√ Pengertian Maskulinitas, Macam, Teori, dan 8 Contohnya

Pengertian Maskulinitas

Maskulinitas yakni potongan dariadanya kiprah sosial, sikap, & makna yg diputuskan untuk lelaki dlm masyarakat mana pun & kapan pun. Atau dgn kata lain, maskulinitas yaitu sikap, bahasa, & praktik, yg ada di lokasi dlm unsur budaya & organisasi sosial tertentu, yg umumnya diasosiasikan dgn lelaki.

Oleh karena itulah kajian tentang maskulinita merupakan kebalikan dr feminitas yg mengacu pada norma sosial pembentuk perilaku yg berhubungan sikap seorang wanita. Perlu kita ketahui bahwa maskulinitas & feminitas berhubungan dgn gender alasannya adalah didasarkan pada konstruksi sosial yg ada di penduduk . Secara spesifik, maskulinitas melibatkan memperlihatkan sikap & perilaku yg pertanda & memvalidasi kelelakian (maleness), & melibatkan legalisasi dgn cara tertentu oleh perempuan maupun laki-laki lain.

Maskulinitas

Istilah terkait maskulinitas dapat diartikan selaku cita-cita sosial menjadi seorang laki-laki. Sehingga persyaratan maskulinitas bermacam-macam di aneka macam sifat kebudayaan, subkultur, ras, & periode sejarah. Misalnya, sifat yg dengan-cara tradisional dipandang selaku maskulin dlm penduduk Barat mencakup kekuatan, keberanian, kemandirian, kepemimpinan, & ketegasan.

Pada dasarnya, baik pria maupun wanita dapat menawarkan sifat & perilaku maskulin. Mereka yg memperlihatkan karakteristik maskulin & feminin dianggap androgini, & filsuf feminis berpendapat bahwa ambiguitas gender mampu mengaburkan pembagian terstruktur mengenai gender.

Pengertian Maskulinitas

Maskulinitas yaitu seperangkat atribut, perilaku, & kiprah yg terkait dgn penelaah kajian seorang laki-laki & anak lelaki. Sehingga maskulinitas dibangun & didefinisikan dengan-cara sosial, historis & politik, ketimbang didorong dengan-cara biologis.

Pengertian Maskulinitas Menurut Para Ahli

Adapun definisi maskulinitas menurut para hebat, antara lain:

  1. Kimmel (2000)

Maskulinitas mengacu pada perilaku, peran sosial, & relasi lelaki dlm masyarakat tertentu serta makna yg dikaitkan dgn mereka. Istilah maskulinitas menekankan pada gender, jadi studi tentang maskulinitas tak terbatas pada laki-laki dengan-cara biologis.

  1. Pilcher & Whelehan (2017)

Pilcher & Whelehan mengemukakan bahwa maskulinitas merupakan seperangkat praktik sosial & representasi budaya yg terkait dgn menjadi laki-laki.

  1. Cambridge Dictionary

Dalam Kamus Cambridge, tertulis bahwa maskulinitas yakni karakteristik yg dengan-cara tradisional dianggap khas atau cocok untuk lelaki.

Macam Maskulinitas

Dalam sebuah karya klasik tentang organisasi sosial maskulinitas, Robert Connell (1995) mengidentifikasi empat jenis maskulinitas yg berlawanan, yg mencakup:

  1. Maskulinitas Hegemonik (Hegemonic Masculinity)

Maskulinitas hegemonik yaitu jenis maskulinitas yg menunjukkan dominasi laki-laki dlm menjalankan kekuasaan & otoritas yg dimiliki atas perempuan (maupun laki-laki lainnya), dgn segala konsekuensi dr adanya penindasan, kekerasan & hak istimewa. Artinya, maskulinitas hegemonik akan mewakili pola dasar tradisional maskulinitas & stereotip lelaki sesuai dgn budaya patriarki.

Konsep hegemoni tersebut, yg diturunkan dr analisis Gramsci perihal hubungan kelas, mengacu pada dinamika budaya di mana satu golongan menuntut & mempertahankan posisi kepemimpinan dlm kehidupan sosial.

Pada waktu tertentu, satu bentuk maskulinitas dihargai dengan-cara budaya disbanding bentuk maskulinitas yg lain. Oleh karena itu, maskulinitas hegemonik mampu didefinisikan selaku konfigurasi praktik generik yg merealisasikan tanggapanyg diterima saat ini pada masalah legitimasi sikap patriarki dlm menjamin posisi dominan lelaki & subordinasi perempuan.

  1. Maskulinitas Subordinat (Subordinate Masculinity)

Maskulinitas subordinat ialah jenis maskulinitas yg didapatkan dlm gaya hidup tradisional, dgn sikap & perasaan yg dengan-cara konvensional dikaitkan dgn perempuan, sehingga dianggap tak patut & waria oleh kebanyakan laki-laki

Jenis maskulinitas ini terdiri dr sikap lelaki dr orientasi homoseksual & beberapa cara lain untuk menjadi lelaki yg lebih bersahabat dgn nilai-nilai yg biasanya dilihat selaku tipikal perempuan (misalnya etos kepedulian terhadap orang lain, pementingan pada perasaan & emosi, solidaritas dgn sikap feminis & sejenisnya).

  1. Maskulinitas Marjinal (Marginal Masculinity)

Maskulinitas marjinal mengacu pada golongan laki-laki yg menderita pengucilan sosial & cuma mempunyai susukan kekuasaan yg sungguh terbatas (misalnya, minoritas kulit hitam di Amerika Serikat, imigran Afrika Utara di Eropa, atau suku asli di Amerika Latin).

Mereka menerima semua jenis ketidakadilan & penindasan dlm masyarakat yg dipimpin oleh orang-orang yg tanpa aib-aib menjalankan bentuk maskulinitas hegemonik yg paling tirani & tak adil.

Meskipun demikian, mereka tak mempertanyakan dominasi lelaki maupun pola perilakunya (terutama yg mengacu pada relasi dgn perempuan), pula tak menjauhkan diri dengan-cara signifikan dr misoginis & kekerasan yg diadopsi oleh budaya patriarki.

  1. Maskulinitas Kepuasan Diri (Complacent Masculinity)

Maskulinitas kepuasan diri adalah jenis maskulinitas yg berkaitan dgn laki-laki yg tak mempunyai susukan yg signifikan pada kekuasaan & tak memiliki status keuangan atau sosial yg tinggi, tetapi masih menikmati dividen patriarki yg terkait dgn jenis kelaminnya selaku laki-laki, tanpa pernah mempertanyakannya keadilan dr hak-hak istimewa tersebut.

Teori Maskulinitas

Teori maskulinitas yg disampaikan oleh sosiolog Australia Raewyn Connell ialah teori yg paling besar lengan berkuasa dlm kaitannya dgn lelaki & maskulinitas. Pada tahun 2003, buku Connell, Masculinities, terpilih selaku salah satu dr 10 buku paling besar lengan berkuasa dlm sosiologi Australia.

Ketika buku Masculinities diterbitkan, buku tersebut menyatukan wangsit-pandangan baru, teori, pengalaman & pengertian Connell yg sudah mengumpulkan & menyempurnakannya selama hampir tiga dekade dgn cara meneliti, mengajar, membaca, menulis & berpikir perihal kelas, gender, psikologi & teori sosiologis.

Seperti pendahulunya, yakni buku “Toward a new sociology of masculinity”, buku Masculinities dengan-cara kritis menganalisis dominasi laki-laki tanpa menyalahkan semua lelaki dlm prosesnya. Ia pula menjaga struktur teoretis yg dikembangkan dlm Gender & kekuasaan, khususnya versi gender yg terdiri dr tiga struktur (kemudian empat), yakni:

  • Tenaga kerja (labour), pembagian kerja dengan-cara seksual,
  • Kekuasaan (power), keseluruhan subordinasi perempuan & dominasi laki-laki,
  • Kateksis (cathexis), praktik yg membentuk & mewujudkan harapan,
  • Baru-baru ini Connell menyertakan struktur keempat, yakni simbolisasi (symbolization)

Maskulinitas lumayan banyak mengikuti kerangka konseptual Gender & kekuasaan, alasannya adanya kemungkinan mempunyai rasa sejarah yg lebih kuat (stronger historical flavor), kurang terlibat dlm menetapkan klasifikasi & lebih terlibat dlm memperlihatkan bagaimana pola relasi gender benar-benar melakukan pekerjaan & berubah.

Contoh Maskulinitas

Terdapat beberapa negara yg dapat dijadikan selaku teladan negara maskulinitas, diantaranya yaitu Jepang, Amerika Serikat, Inggris, Italia, & Nigeria. Selain pola negara, perlu pula kita pahami beberapa acuan karakteristik yg menggambarkan sikap maskulin, diantaranya yaitu:

  1. Berupaya untuk menang & mendapatkan penghargaan/imbalan

Kemenangan merupakan hal yg bagus alasannya adalah membuat seseorang mendapatkan imbalan tertentu. Biasanya, indikator tampilan atau kinerja terbaik yakni uang, sebab itu yakni kuantitas yg terukur. Oleh alasannya adalah itu, penghargaan atau imbalan atas kinerja seseorang lebih lazim di negara-negara maskulin ketimbang di negara-negara feminin.

  1. Berupaya untuk mencapai status yg tinggi dlm masyarakat

Status merupakan sesuatu yg penting. Status sosial yg dimaksud dlm hal ini merupakan status yg diperoleh atau acquired status. Dengan kata lain, kalau seseorang bersusah payah, ia akan dihargai atas kinerjanya tersebut yg kemudian akan membawanya mencapai status yg tinggi dlm penduduk (hal itu bertentangan dgn ascribed status, yg berhubungan dgn hierarki).

  1. Memiliki jiwa kompetitif (upaya untuk bersaing)

Bersaing itu baik & dianggap sebagai permainan yg adil, atau potensi untuk menawarkan seberapa baik seseorang dlm suatu hal. Bahkan persaingan antar rekan kerja di organisasi atau departemen yg sama dipandang sebagai permainan yg adil. Selain contoh sikap maskulin yg bersifat positif seperti yg telah disebutkan di atas, ada pula

  1. Memperjuangkan heteroseksualitas sebagai norma yg tak mampu diubah

Banyak laki-laki diprogram untuk bereaksi negatif terhadap konsep homoseksualitas sebab ini merupakan tanda penyimpangan dr stereotip tradisional pria. Melalui retorika terkenal & semenjak usia dini tatkala anak lelaki belajar perihal peran gender, lelaki diajari bahwa menjadi homoseksual memiliki arti menjadi kurang maskulin.

  1. Melakukan kekerasan

Secara statistik, lelaki melaksanakan kejahatan kekerasan dengan-cara signifikan lebih banyak ketimbang perempuan. Ada banyak argumentasi untuk hal ini, tetapi ada hubungan yg terang antara kekerasan yg dipicu oleh lelaki & keperluan laki-laki untuk menggunakan agresi serta kekerasan untuk membuktikan kejantanan mereka & memajukan keyakinan pada identitas maskulin mereka.

  1. Menjadi mayoritas

Disibukkan dgn kekuasaan & dominasi hingga pada titik yg menyebabkan kerugian bagi orang lain, seperti intimidasi mulut, fisik, & online. Satu studi memperoleh bahwa lebih dr seperempat laki-laki berpikir bahwa mereka mesti memiliki keputusan terakhir dlm hubungan, lebih dr sepertiga laki-laki yakin bahwa mereka memiliki hak untuk mengetahui di mana pasangan perempuan mereka setiap dikala.

  1. Agresi seksual terhadap wanita

Laki-laki yg mematuhi standar maskulinitas toksik lebih condong menciptakan komentar seksual atau lelucon seksis pada wanita, melaksanakan pelecehan seksual, mendapatkan mitos pelecehan seksual & bertingkah seperti mereka berhak atas tubuh perempuan.

  1. Tidak terlibat dlm pekerjaan rumah tangga & pengasuhan

Pekerjaan rumah tangga & pengasuhan anak dipandang sebagai mutu feminin. Tatkala seorang laki-laki diminta untuk melakukan tugas yg dianggap feminin mirip pekerjaan rumah tangga, atau lebih jelek lagi, tatkala seorang laki-laki yg dikritik oleh seorang perempuan karena tak membersihkan dgn benar, hal itu sering ditafsirkan selaku serangan yg mengebiri & memicu respons kompensasi berlebihan sebagai laki-laki yg maskulin.

Nah, itulah saja postingan yg bisa diatasi terkait dgn pengertian maskulinitas menurut para ahli, macam, teori, & misalnya di masyarakat dlm kehidupan sehari-hari. Semoga saja mampu memberi pengetahuan bagi kalian yg membutuhkannya.

  √ 8 Tujuan dan Manfaat Integrasi Nasional di Lingkungan Masyarakat