Berikut ini klarifikasi ihwal pengertian gaya bahasa atau majas dan jenisnya serta contohnya dapat kau baca di postingan ini.
A. Penjelasan Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara bagaimana pengarang menguraikan kisah yang dibuatnya, atau definisi dari gaya bahasa ialah cara bagaimana pengarang cerita mengungkapkan isi pemikirannya melalui bahasa-bahasa yang khas dalam uraian ceritanya sehingga sanggup menyebabkan kesan tertentu.
B. Inilah jenis majas
Berikut di bawah ini jenis-jenis Pengertian cerpen dan strukturnya dilengkapi komponen-unsurnya.
2. Gaya Bahasa Sindiran
a. Ironi atau sindiran halus
Ironi adalah gaya bahasa yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud yang dipakai untuk menyindir seseorang tetapi dengan cara yang halus. Seperti contohnya: Rajin sekali kau masuk sekolah, hingga informasi tidak hadirmu berbagai di ketidakhadiran.
b. Sinisme
Sinisme ialah gaya bahasa sindiran lebih bernafsu dari Ironi, dengan cara menyindir secara pribadi kepada orang lain. Seperti contohnya: Kelakuanmu tadi sangat tidak pantas dijalankan oleh seorang siswa / Badanmu sungguh busuk sekali niscaya kau belum mandi.
c. Sarkasme
Serkasme ialah gaya bahasa sindiran yang sangat kasar, acap kali sanggup menyakitkan hati. Seperti misalnya: Bisa kerja ga sih kau? Yang begini juga tidak becus melakukan!
3. Gaya Bahasa Penegasan
a. Inversi
Inversi adalah gaya bahasa yang kalimat predikatnya berada di depan subjek kalimat tersebut. Seperti misalnya: Besar sekali kolamnya.
b. Retoris
Retoris yaitu gaya bahasa yang kalimat tanya tidak bertanya, yang dimana menyatakan kesangsian ataupun bersifat mengejek. Seperti misalnya: Apa itu bukti dari kesepakatan yang kamu ucapkan tadi?
c. Paralelisme
Paralelisme adalah gaya bahasa yang pengulangan kata-katanya digunakan untuk penegasan didalam bahasa puisi.
d. Enumerasio
Enumerasio adalah gaya bahasa yang dipakai untuk melukiskan sebuah keadaan atau insiden dengan cara menguraikan satu demi satu kondisi tersebut, sehingga ialah suatu keseluruhan.
e. Koreksio
Koreksio yakni gara bahasa yang membetulkan kembali ucapan yang tidak benar atau salah, baik itu secara sengaja ataupun tidak disengaja. Seperti contohnya: Tadi beliau gres saja pulang, oh… bukan di gres saja berangkat lagi.
f. Repertis
Repetisi yaitu gara bahasa yang pengulangan kata-katanya dalam bahasa prosa. Seperti misalnya: Kita telah berupaya, kita sudah menang, kita telah berhasil.
g. Klimaks
Klimaks adalah gaya bahasa yang menguraikan sebuah peristiwa secara berturut-turut dan makin lama maka ceritanya akan kian memuncak atau meningkat. Seperti misalnya: Semua kelompok dari anak-anak sampai orang akil balig cukup akal beramai-ramai mengikuti kompotisi sepak bola.
h. Anti klimaks
Anti titik puncak adalah gaya bahasa yang dimana penguraian suatu peristiwa secara berturut-turut namun semakin usang maka ceritanya akan semakin menurun, ini yakni kebalikan dari Klimaks. Seperti contohnya: Di seluruh pelosok desa dan kota merayakan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-70 / Guru-guru dan seluruh orang busuk tanah siswa menghadiri program kelulusan.
i. Pleonasme
Pleonasme ialah gaya bahasa yang memakai kata-kata atau sepatah kata secara berlebihan dengan maksud untuk memastikan arti dari sebuah kata. Seperti contohnya: Seluruh pelajar yang berada di bawah secepatnya naik ke atas / Mereka menerobos ke dalam stadion untuk menyaksikan pertandingan tersebut.
j. Ekslamasio
Ekslamasio yakni gaya bahasa yang didalam kalimatnya memakai kata seru. Seperti misalnya: Wah…, keren sekali orang itu!
k. Tautologi
Tautologi yakni gaya bahasa yang mengulang berulang kali sepatah kata didalam suatu kalimat. Seperti misalnya: Mungkin, mungkin dia sanggup berhasil dalam melakukan tugasnya.
Baca juga: Pengertian novel dan unsur-unsurnya.
4. Gaya bahasa perbandingan
a. Asosiasi atau perumpamaan
Asosiasi adalah gaya bahasa yang perbandingan terhadap 2 (dua) hal yang maksudnya berlawanan, akan tetapi sengaja dianggap sama. Seperti contohnya: Wajahnya bagus bagaikan rembulan / Semangatnya mirip api yang berkobar.
b. Metafora
Metafora adalah gaya bahasa yang cara dalam menungkapkan istilah kalimatnya dilakukan secara langsung berupa sebuah perbandingan analogis. Pemakaian kata atau kelompok kata dalam kalimat bukanlah arti yang bahwasanya, tapi selaku lukisan yang berdasarkan perbandingan atau persamaan saja. Seperti contohnya: Bocah kutu buku itu telah menjadi juara pertama pandai cermat / Si andal merah sudah menbumi hanguskan komplek perumahan itu cuma dalam 2 jam / Kembang desa yang sedang mencari pasangan.
c. Personifikasi
Personifikasi yakni gaya bahasa yang menyampaikan karakteristik atau sifat-sifat insan terhadap benda yang tidak hidup. Makara benda yang tidak hidup seperti bernyawa dan memiliki sifat mirip insan. Seperti contohnya: Sore hari ini awan meneteskan air mata / Angin seperti berbisik kepadaku.
d. Alegori
Alegori ialah gaya bahasa yang menyatakan dengan menggunakan cara lain lewat kiasan ataupun penggambaran. Alegori ialah perbandingan yang berkaitan antara satu dan yang lainnya didalam kesatuan yang utuh. Alegori umumnya berupa sebuah kisah yang sarat dengan simbol-simbol bermuatan bnayk moral.
e. Simile
Simile ialah gaya bahasa yang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya dengan memakai kata penghubung atau pembanding pada kalimatnya yang dimana 2 (dua) hal tersebut berlawanan akan tetapi memiliki karakteristik yang serupa. Biasanya kata penghubungnya: mirip, bagaikan, semisal, ibarat, mirip dan lain-lain. Seperti contohnya: Kau “bagaikan” cahaya dalam kegelapan / Mereka “seperti” sepasang kekasih.
f. Sinekdoke
Sinekdoke yaitu gaya bahasa yang menggunakan kata dengan arti yang membuktikan hal lain di luar kata yang diungkapkan. Sindekdoke terbagi menjadi 2 (dua) macam yang diantaranya:
- Yang pertama Sinekdoke pars pro tato merupakan gaya bahasa yang menyebutkan sebagian kecil kata dari sesuatu untuk menyatakan secara keseluruhan. Contohnya: Mungkin ia sudah tenteram mempunyai pekerjaan sebagai salles-man dan mengatakan produk yang dijualnya dari “pintu” ke “pintu” / Hari ini akau tidak melihat Muka si Toni (kata “pintu” ke “pintu” mewakili banyak rumah para pelanggan dan kata “paras ” mewakili sosok Toni).
- Lalu yang kedua Sinekdoke totem pro parte menyebutkan keeluruhan untuk menyatakan sebagian kecil, ini ialah kebalikan dari sinekdoke pars pro tato. Contohnya: Penyanyi wanita itu sungguh terkenal maka tak heran jikalau banyak di idolakan oleh para “pemuda” yang ada di penjuru dunia. (kata “pemuda” merupakan semua orang yang masih berusia muda, walaupun pada kenyataanya penyanyi itu tidak di idolakan oleh semua pemuda).
g. Simbolik
Simbolik yaitu merupakan gaya bahasa yang menggambarkan sesuatu dengan memakai benda, binatang dan juga tumbuh-tanaman selaku simbol.
h. Metonimia
Metonimia yaitu gaya bahasa yang menggunakan ciri, atribut ataupun brand untuk menggambarkan suatu benda. Seperti contohnya: Dia sedang membuat secangkir kopi kapal api (brand) untuk ayahnya.
Demikianlah klarifikasi tentang pengertian gaya bahasa atau majas, agar sanggup berfaedah dan mohon maaf bila ada kesalahan ataupun kekurangan.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com