Pengertian Permukiman,
Faktor Penyebab Pertumbuhan Kawasan Permukiman Dan Tipe Permukiman
Definisi Permukiman
Perumahan dikenal dgn perumpamaan housing. Housing berasal dr bahasa inggris yg mempunyai arti kelompok rumah. Perumahan adalah kumpulan rumah yg berfungsi selaku lingkungan tempat tinggal. Sebagai lingkungan tempat tinggal, perumahan dilengkapi dgn prasarana & fasilitas lingkungan.
Baca Juga : Pengertian Lingkungan serta Jenisnya
Menurut peraturan pemerintah republik indonesia nomor 14 tahun 2016 wacana penyelenggaraan perumahan & kawasan permukiman. Permukiman yaitu serpihan dr Lingkungan Hunian yg terdiri atas lebih dr satu satuan Perumahan yg mempunyai Prasarana, Sarana, Utilitas Umum, serta mempunyai penunjang aktivitas fungsi lain di Kawasan Perkotaan atau Kawasan Perdesaan.
Menurut Hadi Sabari Yunus (1987) dlm Wesnawa (2015:2) Permukiman adalah bentukan baik bikinan manusia ataupun alami dgn segala kelengkapannya yg dipakai insan selaku individu maupun kalangan untuk berdomisili baik sementara maupun menetap dlm rangka menyelenggarakan kehidupannya.
Faktor Penyebab Pertumbuhan Kawasan Permukiman
Dalam perkembangannya perumahan permukiman di sentra kota ini mampu disebabkan oleh beberapa aspek. Menurut Constantinos A. Doxiadis disebutkan bahwa pertumbuhan perumahan permukiman (development of human settlement) dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1. Growth of density (Pertambahan jumlah penduduk). Dengan adanya pertambahan jumlah penduduk yaitu dr kelahiran & adanya pertambahan jumlah keluarga, maka akan membawa masalah baru. Secara manusiawi mereka ingin menempati rumah milik mereka sendiri. Dengan demikian semakin bertambah jumlah hunian yg ada di tempat permukiman tersebut yg menimbulkan pertumbuhan perumahan permukiman.
2. Urbanization (Urbanisasi). Dengan adanya pesona sentra kota maka akan menimbulkan arus migrasi desa kekota maupun dr luar kota ke sentra kota. Kaum urbanis yg melakukan pekerjaan di pusat kota ataupun masyarakat yg membuka perjuangan di pusat kota, tentu saja menentukan untuk tinggal di permukiman di sekitar tempat sentra kota (down town). Hal ini pula akan mengakibatkan pertumbuhan perumahan permukiman di daerah sentra kota.
Tipe Permukiman
Menurut Wesnasa (2015:32) mengemukakan tipe permukiman dapat dibedakan menjadi 2 tipe permukiman.
1. Tipe Permukiman berdasarkan waktu residensial
Ditinjau dr waktu residensial permukiman dapat dibedakan menjadi permukiman sementara & permukiman bersifat permanen.Tipe sementara dapat dihuni hanya bebeerapa hari (rumah tenda penduduk pengembara),dihuni cuma untuk beberapa bulan (perkara perumahan peladang berpindah dengan-cara musiman), & hunian hanya untuk bertahun-tahun (masalah perumahan peladang berpisah yg tergantung kesuburan tanah). Tipe permanen, umumnya dibangun & dihuni untuk jangka waktu yg tak terbatas. Berdasarrkan tipe ini, sifat permukiman lebih banyak bersifat permanen. Bangunan fisik rumah dibangun sedemikian rupa agar penghuninya dape mengadakan kehidupannya dgn tenteram.
2. Tipe permukiman berdasarkan karakteristik fisik & nonfisik
Pada hakekatnya permukiman memiliki struktur yg dinamis, setiap ketika dapat berubah & pada setiap perubahan ciri khas lingkungan memiliki perbedaan respon . Hal ini terjadi dlm kasus permukiman yg besar, lantaran pergantian dibarengi oleh pertumbuhan. Sebagai suatu permukiman yg menjadi semakin besar, dengan-cara mendasar mampu berganti sifat, ukuran , bentuk, planning, gaya bangunan, fungsi & kepentingannya. Makara bila tempat terisolasi sepanjang tahun kondisinya relatiftetap sebagai organisme statis suatu kota besar maupun kecil akan menghindari kemandegan, kota akan berkembang baik kearah vertikal maupun horizontal, fungsi baru berkembang & fungsi usang menghilang, pengalaman sosial & transformasi ekonomi mengalami pertumbuhan pula. Pada balasannya terpenting untuk diperhitungkan bahwa semua permukiman memiliki jatidiri masing-masing dengan-cara khas. Baik tanpa fisik, peranan & fungsi, sejarah, arsitektur & perencanaan jalan pada setiap permukiman memiliki keunikan sendiri.