Interaksi Sosial Dalam Sosiologi – Manusia merupakan makhluk sosial artinya bahwa dlm menjalani hidup ini, seorang manusia membutuhkan relasi dgn orang lain. Coba bayangkan jika kita hidup di dunia ini cuma sebatang kara, mau masak harus membuat kompornya sendiri, membuat materi masakannya sendiri & belum lagi mesti memasaknya sendiri. Serba sulit bukan? bahkan tatkala sakit, kita pula membutuhkan orang lain untuk merawat atau tatkala kita meninggal, maka pasti membutuhkan dukungan orang lain untuk menguburkannya. Nah, kekerabatan antar manusia ini dinamakan sebagai interaksi sosial.
Dalam menjalin hubungan dgn orang lain (berinteraksi sosial) dibutuhkan suatu langkah-langkah sosial. Contoh langkah-langkah sosial yg paling ringan contohnya tatkala kita membutuhkan sesuatu pada orang lain, maka kita mesti mengutarakannya, baik itu dlm bentuk ucapan ataupun tindakan. Contoh yg lainnya, misalnya senyum pada orang lain, menyumbang, menolong orang lain & sebagainya. Kalau kita cuma membisu saja (tidak melakukan langkah-langkah sosial), maka suatu interaksi akan susah terjadi. Dan bila suatu interaksi itu tak terjalin dgn baik, kesudahannya seseorang akan sulit memperoleh suatu kekerabatan yg baik dlm kehidupan.
Nah, sekarang sudah memahami bukan? bahwa Interaksi sosial sungguh penting & hanya akan terjadi apabila satu individu melaksanakan suatu tindakan sosial sehingga dapat mengakibatkan reaksi bagi individu-individu lain. Untuk itu, di halaman ini kita akan mempelajari tentang bentuk-bentuk interaksi sosial dlm sosiologi yg akan kita bagi dlm beberapa sub pembahasan penting diantaranya pemahaman interaksi sosial, syarat terjadinya interaksi sosial & faktor yg mensugesti interaksi sosial.
A. Pengertian Interaksi Sosial
Menurut Kimball Young & Raymond W. Mack, interaksi sosial merupakan kekerabatan-relasi sosial yg dinamis & menyangkut korelasi antara individu dgn individu, individu dgn golongan atau suatu kelompok dgn kalangan lainnya. Contoh interaksi sosial antara lain trasaksi jual-beli, menyapa orang lain, kerja bakti & sebagainya.
Dalam berinteraksi sosial, Drs. Haryanto beropini bahwa ada dua tingkatan relasi, yakni:
1. Tingkat hubungan yg dalam merupakan interaksi yg terjadi dengan-cara terus-menerus dimana kedua belah pihak memiliki ujuan tertentu. Misalnya: relasi antara anak dgn orang bau tanah.
2. Tingkat korelasi yg dangkal ialah korelasi yg terjadi hanya sesaat serta tak berkesinambungan. Misalnya: kondektur dgn penumpang bus.
B. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat terjadi apabila menyanggupi beberapa syarat. Menurut Gillin yg dikutip oleh Soerjono Soekanto (1989), syarat terjadinya interaksi sosial yaitu adanya suatu kontak sosial & komunikasi. Nah, kontak sosial & komunikasi ini merupakan perwujudan dr sebuah tindakan sosial.
1. Kontak Sosial (sosial contact)
Kontak mampu diartikan selaku saling menjamah namun dlm sosiologi, kontak dapat terjadi tak mesti saling menyentuh misalnya berkirim surat, menelpon, ngobrol via email atau situs jejaring sosial & sebagainya. Kontak sosial mampu dibedakan menurut bentuknya, cara & sifatnya.
a. Kontak sosial menurut bentuknya
Berdasarkan bentuknya, kontak sosial dapat dibedakan menjadi tiga macam yakni:
- Kontak antara individu dgn individu, misalnya pembicaraan antara anak & ibu, transaksi pedagang dgn pembeli dll.
- Kontak antara individu dgn kelompok, contohnya seorang narasumber dgn audien, guru dgn murid dll.
- Kontak antara kalangan dgn kelompok, misalnya sepak bola, basket, futsal dll.
b. Kontak sosial berdasarkan cara
Berdasarkan caranya, kontak sosial mampu dibedakan menjadi dua macam yakni:
- Kontak langsung (primer), misalnya berjabat tangan, berpelukan dll.
- Kontak tak eksklusif (sekunder), misalnya siaran televisi, koran, majalah, ngobrol via online dll.
c. Kontak sosial berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifatnya, kontak sosial dapat dibedakan menjadi dua macam yakni:
- Kontak positf, misalnya koordinasi perdagangan, pembelajaran di sekolah dll.
- Kontak negatif, misalnya merampok, membunuh, langgar dll.
2. Komunikasi
Komunikasi merupakan acara untuk menyampaikan pesan pada orang lain. Orang yg menyampaikan pesan dinamakan selaku komunikator sedangkan orang yg menerima pesan dinamakan sebagai komunikan. Nah, sebuah komunikasi baru dapat terjadi apabila telah terjadi kontak terlebih dahulu. Misalnya apabila kita ingin memberikan berita melalui telepon, maka koneksinya mesti tersambung dulu, tak mungkin tatkala teleponnya gak nyambung atau mati kemudian Anda memaksakan diri dgn ngomong sendiri. Ini akan menjadi perbuatan yg sungguh percuma sebab komunikasi tak terjalin seharusnya. Begitu pula sebaliknya, suatu kontak pula harus ada komunikasinya supaya interaksi sosial dapat terjadi.
Komunikasi mampu dibagi menjadi dua macam yaitu komunikasi verbal & nonverbal.
a) Komunikasi verbal (verbal) yakni komunikasi yg menggunakan kata-kata yg dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Misalnya: berbicara lewat telepon dll.
b) Komunikasi arahan (nonverbal) yakni komunikasi yg memakai bahasa kode seperti gerak-gerik tertentu atau sikap tertentu. Misalnya: melambaikan tangan arahan menyapa atau meminta tolong, menggelengkan kepala arahan tak mau dll.
Sebuah komunikasi dapat terjadi apabila memenuhi syarat antara lain pengirim, akseptor, pesan & umpan balik. Komunikasi pula tak selamanya berdampak positif, adakalanya komunikasi mampu berpengaruh negatif utamanya bila terjadi kesalahpahaman antara si pengantardgn si penerima pesan terkait pesan yg dikirimkan.
C. Faktor yg Mempengaruhi Interaksi Sosial
Menurut Karp & Yoels seperti yg dikutip oleh Kamanto Sunarto (2000) bahwa biar mampu tercipta suatu interaksi yg baik, maka seseorang perlu mengenali orang yg akan diajaknya dlm berinteraksi. Beberapa hal yg perlu dikenali antara lain usia, jenis kelamin, tampilan fisik & percakapan. Nah, keempat hal tersebut mampu kita cari tahu & dipahami terlebih dulu sebelum menetapkan untuk menjalin komunikasi semoga tak terjadi kesalapahaman yg mampu berujung menjadi interaksi yg tak sehat atau negatif. Misalnya: ada perbedaan tatkala kita menyapa orang lain yg lebih muda dgn orang lain yg lebih renta atau sebaya.
Apa saja aspek-faktor yg mampu mensugesti interaksi sosial dlm sosiologi?
Soerjono Soekanto menuturkan bahwa faktor yg memengaruhi interaksi sosial ada enam macam, yakni artifisial, sugesti, identifikasi, simpati, motivasi & tenggang rasa.
1. Imitasi merupakan proses belajar dgn cara memalsukan orang lain. Imitasi mampu mempunyai imbas positif maupun negatif. Efek nyata terjadi apabila sesuatu yg ditiru ialah hal yg baik berdasarkan aturan & etika yg berlaku sedangkan akan dapat berefek jelek apabila yg ditiru merupakan hal yg melanggar aturan & budpekerti. Misalnya: seorang wanita berpakaian ketat selaku bentuk mengikuti fashion gaya Eropa, seorang pelajar menindik telinga biar dikira anak gaul & sebagainya.
2. Sugesti merupakan pemberian efek kepada orang lain semoga orang lain tersebut mengikuti persepsi kita. Pemberian sugesti kebanyakan dapat dilaksanakan dgn sangat gampang oleh seorang yg memiliki wibawa, karisma & intelektual yg tinggi. Namun sugesti mampu pula dilaksanakan oleh seseorang yg cuma menguasai ilmu komunikasi dgn baik. Contoh penggunaan sugesti kebanyakan dikerjakan oleh motivator, jago hepnotis & media periklanan mirip banner, baliho, iklan televisi & sebaginya. Sugesti dapat berupa perilaku, pendapat, rekomendasi & pertanyaan.
3. Identifikasi acap kali dilaksanakan oleh seorang individu dgn idolanya. Orang yg memiliki palsu & sugesti yg berpengaruh terkait sang idola, dgn sendirinya akan melakukan identifikasi. Dalam proses identifikasi, seseorang bukan hanya menjiplak tingkah laris, pola hidup sang idola namun sudah menjadi serupa dgn sang idola.
4. Simpati merupakan suatu langkah-langkah yg timbul sebagai akibat adanya rasa perihatin terhadap kondisi orang lain. Misalnya tatkala melihat tetangga yg terkena bencana alam, penduduk berbondong-bondong menjenguknya & menolongnya.
5. Motivasi ialah dorongan atau rangsangan yg diberikan oleh seseorang pada orang lain sehingga orang yg diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa yg dimotivasikan dengan-cara kritis, rasional serta penuh rasa tanggung jawab. Misalnya penghargaan bagi siswa yg berprestasi dapat memperlihatkan sebuah motivasi tersendiri bagi siswa tersebut.
6. Empati merupakanproses kejiwaan seorang individu untuk larut dlm perasaan orang lain baik dlm kondisi suka maupun duka. Misalnya: kita akan ikut sedih jika kerabat kita mengalami musibah.
[color-box]Ruswanto. 2009. Sosiologi. Solo: CV. Mefi Caraka.
Sri Sukardi, Joko & Rohman, Arif. 2009. Sosiologi Kelas X untuk SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sudarmi, Sri & W. Indriyanto. 2009. Sosiologi 1. Solo: CV. Usaha Makmur.
Widianti, Wida. 2009. Sosiologi 1. Bandung: CV. Habsa Jaya Bandung. [/color-box]