√ Pengertian, Bimbingan Menyunting Karangan Dan Acuan

Pengertian, Panduan Menyunting Karangan dan Contoh – Sebuah tabrakan pena yang sudah akhir kerap kali masih perlu diperiksa dan diperbaiki alasannya adalah mampu jadi terdapat kekeliruan dalam menuliskannya. Kekeliruan atau kesalahan yang terjadi mencakup kesalahan dalam penggunaan kaidah bahasa, tanda baca, ejaan, paragraf yang kurang padu, kalimat yang berputar-putar atau tidak efektif, dan lain-lain. Oleh alasannya itu, sebelum kita nyatakan bahwa gesekan pena kita telah tamat, alangkah baknya kalau kita melakukan proses penyuntingan apalagi dahulu. Dari penjabaran di atas, kita mampu mengartikan pernyuntingan selaku proses mengusut, mengganti, membereskan, dan memperbaiki goresan pena, namun hasil dari proses ini dihentikan mengganti makna kalimat ataupun maksud dari penulisan karangan tersebut. Proses penyuntingan sanggup dikerjakan oleh sang penulis sendiri atau bias juga dilakukan oleh orang lain yang mengetahui kaidah-kaidah bahasa dan menulis.

Panduan Menyunting Karangan dan Contohnya

Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam proses penyuntingan, diantaranya yaitu menyunting isi, organisasi, dan bahasa. Namun, dikala ini kita akan membicarakan langkah dalam menyunting bahasa goresan pena yang mencakup ejaan, tanda baca, opsi kata, dan penggunaan kalimat efektif.

1. Ejaan

a. Penulisan Huruf Penggunaan ejaan yang benar telah tertera dalam dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Salah satu contohnya adalah penulisan aksara capital.

Berikut ini acuan penggunaan huruf kapital yang sempurna. (1) Pembawa acara dalam acara donor darah yang dijalankan oleh pemerintah kota (2) Bandar Lampung tidak menjelaskan secara rinci rangkaian acara kegiatan.

Keterangan: 1 = abjad kapital digunakan dalam penulisan karakter pertama kata pada awal kalimat. 2 = huruf kapital dipakai dalam penulisan abjad pertama nama geografi.

b. Tanda Baca Penulisan tanda baca, contohnya pada penulisan: 1) tanda titik (.) 4) tanda garis hubung satu (-) 2) tanda koma (,) 5) tanda kurung (( … )) 3) tanda petik (” … “) Berikut ini contoh penggunaan tanda baca dalam sebuah paragraf.

Komisi Pemberantasan Korupsi, KPK (KPK) menunjukkan tajinya. Komisi antirasuah tersebut menggelar operasi tangkap tangan (OTT). Dari OTT itu, penyidik menangkap seorang anggota badan legislatif yang disangka mendapatkan suap. Dari isu yang diperoleh, OTT dilaksanakan di kawasan Senayan, Jakarta, kemarin. “Tak usang setelah sidang di gedung dewan perwakilan rakyat,” ujar sumber di penegak hokum yang tak bias disebutkan namanya.

Sumber: Koran Radar Lampung, Kamis, 14 Januari 2016.

2. Pilihan Kata (Diksi)

Pilihan kata contohnya penyeleksian kata-kata baku. Dalam bahasa Indonesia dikenal adanya ragam bahasa baku dan ragam bahasa nonbaku (ragam dialek dan percakapan sehari-hari). Berikut ini ialah contoh penyeleksian diksi yang tidak baku:

Dita nggak tahu bahwa libur sekolah sudah usai. Dita saat ini masih pergi berlibur bersama saudara sepupunya di Malaysia. Sore itu, Dita mendapatkan kabar dari temen-temennya bahwa sekolah udah kembali dimulai.

Berikut ini yaitu acuan penyeleksian diksi yang baku:

Dita tidak tahu bahwa libur sekolah sudah usai. Dita ketika ini masih pergi berlibur bareng kerabat sepupunya di Malaysia. Sore itu, Dita mendapatkan kabar dari sobat-temannya bahwa sekolah sudah kembali dimulai.

3. Penggunaan Kalimat yang Efektif

a. Memerhatikan Bentuk Tata Bahasanya Contoh: Kami semua tidak sanggup tiba ke acara pelantikan gedung pemerintahan. Kata kami sudah menawarkan jamak (bermakna jamak), sehingga tidak butuhditambah

kata semua. Kaprikornus kalimat yang efektif ialah: – Kami tidak mampu tiba ke acara pelantikan gedung pemerintahan.

b. Tidak Menggunakan Kata secara Berlebihan dan Bertumpang Tindih Contoh: – Ketika dikala pemerintah menunjukkan pemberian dana, pihak swastapun juga memberi sembako terhadap masyarakat miskin. Penggunaan kata dikala saat dan swastapun juga pada kalimat di atas terlalu berlebihan sebab kedua kata tersebut artinya sama. Jadi seharusnya dipakai salah satu saja agar efektif, misal: – Ketika pemerintah memberikan dukungan dana, pihak swasta juga memberi sembako kepada masyakat miskin.

c. Tidak Menggunakan Kata Depan yang Berlebihan Contoh:

(-) Disamping dibandingkan dengan itu, buku yang diberikan pemerintah masih cukup untuk dibagikan kepada belum dewasa yang kurang bisa. Kata depan ketimbang tidak perlu dipakai alasannya adalah dengan penggunaannya itu subjek kalimat menjadi tidak terang. Kaprikornus penulisannya menjadi: (-) Disamping itu, buku yang diberikan pemerintah masih cukup untuk dibagikan kepada belum cukup umur yang kurang bisa.

Sumber https://www.kakakpintar.id