bidang kerucut, & bidang silinder. Nah, dlm memilih macam proyeksi, hal-hal yg dipertimbangkan, yakni:

  • Bentuk, letak, & luas tempat yg dipetakan.
  • Ciri-ciri tertentu atau ciri-ciri orisinil yg akan dipertahankan, mirip menjaga bentuk (conform), luas (equivalent), & jarak (equidistant). Oleh alasannya adalah sukar untuk memenuhi ketiga syarat sekaligus, maka diseleksi syarat yg bisa terpenuhi dgn pemilihan proyeksi peta. Karena itu pulalah terdapat beragam tipe proyeksi peta dgn kelebihan & kehabisan, sesuai dgn tujuan peta & kepingan muka Bumi yg dipakai.

Beberapa ungkapan sederhana dlm proyeksi :

  1. Meridian & meridian utama.
  2. Paralel & paralel nol atau ekuator.
  3. Bujur (longitude-j), Bujur Barat (0°–180°BB) & Bujur Timur (0°–180°BT).
  4. Lintang (latitude-l), Lintang Utara (0°–90°LU), & Lintang Selatan 0°–90°LS).

Mungkin klarifikasi di depan membuatmu gundah? Jangan khawatir, supaya ananda lebih mengetahui masalah proyeksi, cermati gambar-gambar berikut.

Prinsip proyeksi

Pada gambar kepingan A, ananda bisa mengetahui bagaimana perubahan bentuk bisa terjadi dr bidang lengkung (segi empat) pada globe berkembang menjadi menyerupai pecahan C di bidang datar. Perubahan ini menyebabkan adanya distorsi di banyak sekali wilayah di permukaan Bumi. Bagaimana bentuk distorsinya? Coba bayangkan jeruk sebagai Bumi. Kupaslah kulit jeruk tersebut mirip gambar berikut.

Globe irisan jeruk
  Undang-undang yang secara khusus mengatur tentang Tata Ruang Wilayah adalah ….
Bagian manakah yg mengalami distorsi? Ya, kepingan tengah atau lintang rendah (khatulistiwa & sekitarnya) serta cuilan kutub mengalami distorsi menjadi lebih besar. Bisa dikatakan kian ke kutub makin besar distorsinya. Melihat realita ini maka kalau kita akan memetakan wilayah khatulistiwa mesti menentukan proyeksi yg sungguh-sungguh sesuai. Begitu pula dgn wilayah kutub. Lalu proyeksi apa yg sesuai? Kenali dahulu beberapa tipe proyeksi.

1. Proyeksi Berdasarkan Bidang Proyeksi

Berdasarkan bidang proyeksi yg dipakai, proyeksi ini dibedakan menjadi:

a. Proyeksi Zenithal (Azimuthal)

Bidang proyeksi ini berupa bidang datar yg menyinggung bola pada kutub, ekuator atau di sembarang tempat. Oleh karena itu, proyeksi ini dibedakan menjadi :

Proyeksi zenithal
  1. Proyeksi azimuth normal, di mana bidang proyeksinya bersentuhan dgn kutub.
  2. Proyeksi azimuth transversal, bidang proyeksinya tegak lurus dgn ekuator.
  3. Proyeksi azimuth oblique, bidang proyeksinya menyinggung salah satu tempat antara kutub & ekuator.

Peta wilayah Kutub Utara dgn proyeksi azimuthal norma
Sebelum menggunakan proyeksi ini ananda mesti mengerti benar cirinya, yakni garis-garis bujur selaku garis lurus yg berpusat pada kutub, garis lintang digambarkan dlm bentuk lingkaran yg mengelilingi kutub, sudut yg dibentuk antara garis bujur sama besarnya pada peta, & seluruh permukaan Bumi jikalau digambarkan dgn proyeksi ini akan berbentuk lingkaran. Nah, ananda bisa menyaksikan hasil penggunaan proyeksi ini pada gambar di atas. Gambar tersebut merupakan proyeksi azimuth nor-mal yg dianggap selaku proyeksi yg cocok untuk memetakan kawasan kutub. Penggambaran kutub dgn proyeksi ini mampu dilaksanakan dgn tiga cara, yakni:

1. Proyeksi Gnomonik

Pada proyeksi ini, titik pusat seolah berada di pusat lingkaran (digambarkan seperti sinar matahari yg bersumber di pusat lingkaran). Menggunakan proyeksi ini lingkaran paralel makin keluar makin mengalami pembesaran sampai wilayah ekuator.

Proyeksi azimuthal gnomonik

2. Proyeksi Azimuthal Stereografik

Pada proyeksi ini seperti sumber arah sinar berasal dr arah kutub berlawanan dgn titik singgung proyeksi. Akibatnya jarak antarlingkaran paralel kian membesar ke arah luar.

Proyeksi azimuthal stereografik

3. Proyeksi Azimuthal Orthografik

Pada proyeksi ini mirip sumber arah sinar matahari berasal dr titik jauh tak terhingga. Akibatnya sinar proyeksi sejajar dgn sumbu Bumi. Jarak antarlingkaran akan makin mengecil apabila makin jauh dr pusat.

Proyeksi azimuthal orthografik

b. Proyeksi Silinder (Cylindrical)

Proyeksi ini memakai silinder selaku bidang proyeksinya & menyinggung bola Bumi. Jika proyeksi ini menyinggung wilayah khatulistiwa, maka garis paralel merupakan garis hori-zontal & garis meridian.

Proyeksi tabung
Beberapa laba penggunaan proyeksi ini, yakni dapat menggambarkan wilayah yg luas & sesuai untuk meng-gambarkan wilayah khatulistiwa atau lintang rendah.

c. Proyeksi Kerucut

Dari namanya saja pasti ananda pribadi tahu bahwa proyeksi ini berkaitan dgn berdiri kerucut. Proyeksi ini mempunyai paralel melingkar dgn meridian berupa jari-jari. Baris paralel berupa garis lingkaran, sedangkan garis bujur berupa jari-jari. Proyeksi ini paling tepat digunakan untuk memetakan daerah lintang 45° atau lintang tengah.

Proyeksi kerucut
Secara garis besar, proyeksi ini dibedakan menjadi tiga, yakni :

1. Proyeksi Kerucut Normal atau Standar

Proyeksi ini memakai kerucut dgn garis singgung dgn bola Bumi terletak pada suatu paralel (paralel tolok ukur).

2. Proyeksi Kerucut Transversal

Pada proyeksi ini sumbu kerucut berada tegak lurus terhadap sumbu Bumi.

3. Proyeksi Kerucut Oblique (Miring)

Pada proyeksi ini sumbu kerucut membentuk garis mi-ring terhadap sumbu Bumi.

Macam proyeksi kerucut
Ketiga proyeksi menurut bidang ini (azimuthal, kerucut & silinder) termasuk golongan proyeksi murni yg penggunaan dlm kehidupan sehari-hari sungguh terbatas karena dirasa sukar. Selanjutnya, proyeksi berdasarkan bidang ini mengalami modifikasi hingga timbul proyeksi gubahan.

2. Proyeksi Modifikasi/Gubahan (Proyeksi Arbitrary)

Proyeksi ini lebih sering dipakai dlm kehidupan sehari-hari yg diperoleh lewat perhitungannya.

a. Proyeksi Bonne (Equal Area)

Proyeksi ini merupakan proyeksi yg baik untuk menggambarkan wilayah Asia yg letaknya di sekeliling khatulistiwa. Proyeksi ini menggambarkan sudut & jarak yg benar pada meridian tengah dan pada paralel patokan, terdapat distorsi yg cukup besar apabila menjauhi meridian tengah.

Proyeksi Bonne


b. Proyeksi Mollweide

Pada proyeksi ini, tiap belahan mempunyai ukuran yg sama luas sampai ke wilayah pinggir proyeksi. Semakin mendekati kutub, ukuran berganti makin kecil.

Proyeksi Mollweide

c. Proyeksi Sinusoidal

Proyeksi ini lebih dimengerti oleh orang-orang di wilayah Amerika Selatan, Australia, & Afrika, alasannya yaitu sesuai untuk menggambar wilayah tersebut. Selain itu, proyeksi ini mampu pula dipakai untuk menggambarkan tempat yg kecil di belahan Bumi mana saja maupun kawasan luas yg jauh dr khatulistiwa. Proyeksi ini menggambarkan sudut & jarak yg tepat untuk wilayah meridian tengah. Sedangkan untuk wilayah khatulistiwa bisa digambarkan dgn luasan yg sesuai.

Proyeksi sinusoidal

d. Proyeksi Mercator

Proyeksi ini melukiskan Bumi di bidang silinder yg sumbunya berimpit dgn bola Bumi, kemudian seakan-akan silindernya dibuka menjadi bidang datar.

Proyeksi mercator

Hasil proyeksi ini layak dipakai untuk memetakan wilayah dekat ekuator. Akan namun makin mendekati kutub, distorsi kian besar. Selain karakteristik ini, masih ada ciri lain yg dimiliki proyeksi ini, yakni:

  1. Kutub-kutub hampir tak bisa dipetakan alasannya ialah terletak di posisi tak terhingga.
  2. Interval jarak antarmeridian sama.
  3. Interval jarak antarparalel tak sama, semakin mendekati kutub kian lebar.
  4. Menggunakan proyeksi ini, Bumi dibagi menjadi enam puluh zona. Tiap zona mempunyai lebar 6°. Zona nomor 1 dimulai dr tempat yg dibatasi oleh meridian 180°B & 174°B, dilanjutkan ke arah timur hingga dgn zona enam puluh.

e. Proyeksi Homolografik (Goode) 

Proyeksi ini merupakan proyeksi perbaikan kesalahan pada proyeksi Mollweide.

Proyeksi homolografik

Seputar Proyeksi Goode

Proyeksi Goode pertama kali dijumlah oleh John Paul Goode (1862–1932) dr Chicago. Semenjak itu mulai dipakai dengan-cara luas untuk peta global. Seperti pada gambar, peta ini diiris menjadi beberapa pecahan untuk mengurangi penyimpangan & perentangan, khususnya di wilayah samudra & Antartika.

f. Proyeksi Gall

Ciri khas yg dimiliki proyeksi ini ialah bentuk yg berlawanan pada wilayah lintang yg mendekati kutub.

Proyeksi gall

3. Proyeksi Berdasarkan Sifat Asli yg Dipertahankan

Ditinjau dr pembagian terencana mengenai ini, proyeksi dibagi menjadi tiga, yakni:

a. Proyeksi Equivalent

Proyeksi ini menjaga luas kawasan. Artinya luas daerah bahwasanya sama dgn luas daerah pada peta setelah dikalikan skala.

b. Proyeksi Konform

Proyeksi ini menjaga sudut-sudut sesuai dgn kenampakan di permukaan Bumi. Artinya skala yg diper-tahankan yakni ketepatan sudut.

c. Proyeksi Equidistant

Proyeksi ini menjaga jarak sehingga jarak di atas wajah Bumi sama dgn jarak di atas peta apabila dikalikan skala.

4. Proyeksi Berdasarkan Kedudukan Sumbu

Simetri
Berdasarkan pembagian ini, proyeksi dibedakan menjadi:

a. Proyeksi Normal

Pada proyeksi ini, sumbu simetri berimpit dgn sumbu Bumi.

b. Proyeksi Miring

Pada proyeksi ini, sumbu simetri membentuk sudut miring dgn sumbu Bumi.

c. Proyeksi Transversal

Sumbu simetri pada proyeksi ini tegak lurus sumbu Bumi atau terletak pada bidang ekuator (disebut pula proyeksi equatorial).
Macam proyeksi berdasarkan kedudukan sumbu simetri
Nah, itulah berbagai macam proyeksi yg dipakai dlm pemetaan. Catatan penting yg mesti ananda ingat, yakni bahwa proyeksi peta senantiasa mempunyai distorsi (berganti dr bentuk aslinya). Beberapa proyeksi mungkin akan mengganti bentuk arah menjadi tak tetap. Beberapa proyeksi yang lain mengganti ukuran, tetapi memper-tahankan bentuk & arah dgn sempurna. Pada perkembangannya, para pembuat peta sudah membuat lebih dr seratus proyeksi yg berlawanan. Untuk penyeleksian proyeksi itu sendiri diubahsuaikan dgn tujuan untuk apa peta itu dibentuk. Agar ananda menemukan bayangan bagaimana proyeksi & distorsi di dalamnya terjadi, lakukan percobaan sederhana berikut.

C. Komponen Peta

Pada waktu SMP ananda pernah belajar membaca peta dgn sumbangan komponen peta. Ingat bukan? Nah, kali ini kita akan membahasnya dgn lebih mendalam. Komponen peta menjadi hal yg mesti ada pada peta, alasannya dengannya peta bisa dgn gampang dibaca, ditafsirkan, serta pastinya tak membingungkan.

1. Judul Peta

Judul menggambarkan isi sebuah peta. Apakah yg ananda mampu sesudah sekilas membaca judul peta? Ya, setidaknya ananda akan menemukan gambaran muatan peta tersebut. Bahkan lewat judul pula, ananda bisa mendapatkan citra wilayah manakah yg dipetakan. Demi tujuan tersebut, dlm penyeleksian judul pun ada beberapa hal yg mesti diamati, yaitu:

  1. Judul harus merefleksikan keterangan yg sesuai dgn isi peta.
  2. Judul peta sebisa mungkin tak memunculkan penafsiran ganda.

2. Skala Peta

Kenampakan di permukaan Bumi tak mungkin digambarkan dgn ukuran sebetulnya di peta. Jika hal itu dilaksanakan pastinya memerlukan media yg luas. Nah, di sinilah skala peta berperan. Kenampakan di Bumi bisa diperkecil ukurannya dgn per-bandingan ukuran supaya mampu ditampilkan pada peta. Perbandingan tersebut dinyatakan dlm skala. Di Sekolah Menengah Pertama ananda pernah mencar ilmu wacana skala & bagaimana suatu skala disuguhkan. Penyajian skala dilaksanakan dgn tiga cara sebagai berikut.
Skala grafik hendaknya dicantumkan pada peta, karena sungguh berguna pada dikala melaksanakan pembesaran maupun pengecilan peta. Coba dapatkan peranan skala grafis dlm hal tersebut. Nah, setelah ananda peroleh peranan skala peta tersebut ananda akan menyadari betapa pentingnya skala. Lalu, bagaimana jika suatu peta tak ada skalanya? Jika hal ini ananda jumpai, maka cara-cara berikut bisa ananda kerjakan.

a. Membandingkan dgn objek pada peta yg sudah niscaya dimengerti ukurannya di lapangan. Cara ini dijalankan dgn mengambil objek yg dengan-cara biasa sudah dipahami ukurannya. Lapangan sepak bola contohnya yg mempunyai panjang 100 meter, atau mampu pula memakai objek-objek yg bisa ananda ukur di lapangan & terlihat pada peta. Dengan memakai lapangan sepak bola, jikalau suatu kenampakan digambarkan sepanjang 4 cm, maka peta mempunyai skala 1 : 2.500. Bagaimana jikalau panjang lapangan sepak bola digambarkan sepanjang 5 cm, berapa skalanya?

b. Menggunakan pertolongan peta topografi. Pada peta topografi pada umumnya ditampilkan garis kontur. Masih ingat apa itu garis kontur? Garis kontur yakni garis pada peta yg menghubungkan titik-titik dgn ketinggian yg sama. Deretan garis ini tak diletakkan begitu saja, namun ada Contour interval (Ci) yg merupakan selisih ketinggian dua garis kontur. Nilai Ci mampu didapatkan dgn pedoman rumus berikut.
Jadi, penyebut skala yaitu 40.000. Nah, memiliki arti peta tersebut mempunyai skala 1 : 40.000. Namun, ingat peta yg akan dihitung yakni peta otentik, bukan hasil pembesaran maupun pengecilan.
c. Membandingkannya dgn peta lain dgn cakupan daerah sama & ada skalanya. Cara ini mampu dijalankan dgn menggunakan rumus sebagai berikut.
d. Menghitung skala dr garis lintang. Cara ini baik dipakai untuk wilayah bersahabat ekuator (lintang rendah). Pedoman yg dipakai yaitu panjang 1° lintang dekat ekuator = 68,7 mil = 110,56 km. Contoh :
1,9 cm
= 1° lintang
1 cm
= 5.889.474 cm
1,9
= 110,56 km
skala ± 1 : 5.900.000 (hasil pembulatan)
1,9 cm
= 11.056.000 cm

3. Petunjuk Arah (Orientasi)

Meskipun terlihat sederhana, tanda ini penting pada peta. Gunanya pastinya untuk memperlihatkan arah sehingga bermanfaat bagi penggunaan peta untuk memastikan arah. Coba lihat peta atau atlas yg ananda punyai. Bagaimanakah petunjuk arah ini digambarkan & ditempatkan pada peta?

4. Simbol & Warna

Dalam dunia pemetaan dikenal beberapa tipe simbol. Masih ingatkah ananda aneka macam jenis simbol tersebut? Nah, untuk sekadar mengingatkanmu, simaklah geo info berikut.
Menggunakan simbol-simbol tersebut ananda bisa mengetahui objek sosial seperti jalan raya, rel kereta api, lahan pertanian, pelabuhan & sebagainya. Jalan raya diketahui dgn simbol garis. Tingkatan jalan bisa dibedakan dgn penggunaan simbol garis yg berlawanan. Tipe garis yg bertentangan ini pulalah yg membedakan jalan, jalan kereta api, & sungai. Objek fisik bisa pula dikenali dr peta, menyerupai gunung yg dimengerti dgn simbol segitiga & bentang alam yg diketahui dr garis kontur.
Selain dgn simbol, penggunaan warna untuk menonjolkan perbedaan objek lazim dipakai. Tidak ada ketentuan baku penggunaan warna dlm peta. Terkadang kebiasaan umum serta maksud & tujuan peta sering menjadi pedoman pewarnaan peta. Penggunaan warna pula bisa digunakan untuk membedakan data kualitatif & kuantitatif. Data kuantitatif digambarkan dgn gradasi warna. Bagaimana menyuguhkan simbol warna mampu ananda pelajari pada subbab di belakang.

5. Legenda atau Keterangan

Apakah artinya simbol tanpa keterangan, itulah citra betapa pentingnya legenda dlm suatu peta. Legenda peta berisi keterangan simbol yg terdapat pada peta. Agar mampu mengerti isi peta dgn baik, pembaca peta mesti sungguh-sungguh mengetahui legenda. Buka & lihat kembali atlas atau peta yg ananda miliki, di manakah letak legendanya?

6. Sumber & Tahun Pembuatan Peta

Jika suatu ketika ananda memerlukan peta yg betul-betul sanggup menerima amanah, carilah peta dgn memerhatikan sumber & tahun pembuatan. Mengapa mesti dgn kedua hal tersebut? Sumber pada peta memperlihatkan data-data yg digunakan dlm pemetaan, sehingga akan menunjukkan kepastian bahwa keterangan yg dihidangkan dlm peta betul-betul akurat. Sedangkan keterangan tahun memperlihatkan instruksi apakah data tersebut betul-betul up date & tak bau.

7. Inset

Inset dipakai untuk memperjelas posisi suatu wilayah yg ada di peta. Inset terdiri atas dua jenis, yakni inset lokasi & inset pembesaran. Inset lokasi menyampaikan gambaran global wilayah di sekeliling daerah yg dipetakan. Contoh peta Provinsi Riau memerlukan inset peta Sumatra atau Indonesia. Sedangkan inset pembesaran digunakan untuk menggambarkan wilayah yg kecil.
Berbagai komponen peta ini harus ada di dlm peta & diletakkan dgn tepat biar keterbacaannya benar-benar terjamin serta unsur keindahan pun tak terabaikan. Untuk menyanggupi keduanya, maka harus dibikin komposisi peta yg sempurna.

D. Komposisi Peta

Selain kelengkapan komponen, peta yg baik akan menyampaikan gambaran wujud & letak yg bekerjsama, tak membingungkan, serta menawan. Nah, bila ananda telah mengetahui bagaimana syarat peta yg baik, pastinya ananda akan berusaha untuk membuat peta yg baik. Selain persyaratan tersebut, dlm pembuatan peta ananda pula harus memerhatikan bagaimana komposisi peta yg tepat. Perhatikan contoh komposisi peta topografi Indonesia berikut.

Untuk peta-peta berseri, mirip peta topografi maupun peta rupa bumi, tak memerlukan garis tepi, berlawanan dgn komposisi peta pada peta tematik. Pada kedua peta tersebut, keseimbangan sungguh dipertimbangkan.
Contoh komposisi peta tematik.
Contoh 1
Komposisi peta tematik

Contoh 2

Komposisi lain peta tematik
Berdasarkan pola komposisi peta pada gambar, ananda bisa membayangkan & mendesain peta tematik yg akan ananda buat. Komposisi peta yg dirancang dgn sempurna akan memperbesar kejelasan bagi pembaca peta. Tidak cuma itu, bahkan dgn komposisi peta yg baik & tepat akan menunjukkan kesan suatu peta yg indah. Di sinilah letak seni pada ilmu kartografi yg menyatakan bahwa kartografi merupakan ilmu & seni. Nah, melalui kegiatan penamaan unsur geografi ananda mengetahui bahwa penghidangan data yg mesti tepat, praktis dibaca & mempunyai unsur keindahan. Misalnya, ananda akan bikin peta jumlah siswa tiap kelas di sekolahmu. Bagaimana menghidangkan datanya? Sebelum penghidangan data pada peta, ananda mesti mengenali apalagi dahulu jenis data. Untuk itu, mari kita diskusikan bareng mengenai klasifikasi data & penyajiannya.

E. Penyajian Data

1. Klasifikasi Data

Perhatikanlah kedua gambar di bawah ini.
Penyajian data kualitatif & kuantitatif

Apakah perbedaan pada kedua gambar tersebut? Mewakili unsur apa sajakah masing-masing gambar tersebut? Menurutmu, manakah yg merupakan data kualitatif & mana yg berupa data kuantitatif?
Pada gambar A, terlihat simbol-simbol berupa segitiga, lingkaran, & tanda silang. Simbol-simbol ini sama dgn simbol pada gambar B. Tetapi amati gambar A, pada gambar tersebut tak digambarkan jumlah atau nilai dr masing-masing simbol. Gambar atau peta tersebut cuma mengungkapkan distribusi keruangan dr data yg dipetakan saja. Sehingga dr peta tersebut hanya bisa dimengerti di mana lokasi terdapatnya mineral besi, mineral tembaga, maupun mineral magnesium. Nah, gambar A merupakan teladan pencerminan data kualitatif.
Berbeda dgn gambar B. Pada peta ini selain digambarkan lokasi terdapatnya tambang mineral besi, tembaga, & magnesium dgn memakai simbol, ditunjukkan pula nilai atau jumlah pekerja yg melakukan pekerjaan di tiap-tiap lokasi tambang. Gambar ini merupakan pencerminan data kuantitatif.
Kaprikornus, apa kesimpulanmu mengenai data kualitatif & data kuantitatif? Dengan pola seperti pada gambar mungkin ananda sudah memperoleh citra bagaimana melaksanakan pembagian terstruktur mengenai data, mana yg tergolong data kualitatif & data kuantitatif. Sebagai teladan data mengenai partai politik yg mengikuti pemilu tahun 2004, menurutmu tergolong dlm jenis apakah data tersebut? Data partai politik yg mengikuti pemilu tahun 2004 merupakan data kualitatif, tetapi apabila data tersebut ditampilkan bersama-sama dgn data jumlah partai politik yg mengikuti pemilu pada tiap periode, data jumlah partai politik yg mengikuti pemilu tahun 2004 menjadi data kuantitatif. Bagaimana dgn data perolehan bunyi tiap partai politik yg mengikuti pemilu tahun 2004? Menurutmu tergolong jenis apakah data tersebut?
Jika ananda amati di televisi, koran, ataupun majalah, sering dihidangkan data mengenai perolehan bunyi tiap partai politik peserta pemilu tahun 2004. Perhatikanlah, data tersebut disuguhkan dlm aneka macam bentuk, antara lain dlm bentuk tabel & grafik. Tujuan dr penghidangan data memakai tabel ataupun grafik/diagram, yakni supaya data mampu dgn mudah terbaca & pastinya menarik. Dapat ananda bayangkan jikalau data tersebut hanya disuguhkan dlm bentuk kata-kata atau kalimat yg panjang.

2. Tabel

Penyajian data pada peta pun mampu menggunakan tabel. Bagaimana bentuk tabel pun niscaya sudah tak gila lagi bagimu. Ya, tabel terdiri atas kolom & baris. Berapa pun jumlah kolom & baris dlm suatu tabel tak ada batas-batas. Penyajian data dgn tabel sungguh berharga apabila unsur yg dipetakan mempunyai variabel yg kompleks. Penyajian dgn cara ini sungguh manis untuk analisis perbandingan.
Contoh  :
Penyajian data dlm bentuk tabel
Pada acuan di atas, data pada tiap wilayah disajikan dgn tabel. Tabel tersebut mampu berfungsi untuk membandingkan tingkat kepadatan penduduk pada tiap wilayah & pada kurun waktu tertentu. Setelah ini, ananda pula bisa mencoba bikin tabel mengenai jumlah siswa di sekolahmu. Cobalah!
Penyajian data dgn memakai tabel mempunyai keunggulan & kekurangan. Salah satu kehabisan penyuguhan data dgn tabel, yaitu apabila digunakan selaku perbandingan, pembaca kurang cepat menangkap tingkat perbandingan alasannya yaitu nilai data dihidangkan dgn angka. Tetapi hal ini akan memperlihatkan keunggulan, lantaran data dihidangkan dgn nominal angka sehingga tak akan terjadi kesalahan pembacaan. Menurutmu, apakah kekurangan & keunggulan lain penyajian data dgn tabel? Cara lain untuk menyuguhkan data yg digunakan selaku perbandingan, yaitu dgn grafik atau diagram.

3. Grafik atau Diagram

Penyajian data dgn grafik atau diagram mampu dijalankan dgn aneka macam cara, mari kita diskusikan bareng .

a. Diagram Garis

Penggambaran diagram garis dapat menggunakan garis lurus (diagram garis lurus) atau menggunakan garis lengkung (diagram garis lengkung). Diagram garis penggunaannya ditekankan untuk melihat kemajuan. Pada biasanya diagram garis dipakai untuk data-data yg kontinu. Contoh: suhu (perubahan suhu dr bulan ke bulan). Yang perlu diamati dlm pembuatan dia-gram garis ini, dasar garis vertikal mesti dimulai dr 0.

1. Grafik atau Diagram Garis Sederhana

Pada diagram garis, skala horizontal dipakai untuk mencerminkan variabel bebas, menyerupai waktu, jam, hari, bulan, tahun, sedangkan sumbu tegak untuk variabel yg tak bebas, contohnya jumlah & nilai pada data yg telah ada.
Contoh :
Grafik atau diagram garis sederhana

2. Grafik atau Diagram Garis Campuran

Pada diagram ini digambarkan kuantitas dr beberapa unsur, di mana setiap unsur digambarkan dgn garis yg berlainan, sehingga diagram ini sering disebut grafik garis adonan. Menggunakan diagram ini, kita bisa dengan-cara pribadi menyaksikan perbedaan unsur-unsur data yg disuguhkan & membandingkan besar atau nilai unsur. Ya, lantaran dia-gram ini memang khusus dipakai untuk perbandingan banyak sekali unsur. Selain itu, memakai diagram ini kita bisa melihat pertumbuhan nilai suatu unsur pada rentang waktu tertentu.
Contoh :
Data dlm bentuk tabel.

3. Diagram Garis Gabungan

Bentuk diagram ini dinyatakan dgn gabungan beberapa garis yg sama tetapi tak saling berpotongan. Biasanya digunakan untuk memperlihatkan individu atau penggalan dr suatu total jumlah. Misalnya untuk memperlihatkan masing-masing bikinan padi & jagung pada jumlah seluruh materi kuliner pokok.
Contoh :
Berdasarkan tabel data buatan pertanian, digambarkan diagram garis adonan mirip gambar samping.
Diagram garis gabungan
Cara penggambaran pada grafik ini, dimulai dr data padi yg bernilai 5, kemudian untuk menggambarkan data bikinan jagung nilai 5 dianggap selaku titik permulaan (nilai 0) untuk bikinan jagung pada tahun 2000. Untuk tahun 2001, buatan padi 6 kw/ha, nilai 6 dipakai selaku titik awal (nilai 0) untuk bikinan jagung pada tahun 2001. Dari banyak sekali macam diagram garis yg sudah ananda ketahui, temukanlah keunggulan & kelemahan masing-masing diagram tersebut.

b. Diagram Batang

Pembuatan diagram batang nyaris sama dgn diagram garis tetapi diagram garis biasanya untuk memperlihatkan naik turunnya suatu harga (nilai), sedangkan diagram batang khususnya untuk memperlihatkan jumlah. Sehingga panjang dr batang sesuai dgn jumlah atau nilai datanya. Pewarnaan atau bantuan pola arsiran bisa memperbesar kejelasan dr diagram batang tersebut. Diagram batang bisa dibedakan menjadi:

1. Diagram Batang Sederhana

Diagram batang sederhana ini nyaris sama dgn diagram garis sederhana, tetapi jumlah nilai digambarkan dgn panjang batang.
Contoh :
Dari tabel data buatan pertanian, kemudian ditampilkan dlm bentuk diagram batang.
Diagram batang sederhana

2. Diagram Batang Majemuk

Diagram batang bermacam-macam dibikin dgn cara menge-lompokkan data-data yg terdapat pada satuan tertentu.
Contoh :
Diagram batang majemuk

3. Diagram Batang Gabungan

Diagram ini nyaris sama dgn diagram batang sederhana, namun setiap batang dibagi lagi atas serpihan-kepingan. Panjang total dr batang sesuai dgn jumlah total nilai-nilai dr kepingan-belahan pembentuk batang. Bila dibandingkan dgn diagram garis adonan, diagram batang campuran ini lebih terperinci memperlihatkan jumlah total. Hanya saja nilai tiap-tiap komponen lebih susah diperkirakan.
Contoh :

Diagram batang adonan

c. Diagram Lingkaran

Diagram ini berupa lingkaran, dgn tujuan untuk membandingkan jumlah. Bentuk grafik berupa lingkaran (360°) yg dibagi dlm penggalan yg dibikin sepadan dgn harga & biasanya disajikan dlm % (persen) atau berupa pembagian berdasarkan derajat. Perbandingan luas pada setiap kepingan pada lingkaran sesuai dgn kuantitas nilai data.
Contoh 1 :
Dari tabel data buatan pertanian, dibentuk diagram lingkaran buatan pertanian tahun 2000.

Diagram lingkaran mirip pada acuan 1 merupakan diagram lingkaran sederhana. Diagram lingkaran bentuk lain, yakni beliau-gram setengah lingkaran & diagram lingkaran adonan. Diagram lingkaran tersebut bisa digunakan untuk memban-dingkan nilai atau jumlah pada dua kurun waktu yg berbeda.

Dahulu, pada waktu masih duduk di bangku SMP, ananda sudah mempelajari bentuk-bentuk simbol pada peta. Coba camkan apa sajakah bentuk-bentuk simbol pada peta?
Simbol menurut bentuk dibedakan menjadi simbol titik, simbol garis, & simbol bidang atau area. Coba lihat lagi gambar 1.23. Gambar itu yaitu peta di mana data kualitatif & data kuan-titatif digambarkan dgn simbol titik. Dapatkah data kualitatif & kuantitatif itu digambarkan dgn simbol garis atau simbol bidang atau area? Bagaimanakah caranya? Mari kita pelajari.

F. Simbolisasi Data untuk Pemetaan Tematik

Pada suatu peta, kenampakan permukaan di Bumi digambarkan dgn bentuk simbol. Mungkin ananda pernah mengajukan pertanyaan-tanya dlm hatimu, kenapa mesti dgn simbol? Ya, benar, karena sungguh tak mungkin memperlihatkan kenampakan sahih permukaan Bumi pada sebuah peta. Simbol pada peta mewakili kenampakan atau objek yg ada di permukaan bumi.
Nah, menurut kenampakannya, simbol dibedakan menjadi simbol budaya & simbol alam. Simbol-simbol yg mewakili kenampakan budaya seperti simbol jalan, rel, kota, permukiman, & sebagainya. Simbol yg mewakili kenampakan alam contohnya simbol sungai, gunung, danau, & masih banyak lagi. Warna pula sering dipakai untuk menghidangkan keterangan di permukaan Bumi. Peng-gunaan warna atau rona yg berlawanan-beda pada suatu peta bermaksud untuk membedakan kenampakan atau objek di permukaan Bumi. Semua jenis simbol tersebut dapat digunakan untuk menyajikan data pada peta umum maupun peta tematik.
Peta kepadatan penduduk misalnya. Simbol warna mampu digunakan untuk memperlihatkan data kepadatan penduduk setiap provinsi di Indonesia. Sedangkan perbedaan warna atau rona memperlihatkan adanya suatu perbedaan data. Nah, bila dilihat dr isi yg disuguhkan, tergolong jenis peta apakah peta kepadatan penduduk dgn simbol warna tersebut? Itulah yg dinamakan peta tematik. Bagaimana dgn bentuk simbol yg mewakili tingkat kepadatan penduduk? Apakah bentuk simbolnya? Apakah jenis data yg digambarkan pada simbol tersebut?
Pada sebuah peta tematik, penggunaan suatu simbol menjadi penting, alasannya tema suatu peta mampu dibaca dgn sempurna apabila penggunaan simbol pula sempurna. Pada materi di depan telah diungkapkan mengenai data kualitatif & kuantitatif. Dalam proses penyuguhan data pada suatu peta, akan lebih baik bila kita mengetahui terlebih dulu jenis data yg akan kita sajikan. Misalnya saja, kita akan bikin peta tematik mengenai lokasi pertambangan & jumlah pekerja pada setiap tambang tersebut. Data mengenai persebaran lokasi per-tambangan merupakan data kualitatif. Pasti ananda sudah bisa menyajikannya dgn gampang dlm suatu peta. Begitu pula dgn data jumlah pekerja pada setiap lokasi tambang. Tetapi bagaimana bila kedua data tersebut mesti disajikan dlm satu peta? Bisakah ananda melakukannya? Bagaimana pula bila suatu data kualitatif & kuantitatif digambarkan dlm aneka macam bentuk simbol? Mari kita pelajari bareng dlm materi berikut.

1. Simbol Titik

Perhatikan & cermatilah gambar-gambar di bawah ini!

Penyajian data dgn simbol titik
Gambar diatas merupakan pencerminan data kualitatif & kuantitatif dgn bentuk simbol titik. Apakah perbedaan keempat gambar tersebut? Menurutmu manakah data yg bersifat kualitatif & manakah yg bersifat kuantitatif?
Perhatikan gambar 1. Dari peta itu, ananda mampu mengetahui letak tambang besi & magnesium. Namun, apakah ananda mampu mengetahui berapa orang yg melaksanakan pekerjaan pada tempat-tempat tersebut? Tidak, alasannya data yg ada pada peta itu bersifat kualitatif. Sekarang amati gambar lainnya. Berbeda bukan?
Lihatlah gambar 2. Pada gambar tersebut data kuantitatif digambarkan dgn simbol titik & penanda nilai.
Gambar 3 merupakan pencerminan data kuantitatif yg di-gambarkan dgn simbol titik. Satu titik mewakili satu nilai, sehingga jumlah yg banyak diwakili dgn beberapa titik.
Gambar 4 merupakan pencerminan data kuantitatif yg di-gambarkan dgn simbol titik yg mempunyai ukuran (proporsi) berlainan. Semakin besar simbol, nilai yg diwakili bertambah banyak.
Pada gambar di depan sudah diterangkan bagaimana memperlihatkan data kualitatif & kuantitatif dgn simbol titik. Bandingkanlah gambar-gambar pada data kualitatif dgn simbol titik, temukanlah kelemahan & keunggulan pada masing-masing cara.

2. Simbol Garis

Masih ingatkah kau, objek di permukaan Bumi yg mampu digambarkan dgn simbol garis? Ya, data garis mirip jalan, sungai, batas, rute perjalanan, atau arah ajaran angin. Bagaimana meng-gambarkan data garis yg bersifat kualitatif & kuantitatif?
Perhatikan gambar-gambar di bawah ini!

Penyajian data dgn simbol garis

3. Simbol Bidang atau Area

Di permukaan Bumi terdapat aneka macam macam kenampakan yg mampu dipetakan. Menurut kamu, kenampakan apa sajakah yg mampu digambarkan dgn simbol bidang atau area? Bagaimana meng-gambarkan data kualitatif & kuantitatif dlm simbol ini?
Perhatikan gambar berikut :
Penyajian data dgn simbol bidang

Dari pola di atas, pastinya ananda mulai mengerti bagaimana memperlihatkan data kualitatif & kuantitatif dlm simbol bidang. Menurut kau, adakah cara lain menampilkan data kualitatif selain dgn arsiran? Bagaimana dgn gradasi warna? Berikan pendapatmu!
Sekian artikel yg admin bagikan perihal Pengetahuan Peta. Semoga bermanfaat & mampu menjadi selaku materi bacaan yg berkhasiat untuk anda sekalian.