Lokasi Industri Dan Pertanian – Kondisi alam di tiap wilayah bisa berlawanan, ada yg bisa dikembangkan selaku lahan pertanian, ada pula yg dikembangkan selaku sentra industri, atau sentra perbelanjaan seperti mal. Pasti ananda tak menemukan mal di setiap tempat. Begitu pula pertanian & industri. Penentuan lokasi-lokasi tersebut menimbang-nimbang beberapa faktor. Faktor fisik, kondisi sosial serta seni manajemen pengembangan hingga kebijakan pemerintah menjadi pertimbangan dlm merealisasikan aktivitas tersebut. Analisis kelayakan wilayah untuk keduanya bisa dilakukan dgn penilaian kesesuaian lahan.
Seperti anda tahu, kondisi alam memengaruhi kehidupan insan. Bukti aktual bisa ananda lihat dgn eksistensi lokasi industri & pertanian. Bagaimanapun keberadaannya tak lepas dr faktor alami. Pengaruh alam ini pula bisa ananda cermati dlm perbedaan mata pencaharian penduduk. Apa pun perbedaannya, intinya insan mempunyai tujuan yg sama, yaitu untuk pemenuhan keperluan hidup. Oleh lantaran itu, kita selaku manusia bisa berguru dr alam & memperoleh celah yg bisa kita kembangkan, bisa dlm acara pertanian, industri, atau aktivitas ekonomi yang lain.
Apa bergotong-royong yg dimaksud industri pasti ananda sudah bisa menjelaskan. Agar industri yg dibangun menciptakan keuntungan, maka perlu penentuan lokasi yg sempurna. Penentuan lokasi industri memikirkan faktor-faktor yg memengaruhinya, seperti faktor bahan baku, tenaga kerja, & ongkos angkut. Industri mampu diklasifikasikan menjadi banyak jenis atau golongan. Misalnya, industri diklasifikasikan menurut modal, jumlah tenaga kerja, & produk yg dihasilkan. Industri-industri dapat timbul & meningkat pada suatu tempat, sehingga terjadi aglomerasi industri. Apakah faktor penyebab gejala aglomerasi industri? Bagaimana hubungannya dgn sarana transportasi? Faktor apa yg menentukan lokasi industri? Untuk mengetahuinya, ikuti pemaparan berikut ini.
Berdasarkan jumlah tenaga kerja & modal yg dipakai dlm usaha industri, industri dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yakni:
Dari namanya saja, sudah bisa dibayangkan besarnya modal & tenaga kerja yg digunakan dlm industri rumah tangga. Perhatikan gambar di samping! Pada gambar memperlihatkan industri rumah tangga yg membuat tahu. Jika ananda menemui industri ini amatilah proses produk-sinya, jumlah tenaga kerja yg digunakan, & peralatan yg dipakai. Tanyakan pula berapa modal yg digunakan. Dari jawaban-jawaban yg diperoleh bisa ananda gunakan selaku petunjuk untuk mengetahui ciri-ciri industri rumah tangga.
Industri rumah tangga mempunyai ciri-ciri selaku berikut.
Industri kecil membutuhkan modal & tenaga kerja yg lebih banyak dibanding industri rumah tangga. Industri kecil mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
Industri kecil biasanya bergerak di bidang masakan & kerajinan. Contoh industri kuliner yakni industri masakan kecil, kecap, kerupuk, & sebagainya. Contoh industri kerajinan adalah industri batik, anyaman, mebel kayu, & sebagainya.
Apabila dibandingkan dgn dua jenis industri sebelumnya, industri sedang merupakan industri yg membutuhkan lebih banyak modal & jumlah tenaga kerja. Ciri-ciri industri sedang sebagai berikut.
Contoh industri sedang antara lain industri konveksi (pakaian jadi), sepatu & tas, alat olahraga, serta industri percetakan.
4) Industri Besar
Berdasarkan modal & jumlah tenaga kerja, industri besar mempunyai tingkatan yg paling tinggi. Industri besar mempunyai ciri-ciri selaku berikut.
- Tenaga kerja yg dibutuhkan lebih dr 100 orang.
- Menggunakan mesin-mesin berat & modern.
- Lebih banyak menggunakan tenaga mesin dibandingkan dengan tenaga insan.
- Produk yg dihasilkan untuk keperluan dlm negeri & selaku komoditas ekspor.
- Manajemen perusahaan sangat rapi.
- Pembagian kerja sudah terang, umpamanya eksekutif, potongan bikinan, penjualan, manajemen, keuangan, personalia, & sebagainya.
b. Industri Berdasarkan Barang yg Dihasilkan
Berdasarkan barang yg dihasilkan, industri bisa diklasifikasikan menjadi empat, yakni industri rumah tangga/ industri kecil, industri ringan, industri sedang, & industri besar.
1) Industri Rumah Tangga/Industri Kecil
Industri kecil yg tergolong dlm kelas ini umpamanya industri kerajinan. Ada banyak industri kerajinan, antara lain kerajinan tenun, batik tulis, tabrakan kayu, payung, anyaman, logam, tanah liat, & kulit.
2) Industri Ringan
Industri ringan menggunakan materi baku atau materi mentah dlm jumlah sedikit & ringan. Barang yg dihasilkan tak terlalu berat. Proses pengolahan condong lebih bersih & sedikit menciptakan polutan. Industri yg tergolong dlm industri ringan yakni industri kuliner & minuman, industri busana, industri tekstil, & industri elektronik.
3) Industri Sedang
Ciri-ciri industri sedang hampir sama dgn industri ringan, hanya dlm penggunaan materi mentah lebih banyak. Contoh industri sedang yakni industri konveksi, industri percetakan, & industri penggergajian kayu.
4) Industri Berat
Industri berat dicirikan oleh penggunaan materi mentah dlm jumlah besar & mesin-mesin berukuran besar. Barang-barang yg dihasilkan pula banyak & besar. Industri berat condong memerlukan lahan yg luas & bisa mence-mari lingkungan. Contoh industri yg tergolong industri berat yakni industri besi & baja, industri kapal, serta industri pesawat terbang.
c. Industri Berdasarkan Daerah Pemasaran
Berdasarkan kawasan pemasaran, industri dibedakan menjadi dua, yakni industri dasar & industri setempat.
1) Industri Dasar (Basic Industry)
Merupakan industri yg produksinya ditujukan untuk ekspor atau dipasarkan ke luar negeri.
2) Industri Lokal (Non-Basic Industry)
Industri setempat, yakni industri yg hasil produksinya dipasarkan di pasar setempat (dalam negeri).
d. Industri Berdasarkan Orientasi
Berdasarkan orientasi, industri dibedakan menjadi empat selaku berikut.
Industri Berorientasi Pasar (Market Oriented Industry) Industri yg dibangun dgn tujuan lebih mendekatkan pada konsumen atau pelanggan. Jarak lokasi industri dgn konsumen menjadi salah satu pertimbangan dlm mem-berdiri industri. Selain itu, mutu barang hasil industri, yg terkait dgn mutu, versi, keawetan, & kegunaan barang kuat pada banyak sekurang-kurangnya konsumen barang hasil industri tersebut.
1) Industri Berorientasi Permintaan (Supply Oriented Industry)
Industri yg dibangun dgn tujuan menyediakan barang-barang keperluan konsumen. Apa yg diperlukan konsumen menjadi dasar pertimbangan didirikannya suatu industri. Selain itu, fasilitas pendukung mirip jalan, listrik, & telepon pula dipertimbangkan.
2) Industri Berorientasi Tenaga Kerja (Power Oriented Industry)
Industri ini dibangun dgn tujuan mendayagunakan tenaga kerja. Lokasi industri berada di kawasan yg tersedia banyak tenaga kerja.
3) Industri Berorientasi Bahan Mentah (Raw Material Oriented Industry)
Industri yg dibangun dgn tujuan mempergunakan bahan mentah yg tersedia. Lokasi industri ini berada di wilayah yg menyediakan bahan mentah. Alasan pembangunan industri di wilayah yg memiliki materi mentah banyak, antara lain karena volume bahan mentah yg berat atau besar maupun kondisi materi mentah yg cepat rusak, sehingga mesti cepat diolah.
e. Industri Berdasarkan Intensitas Modal & Pemakaian Tenaga Kerja
Berdasarkan pembagian teratur mengenai ini, industri bisa digolongkan menjadi dua selaku berikut.
1) Industri Padat Karya (Labour Intensive)
Merupakan industri yg mampu menyerap tenaga kerja dlm jumlah yg banyak.
2) Industri Padat Modal (Capital Intensive)
Merupakan jenis industri yg menggunakan modal yg besar, dipakai dlm industri yg menggunakan mesin-mesin, pemrosesan barang maupun hasil produk mutakhir & mutakhir.
f. Industri Menurut Departemen Perindustrian
Menurut Departemen Perindustrian, industri di Indonesia bisa dikelompokkan menjadi dua selaku berikut.
1) Industri Dasar (Hulu)
Industri ini meliputi industri mesin-mesin, logam dasar, & industri kimia dasar. Industri ini bermaksud untuk mendukung pertumbuhan ekonomi serta meperkukuh struktur ekonomi. Contoh industri ini antara lain industri mesin pertanian, alat-alat konstruksi, mesin-mesin listrik, kendaraan bermotor, kereta api, kapal, pesawat terbang, besi-besi konstruksi, besi baja, & sebagainya.
2) Industri Hilir
Industri hilir berorientasi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi & pemerataan ekonomi. Contohnya industri tekstil, kimia, alat-alat listrik, logam, materi bangunan, & industri pangan.
g. Penggolongan Industri Berdasarkan Bahan Dasar yg Digunakan
1) Industri Dasar
Merupakan industri yg menghasilkan bahan dasar untuk industri yg lain. Contoh, pabrik peleburan besi & bauksit.
2) Industri Konveksi
Industri yg bikin busana jadi, mirip kaos, celana, & kemeja.
3) Industri Agraris
Industri yg mengolah hasil-hasil pertanian, baik dengan-cara langsung maupun tak eksklusif.
4) Industri Perakitan
Industri ini melaksanakan perakitan mesin-mesin untuk memproduksi barang jadi, misalnya industri perakitan kendaraan beroda empat, barang-barang elektronik, & pesawat terbang.
5) Industri Trafik
Bahan mentah dr industri trafik semuanya diimpor, alasannya di dlm negeri tak tersedia, contohnya minuman anggur, bir, & perajutan wol.
h. Penggolongan Industri Berdasarkan Jenis Usahanya
1) Industri Ekstratif
Industri ini materi bakunya eksklusif dr alam, mirip pertambangan, pertanian, perikanan, kehutanan, perkebunan, & sejenisnya.
2) Industri Nonekstratif
Merupakan industri yg mengambil materi bakunya dr tempat lain yg disediakan oleh industri lain. Contoh, industri penerbit & percetakan.
3) Industri Fasilitatif/Industri Jasa
Kegiatan dr industri ini ialah menjual jasa untuk keperluan lain. Contoh, industri perdagangan, perbankan, transportasi, & komunikasi.
Selain faktor-faktor tersebut, masih banyak faktor lain yg menjadi pertimbangan dlm penentuan lokasi industri. Untuk mengetahui faktor-faktor tersebut ikuti pemaparannya berikut ini.
2. Penentuan Lokasi Industri
Jika dicermati lebih dalam, banyak industri diresmikan berdasarkan pertimbangan atau faktor yg bermaksud untuk memperkecil biaya bikinan. Sebut saja industri yg berorientasi pada materi mentah (Raw Material Oriented Industry), industri ini berdiri dgn mendekati lokasi terdapatnya materi mentah yg melimpah. Dengan mendekati materi mentah, ongkos produksinya bisa lebih irit. Bagaimana pendapatmu?
Banyak faktor yg perlu dipertimbangkan dlm membangun industri di suatu lokasi. Beberapa luar biasa mengungkapkan beberapa faktor yg dipertimbangkan dlm penentuan lokasi industri. Salah satunya yakni Robinson. Menurut Robinson (1979) ada enam faktor yg berpengaruh dlm menentukan lokasi industri. Keenam faktor tersebut sebagai berikut.
a. Bahan Baku atau Bahan Mentah
Bahan mentah merupakan faktor utama dlm mendirikan industri. Tahukah ananda alasannya? Jika di suatu lokasi industri tak tersedia materi mentah atau bahan baku, maka dgn terpaksa materi mentah mesti didatangkan dr tempat lain. Kamu tahu alhasil? Tepat, hal ini akan memperbesar ongkos produksi. Sampai sekarang bahan mentah tetap menjadi faktor penentu berdirinya suatu industri. Jika ananda tak percaya, cobalah buka peta industri. Cermati dgn benar peta tersebut. Atau ananda bisa memerhatikan peta persebaran industri berikut ini.
|
Persebaran industri di Indonesia |
Jika ananda amati dgn saksama peta persebaran industri di atas kebanyakan industri erat dgn materi mentah atau materi bakunya. Sebagai contoh industri minyak Pangkalan Brandan di Sumatra Utara yg jaraknya erat dgn pertambangan minyak bumi. Pertambangan minyak bumi mana sajakah yg erat dgn lokasi industri minyak tersebut? Lokasi kilang minyak ini sungguh tepat, alasannya yaitu wilayah sekitarnya terdapat peluangminyak bumi. Tepatnya pada cekungan sedimen tersier di wilayah Sumatra cuilan utara. Wilayah ini meliputi Lhok Sukon & Peureulak di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, serta Telaga Said, Tangai, Tanjung Miring Barat, Sukaraja, Mambang Sebasa, Securai, Seruwai, Pakam, Rantau, & Siantar di Provinsi Sumatra Utara. Bisa ananda bayangkan jika industri minyak jauh dr tambang minyak. Industri ini akan memerlukan pengangkutan minyak mentah yg mahal & sering berisiko. Risiko tersebut antara lain berupa tumpahan minyak pada waktu pengangkutan. Apabila pengangkutan tersebut lewat jalur laut, tumpahan akan mencemari maritim.
Ketersediaan materi mentah maupun materi baku yg terbatas sering disiasati oleh para pelaku industri dgn menjadi kawan usaha. Kerja sama terjalin antara para pedagang penyedia materi baku (penyedia ) dgn pelaku industri. Kerja sama ini sungguh berfaedah, setidaknya meminimalkan ongkos buatan, alasannya pembelian dlm skala besar (grosir) biasanya disertai diskon (discount). Kemitraan dapat pula menjadi pertimbangan dlm penentuan lokasi industri.
b. Pasar
Industri dibangun alasannya adanya tuntutan konsumen. Tujuan utama acara industri memproduksi barang untuk dijual pada konsumen. Hal inilah yg menjadi argumentasi kenapa pasar atau konsumen merupakan belahan penting bagi berlangsungnya kegiatan industri. Jika konsumen yg membutuhkan banyak, mempunyai arti industri tersebut mempunyai pasar yg cukup luas. Banyak faktor yg memengaruhi luasnya wilayah pemasaran pada suatu industri. Faktor-faktor tersebut antara lain keperluan penduduk terhadap produk & seni tata kelola penjualan dr perusahaan.
Selain itu, kondisi ekonomi atau taraf hidup penduduk pula memengaruhi luasnya wilayah penjualan. Daya beli masyarakat akan rendah kalau taraf hidup penduduk pula rendah. Bahkan, kondisi geografis suatu wilayah pula memengaruhi persebaran produk. Jika kondisi geografis sulit dijangkau, maka sungguh sulit bagi suatu industri untuk memasarkan produknya. Hal inilah yg pula memengaruhi pertumbuhan suatu wilayah.
Dalam ilmu Ekonomi, luasnya wilayah penjualan sungguh ditentukan oleh taktik penjualan. Strategi penjualan yakni serangkaian langkah-langkah terpadu menuju kelebihan kompetisi yg berkesinambungan. Strategi penjualan dipengaruhi dua faktor sebagai berikut.
- Faktor mikro, yakni mediator penjualan, pemasok, pesaing, & penduduk .
- Faktor makro, yakni demografi/ekonomi, politik/aturan, teknologi/fisik, & sosial/budaya.
Sedangkan taktik & tips penjualan dr sudut pandang pedagang atau pelaku industri yaitu 4P, yaitu tempat yg strategis (place), produk yg berkualitas (product), harga yg kompetitif (price), & promosi yg gencar (promotion). Sedangkan dr sudut pandang konsumen dimengerti 4C, yaitu kebutuhan & harapan (cus-tomer needs and wants), ongkos pelanggan (cost to customer), ketentraman (convenience), & komunikasi (communication).
c. Biaya Angkut
Biaya angkut sungguh tergantung pada kepraktisan transportasi. Oleh alasannya adalah pendukung berdirinya lokasi industri sungguh kompleks, mirip ketersediaan bahan mentah, tenaga kerja, & sebagainya. Kita tahu bahwa tak ada lokasi industri yg sungguh ideal. Berarti, nyaris tak ada lokasi industri yg menyanggupi semua yg dibutuhkan oleh industri. Contoh suatu lokasi tersedia materi mentah sungguh melimpah tetapi tak tersedia tenaga kerja atau kurangnya wilayah pemasaran. Di sinilah kemudahan transportasi sungguh berperan. Jika suatu kawasan memiliki akomodasi transportasi yg mencukupi, maka pengiriman materi mentah atau hasil industri pula tanpa hambatan, sehingga ongkos transportasi murah. Berbeda dgn daerah yg terisolasi. Kondisi topografi atau relief yg sulit dijangkau & fasilitas transportasi tak memadai mengakibatkan ongkos transportasi mahal. Keadaan ini menimbulkan wilayah tersebut kurang meningkat .
d. Tenaga Kerja
Ketersediaan tenaga kerja merupakan faktor penting lain yg memengaruhi lokasi industri. Beberapa industri mirip industri tekstil membutuh-kan banyak tenaga kerja dgn tingkat keahlian tak terlalu tinggi. Industri tekstil cenderung menentukan lokasi di erat kawasan yg berpenduduk padat di mana tersedia banyak tenaga kerja. Di cuilan lain, ada industri yg membutuhkan tenaga kerja dgn keahlian khusus. Industri ini dibangun di lokasi di mana tenaga kerja yg tersedia gampang dilatih. Contoh industri yg membutuhkan tenaga kerja yg jago merupakan industri pembuatan perangkat lunak (software) komputer.
e. Modal
Banyak orang menyampaikan bahwa tanpa modal, aktivitas industri tak akan berjalan. Benarkah? Untuk menjawabnya, kita terlebih dahulu mesti mengerti apa yg dimaksud dgn modal. Dalam pelajaran ekonomi, ungkapan modal sering ananda sebut. Apakah modal senantiasa identik dgn uang? Ternyata tidak. Modal ialah barang atau hasil bikinan yg bisa dipakai untuk proses buatan selanjutnya. Berarti modal tak mesti berupa duit, tetapi mampu pula berupa barang. Misalnya mesin jahit, mesin pertanian, gedung, & pula mesin-mesin berat.
Untuk membangun industri, modal dlm bentuk duit diperlukan untuk berbelanja material atau barang, mesin-mesin, & peralatan lain. Pinjaman modal mampu diperoleh dr bank atau forum keuangan lain. Pemerintah bisa pula menyediakan modal untuk industri tertentu. Sering para investor lokal & asing menyediakan modal untuk pembangunan industri.
f. Teknologi
Tidak disangkal lagi teknologi memegang peranan penting dlm dunia industri. Teknologi industri berhubungan dgn cara atau metode buatan yg diperbaharui, mirip penggunaan mesin modern. Peng-gunaan teknologi di banyak sekali bidang industri akan menaikkan produktivitas. Mengapa? Contoh sederhana mampu ananda lihat pada industri konveksi. Penggunaan mesin jahit listrik bisa mengoptimalkan jumlah produk-si, lantaran proses produksi akan lebih singkat. Hal ini tak cuma berefek pada peningkatan jumlah pro-duk, namun pula penghematan ongkos buatan, karena banyak tenaga kerja yg bisa digantikan dgn mesin.
Keajaiban Jepang
Secara konkret, Jepang ialah produsen utama kendaraan beroda empat-kendaraan beroda empat dunia. Industrialisasi di Jepang berkembang dengan-cara intensif pada tahun 1950, sehabis Perang Dunia II. Pada dikala itu, Jepang kehabisan lahan rata yg luas, sumber daya energi, & bahan baku yg diperlukan oleh industri kendaraan beroda empat. Kebutuhan materi baku diperoleh dr impor bijih besi & watu bara untuk membuat baja.
Secara kebetulan, Jepang mempunyai pelabuhan alam yg memfasilitasi impor materi mentah & sumber energi, serta ekspor produk selesai. Mesin-mesin terbaru dipakai & riset dikerjakan untuk meningkatkan teknologi mereka. Selain itu, orang-orang Jepang sudah dilatih untuk bersusah payah. Faktor ini sungguh menolong pembangunan industri di Jepang.
Tatkala industri pengolahan berkembang, penduduk Jepang menjadi lebih sejahtera & hidup lebih baik. Pada tahun 1990, Jepang sudah menjadi negara industri & termakmur kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Pada di saat ini, Jepang tak cuma terkenal dgn produk mobilnya, namun pula dgn barang-barang elektroniknya.
Pembangunan industri selain memerhatikan faktor-faktor yg berpengaruh terhadap lokasi industri pula perlu menimbang-nimbang peraturan wacana industri & pengaruh lingkungan. Adanya peraturan berniat untuk menertibkan keberadaan suatu lokasi industri dgn pertimbangan tertentu. Salah satunya terkait dgn lingkungan. Nah, ikuti pembahasan mengenai kedua hal tersebut berikut ini.
a. Peraturan
Penetapan suatu tempat menjadi lokasi industri akan memengaruhi kawasan sekitarnya. Agar tak kokoh negatif maka perlu pengaturan industri. Aturan tersebut dikeluarkan oleh pemerintah & dituangkan dlm undang-undang maupun peraturan pemerintah. Mengapa perlu peraturan yg mengontrol perindustrian? Ya, alasannya kegiatan industri sungguh berhubungan dgn pemanfaatan sumber daya alam sehingga tentu saja memerlukan pengelolaan lingkungan. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 ihwal Lingkungan Hidup, arah pembangunan jangka panjang Indonesia merupakan pembangunan ekonomi dgn bertumpukan pada pembangunan industri. Selain menciptakan produk yg berfaedah bagi penduduk , industrialisasi pula menimbulkan efek negatif seperti limbah materi berbahaya & beracun. Apabila limbah itu dibuang ke sungai mampu mencemari lingkungan hidup & mengancam kelangsungan hidup insan.
Pada kenyataannya, pola hidup masyarakat industri yg ditandai oleh pemakaian produk berbasis kimia sudah meningkat-kan buatan limbah materi berbahaya & beracun. Hal ini merupakan tantangan yg besar terhadap cara pembuangan yg aman dgn risiko pencemaran yg kecil terhadap lingkungan hidup & kelancaran hidup insan. Menyadari hal ini, maka peraturan mengenai industri perlu dibuat. Contoh peraturan industri merupakan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984.
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1995 perihal Industri
Ketentuan perizinan industri antara lain tertuang dlm pasal-pasal di bawah ini.
Pasal 2
(1) Setiap pendirian perusahaan industri wajib memperoleh izin usaha industri.
(2)Perusahaan industri sebagaimana dimaksud dlm ayat (1) mampu berupa perorangan, perusahaan persekutuan atau badan aturan yg berkedudukan di Indonesia.
Pasal 3
(1) Jenis industri tertentu dlm kalangan industri kecil, dikecualikan dr kewajiban untuk memperoleh izin usaha industri.
(2) Jenis industri tertentu sebagaimana dimaksud dlm ayat (1) wajib didaftarkan.
(3) Terhadap jenis industri tertentu sebagaimana dimaksud ayat (2) diberikan tanda daftar industri & bisa diberlakukan sebagai izin.
(4) Jenis industri tertentu sebagaimana dimaksud dlm ayat (1) ditetapkan oleh menteri sehabis berkonsultasi dgn menteri terkait.
Pasal 4
(1) Untuk memperoleh izin usaha industri dibutuhkan tahap akad prinsip.
(2) Izin perjuangan industri diberikan pada perusahaan industri yg sudah menyanggupi semua ketentuan perundang-undangan yg berlaku & sudah selesai membangun pabrik & fasilitas buatan.
(3) Izin perjuangan industri mampu diberikan langsung pada sewaktu undangan izin, apabila perusahaan industri menyanggupi ketentuan selaku berikut.
(a) Perusahaan industri berlokasi di tempat industri yg sudah mempunyai izin; atau
(b) Jenis & komoditi yg proses produksinya tak menghancurkan ataupun membahayakan lingkungan serta tak menggunakan sumber daya alam dengan-cara berlebihan;
(c) Jenis & komoditi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) aksara b ditetapkan oleh menteri.
Pasal 5
(1) Perusahaan industri yg melaksanakan perluasan melebihi 30% dr kapasitas buatan yg sudah diizinkan, diwajibkan memperoleh izin ekspansi.
(2) Untuk memperoleh izin perluasan, perusahaan industri sebagaimana dimaksud pasal 4 ayat (2) wajib menyampaikan planning ekspansi industri & menyanggupi standar lingkungan hidup.
(3) Untuk memperoleh izin perluasan, perusahaan industri sebagaimana dimaksud pasal 4 ayat (3) wajib memberikan planning perluasan industri.
Pasal 6
Izin usaha industri berlaku selama perusahaan industri yg bersangkutan beroperasi.
Pasal 7
(1) Izin usaha industri diberikan pada perusahaan industri yg acara usaha industrinya berlokasi di lahan peruntukan industri.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dlm ayat (1) bisa dikecualikan bagi perusahaan industri yg akan diresmikan di luar lahan peruntukan industri menurut atas pertimbangan lokasi sumber bahan mentah.
Apabila kita cermati Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1995, untuk mendapatkan izin suatu usaha industri mesti mempertimbangkan lokasi tempat berdirinya suatu industri, yakni kesesuaian lahan untuk industri. Berdasarkan peraturan peme-rintah tersebut pada pasal 10 terdapat ketetapan pencabutan izin usaha. Pencabutan dilakukan antara lain apabila suatu perusahaan industri menimbulkan kerusakan & pencemaran terhadap lingkungan hidup melampaui batas baku mutu lingkungan. Kasus ini seperti yg terjadi pada PT Newmont yg disangka mencemari Teluk Buyat di Minahasa. Berdasarkan beberapa hasil penelitian menampilkan Teluk Buyat tercemar logam berat, yakni kadar merkuri yg telah melampaui batas wajar .
Selain menertibkan ihwal izin perjuangan industri, dlm peraturan pemerintah pula menertibkan wacana wilayah industri. Pemerintah mampu menetapkan wilayah-wilayah pusat pertumbuhan industri serta lokasi bagi pembangunan industri sesuai dgn tata ruang wilayah.
b. Lingkungan
Makin meningkatnya pembangunan utamanya sektor industri menimbulkan meningkatnya dampak terhadap lingkungan. Kita harus menyadari, apalah arti pembangunan kalau mengabaikan prinsip pengetahuan lingkungan. Tahukah ananda bagaimana prinsip pembangunan berwawasan lingkungan?
Prinsip pembangunan berwawasan lingkungan memang harus kita pegang. Terlebih lagi pada kegiatan di bidang industri.
Mengapa? Ya, alasannya adalah aktivitas industri bikin lingkungan selaku objek. Contohnya pengambilan materi mentah yg berasal dr lingkungan. Pengam-bilan sumber daya alam yg bisa diperbaharui, mesti memerhatikan regenerasi terhadap sumber daya alam tersebut. Misalnya penebangan kayu di hutan mesti diikuti dgn reboisasi. Tidak cuma pengambilan sumber daya alam yg diperbarui, pengambilan sumber daya alam yg tak bisa diperbaharui, seperti tambang kerikil bara mesti dikerjakan dgn pengelolaan lingkungan yg baik. Setiap tahap acara industri mesti dikelola dgn baik, hingga tak memperlihatkan dampak jelek terhadap lingkungan. Dampak buruk balasan berdirinya suatu industri antara lain pencemaran air, udara, & tanah.
Pencemaran air bisa terjadi di sungai, danau bahkan di maritim. Pencemaran terjadi manakala limbah yg dibuang belum dinetralkan apalagi dahulu. Jika air terkotori, organisme air bisa mati & air tak bisa dipakai lagi untuk menyanggupi keperluan sehari-hari penduduk di sekitar perairan tersebut. Bahkan, adakala alasannya parahnya pencemaran, air tak mampu dipakai lagi untuk pertanian & para nelayan rugi balasan hasil tangkapan ikan menyusut. Oleh alasannya yaitu itu, pemerintah sudah memutuskan kebijakan dgn peraturan pengolahan limbah bagi tiap industri yang
menciptakan limbah. Pengelolaan limbah dijalankan dgn terlebih dulu memuat limbah sementara pada bak pengolahan limbah untuk dinetralkan supaya tak berbahaya bagi lingkungan.
Pencemaran lingkungan pula dapat terjadi di udara. Udara terkontaminasi oleh debu & asap dr aneka macam industri. Pencemaran udara pada tingkat yg lebih lanjut mampu mengakibatkan terjadinya hujan asam. Beberapa teladan di atas merupakan efek yg patut kita perhitungkan untuk menentukan lokasi industri.
Kajian geografi berperan dlm penentuan lokasi industri. Salah satu faktor yg perlu diperhatikan dlm penentuan lokasi industri yakni faktor biofisik. Aspek biofisik meliputi penggunaan lahan, kemiringan lereng & relief, kedalaman muka air tanah, tekstur tanah, kedalaman tanah, banjir, serta jaringan jalan.
1) Penggunaan Lahan
Apakah semua lahan cocok dipilih menjadi lokasi industri? Bayangkan saja kalau ananda tinggal di suatu daerah permukiman yg bersahabat dgn lokasi industri. Apa yg ananda rasakan? Mungkin ananda akan mengalami gangguan ibarat bising, getaran, amis, debu, bahkan mungkin kemacetan kemudian lintas. Jika ananda tinggal di lokasi yg demikian, berarti ananda berada pada zona adonan (mix used zoning), yakni zona yg menampilkan korelasi sinergis antara industri dgn permukiman. Tetapi, mesti diakui bahwa kedekatan industri dgn permukiman pula memunculkan kerawanan mirip yg telah disebutkan tadi.
Lokasi industri yg berdekatan dgn situs purbakala pula memunculkan kerawanan. Keber-adaan situs purbakala sangat dilindungi. Karena itu, pendirian lokasi industri semestinya tak merusak situs purbakala yg sudah ada. Lalu, lahan ibarat apakah yg sesuai untuk dijadikan lokasi industri? Lahan kebun atau tegalan lebih gampang diubah menjadi suatu lokasi industri daripada lahan permukiman. Sebenarnya pemerintah sudah mengontrol penggunaan lahan dlm tata ruang daerah. Tetapi, sulit untuk menentukan lokasi industri yg sungguh-sungguh jauh dr permukiman, khususnya di kota-kota besar di Jawa.
Dalam penyusunan rencana pengembangan wilayah tergolong perencanaan pengembangan industri perlu mengetahui penggunaan lahan yang lain, lantaran ada beberapa penggunaan lahan yg tak boleh dialihfungsikan, yakni sawah irigasi, permukiman, daerah lindung (sempadan sungai, sempadan pantai, serta tempat strategis militer).
Perlindungan kepada lahan pertanian utamanya yg beririgasi teknis & lahan dgn fungsi utama melindungi sumber daya alam dr imbas wilayah industri dikontrol dlm Keppres Nomor 41 Tahun 1996. Coba perhatikan tabel pembagian teratur mengenai bentuk & harkat penggunaan lahan untuk lokasi industri berikut ini.
2) Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng memengaruhi kestabilan lahan. Lereng yg terjal, condong kurang stabil. Pada lereng terjal sering terjadi longsor & riskan terhadap erosi. Jika lahan mempunyai karakteristik demikian pastinya akan berbahaya bagi lokasi industri. Lahan yg sesuai untuk lokasi industri mempunyai kemiringan lereng yg datar sampai landai.
Tidak yakin? Coba ananda perhatikan beberapa lokasi industri lewat peta topografinya atau pengamatan pribadi. Bagaimana kemiringan lereng di lokasi tersebut? Semuanya menempati tempat yg berlereng landai atau dataran.
Kemiringan lereng merupakan faktor yg harus dipertimbangkan dlm penentuan lokasi industri. Semakin besar kemiringan lerengnya, maka akan kian besar pula investasi yg mesti dikeluarkan untuk penanganannya. Hal ini dise-babkan faktor pemotongan & penimbunan lereng untuk bangunan, serta pertimbangan stabilitas lereng. Selain itu, kemiringan lereng pula akan berpengaruh terhadap kecepatan aliran & volume aliran permukaan yg dapat menjadikan banjir. Nilai kemiringan lereng yg sesuai untuk lokasi industri dapat ananda lihat pada tabel berikut ini. Harkat yg tinggi menunjukkan kecocokan yg tinggi untuk lokasi industri.
Tabel 3.2 Klasifikasi Kelas & Harkat Kemiringan Lereng untuk Lokasi Industri
Kelas
|
Kriteria (%)
|
Harkat
|
|
|
|
I
|
< 2
|
5
|
II
|
2–< 8
|
4
|
III
|
8–< 15
|
3
|
IV
|
15–< 30
|
2
|
V
|
> 30
|
1
|
|
|
|
3) Kedalaman Muka Air Tanah
Air tanah merupakan potongan dr air di Bumi yg berasal dr air hujan. Meskipun jumlahnya hanya 0,75% dr total air di Bumi, air tanah merupakan air tawar yg banyak digunakan untuk memenuhi keperluan hidup ibarat mengolah kuliner, mandi, mencuci, bahkan sebagian jenis industri memerlukannya. Air tanah akan gampang terkotori apabila mempunyai kedalaman yg dangkal atau mendekati permukaan tanah. Kondisi yg demikian membuat air tanah mudah terkontaminasi oleh limbah industri. Oleh karena itu, untuk meminimalkan risiko pencemaran, lokasi yg sesuai untuk lokasi industri merupakan lahan dgn karakteristik wajah air tanah berada jauh dr permukaan tanah. Nilai kedalaman paras air tawar yg sesuai untuk lokasi industri bisa dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.3 Klasifikasi Harkat & Kedalaman Muka Air Tanah untuk Lokasi Industri
Kelas
|
Kedalaman Air Tanah
|
Harkat
|
|
|
|
Sangat baik
|
> 10 m
|
5
|
Baik
|
10 m–> 7,5 m
|
4
|
Sedang
|
7,5 m–> 5 m
|
3
|
Jelek
|
5 m–> 2,5 m
|
2
|
Sangat buruk
|
d 2,5
|
1
|
|
|
|
4) Tekstur Tanah
Masih ingat dgn karakteristik tanah yg pernah dipelajari di kelas X? Salah satu karakteristik tanah yaitu tekstur tanah. Tekstur tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yg merupakan perbandingan relatif aneka macam golongan besar partikel tanah dlm suatu massa tanah, utamanya perbandingan antara unsur-unsur pasir, debu, & lempung. Lalu, apa hubungan tekstur tanah dgn penyeleksian lokasi industri? Tekstur tanah menunjukkan imbas terhadap tingkat kestabilan tanah, daya permeabilitas, & infiltrasi air. Contoh tekstur tanah ialah lempung. Tanah bertekstur lempung mempunyai daya permeabilitas & infiltrasi yg rendah. Akibatnya, air condong menggenang. Apabila kering, tanah dgn kandungan lempung yg tinggi akan pecah-pecah. Kondisi yg demikian dinamakan kondisi kembang kerut tanah. Jika, kondisi kembang kerut tanah tinggi, maka tanah cenderung tak stabil & kurang pantas bagi bangunan, tergolong bangunan untuk industri. Bagaimanakah tekstur yg cocok untuk lokasi industri? Pada tanah dgn kandungan partikel lempung, pasir, & debu yg sepadan lazimnya cocok didirikan bangunan, alasannya daya kembang kerut relatif rendah. Tekstur tanah ini dinamakan tekstur geluh.
Nilai permeabilitas & infiltrasi sedang tak bikin limbah cair cepat meresap ke dlm tanah & tak pula memunculkan genangan di permukaan tanah. Tekstur geluh pula mendukung terhadap bangunan industri maupun bangunan pengelolaan limbah. Nilai kembang kerut tanah yg rendah mendukung keawetan bangunan. Tanah dgn tekstur ini relatif bereaksi stabil terdapat pergantian cuaca. Pada suhu yg tinggi, tanah tidakakan retak-retak. Sementara bila suhu rendah dlm demam isu hujan, tanah tak menggenangkan air terlalu usang. Berbagai macam kondisi tekstur tanah dr yg sesuai hingga yg kurang sesuai untuk lokasi industri mampu ananda lihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.4 Klasifikasi & Harkat Tekstur Tanah untuk Lokasi Industri
Tekstur Tanah
|
Harkat
|
|
|
Pasir
|
9
|
Pasir bergeluh
|
7
|
Geluh berpasir
|
6
|
Geluh
|
5
|
Geluh lempung berpasir
|
3
|
Geluh berlempung
|
2
|
Lempung
|
1
|
|
|
5) Kedalaman Tanah
Kedalaman tanah merupakan aspek yg perlu diperhatikan dlm pendirian bangunan tergolong bangunan industri. Kedalaman tanah perlu dipertimbangkan, alasannya faktor ini berpengaruh dlm pembiayaan, yakni proses pengolahan fondasi. Nilai kedalaman tanah yg dangkal cenderung tak sesuai untuk lokasi industri. Kedalaman tanah yg dangkal memerlukan biaya penggalian lebih besar dlm pembuatan fondasi dibandingkan dgn kedalaman tanah yg dalam. Berbagai nilai kedalaman tanah untuk lokasi industri ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 3.5 Klasifikasi & Harkat Kedalaman Tanah untuk Lokasi Industri
|
|
|
Kedalaman Tanah (cm)
|
Kriteria
|
Harkat
|
< 30
|
|
Sangat dangkal
|
1
|
31–60
|
|
Dangkal
|
2
|
61–100
|
|
Sedang
|
3
|
101–150
|
|
Dalam
|
4
|
> 150
|
|
Sangat dalam
|
5
|
|
|
|
|
6) Banjir
Apabila kita cermati tempat-tempat industri di Indonesia pada biasanya terletak di dataran. Daerah datar mempunyai keunggulan & kekurangan untuk lokasi industri. Salah satu kekurangannya sering terjadi banjir. Oleh alasannya itu, faktor banjir perlu dipertimbangkan dlm penentuan lokasi industri. Nilai-nilai kerawanan peristiwa banjir untuk lokasi industri ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 3.6 Klasifikasi & Harkat Kerawanan Bencana Banjir untuk Lokasi Industri
No.
|
Kelas
|
Kondisi
|
Harkat
|
|
|
|
|
1.
|
Tanpa tergenang
|
Tidak pernah terjadi genangan.
|
5
|
2.
|
Jarang tergenang
|
Hampir tak terjadi genangan dlm 1 tahun, bila terjadi genangan <1 jam.
|
4
|
3.
|
Kadang tergenang
|
t 3 × tergenang dlm satu tahun, genangan 3–5 jam.
|
3
|
4.
|
Sering tergenang
|
t 5 × tergenang dlm satu tahun.
|
2
|
5.
|
Sangat sering tergenang
|
Selalu tergenang
|
1
|
|
|
|
|
Jaringan jalan berperan penting dlm aksesibilitas atau daya angkut barang & insan. Jaringan jalan terbagi menjadi beberapa kelompok selaku berikut.
Jalan utama, merupakan jalan raya yg melayani kemudian lintas yg tinggi antarkota penting atau antarpusat kota. Jalan-jalan utama dibangun untuk dapat melayani lalu lintas yg cepat & berat.
Jalan sekunder, merupakan jalan raya yg melayani kemudian lintas yg cukup tinggi antara kota-kota penting & kota-kota yg lebih kecil. Jalan sekunder melayani wilayah-kawasan di sekitarnya.
Jalan penghubung, merupakan jalan untuk keperluan kegiatan tempat & pula dipakai selaku penghubung antara jalan-jalan dr golongan yg sama maupun yg berlainan. Jalan ini termasuk kelas jalan yg rendah.
Data mengenai jaringan jalan utama dapat diperoleh lewat interpretasi foto udara. Melalui interpretasi foto udara mampu diperoleh informasi mengenai jaringan jalan, mirip panjang, lebar, & materi jalan. Dari hasil interpretasi mampu dijalankan buffer terhadap jalan yg ada. Untuk melihat lokasi-lokasi yg jaraknya erat dgn jalan utama. Pada lokasi-lokasi ini cocok untuk lokasi industri. Penilaian jarak lokasi dr jalan utama mampu dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.7 Jarak dr Jalan Utama
No.
|
Kelas
|
Jarak (m)
|
Harkat
|
|
|
|
|
1.
|
Sangat akrab
|
0–500
|
5
|
2.
|
Dekat
|
500–1.000
|
4
|
3.
|
Sedang
|
1.000–1.500
|
3
|
4.
|
Jauh
|
1.500–2.000
|
2
|
5.
|
Sangat jauh
|
> 2.000
|
1
|
|
|
|
|
Dari paparan di depan, anda sudah mengetahui aneka macam faktor yg dipertimbangkan dlm penentuan lokasi industri. Secara teknis, dlm geografi pekerjaan ini mampu dilaksanakan dgn mudah memakai pemberian teknologi SIG. Mengenai SIG akan dibahas pada bagian IV. Nah, aktivitas berikut akan mengajakmu memperoleh lokasi industri yg sesuai dgn menggunakan dasar SIG yg sederhana.
Bagaimanapun penentuan lokasi industri sudah ananda praktikkan, namun pada kenyataannya sering kita jumpai beberapa perkara penentuan lokasi industri yg tak menimbang-nimbang faktor-faktor itu. Bahkan, di beberapa wilayah terjadi pemusatan industri atau yg dipahami dgn ungkapan aglomerasi industri. Bagaimana gejala aglomerasi industri bisa terjadi? Ikuti pemaparannya berikut ini.
3. Aglomerasi Industri
Lokasi industri di suatu daerah sering memunculkan problem. Bahkan, relokasi industri yg sudah dikerjakan oleh pemerintah pun kerap kali memunculkan kontradiksi di antara banyak pihak. Contoh perkara mengenai lokasi industri di Simongan, Semarang mirip yg dipaparkan pada artikel berikut ini.
Perlukah Industri di Simongan Direlokasi?
Beberapa waktu yg kemudian, polemik ihwal perlu tidaknya industri di wilayah Simongan direlokasi ke zona industri yg sesuai dgn peruntukannya mencuat ke permukaan sejalan akan disahkannya Perda (peraturan kawasan) perihal Rencana Detail Tata Ruang Rencana (RDTRR) Semarang. Sebagaimana telah ditetapkan menurut Rencana Tata Ruang Kota (RTRK) tahun 1995–2005 & RDTRK, zona industri di Kota Semarang ditetapkan di kawasan Tugu, Genuk, & Plamongansari.
Penetapan ini bahkan sudah tertuang dlm Rencana Induk Kota (RIK) Semarang tahun 1975–2000. Hal ini mempunyai arti bahwa industri-industri yg menempati lokasi di luar ketiga zona yg telah tersebut di atas, dipandang selaku pelanggaran kepada peraturan kawasan (Peraturan Daerah). Namun demikian, mesti dicermati pula bahwa industri-industri yg kini menempati lokasi mirip di Simongan tentu bukan tanpa argumentasi.
Jika memeriksa sejarahnya, daerah Simongan & Srondol sebelum tahun 1975 memang ditetapkan selaku tempat industri. Oleh alasannya itu, di Srondol & Simongan masih terdapat beberapa industri ibarat PT Fumira, Jamu Jago, Raja Besi, & Kubota. Yang menjadi persoalan sekarang ialah apakah industri-industri tersebut mesti direlokasi ke zona industri baru demi menyanggupi Peraturan Daerah?
Setelah membaca postingan di atas, kini yg menjadi pertanyaan apakah yg melatarbelakangi pengelompokan industri di suatu zona? Untuk menjawabnya, kita mesti mengetahui tujuan pengelompokan atau aglomerasi industri di suatu zona. Di Indonesia, aglomerasi diadopsi dlm bentuk zona industri, yakni suatu wilayah itu dlm tata ruang daerah sudah ditetapkan pemerintah selaku acara industri. Seperti dlm postingan tadi, sering aglomerasi industri timbul sebelum peraturan wilayah maupun planning tata ruang ditetapkan. Sebenarnya apa saja yg menjadi penyebab terjadinya aglomerasi industri? Mari ikuti paparan berikut ini untuk mengetahuinya.
a. Masalah Lingkungan
Suatu kawasan industri terdiri atas industri individual yg berdiri sendiri & industri-industri yg mengelompok dlm tempat industri (industrial estate). Dalam teori pusat pertumbuhan (growth centre) yg dikemukakan oleh Francois Perroux (1950) & Boudeville (1972), aglomerasi merupakan salah satu instrumen untuk memacu pertumbuhan ekonomi & menyodorkan tetesan ke bawah (trickle down effect) pada wilayah bodoh. Selain itu, dr sisi pengelolaan lingkungan aglomerasi industri akan lebih menguntungkan. Apabila ditinjau dr aspek lingkungan, dgn pengelompokan industri di suatu lokasi akan lebih mudah dikelola. Apalagi bila industri-industri tersebut berada pada satu wilayah (industrial estate), maka pengelolaan limbah dengan-cara terintegrasi (integrated waste management) dgn mudah bisa dilakukan. Sehingga industri yg berada pada satu kawasan tak perlu menyusun amdal sendiri. Amdalnya yakni amdal tempat, tetapi masing-masing industri mempunyai tempat untuk melakukan pengelolaan lingkungan sesuai dgn spesifikasi kegiatannya. Tetapi, apakah dgn ini pencemaran lingkungan tak terjadi? Benarkah industri di tempat & zona industri sudah menyanggupi kaidah lingkungan?
Apabila kita cermati, kasus-perkara pencemaran & kerusakan lingkungan pada biasanya justru terjadi di zona industri (baik yg berdiri sendiri maupun yg berada di kawasan industri). Misalnya pencemaran udara & pencemaran sungai hingga pencemaran air tanah yg banyak dikeluhkan penduduk . Kasus-perkara lingkungan menampilkan kendati industri telah menempati lokasi yg benar namun masih saja memunculkan problem. Jika demikian salah siapa? Faktor penyebabnya memang bukan cuma sepihak. Pertama, pihak industri yg memang tak mempunyai kepedulian terhadap lingkungan. Kedua, lemahnya pengawasan dr pemerintah. Karena lemahnya pengawasan, sesuatu yg masuk dlm kategori pelanggaran lingkungan sering dianggap sebagai sesuatu yg biasa. Wah, jikalau demikian akan sungguh sia-sia penataan ruang untuk wilayah industri oleh pemerintah, serta amdal bareng satu tempat.
b. Kondisi Lahan
Lahan merupakan faktor yg sungguh penting bagi industri, bahkan bisa dikatakan faktor utama. Suatu bangunan industri berdiri di atas suatu lahan yg mempunyai karakteristik tertentu. Lalu, karakteristik lahan apa sajakah yg mendukung terjadinya aglomerasi industri? Pada paparan di depan pernah kita bahas mengenai faktor biofisik yg perlu dipertimbangkan dlm penentuan lokasi industri. Aspek tersebut salah satunya kondisi lahan. Kondisi lahan pula meme-ngaruhi aglomerasi industri.
Suatu wilayah industri tentu pula menjadi pusat aktivitas dr pekerjanya. Kondisi relief & kemiringan lereng akan memengaruhi keterjangkauan tenaga kerja. Jika kondisi lahan mempunyai kemiringan lereng datar hingga landai tentu akan mempermudah meraih setiap lokasi. Kemudahan dlm menjangkau setiap tempat di lokasi tersebut tak hanya dialami oleh tenaga kerja namun pula kendaraan selaku alat transportasi. Makara, kondisi bentang alam memengaruhi pemusatan industri. Contohnya, pemusatan industri di wilayah pesisir. Menurutmu, kenapa banyak pemusatan industri di wilayah pesisir? Ungkapkan pendapatmu.
Faktor fisik lahan lain yg pula tak kalah mempesona untuk mendorong aglomerasi industri ialah ketersediaan air & tanah. Industri memerlukan air untuk acara produksi. Misalnya, industri kertas & industri kimia. Air yg higienis & yg bebas dr pencemaran dibutuhkan dlm industri pembuatan kertas, minuman, serta tekstil.
c. Letak yg Strategis
Letak yg strategis sungguh kokoh terhadap hadirnya aglomerasi di wilayah tertentu. Sebagai contoh, wilayah indus-tri di Pulau Batam yg dipahami dgn Batamindo Industrial Park. Aglomerasi industri di Batam timbul alasannya letaknya yg strategis. Wilayah Batam merupakan pecahan dr wilayah Segitiga Pertumbuhan (Triangle Growth). Wilayah Segitiga Pertumbuhan meliputi wilayah Si-Jo-Ri, yakni Singapura, Johor, & Riau (Indonesia). Dengan letak yg strategis, bikin lokasi indus-tri di Batam cepat berkembang & memukau banyak investor untuk membangun industri di wilayah Batam.
|
Letak Batam yg strategis |
d. Kelengkapan Infrastruktur
Infrastruktur yg lengkap sungguh mendukung bagi perkem-bangan industri. Pada lokasi industri yg mempunyai infrastruktur atau prasarana lengkap akan cepat berkembang. Infrastruktur yg dibutuhkan bagi kemajuan industri antara lain jaringan jalan, listrik, air, & telepon. Pembangunan infrastruktur tersebut memerlukan ongkos tinggi. Biaya pembangunan infrastruktur jauh lebih kecil & hemat bila industri-industri dibangun dlm suatu lokasi. Kelengkapan infrastuktur pada lokasi industri menjadi daya tarik bagi industri-industri baru untuk menem-patinya, sehingga terjadi pengelompokan atau aglomerasi industri.
Ternyata banyak pertimbangan yg dipakai untuk menentukan lokasi industri. Tujuan pokok menimbang-nimbang faktor-faktor yg memengaruhi lokasi industri ialah memperoleh lokasi optimal (optimum location), yaitu lokasi terbaik dengan-cara ekonomi & lingkungan. Bagi pelaku industri, laba ekonomi sungguh dipertimbangkan dlm penentuan lokasi industri. Keuntungan maksimal bisa diperoleh apabila ongkos produksi sangat minim & pemasukan sungguh tinggi. Tetapi, bukan hal yg naif kalau jarang sekali didapatkan dua hal tersebut di tempat & dlm waktu yg sama. Mungkin di satu lokasi bisa ditemukan ongkos buatan murah tetapi wilayah pasaran sempit. Atau berlaku hal sebaliknya, yakni wilayah pasaran luas namun ongkos bikinan sungguh tinggi. Pada kondisi yg demikian akomodasi & prasarana transportasi sering dipakai sebagai pemecahan, yakni untuk meraih pasar atau menghadirkan komponen buatan. Makara, transportasi menjadi sungguh terkait dgn industri. Bahkan, aglomerasi industri pula dipengaruhi oleh faktor sarana transportasi. Bagaimana sebenarnya kekerabatan kemudahan transportasi dgn aglomerasi industri? Ikuti saja pemaparannya berikut ini.
4. Kajian Hubungan Sarana Transportasi dgn Aglomerasi Industri
Seperti sudah anda ketahui bahwa transportasi merupakan faktor penting dlm industri. Ya, alasannya yaitu sarana transportasi merupakan penghubung antarlokasi. Baik itu lokasi bahan mentah dgn industri maupun lokasi industri dgn wilayah penjualan. Teori-teori lokasional yg berhubungan dgn industri sudah dikemukakan oleh beberapa jago ekonomi, antara lain oleh Alfred Weber, seorang ahli ekonomi.
a. Teori Alfred Weber
Alfred Weber yakni seorang ekonom Jerman. Teorinya menyangkut least cost location. Teorinya perihal lokasi industri ini diterbitkan dlm bukunya yg berjudul ”Uber den Standort der Industrien” (About the Location of Industries), tahun 1990. Least cost location merupakan teori lokasi dgn ongkos paling rendah. Hal ini diwujudkan dgn ongkos transpor materi mentah yg diperlukan & barang jadi yg disuplai oleh pabrik ke pasaran yakni yg minimal. Jadi, isi pokok teori Weber adalah lokasi industri dipilih di tempat yg ongkosnya paling minimal. Tetapi untuk menerapkan prinsip dr teori ini perlu diasumsikan enam prakondisi. Nah, enam prakondisi tersebut selaku berikut.
- Wilayah planning lokasi industri mempunyai keseragaman dlm hal topografi, iklim, & penduduk. Dalam hal ini, penduduk berhubungan dgn kemampuan & penguasaannya (pemerintahannya).
- Sumber daya atau materi mentah. Misalnya, ketersediaan pasir & air bisa terdapat di mana-mana namun tambang besi serta watu bara tentunya cuma terdapat di lokasi tertentu & itu pun terbatas.
- Upah buruh. Ada upah buruh yg sudah baku, dlm artian di mana-mana sama namun ada pula upah yg merupakan produk dr kompetisi antarpenduduk.
- Biaya transportasi tergantung pada bobot materi mentah yg diangkut atau dipindahkan, serta jarak antara lokasi terdapatnya sumber daya (materi mentah) dgn lokasi pabrik.
- Terdapatnya persaingan antarindustri.
- Manusia itu berpikir rasional.
Guna menunjukan adanya enam prakondisi sesuai perkiraan tersebut, Weber menyusun model berbentuksegitiga lokasional atau location triangle. Ingin tahu keterikatan akomodasi transportasi dgn pusat industri menggunakan versi segitiga lokasional? Perhatikan terlebih dahulu gambar di bawah ini.
|
Segitiga lokasional dr Weber |
Jika R1 & R2 menggambarkan dua asal sumber materi mentah, M yaitu lokasi pasar. A yaitu suatu industri yg akan diresmikan dgn pertimbangan ongkos transportasi. Menurutmu, gambar manakah yg mewakili lokasi paling cocok untuk didirikan industri? Ya, pastinya lokasi aglomerasi industri yg ideal ialah lokasi yg berada di pusat segitiga itu, yakni gambar (a). Mengapa? Karena pada gambar (a) memperlihatkan ongkos untuk transportasi materi mentah & produk jadi sama besarnya. Juga jarak dr P1 ke M, P1 ke R1 & R2 sama jauhnya. Makara, dgn menggunakan prinsip least cost maka lokasi P1 (lokasi berbiaya paling rendah) yg ideal yaitu seperti pada gambar (a).
Menurut Weber, penentuan lokasi industri didasarkan oleh tiga faktor utama, yakni material & konsumsi, kemudian tenaga kerja, & ongkos transportasi. Teori ini memakai beberapa asumsi, yakni:
- Hanya tersedia satu jenis alat transportasi.
- Tempat berproduksi (lokasi pabrik) cuma berada pada satu tempat.
- Jika terdapat beberapa materi mentah, asalnya dr beberapa tempat.
Dengan memakai tiga asumsi tersebut, maka ongkos transpor akan bergantung pada dua hal, yakni bobot barang & jarak pengangkutan. Jika yg menjadi dasar penentuan itu bukan bobot, namun volume barang & jarak pengangkutan, yg mesti dikenali ialah unit yg merupakan korelasi fungsional dgn ongkos, apakah itu bobot, volume, maupun satuan panjang, pula jarak yg harus ditempuh dlm pengangkutan tersebut yg ongkosnya sama untuk tiap jarak (mil, km, & sebagainya). Dengan demikian, maka satu unit barang, ongkos transpornya sama ke mana pun, sepanjang jaraknya sama.
Pada kenyataannya jarak antara sumber materi mentah dgn pasaran tak cuma lurus namun sering berkelok-kelok. Oleh alasannya ialah itu, masih ada beberapa teori-teori lain yg menyem-purnakan teori Weber.
b. Teori Lokasi Teoretis & Lokasi Mudah
Dalam realitas kehidupan sehari-hari, akomodasi transportasi berupa jalan yg menghubungkan antar-lokasi tak senantiasa berupa jalan yg lurus. Bahkan, jalan mampu berbelok & naik turun. Oleh lantaran itu, suatu lokasi industri dibedakan menjadi lokasi teoretis & lokasi simpel. Penentuan titik lokasi yg teoretis maupun lokasi mudah pula harus menimbang-nimbang banyak sekali jenis fasilitas transportasi. Lalu, bagaimana menentukan lokasi teoretis & lokasi simpel? Perhatikan gambar di samping.
|
Teori lokasi teoretis & lokasi mudah |
Pada gambar I tampak jenis sarana transportasi yg tersedia cuma kereta api. Sedang pada gambar II ada dua jenis fasilitas transportasi, yakni kereta api dan bahtera. Pada gambar I terdapat sumber materi mentah di Kota M & P. Juga, terdapat kota tempat menjual yakni K. Berdasarkan teori, letak industri yg optimal yakni di titik L, menyerupai teori yg diungkapkan oleh Weber. Tetapi, menurut pertimbangan kemudahan, letak industri yg optimal adalah di titik LR. Mengapa? Ya, alasannya titik LR merupakan kota terdekat dgn L, di mana tersedia akomodasi transportasi berupa kereta api.
Perhatikan gambar kepingan II. Material atau bahan mentah M terletak di kota M, sedangkan material P terdapat di dua tempat yakni P1 & P2. Jika yg tersedia hanya satu jenis fasilitas transportasi yaitu kereta api, maka lokasi industri yg dapat dipilih merupakan M & P2. Tetapi bisa kita lihat bahwa pada gambar kepingan II tersedia pula transportasi lewat media sungai, maka hal ini mesti dipertimbangkan. Misalnya ongkos transpor material dr P1 ke K setengah dr P2 ke K atau sama dgn jalan antara P1 ke K1. Sehubungan dgn adanya kondisi yg demikian, maka letak industri yg optimal & gampang tak lagi di L2 tetapi di L1.
Nah, sekarang anda sudah mengetahui banyak sekali teori mengenai keterkaitan sarana transportasi dgn aglomerasi industri. Melalui pengetahuan ini, kelak ananda bisa menjadi spesialis perencanaan industri yg andal. Kamu mampu mengkaji lokasi-lokasi yg opti-mal untuk pemusatan industri. Tetapi tak semudah membalikkan telapak tangan, semuanya mampu ananda capai dgn banyak berlatih. Sebagai langkah pertama untuk menjadi sang cakap perencanaan industri, lakukanlah kegiatan berikut ini.
Setelah bisa menentukan lokasi industri, selanjutnya ananda akan diajak memperoleh lokasi pertanian yg patut. Sektor pertanian telah lama menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Potensi ini sungguh besar & apabila dikembangkan akan memperlihatkan laba tak cuma petani, tetapi pula bagi penduduk banyak. Lahan di Indonesia cukup luas, didukung dgn faktor alami yang lain, sebaiknya pertanian menjadi acara primadona. Kenyataan yg terjadi lain, justru pada ketika ini pertanian semakin merosot & di sebagian masyarakat dianggap tak lagi bisa menopang hidup. Benarkah begitu?
Ada banyak faktor yg memengaruhi kesuksesan dunia pertanian. Kita tak bisa lagi hanya mengandalkan kondisi alam yg mendukung, kita harus menciptakan taktik gres dlm pertanian semoga bidang ini memperlihatkan kehidupan yg patut. Lokasi pertanian menjadi salah satu hal yg diperhitungkan tatkala hendak mengawali bertani. Pemilihan lahan ini tak cuma menimbang-nimbang karakteristik lahan, apa yg akan ditanam di lahan tersebut pun perlu disesuaikan dgn keadaan alami lahan. Makara, tahapan apa saja yg mesti dilaksanakan? Nah, uraian berikut akan mengenalkanmu pada dunia pertanian.
Menentukan Lokasi Industri
Perhatikan gambar di samping. Bayangkan ananda menjadi spesialis dlm planning tata ruang. Kamu diberikan peran untuk menentukan lokasi industri tertentu pada daerah tersebut. Titik A & B merupakan tempat sumber materi mentah. Sedangkan C yakni daerah pasaran. Jika pada wilayah tersebut hanya ada satu jenis transportasi, yakni kereta api, maka di manakah sebaiknya ananda letakkan industri di wilayah tersebut? Berikan alasanmu.
B. Pertanian
Dalam pertanian, banyak aspek terlibat. Ya, dgn demikian pertanian bisa dikatakan selaku sebuah sistem. Suatu tata cara terdiri atas berberapa subsistem yg saling berinteraksi & melakukan pekerjaan bareng . Jika satu subsistem mengalami gangguan, maka akan memengaruhi tata cara dengan-cara keseluruhan. Subsistem tersebut antara lain input yg terdiri atas kondisi alam ibarat tanah & air, serta insan & alat penunjangnya. Di setiap tempat, kedua faktor ini bisa aneka macam tipe, alhasil bentuk pertanian menjadi beragam. Ada yg berbentuksawah irigasi, sawah tadah hujan, perkebunan, & lain sebagainya.
1. Mengenali Faktor yg Memengaruhi Pertanian
Melihat kenyataan bahwa pertanian merupakan salah satu bentuk pengolahan sumber daya alam, sehingga tak dimungkiri lagi kalau alamlah yg menjadi faktor utama dlm eksistensi lahan pertanian pada lazimnya . Nah, berikut ini beberapa faktor yg memengaruhi pertanian serta peranannya.
a. Faktor Alami
Apabila ananda bisa membedakan aneka macam bentuk perwujudan penggunaan lahan di bidang pertanian, setidaknya ananda akan memperoleh faktor alami yg memengaruhi perbedaan tersebut.
1) Iklim
Iklim mempunyai beberapa unsur atau para-meter, yg pastinya pula bisa diukur. Lihat saja sawah tadah hujan yg tergantung dr ada tidaknya hujan, dlm arti yg luas yaitu ketersediaan air. Ya, seperti inilah peranan unsur iklim. Kamu sudah mencar ilmu beberapa unsur iklim, sekarang cobalah temukan unsur iklim yg memengaruhi pertanian, jelaskan pula bagaimana peranannya. Kamu bisa menjawabnya dgn melaksanakan wawancara terhadap petani. Berikut ini salah satu acuan penjabaran ketersediaan air menurut zona agroklimat berdasarkan Oldeman.
Tabel 3.8 Zona Agroklimat Menurut Oldeman (1975)
2) Tanah
Tanah merupakan faktor penting dlm pertanian, karena tanah hingga dikala ini merupakan media utama yang digunakan untuk media pertanian. Meskipun simpulan-final ini berkembang pertanian tanpa memakai media tanah, pertumbuhan itu pula patut ananda ikuti, siapa tahu memiliki kegunaan bagimu. Komponen tanah yg dipertimbangkan khususnya kesuburan tanah, namun kita harus ingat bahwa kesuburan tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyangkut sifat kimia, fisik, & biologi tanah. Masih ingat bukan apa saja sifat-sifat kimia, fisik, & biologi tanah?
Beberapa sifat kimia di antaranya kadar N (nitrogen), P (fosfor), dan K (potasium). Fungsi nitrogen dlm tanah utamanya untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman & pembentukan protein. Fosfor menolong dlm pembentukan sel, bunga, buah, & biji, mempercepat pematangan, memperkuat batang dan ketahanan terhadap penyakit. Sementara potasium mempercepat akar. Berikut ini penjabaran kadar N, P, & K untuk pertumbuhan tanaman.
Tabel 3.9 Klasifikasi N, P, & K untuk Pertumbuhan Tanaman
Sementara itu, sifat fisik tanah yg banyak dipertimbang-kan, yakni drainase tanah, tekstur tanah, serta kedalaman efektif tanah. Drainase menggambarkan sifat kecepatan perpindahan air dr suatu bidang. Tekstur tanah menunjuk-kan ukuran butir tanah. Sifat tekstur kokoh pada kemudahan pertumbuhan akar tanaman & pengolahannya. Nah, bagaimana menilai tekstur tanah pun pernah ananda praktikkan di kelas X. Adapun kedalaman efektif menunjuk-kan kedalaman tanah yg baik untuk pertumbuhan tanaman, yaitu lapisan yg masih bisa ditembus oleh akar tumbuhan.
Lalu bagaimanakah karakteristik faktor-faktor tersebut yg mendukung terhadap pertanian? Cermati tabel-tabel berikut ini.
Tabel 3.10 Klasifikasi & Kriteria Tekstur Tanah untuk Pertumbuhan Tanaman
Tabel 3.11 Klasifikasi & Kriteria Drainase Tanah untuk Pertumbuhan Tanaman
Tabel 3.12 Klasifikasi & Kriteria Kedalaman Tanah Efektif untuk Pertumbuhan Tanaman
Kode
|
Klas
|
Kedalaman (cm)
|
|
|
|
k0
|
Sangat dalam
|
> 120
|
|
|
|
k1
|
Dalam
|
90–120
|
|
|
|
k2
|
Sedang
|
60–90
|
|
|
|
k3
|
Dangkal
|
30–60
|
|
|
|
k4
|
Sangat dangkal
|
< 30
|
|
|
|
3) Kondisi Medan
Kondisi medan di sini berlainan dgn tanah. Menurut van Zuidam, medan ialah suatu bidang lahan yg berhubungan dgn sifat-sifat fisik permukaan & erat permukaan yg kompleks & penting bagi manusia. Makara, kondisi medan lebih memandang bagaimana konfigursi permukaan Bumi yg diputuskan oleh kemiringan lereng, ada tidaknya singkapan batuan, serta kondisi batuan atau materi bergairah di permukaan Bumi. Bahan bernafsu tersebut mirip kerikil, kerakal, & batuan biasa. Menurutmu kenapa hal ini perlu dipertimbangkan? Bisakah ananda bayangkan seorang petani harus membajak sawah pada lokasi yg masih terdapat banyak batuan? Pasti akan sungguh sulit dlm pengolahan lahannya bukan? Tidak cuma itu, bahkan faktor persebaran bahan kasar ini pula menentukan pertumbuhan tumbuhan.
Selain itu, medan memengaruhi kondisi kestabilan lahan untuk bangunan. Meskipun kestabilan lahan tak banyak berperan dlm memengaruhi keberadaan lokasi pertanian, tetapi perlu pula dipertimbangkan alasannya adalah menyangkut kelangsungan lahan pertanian itu sendiri. Berikut ini patokan & penjabaran medan yg bisa digunakan sebagai pedoman penilaian kelayakan lahan untuk pertanian.
Tabel 3.13 Klasifikasi Medan Berdasarkan Kemiringan Lereng, Persentase Bahan Kasar, & Singkapan Batuan
b. Faktor Ekonomis & Manusia
Bagaimana faktor ini memengaruhi pertanian? Pertanian dapat dikatakan selaku proses buatan. Suatu proses buatan akan memikirkan keuntungan dengan-cara ekonomi termasuk manusia selaku salah satu modal dlm pengelolaan pertanian.
1) Manusia
Manusia selaku tenaga pengelola lahan dibutuhkan dlm pertanian. Di beberapa tempat yg tersedia tenaga kerja yg melimpah, maka pertanian condong memakai tenaga insan lebih banyak. Selain itu, keahlian yg dimiliki oleh tenaga kerja pula berpengaruh terhadap hasil pertanian.
2) Modal
Ketersediaan modal memengaruhi beberapa cuilan dlm metode pertanian. Pengaruhnya sering bisa dilihat dr hasil pertanian. Petani dgn modal yg terbatas, mempunyai kekurangan dlm pengelolaan lahan, menyerupai penggunaan mesin, pemupukan & lain sebagainya. Berbeda dgn petani yg mempunyai modal cukup. Sekarang coba ananda dapatkan bentuk lain imbas modal terhadap sistem pertanian.
3) Teknologi
Teknologi bisa menolong mengolah lahan menjadi lebih produktif. Beberapa bentuk teknologi antara lain irigasi & penggunaan mesin. Menggunakan sumbangan keduanya, hasil panen bisa meningkat. Selain itu, dgn teknologi petani pula bisa menanggulangi banyak sekali keterbatasan lahan. Kemajuan teknologi mendorong inovasi yg terkait dgn dunia pertanian, mirip pengembangan akuakultur, pengembangan pupuk, & penanggulangan penyakit.
4) Permintaan Pasar
Permintaan pasar menjadi faktor yg memengaruhi pertanian dengan-cara komersial. Tatkala permintaan naik, maka petani akan berupaya untuk memenuhi target pemintaan pasar. Sebaliknya tatkala undangan menurun, kegiatan pertanian tak menun-jukkan geliat yg mempunyai arti.
5) Pemerintah
Pemerintah menawarkan pengaruh pada pertanian dgn kebijakan & pinjaman yg diberikan pada petani, mirip subsidi pupuk, pertolongan pengembangan sarana irigasi, pembangunan waduk, pembinaan pengembangan pertanian, & sebagainya.
Sekarang ananda sudah mengetahui apa yg memengaruhi meningkat tidaknya suatu pertanian. Makara, bisakah ananda bayangkan bagaimana lokasi pertanian yg ideal? Yang perlu ananda fikirkan jikalau akan mengembangkan lahan menjadi lahan pertanian yakni flora apa yg hendak ananda tanam di lahan tersebut & apakah flora itu cocok dgn kondisi lahan. Nah, berikut ini ananda akan berguru bagaimana menilai lahan untuk pertanian.
2. Mengkaji Lahan & Menentukan Lokasi Pertanian
Dalam pertanian bukan hanya tanah yg menjadi pembahasan-nya. Banyak aspek alam yg terkait di dalamnya, hingga akibatnya diseleksi ungkapan lahan pertanian. Kaitannya dgn ini berdasarkan FAO, lahan diartikan selaku lingkungan fisik yg terdiri atas iklim, re-lief, tanah, air & vegetasi, serta benda yg ada di atas permukaan Bumi, yg dengan-cara eksklusif kuat kepada penggunaan lahan. Lingkup lahan mirip inilah yg dikaji dlm pertanian. Kegiatan di dlm pertanian merealisasikan aneka macam bentuk penggunaan lahan, yg terwujud dgn banyak sekali pertimbangan pengguna lahan atau petani.
Dalam mengkaji lahan untuk diwujudkan menjadi penggunaan lahan tertentu, mampu dilaksanakan dgn metode evaluasi kesanggupan lahan & kesesuaian lahan. Keduanya pernah ananda pelajari meskipun terbatas. Nah, coba jelaskan seingatmu perbedaan keduanya.
Menilai kemampuan lahan mempunyai arti menganggap & mengelompokkan lahan berdasarkan potensi & hambatannya apabila dipakai untuk penggunaan lahan dengan-cara biasa . Misalnya, berdasarkan penilaian kemudian dikelompokkan apakah lahan tersebut cocok untuk pertanian (lahan garapan), penggembalaan, hutan bikinan, atau cagar alam (hutan lindung). Dari pengelompokan ini dibagi menjadi delapan kelas. Kamu bisa membuka buku kelas XI untuk mengetahui masing-masing kondisi lahan setiap kelasnya. Berikut ini penjabaran lahan menurut kelas kesanggupan lahan.
Tabel 3.14 Klasifikasi Lahan Berdasarkan Kelas Kemampuan Lahan
Satu lagi metode yg mampu digunakan untuk menganggap lahan yaitu kesesuaian lahan. Menurut FAO dlm Framework for Land Evaluation, kesesuaian lahan yaitu tata cara pembagian terorganisir mengenai kecocokan suatu lahan untuk penggunaan tertentu. Dari pemahaman ini mampu ditarik kesimpulan bahwa suatu wilayah bisa berlawanan tingkat kesesuaiannya tergantung pada tipe penggunaan lahan yg dipertimbangkan. Misalnya, menurut penilaian kesanggupan lahan, suatu wilayah bisa dikembangkan menjadi lahan pertanian, maka dgn desain kesesuaian lahan, lahan pertanian yg akan diwujudkan dinilai kesesuaiannya untuk jenis-jenis tumbuhan. Bisa saja lahan tersebut sesuai untuk tumbuhan jagung tetapi tak sesuai bagi flora padi.
Di dlm menentukan lahan yg sesuai untuk tumbuhan, dikerjakan dgn dua tahap. Pertama, menilai kriteria meningkat tumbuhan yg akan diusahakan & mengetahui sifat-sifat tanah, serta lokasi yg pengaruhnya bersifat negatif. Kedua, yakni mengidentifikasi lahan yg mempunyai karakteristik sesuai harapan, tanpa sifat lain yg tak dikehendaki. Menggunakan desain-rancangan tersebut, dapatkah ananda bayangkan langkah faktual apa yg harus dijalankan guna memperoleh lokasi yg sesuai untuk pertanian? Ya, benar, memakai data & peta. Data yg dimaksud di sini data mengenai karakteristik lahan, bisa diperoleh dr data sekunder atau lewat pengukuran. Setelah data diperoleh, kemudian dicocokkan dgn tolok ukur tumbuh suatu jenis tanaman tertentu.
Menurut FAO, pembagian terstruktur mengenai kesesuaian lahan terdiri atas empat pembagian terstruktur mengenai yg merupakan tingkat generalisasi yg bersifat menurun, yakni:
- Ordo, menampilkan jenis atau macam kesesuaian atau kondisi dengan-cara lazim.
- Klas, menunjukkan tingkat kesesuaian dlm ordo.
- Subklas, memperlihatkan pembatas atau tindakan perbaikan yg perlu dilaksanakan.
- Unit, memperlihatkan perbedaan kecil yg diperlukan dlm pengelolaan dlm setiap subklas.
Pada tingkat yg sederhana, kesesuaian lahan pada tingkat ordo lebih sering dipakai selaku pedoman. Kesesuaian lahan pada tingkat ini memperlihatkan apakah lahan sesuai atau tak untuk peruntukan tertentu. Ordo kesesuaian lahan dibagi menjadi dua, yakni:
a. Ordo S ”sesuai/suitable”, yg berarti lahan bisa digunakan untuk penggunaan tertentu dengan-cara lestari, dgn risiko yg sedikit hingga nyaris tak ada risiko kerusakan terhadap sumber daya lahan yg digunakan. Pada tingkatan ini masih dibedakan menjadi tiga kelas, yakni:
- Kelas S1 ”sangat cocok” (higly suitable), yakni lahan yg tak mempunyai pembatas yg cukup berat untuk penggunaan yg lestari & tanpa risiko tinggi.
- Kelas S2 ”cukup sesuai” (moderately suitable), yaitu lahan yg mempunyai pembatas agak berat untuk suatu penggunaan yg lestari. Adanya faktor pembatas akan mengurangi produktivitas atau keuntungan.
- Kelas S3 ”sesuai marginal” (marginally suitable), yakni lahan yg mempunyai pembatas sungguh berat untuk suatu penggunaan yg lestari. Faktor pembatas akan mengurangi produktivitas atau keuntungan, dikehendaki usaha mengurus faktor pendukung yg dibutuhkan.
b. Ordo N ”tidak sesuai” (not suitable), merupakan lahan yg mempunyai pembatas sedemikian rupa sehingga menjadikan sulit dilaksanakan penggunaan yg lestari. Ordo ini dibagi ke dlm dua kelas, yakni:
- Kelas N1 ”tidak sesuai pada saat ini” (curently not suitable), lahan yg mempunyai pembatas yg sungguh berat tetapi dimungkinkan untuk di atasi, cuma tak bisa diperbaiki dgn tingkat pengetahuan yg meningkat pada ketika dilakukan penilaian lahan & biaya yg rasional.
- Kelas N2 ”tidak sesuai permanen” (permanently not suitable), yakni lahan mempunyai pembatas sungguh berat & tak mungkin dijalankan perbaikan & penggunaan yg lestari.
Berdasarkan tingkatan kesesuaian lahan, memiliki arti setiap tanaman pun membutuhkan kriteria lahan yg berlainan untuk pertumbuh-annya. Misalnya tumbuhan padi memerlukan karakteristik lahan yg berlainan dgn tumbuhan jagung, kacang, maupun buah-buahan. Hal ini mampu ananda buktikan dgn mencermati tabel berikut.
Tabel 3.15 Prasyarat Tumbuh Tanaman Padi Sawah (Wetland Rice)
Tabel 3.16 Prasyarat Tumbuh Tanaman Jagung (Maize)
Tabel 3.17 Prasyarat Tumbuh Tanaman Padi Gogo (Voland Rice)
Tabel 3.18 Prasyarat Tumbuh Tanaman Sayuran Dataran Rendah Iklim Basah (Seledri, Selada, Tomat, Mentimun, Cabai Hijau, & Cabai Merah)
Tabel 3.19 Prasyarat Tumbuh Tanaman Sayuran Dataran Rendah Iklim Kering (Bawang Merah, Kacang Panjang, & Terung)
Tabel 3.20 Prasyarat Tumbuh Tanaman Buah-buahan (Rambutan, Nangka, Sawo, Kedondong, Alpukat, & Mangga)
Akhirnya, postingan yg admin bagikan ihwal Lokasi Industri Dan Pertanian, hingga pula pada pembahasan kali ini. Semoga berfaedah & bisa dijadikan sebagai sumber bacaan yg berguna buat anda sekalian.