√ Pengertian Bahasa Kias Serta Jenis Dan Fungsinya

Pengertian Bahasa Kias Serta Jenis Dan Fungsinya. Gaya bahasa kiasan pertama dibentuk berdasarkan perbandingan atau persamaan. Membandingkan sesuatu dgn sesuatu yg lain, bermakna mencoba memperoleh ciri-ciri yg menunjukkan kesamaan antara kedua hal tersebut. Bahasa kias lebih condong memperlihatkan makna tersirat, sehingga penangkapan makna pesan dikerjakan melalui penafsiran terlebih dulu. Penggunaan bahasa kias dijalankan sebagai suatu cara untuk menjadikan imbas tertentu, sehingga peserta pesan lebih tertarik. Berikut ialah penjelasan seputar pengertian Bahasa Kias. Jenis-Jenis Bahasa Kias Dan Fungsinya.
Pengertian Bahasa Kias Serta Jenis Dan Fungsinya Pengertian Bahasa Kias Serta Jenis Dan Fungsinya

Definisi Bahasa Kias

Dikutip dr wikipedia Kata kiasan ialah kata-kata yg berbunga-bunga, bukan dlm arti kata yg bantu-membantu; kata kiasan digunakan untuk memberi rasa keindahan & penitikberatan pada pentingnya hal yg disampaikan. Misalnya, “Cita-citanya setinggi langit,” juga, “Wajahnya bagaikan rembulan”. Kata kiasan sering mampu ditemukan pada nyanyian-nyanyian, puisi-puisi, & karya-karya tulis lama.
Menurut Waluyo (1991: 83) Bahasa kias yaitu bahasa yg bersusun & berpigura. Bahasa ini digunakan penyair untuk menyampaikan sesuatu dgn cara yg tak biasa, yakni dengan-cara tak langsung mengungkapkan makna. Kata atau bahasanya bermakna kias atau bermakna lambing.
Menurut Ratna (2009: 164) Pengertian bahasa kias (figure of speech) ialah opsi kata tertentu sesuai dgn maksud penulis atau pembicara dlm rangka memperoleh faktor keindahan.
Secara lazim bahasa kias atau pemajasan adalah bahasa yg tak merujuk makna pada makna dengan-cara eksklusif, melainkan lewat pelukisan sesuatu atau pengkiasan. Penggunaan bahasa kias dlm karya sastra dimaksudkan untuk memperoleh imbas estetis atau keindahan, sehingga pembaca akan lebih terpesona.

Jenis Bahasa Kias

1. Perumpamaan atau simile. simile dgn majas yg menyatakan pada adanya perbandingan tak eksklusif & emplisit, dgn memanfaatkan kata-kata tugas terentu sebagai penunjukkeeksplisitannya yakni seperti, bagai, bagaikan, sebagai, laksana, mirip & sebagainya.

2. Metafora. yaitu sebagai majas yg mengandung perbandingan yg tersirat yg menyamakan hal yg satu dgn hal yg lain. Majas ini tak menyatakan sesuatu perbandingan sesuatu dengan-cara terbuka atau dengan-cara eksplisit namun sekedar menunjukkan sugesti adanya suatu perbandingan.

3. Personifikasi. Adalah gaya bahasa kiasan yg menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yg tak bernyawa seperti memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Pokok yg digambarkan itu seolah-olah berwujud manusia baik dlm tindak-tanduk, perasaan & perwatakan insan.

4. Metonimia. Adalah majas yg memakai nama ciri atau nama hal yg ditautkan dgn orang, barang, atau hal sebagai penggantinya.

5. Sinekdoke. Adalah bahasa figuratif yg memanfaatkan sebagian dr sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhannya (pars pro toto) atau memanfaatkan keseluruhan untuk menyatakan sebagian (totum pro parte).

6. Hiperbola. Adalah semacam gaya bahasa yg mengandung sebuah penyataan yg berlebihan, dgn membesar- besarkan sesuatu hal.

Fungsi Bahasa Kias

1. Memperindah bunyi & penuturan. persamaan bunyi atau purwakanthi dibagi menjadi tiga belahan, yaitu: purwakanthi guru swara (pengulangan suara), purwakanthi guru sastra (pengulangan karakter), & purwakanthi lumaksita (pengulangan kata).

2. Konkritisasi, digunakan untuk menggambarkan sebuah lukisan keadaan atau situasi batin dgn maksud untuk membangkitkan imaji pembaca. Penyair berusaha mengkonkretkan kata-kata maksudnya kata-kata tersebut diupayakan agar mampu menyaran pada arti yg menyeluruh.

3. Menjelaskan gambaran, yg dilukiskan penyair merupakan sesuatu hal yg lazim atau mungkin terjadi dlm kehidupan nyata, sehingga citra yg dibandingkan menjadi terperinci & lebih nyata.

4. Memberi penitikberatan penuturan atau emosi, dengan-cara teoritis hiperbola memang dapat difungsikan untuk mengintensifkan pernyataan atau emosi. Sesuatu yg melebih-lebihkan akan terkesan menekankan penuturan sehingga pembaca mampu bermajinasi melalui kesan yg berlebihan tersebut walaupun pada kenyataannya itu tak mungkin.

5. Menghidupkan gambaran, yakni menunjukkan lukisan pada sesuatu dgn penginsanan mirip insan, jadi semua bisa melakukan seperti halnya yg dikerjakan oleh manusia yg diciptakan selaku makhluk paling tepat. Sehingga benda mati seakan-akan menjadi hidup.

6. Membangkitkan kesan & situasi tertentu, misalnya suasana sunyi, menakutkan, romantis, sepi, ramai, & sebagainya. Penggunaan bahasa kias akan memperlihatkan kesan kemurnian, kesegaran, bahkan mengejutkan & balasannya menjadi efektif

7. Mempersingkat penuturan & penulisan. mengetengahkan sesuatu dgn berdimentasi banyak dlm bentuk yg sesingkat-singkatnya. Dengan demikian, pengarang dapat meminimalkan penggunaan kata atau memperoleh efektifitas pemakaian kata.