√ Pemakaian Basa Sunda Lemes, Loma, dan Kasar dalam Percakapan Sehari-hari

wargamasyarakat.org, Salam Haneut! Dalam bahasa Sunda dikenal istilah undak usuk basa atau tatakrama basa. Undak usuk pula kadang diartikan sebagai tingkatan bahasa  selaku sopan santun tatkala berkomunikasi.

Munculnya tatakrama bergantung pada tiga hal:

  1. Pamaké basa (pemakai bahasa). Siapa penuturnya (orang pertama), siapa lawan bicaranya (orang kedua), & siapa yg dibicarakannya (orang ketiga).
  2. Kalungguhan pamaké basa (kedudukan pemakai bahasa). Apakah sahandapeun, sasama, atau saluhureun.
  3. Gambaran rasa penutur saat komunikasi berlangsung. Apakah hormat, biasa, atau tak hormat?

Sahandapeun artinya orang yg umur atau kedudukannya di bawah penutur. Sedangkan saluhureun yaitu orang yg umur atau kedudukannya lebih tinggi dr penutur.

Kata yg digunakan dikala berkomunikasi dgn sesama, sahandapeun, atau saluhureun dlm bahasa Sunda itu berlawanan (ada tingkatannya). Tingkatan bahasa Sunda antara lain lemes, loma, & agresif.

Berikut ini cara pemakaiannya dlm percakapan sehari-hari.

Pemakaian Bahasa Sunda Lemes

Basa lemes atau hormat dipakai tatkala kita ingin memperlihatkan penghormatan, baik pada diri sendiri maupun pada musuh bicara, atau pada orang yg dibicarakan.

Menurut sejajar atau tidaknya penutur dgn musuh bicara & orang yg dibicarakan, ada dua jenis bahasa Sunda lemes. Yaitu lemes untuk diri sendiri & lemes untuk orang lain.

(1) Abdi mah teu acan neda, dupi Akang parantos tuang?  (Simkuring belum makan, kalau kakak sudah makan?)

Untuk orang ketiga yg sejajar atau sahandapeun penutur, kalau bicara ke saluhureun, maka gunakan basa lemes untuk sendiri.

(2) Pun adi mah tara neda énjing-énjing. (Adik simkuringtak lazimmakan pagi-pagi)

Untuk orang ketiga saluhureun penutur, gunakan basa lemes untuk orang lain.

(3) Antosan sakedap, pun bapana nuju tuang. (Tunggu sebentar, bapak simkuringsedang makan)

Kata neda & tuang ialah bahasa Sunda lemes yg berarti ‘makan’. Neda digunakan untuk sendiri, sedangkan tuang dipakai untuk orang lain.

Untuk orang ketiga, misalnya pun adi (adik aku) dipakai basa lemes untuk sendiri karena kedudukannya sahandapeun simkuringsebagai penutur. Sedangkan untuk pun bapa (ayahku) dipakai kata tuang alasannya kedudukan ayah saluhureun aku.

Pemakaian Bahasa Sunda Loma

Basa Sunda loma dipakai kalau orang kedua atau orang ketiga tahapannya sahandapeun orang pertama atau sahabat yg sudah sungguh-sungguh dekat.

(4) A: Kuring mah can dahar, ari Kusoy geus dahar? ( simkuringbelum makan, kalau Kusoy telah makan?)

(5) B: Encan kuring ogé. Hayu atuh urang dahar! (Simkuring pula belum. Mari kita makan!)

Kata dahar termasuk bahasa Sunda loma. Dipakai untuk diri sendiri, sahandapeun, atau sahabat yg sudah sungguh-sungguh bersahabat.

Pemakaian Bahasa Sunda Kasar

Pada percakapan sehari-hari, bahasa kasar atau cohag umumnya digunakan untuk menceritakan binatang (6) Karunya hayam ti isuk-isuk can nyatu. (Kasihan ayam dr pagi belum makan)

atau diucapkan oleh orang yg sedang murka.

(7) Sia mah kana nyatu beuki, ari pagawéan ngajedog. (kamu itu makan suka tetapi pekerjaan membisu).

Kata sia, nyatu & ngajedog merupakan bahasa cohag atau bergairah. Sia artinya kamu, nyatu artinya makan, sedangkan ngajedog berarti diam atau tak beraktifitas.

Baca juga: Kamus Undak Usuk Basa atau Tingkatan Bahasa Sunda

Demikianlah, gampang-mudahan berfaedah.

  √ Bedanya Hayang, Hoyong dan Palay