Pengertian Geopolitik serta Teorinya. Istilah geopolitik untuk bangsa Indonesia dipopulerkan pertama kali oleh Ir. Soekarno. Pada pidatonya di hadapan sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. berdasarkan geopolitik, wilayah Indonesia yakni satu kesatuan wilayah dr Sabang sampai Merauke, yg terletak antara dua samudera & dua benua. Kesatuan antara bangsa Indonesia dgn wilayah tanah air itulah yg membentuk semangat & pengetahuan kebangsaan, yaitu sebagai bangsa yg bersatu. Rasa kebangsaan Indonesia dibuat oleh adanya kesatuan nasib, jiwa untuk bersatu & keinginanuntuk bersatu serta adanya kesatuan wilayah yg sebelumnya, berjulukan Nusantara.
Baca Juga : Pengertian Sistem politik serta ciri & tujuannya
Definisi Geopolitik
Geopolitik dengan-cara etimologi berasal dr kata geo (bahasa Yunani) yg bermakna bumi yg menjadi wilayah hidup. Sedangkan politik dr kata polis yg bermakna kesatuan penduduk yg berdiri sendiri atau negara; & teia yg memiliki arti urusan (politik) bermakna kepentingan lazim warga negara suatu bangsa.
Baca Juga : Pengertian Sistem Politik Oligarki
Sebagai contoh bareng , geopolitik dimaknai sebagai ilmu penyelenggaraan negara yg setiap kebijakannya dikaitkan dgn masalah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa. Frederich Ratzel mengenalkan ungkapan ilmu bumi politik (political geography), Rudolf Kjellen menyebut geographical politic & disingkat geopolitik.
Teori Geopolitik
Untuk lebih mengerti konsep geopolitik dengan-cara global, berikut ini ialah teori-teori mengenai geopolitik yg pernah ada di dunia;
1. Teori Geopolitik Frederich Ratzel (1844–1904). Berpendapat bahwa negara itu seperti organisme yg hidup. Negera identik dgn ruangan yg ditempati oleh sekelompok masyarakat (bangsa) kemajuan negara mirip dgn pertumbuhan organisme yg membutuhkan ruang hidup (lebensraum) yg cukup supaya mampu tumbuh dgn subur. Semakin luas ruang hidup maka negara akan semakin bertahan, kuat, & maju. Oleh karena itu, jikalau negara ingin tetap hidup & meningkat butuh perluasan (perluasan wilayah selaku ruang hidup). Teori ini dikenal selaku teori organisme atau teori biologis.
2. Teori Geopolitik Rudolf Kjellen (1964–1922). melanjutkan fatwa Ratzel, perihal teori organisme. Berbeda dgn Ratzel yg menyatakan negara seperti organisme, maka dia menyatakan dgn tegas bahwa negara yaitu suatu organisme, bukan cuma menyerupai. Negara yaitu satuan & tata cara politik yg menyeluruh yg meliputi bidang geopolitik, ekonomi politik, demo politik, sosial politik, & krato politik. Negara selaku organisme yg hidup & intelektual mesti mampu menjaga & membuatkan dirinya dgn melaksanakan perluasan. Paham ekspansionisme dikembangkan. Batas negara bersifat sementara karena bisa diperluas. Strategi yg dilakukan adalah membangun kekuatan darat yg dilanjutkan kekuatan bahari.
3. Teori Geopolitik Karl Haushofer (1896–1946). Melanjutkan persepsi Ratzel & Kjellen terutama persepsi perihal lebensraum & paham ekspansionisme. Jika jumlah penduduk sebuah wilayah negara bertambah banyak sehingga tak seimbang lagi dgn luas wilayah, maka negara tersebut mesti berupaya memperluas wilayahnya selaku ruang hidup (lebensraum) bagi warga negara.
4. Teori Geopolitik Halford Mackinder (1861–1947). Mempunyai konsepsi geopolitik yg lebih strategik, yakni dgn penguasaan daerah-tempat „jantung‟ dunia, sehingga pendapatnya dikenal dgn teori Daerah Jantung. Barang siapa menguasai „daerah jantung‟ (Eropa Timur & Rusia) maka dia akan menguasai pulau dunia (Eropa, Asia, & Afrika) yg pada hasilnya akan menguasai dunia. Untuk menguasai dunia dgn menguasai tempat jantung dibutuhkan kekuatan darat yg besar sebagai prasyaratnya. Berdasarkan hal ini muncullah rancangan Wawasan Benua atau konsep kekuatan di darat.
5. Teori Geopolitik Alfred Thayer Mahan (1840–1914). Mengembangkan lebih lanjut konsepsi geopolitik dgn memperhatikan perlunya memanfaatkan serta menjaga sumber daya bahari, termasuk saluran maritim. Sehingga tak hanya pembangunan armada bahari saja yg diperlukan, tetapi lebih luas pula membangun kekuatan maritim. Berdasarkan hal tersebut, timbul desain Wawasan Bahari atau desain kekuatan di bahari. Barang siapa menguasai lautan akan menguasai kekayaan dunia.
6. Teori Geopolitik Saversky, JFC Fuller Guilio Douhet (1869–1930) & William Mitchel (1878–1939) memiliki pertimbangan lain dibandingkan dgn para pendahulunya. Keduanya melihat kekuatan dirgantara lebih berperan dlm mengungguli peperangan melawan musuh. Untuk itu mereka berkesimpulan bahwa membangun armada atau angkatan udara lebih menguntungkan karena angkatan udara memungkinkan beroperasi sendiri tanpa dibantu oleh angkatan yang lain. Di samping itu, angkatan udara dapat menghancurkan musuh di kandangnya musuh itu sendiri atau di garis belakang medan pertempuran. Berdasarkan hal ini maka muncullah konsepsi Wawasan Dirgantara atau desain kekuatan di udara.
7. Teori Geopolitik Nicholas J. Spijkman (1879–1936) terkenal dgn teori Daerah Batas. Dalam teorinya, dia membagi dunia dlm empat wilayah atau area : Pivot Area, mencakup wilayah kawasan jantung, Offshore Continent Land, meliputi wilayah pantai benua Eropa – Asia, Oceanic Belt, meliputi wilayah pulau di luar Eropa – Asia, Afrika Selatan. New World, meliputi wilayah Amerika.