Indonesia Merdeka Pada Tanggal 17 Agustus 1945 – Setiap tanggal 17 Agustus kita senantiasa memperingati Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Berbagai rangkaian kegiatan dilaksanakan setiap tahun di sekitar bulan Agustus, dalam rangka memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia. Kegiatan apa saja yg sering ananda ikuti dlm rangkaian peringatan hari kemerdekaan tersebut? Mengapa kita mesti memperingati hari kemerdekaan? Mengapa bangsa Indonesia harus merdeka? Siapa yg bikin bangsa Indonesia merdeka? Bagaimana makna hari kemerdekaan bagi bangsa Indonesia? Apa yg harus kita kerjakan di masa kemerdekaan ini? Pertanyaan-pertanyaan tersebut pantas kita usikan untuk mendapatkan jawaban yg lebih terang. Sejarah mencatat bahwa kemerdekaan yakni prospek seluruh bangsa di dunia. Kemerdekaan menjadi modal dasar pembangunan di aneka macam bangsa, termasuk Indonesia.
|
Tugu Proklamasi |
Dengan kemerdekaan, bangsa Indonesia bebas memilih nasib sendiri. Hidup merdeka pasti akan membuat kita lebih leluasa memilih arah & jalan pembangunan bangsa Indonesia. Kemerdekaan pula memperlihatkan keberpihakan pembangunan pada bangsa sendiri. Kamu tentu masih ingat bahwa penjajah cuma mementingkan kemakmuran mereka sendiri. Penjajahan di manapun akan senantiasa menguras sumber daya negeri yg terjajah & memperbesar kejayaan negeri penjajah. Karena itu, keharusan kita mensyukuri kemerdekaan dgn mengisinya melalui pembangunan nasional. Kemerdekaan pula bukan merupakan kado penjajah. Bangsa Indonesia berjuang lewat aneka macam cara & aneka macam pengorbanan untuk meraih kemerdekaan. Ribuan pejuang gugur sebagai kusuma bangsa, tak terhitung kerugian harta benda untuk meraih kemerdekaan Indonesia. Masihkah ada ancaman terhadap kemerdekaan Indonesia sekarang? Tentu saja ada, karena itu mari kita telaah lebih lanjut hakikat kemerdekaan bangsa Indonesia & bagaimana sebaiknya kita menjaganya!
A. Dari Rengasdengklok Hingga Pegangsaan Timur
|
Dari Rengasdengklok Hingga Pegangsaan Timur |
|
Tempat perumusan Teks Proklamasi |
Teks proklamasi kemerdekaan dibacakan oleh Sukarno dlm upacara pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Pernyataan kemerdekaan tersebut disambut senang oleh penduduk Indonesia di banyak sekali kawasan. Proses penyusunan proklamasi tersebut bukan langkah mudah. Bagaimana proses proklamasi kemerdekaan Indonesia? Mari kita lacak lewat uraian di bawah ini!
1. Jepang Kalah Perang dgn Sekutu
Coba sekali lagi anda amati gambar bom atom di atas! Di manakah bom atom tersebut meletus? Siapa yg melakukan pengeboman? Bagaimana korban tanggapan letusan bom atom tersebut? Bom atom yg diledakkan di dua kota di Jepang yakni Hirosima & Nagasaki menyebabkan ratusan ribu penduduk Jepang meninggal dunia & ratusan ribu yang lain mengalami kecacatan. Kerugian material tak terhitung jumlahnya. Bahkan hingga sekarang efek terjadinya bom atom masih dirasakan penduduk Jepang. Kerusakan & pengaruh korban yg sungguh menakutkan tersebut mendorong penduduk dunia sepakat untuk tak menggunakan senjata tersebut dlm banyak sekali peperangan. Dua bom atom tersebut sudah meluluhlantakkan kota Hiroshima & Nagasaki. Coba ananda bayangkan bagaimana seandainya ada 1000 bom atom yg diledakkan? Dapat ditentukan bahwa akan terjadi kiamat, karena semua makhluk di dunia meninggal dunia. Siapa yg menjatuhkan kedua bom atom tersebut? Amerika Serikat yg menjatuhkan kedua bom atom pada dua kota di Jepang pada tanggal 6 & 9 Agustus 1945.
Mengapa Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Jepang? Perang Dunia II yg berkecamuk semenjak tahun 1939 sudah menimbulkan kedua kelompok yakni Sekutu & negara-negara fasis saling menyerang dgn memakai senjata pemusnah & kerusakan massal. Korban & kerugian kedua belah pihak tak terhitung jumlahnya. Jutaan manusia meninggal dunia final Perang Dunia II tersebut. Sebagian besar dr mereka yakni penduduk sipil yg bukan merupakan tentara perang.
Keinginan Amerika untuk secepatnya menghancurkan kekuatan Jepang dikerjakan dgn mengantarkan pesawat pembawa bom atom. Pada tanggal 6 Agustus 1945, bom atom pertama diledakkan di kota Hirosihma, sementara pada tanggal 9 Agustus 1945 bom atom diledakan di kota Nagasaki. Digambarkan oleh masyarakat yg selamat di kedua kota tersebut, bahwa ledakan bom atom ibarat gunung api yg jatuh ke bumi. Tiba-tiba langit terang mirip ada kilat, disusul aneka macam benda berhamburan terbang. Bersamaan itu berbagai makhluk hidup meregang nyawa, kehilangan anggota tubuh, bahkan hancur berkeping-keping. Dua kota Jepang luluh lantak.
Kehancuran Kota Hiroshima & Nagasaki memukul perasaan bangsa Jepang. Mereka tak mampu menutup mata, bahwa Sekutu lebih unggul dlm persenjataan. Apabila perang dilanjutkan, Jepang akan lebih hancur. Akhirnya Jepang menentukan untuk merampungkan perang dunia dgn melaksanakan penyerahan pada Sekutu tanpa syarat. Penyerahan Jepang pada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 inilah yg menandai berakhirnya Perang Dunia (PD) II. Sebenarnya gejala kekalahan Jepang dlm PD II sudah terlihat sejak tahun 1943 dgn sukses direbutnya beberapa wilayah oleh Sekutu. Pengeboman Hiroshima & Nagasaki merupakan faktor pemicu Jepang mesti menyerah.
Bagaimana kondisi bangsa Indonesia pada dikala Jepang kalah dgn Sekutu? Sejak semakin terjepit dlm kekalahan, Jepang terpaksa memberi janji kemerdekaan pada bangsa Indonesia. Komando Tentara Jepang wilayah Selatan, pada bulan Juli 1945 menyepakati & menunjukkan kemerdekaan Indonesia tanggal 7 September 1945.
Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan Dokuritsu Junbi Inkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang tugasnya melanjutkan pekerjaan BPUPKI yg diketuai oleh Ir. Sukarno dgn wakil Drs. Moh. Hatta.
Panitia persiapan atau PPKI itu beranggotakan 21 orang & semuanya orang Indonesia yg berasal dr aneka macam tempat.
Jawa
WakilSumatra
Sulawesi
Wakil Kalimantan
Wakil Sunda Kecil
Wakil Maluku
Wakil & golongan penduduk Cina
|
12 wakil
3 wakil
2 wakil
1 wakil
1 wakil
1 wakil
1 wakil
|
Jenderal Terauchi pada tanggal 9 Agustus 1945 memanggil Sukarno, Moh. Hatta, & Rajiman Wedyodiningrat untuk pergi ke Dalat, Saigon. Saigon ialah salah satu pusat tentara Jepang. Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jenderal Terauchi mengucapkan selamat pada Sukarno & Moh. Hatta selaku ketua & wakil ketua PPKI. Kemudian Terauchi memastikan bahwa Jepang akan menyerahkan kemerdekaan pada bangsa Indonesia. Sukarno, Moh. Hatta, & Rajiman Wedyodiningrat pulang kembali ke Jakarta pada tanggal 14 Agustus.
Pada masa-masa inilah terjadi peristiwa yg dramatis di wilayah Indonesia. Walaupun alat komunikasi pada masa tersebut dikuasai Jepang, tetapi para tokoh usaha berhasil mengakses aneka macam keterangan dunia dgn banyak sekali cara. Radio selaku alat yg paling berperan pada masa tersebut sudah disegel oleh Jepang. Siaran radio sudah usang menjadi kekuasaan Jepang, untuk mendapatkan siaran radio mancanegara pun penduduk Indonesia tak diizinkan. Hal ini disebabkan oleh panik Jepang apabila bangsa Indonesia mengenali perkembangan perang yg memperlihatkan Jepang kian terjepit. Namun, para tokoh pergerakan tak kurang nalar. Mereka berhasil menyembunyikan beberapa radio gelap yg mampu digunakan untuk menyimak aneka macam siaran radio mancanegara mirip BBC London.
2. Perbedaan Pendapat & Penculikan
Hari-hari menjelang tanggal 15 Agustus 1945 merupakan hari yg menegangkan bagi bangsa Jepang & bangsa Indonesia. Bagi bangsa Jepang, tanggal tersebut merupakan titik simpulan nyali mereka dlm melanjutkan PD II. Menyerah pada Sekutu adalah pilihan yg sangat pahit tetapi mesti dilakukan. Bagi bangsa Indonesia, tanggal tersebut justru menjadi peluang baik untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan. Inilah yg menjadi pemikiran utama para perjaka atau sering disebut Golongan Muda kaum pergerakan Indonesia. Para cowok berpikir, bahwa menyerahnya Jepang pada Sekutu, mempunyai arti di Indonesia sedang kosong kekuasaan. Proklamasi dipercepat yaitu pilihan yg tepat.
Para pejuang khususnya kaum muda yg melancarkan gerakan “bawah tanah” segera mengetahui gunjingan penyerahan Jepang itu. Para cowok mendesak para tokoh senior untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sutan Syahrir yg merupakan tokoh perjaka sudah mengetahui keterangan penyerahan Jepang pada Sekutu dr siaran radio. Oleh lantaran itu, ia secepatnya menemui Moh. Hatta di kediamanya. Syahrir mendesak semoga Sukarno & Moh. Hatta secepatnya memerdekakan Indonesia. Namun, ternyata Sukarno & Moh. Hatta belum bersedia, mereka akan mengonfirmasi terlebih dahulu mengenai kebenaran isu tersebut.
Mengapa Sukarno & Hatta menolak secepatnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? Sebagai tokoh-tokoh yg demokratis, tahu hak & kewajiban selaku pemimpin, kedua tokoh itu beropini bahwa untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia, perlu dibicarakan dgn PPKI supaya tak menyimpang dr ketentuan. Akan tetapi, para cowok beropini bahwa proklamasi Kemerdekaan Indonesia mesti dilaksanakan oleh kekuatan bangsa sendiri, bukan oleh PPKI. Menurut para perjaka, PPKI itu bikinan Jepang.
Hari Rabu tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul 22.00 WIB, para cowok yg dipimpin Wikana, Sukarni, & Darwis datang di rumah Sukarno di Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Wikana & Darwis memaksa Sukarno untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Para perjaka mendesak agar proklamasi dilaksanakan paling lambat tanggal 16 Agustus 1945. Sukarno marah, sambil menunjuk lehernya ia berkata, “Ini goroklah leherku, kerabat boleh membunuh saya kini juga. Saya tak bisa melepas tanggung jawab saya selaku ketua PPKI, karena itu akan saya tanyakan pada wakil-wakil PPKI besok”. Ketegangan terjadi di rumah Sukarno. Hal ini pula disaksikan antara lain oleh Moh. Hatta, dr. Buntaran, Ahmad Subarjo, & lwa Kusumasumantri.
Para perjaka gagal memaksa Sukarno & golongan busuk tanah untuk secepatnya memproklamasikan kemerdekaan. Para perjaka malam itu sekitar pukul 24.00 tanggal 15 Agustus menyelenggarakan konferensi di Jl Cikini 71 Jakarta. Para cowok yg hadir, antara lain Sukarni, Yusuf Kunto, Chaerul Saleh, & Shodanco Singgih. Mereka sepakat untuk menenteng Sukarno & Moh. Hatta ke luar kota. Tujuannya, semoga kedua tokoh ini jauh dr efek Jepang & bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Para cowok pula sepakat menunjuk Shodanco Singgih untuk memimpin pelaksanaan planning tersebut.
Untuk melaksanakan tugas, Singgih mendapat pinjaman beberapa perlengkapan dr markas Peta di Jaga Monyet. Waktu itu yg piket di markas Peta yaitu Latif Hendraningrat. Singgih disertai pengemudi, Sampun & penembak jago Sutrisno bareng Sukarni, Wikana, & dr. Muwardi menuju ke tempat tinggal Moh.Hatta. Singgih dengan-cara singkat minta kesediaan Moh. Hatta untuk ikut ke luar kota. Moh. Hatta menuruti kehendak para perjaka itu. Rombongan kemudian menuju ke rumah Sukarno. Tiba di rumah Sukarno, Singgih meminta supaya Sukarno ikut pergi ke luar kota sewaktu itu juga. Sukarno oke, asal Fatmawati, Guntur (waktu itu berusia sekitar delapan bulan) & Moh. Hatta ikut serta. Tanggal 16 Agustus sekitar pukul 04.00 pagi rombongan Sukarno, Moh. Hatta, & para cowok menuju Rengasdengklok.
Dipilih kawasan Kawedanan Rengasdengklok, karena daerah itu terpencil yakni 15 km dr Kedunggede, Karawang. Selain itu, pula ada hubungan baik antara Daidan Peta Purwakarta & Daidan Jakarta, sehingga dr sisi keamanan terjamin. Pagi hari rombongan Sukarno hingga di Rengasdengklok. Mereka diterima oleh Shodanco Subeno & Affan. Mereka ditempatkan di rumah Kie Song yg simpati pada usaha bangsa Indonesia.
Sehari di Rengasdengklok, ternyata gagal memaksa Sukarno untuk menyatakan kemerdekaan Indonesia lepas dr campur tangan Jepang. Namun, ada gelagat yg ditangkap oleh Singgih bahwa Sukarno bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia jikalau sudah kembali ke Jakarta. Melihat gejala bahwa Sukarno bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, maka sekitar pukul 10.00 bendera Merah Putih dikibarkan di halaman Kawedanan Rengasdengklok.
|
Rute perjalanan ke Rengasdengklok |
Jakarta berada dlm keadaan tegang lantaran tanggal 16 Agustus 1945 sebaiknya diadakan pertemuan PPKI, tetapi Sukarno & Moh. Hatta tak ada di tempat. Ahmad Subarjo segera mencari kedua tokoh tersebut. Akhirnya sehabis terjadi kesepakatan dgn Wikana, Ahmad Subarjo ditunjukkan & diantarkan ke Rengasdengklok oleh Yusuf Kunto.
Ahmad Subarjo tiba di Rengasdengklok pukul 17.30 WIB untuk menjemput Sukarno & rombongan. Kecurigaan pun menyelimuti perasaan para perjaka yg berjumpa dgn Ahmad Subarjo. Akhirnya Ahmad Subarjo menunjukkan jaminan. Apabila besok (tanggal 17 Agustus) paling lambat pukul 12.00, belum ada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, taruhannya nyawa Ahmad Subarjo. Dengan jaminan itu, maka Shodanco Subeno mewakili para cowok mengizinkan Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta, & rombongan kembali ke Jakarta. Petang itu pula Sukarno & rombongan kembali ke Jakarta. Dengan demikian berakhirlah insiden Rengasdengklok. bila proklamasi tak terjadi tanggal 17 Agustus 1945? Apa yg terjadi seandainya proklamasi tak jadi dilaksanakan? Nilai apa yg pantas kita acuan dr Ahmad Subarjo?
3. Perumusan Teks Proklamasi Hingga Pagi
Bagaimana setelah para cowok melepas para tokoh golongan renta tersebut? Rombongan kemudian menuju kediaman Nishimura di Jakarta. Pada Nishimura, Sukarno memberikan planning rapat persiapan pelaksanaan kemerdekaan Indonesia. Nishimura menolak memberi derma dgn alasan sudah mendapat perintah dr pihak Serikat untuk tak mengubah status & keadaan di Indonesia. Dengan jawaban tersebut Sukarno berkesimpulan bahwa tak mungkin lagi mengharap derma Jepang.
Rombongan Sukarno segera kembali ke tempat tinggal Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1. Para tokoh-tokoh nasionalis berkumpul di rumah Maeda untuk merumuskan teks proklamasi. Di rumah Maeda, hadir para anggota PPKI, para pemimpin cowok, para pemimpin pergerakan, & beberapa anggota
Chuo Sangi In yg ada di Jakarta. Mereka berjumlah 40 – 50 orang.
|
Laksamana Maeda |
Rumah Laksamana Maeda itu dianggap kondusif dr kemungkinan gangguan yg otoriter dr anggota-anggota Rikugun (Angkatan Darat Jepang/Kampeitai) yg hendak menggagalkan usaha bangsa Indonesia untuk menginformasikan Proklamasi Kemerdekaannya. Oleh lantaran Laksamana Maeda yaitu Kepala Perwakilan Kaigun, maka rumahnya merupakan extra-territorial, yg mesti dihormati oleh Rikugun. Selain itu, Laksamana Maeda sendiri mempunyai korelasi yg bersahabat dgn para pemimpin bangsa Indonesia, & Maeda pula simpatik terhadap gerakan kemerdekaan Indonesia, maka rumah ia direlakan menjadi tempat pertemuan para pemimpin bangsa Indonesia untuk berunding & merumuskan naskah/teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Setelah tiba di Jl. Imam Bonjol No. 1, lalu Sukarno & Moh. Hatta diantarkan Laksamana Maeda menemui Gunseikan Mayor Jenderal Hoichi Yamamoto (Kepala Pemerintahan Militer Jepang). Akan tetapi Gunseikan menolak mendapatkan Sukarno-Hatta pada tengah malam. Dengan ditemani oleh Maeda, Shigetada Nishijima & Tomegoro Yoshizumi serta Miyoshi sebagai penterjemah, mereka pergi menemui Somubuco Mayor Jenderal Otoshi Nishimura (Direktur/Kepala Departemen Umum Pemerintahan Militer Jepang), dgn maksud untuk menjajaki sikapnya terhadap pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Pada pertemuan tersebut tak diraih kata sepakat antara Sukarno-Hatta di satu pihak dgn Nishimura di lain pihak. Di satu pihak Sukarno-Hatta bertekad untuk melangsungkan rapat PPKI yg pada pagi hari tanggal 16 Agustus 1945 itu tak jadi diadakan karena mereka dibawa ke Rengasdengklok. Mereka menekankan pada Nishimura bahwa Jenderal Besar Terauchi telah menyerahkan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada PPKI. Di lain pihak Nishimura menegaskan garis kebijakan Panglima Tentara ke-XVI di Jawa, bahwa dgn menyerahnya Jepang pada Sekutu berlaku ketentuan bahwa tentara Jepang tak diperbolehkan lagi mengubah status quo.
Berdasarkan garis kebijaksanaan itu, Nishimura melarang Sukarno-Hatta untuk menyelenggarakan rapat PPKI dlm rangka pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan. Sampailah Sukarno-Hatta pada kesimpulan bahwa tak ada gunanya lagi untuk membicarakan soal kemerdekaan Indonesia dgn pihak Jepang. Mereka cuma berharap pihak Jepang supaya tak menghalang-halangi pelaksanaan Proklamasi oleh rakyat Indonesia sendiri.
|
Ruangan tempat perumusan teks proklamasi |
Setelah konferensi itu, Sukarno & Hatta kembali ke tempat tinggal Maeda. Setelah berbicara sebentar dgn Sukarno, Moh. Hatta & Ahmad Subarjo, Laksamana Maeda minta diri untuk beristirahat & mempersilakan para pemimpin Indonesia berunding sampai puas di rumahnya. Di ruang makan Maeda, dirumuskanlah naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Tatkala peristiwa itu berjalan Maeda tak hadir, tetapi Miyoshi selaku orang kepercayaan Nishimura bareng Sukarni, Sudiro, & B.M. Diah menyaksikan Sukarno, Hatta, & Ahmad Subarjo membahas perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Sukarno pertama kali menuliskan kata pernyataan “Proklamasi”. Sukarno kemudian bertanya pada Moh. Hatta & Ahmad Subarjo.“Bagaimana bunyi rancangan pada draf pembukaan Undang-Undang Dasar? Kedua orang yg ditanya pun tak ingat persis. Ahmad Subarjo kemudian menyodorkan kalimat “Kami bangsa Indonesia dgn ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”. Moh. Hatta menambahkan kalimat: “Hal-hal yg mengenai pemindahan kekuasaan & lain-lain diselenggarakan dgn cara saksama & dlm tempoh yg sesingkat-singkatnya”. Sukarno menuliskan, “Jakarta, 17-8-’05 Wakil-wakil bangsa Indonesia”, selaku penutup.
Pukul 04.00 WIB dini hari, Sukarno minta persetujuan & minta tanda tangan pada semua yg hadir sebagai wakil-wakil bangsa Indonesia. Para cowok menolak dgn argumentasi sebagian yg hadir banyak yg menjadi kolaborator Jepang. Sukarni menganjurkan supaya teks proklamasi cukup
|
Konsep rumusan teks proklamasi yg ditulis tangan oleh Sukarno |
ditandatangani dua orang tokoh, yakni Sukarno & Moh. Hatta, atas nama bangsa Indonesia. Usul Sukarni diterima. Dengan beberapa pergantian yg sudah disetujui, maka konsep itu kemudian diserahkan pada Sayuti Melik untuk diketik.
Berikut naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, baik yg ditulis oleh Sukarno maupun yg diketik oleh Sayuti Melik. Coba ananda amati Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di berikut ini, adakah perbedaannya?
Rumusan Naskah Proklamasi yg ditulis oleh Sukarno:
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dgn ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dgn tjara seksama & dlm tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17-8-‘05
Wakil-2 bangsa Indonesia
Keterangan: kalimat pertama merupakan rekomendasi Ahmad Subarjo yg diambil dr Piagam Jakarta. Sedangkan kalimat kedua merupakan sumbangan pikiran Hatta, karena dia menilai kalimat pertama hanyalah merupakan pernyataan dr kemauan bangsa untuk memilih nasibnya sendiri. Menurut pendapatnya perlu disertakan pernyataan mengenai pengalihan kekuasaan.
Naskah Proklamasi yg sudah diketik oleh Sayuti Melik:
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dgn ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dgn tjara seksama & dlm tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen ‘05
Atas nama bangsa Indonesia
Sukarno-Hatta
(tandatangan Sukarno)
(tandatangan Hatta)
Keterangan : naskah diatas sudah mengalami pergeseran sesuai dgn persetujuan dlm rapat.
Naskah Proklamasi Otentik
Beberapa pergeseran yg dimaksud, yakni kata tempoh diganti dgn kata tempo. Penulisan tanggal, bulan, & tahun yg semula Jakarta, 17-8-’05 diubah menjadi Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun ‘05. (Tahun 05 merupakan akronim dr tahun Jepang Sumera, yakni tahun 2605 yg bertepatan dgn tahun 1945 Masehi). Kata-kata Wakil-wakil bangsa Indonesia diganti dgn kata-kata Atas nama bangsa Indonesia. Teks proklamasi diketik kemudian ditandatangani oleh Sukarno & Moh. Hatta. Naskah inilah kemudian yg disebut teks proklamasi yg otentik
Demikian konferensi dini hari itu menciptakan naskah Proklamasi. Agar seluruh rakyat Indonesia mengetahuinya, naskah itu mesti disebarluaskan. Timbullah problem perihal bagaimana caranya naskah tersebut disebarluaskan ke seluruh Indonesia. Sukarni merekomendasikan semoga naskah tersebut dibacakan di Lapangan Ikada, yg sudah disediakan bagi berkumpulnya penduduk Jakarta untuk mendengar pembacaan naskah Proklamasi. Tetapi Sukarno tak sepakat, karena tempat itu yaitu tempat biasa yg bisa memancing bentrokan antara rakyat dgn militer Jepang. Beliau sendiri merekomendasikan agar Proklamasi dijalankan di rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur No.56. Usul tersebut disetujui & naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakannya bareng Hatta di tempat itu pada hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 di tengah-tengah bulan Ramadhan (bulan Puasa)
Pembacaan Proklamasi Pukul 10.00 Pagi
Pada pukul 5 pagi tanggal 17 Agustus 1945, para pemimpin & cowok keluar dr rumah Laksamana Maeda dgn diliputi pujian. Mereka telah sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan di rumah Sukarno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 pada pukul 10 pagi. Sebelum pulang, Moh.
Hatta berpesan pada B.M. Diah untuk memperbanyak teks Proklamasi & menyiarkannya ke seluruh dunia.
Sementara itu, para cowok tak langsung pulang, mereka melakukan kesibukan-kesibukan untuk penyelenggaraan pembacaan naskah Proklamasi. Masing-masing golongan perjaka mengantarkurir untuk memberitahukan pada penduduk bahwa ketika Proklamasi sudah tiba. Semua alat komunikasi dipakai untuk penyambutan Proklamasi. Pamflet, pengeras suara, & kendaraan beroda empat-mobil dikerahkan ke segenap penjuru kota.
Tanpa diduga, pada hari itu barisan cowok berbondong-bondong menuju Lapangan Ikada. Para cowok tiba ke tempat itu, karena keterangan yg disampaikan dr verbal ke ekspresi bahwa Proklamasi akan diselenggarakan di Lapangan Ikada. Rupanya Jepang sudah mencium aktivitas para cowok malam itu, sehingga mereka berupaya untuk menghalang-halanginya. Lapangan Ikada sudah dijaga oleh Pasukan Jepang yg bersenjata lengkap. Ternyata Proklamasi tak diselenggarakan di Lapangan Ikada, melainkan di Pegangsaan Timur No. 56.
Pada pagi hari itu juga, rumah Sukarno dipadati oleh sejumlah massa. Untuk menjaga keamanan upacara pembacaan Proklamasi, dr. Muwardi meminta Latief Hendraningrat beserta beberapa anak buahnya untuk berjaga-jaga di sekeliling rumah Sukarno. Sementara itu, Walikota Jakarta, Suwiryo memerintahkan pada Wilopo untuk mempersiapkan peralatan yg diperlukan ibarat mikrofon. Sedangkan Sudiro mendelegasikan pada S. Suhud untuk menyiapkan tiang bendera. S. Suhud mendapatkan bendera Merah Putih dr Ibu Fatmawati. Bendera dijahit Ibu Fatmawati sendiri & ukurannya sungguh besar (tidak patokan). Bendera Merah Putih yg dijahit Fatmawati dimengerti dgn bendera pusaka. Sejak tahun 1969 tak lagi dikibarkan & diganti dgn bendera duplikat.
Sejak pagi hari, sudah banyak orang berdatangan di rumah Sukarno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56. Tokoh-tokoh yg sudah hadir, antara lain Mr. A. A. Maramis, dr. Buntaran Martoatmojo, Mr. Latuharhary, Abikusno Cokrosuyoso, Otto Iskandardinata, Ki Hajar Dewantoro, Sam Ratulangie, Sartono, Sayuti Melik, Pandu Kartawiguna, M. Tabrani, dr. Muwardi, Ny. SK. Trimurti, & AG. Pringgodigdo. Diperkirakan yg hadir pada pagi itu seluruhnya ada 1.000 orang.
Acara yg direncanakan pada upacara bersejarah itu yakni; pertama pembacaan teks proklamasi; kedua, pengibaran bendera Merah Putih; & ketiga, sambutan walikota Suwiryo & dr. Muwardi dr keamanan. Hari Jumat Legi, tepat pukul 10.00 WIB, Sukarno & Moh. Hatta keluar ke serambi depan, disertai oleh Ibu Fatmawati. Sukarno & Moh. Hatta maju beberapa langkah. Sukarno mendekati mikrofon untuk membacakan teks proklamasi.
Acara selanjutnya yaitu pengibaran bendera Merah Putih yg dilakukan oleh Latief Hendraningrat & S. Suhud. Bersamaan dgn naiknya bendera Merah Putih, para pengunjung dengan-cara spontan menyanyikan lagu Indonesia Raya tanpa ada yg memimpin.
Setelah itu, Suwiryo menampilkan sambutan & kemudian disusul sambutan dr. Muwardi. Sekitar pukul 11.00 WIB, upacara sudah selesai. Kemudian dr. Muwardi menunjuk beberapa anggota Barisan Pelopor untuk menjaga keamanan Sukarno & Moh. Hatta.
Sayuti Melik sempat mencampakkan naskah asli yg merupakan konsep permulaan. Namun insting wartawan seorang BM Diah, tergerak. Diah memungutnya kemudian mengamankan dlm sakunya. Berkat kejelian BM Diah, hingga kini kita masih bisa melihat naskah bersejarah ini. Naskah dlm bentuk ketikan ini kemudian ditandatangani Sukarno-Hatta di atas suatu piano. Karena begitu tergesa-gesanya para tokoh ini tak sempat menyiapkan bendera negara. Konon pada malam itu juga, mereka membuat bendera dr kain sprei putih & kain merah milik dr seorang pedagang soto yg kebetulan mangkal di sekitar rumah Sukarno. Situasi begitu kritis, tatkala menjelang pembacaan, Sukarno dikabarkan menderita sakit malaria. Hingga pukul 08.00 WIB pagi, Presiden Pertama Republik Indonesia masih belum bisa berdiri.
|
Sukarno didampingi Mohammad Hatta Membacakan teks proklamasi |
|
Pengibaran bendera merah putih oleh Latief Hendraningrat & S. Suhud |
|
Suwiryo memberikan sambutan |
5. Kebahagiaan Rakyat atas Kemerdekaan Indonesia
Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia cepat bergema ke banyak sekali tempat. Rakyat di Jakarta maupun di kota-kota lain menyambut dgn bergairah . Karena alat komunikasi yg terbatas, keterangan ke wilayah-daerah tak secepat di Jakarta. Saat tersiarnya info wacana Proklamasi Kemerdekaan, banyak rakyat Indonesia yg tinggal jauh dr Jakarta tak mempercayainya.
Pada tanggal 22 Agustus, Jepang balasannya dengan-cara resmi menginformasikan penyerahannya pada Sekutu. Baru pada bulan September 1945, Proklamasi dikenali di wilayah-wilayah yg terpencil. Sesaat sehabis itu, timbullah segera perkara kesetiaan. Keempat penguasa kerajaan yg ada di Jawa Tengah menyatakan pinjaman mereka pada Republik, yakni Yogyakarta, Surakarta, Pakualaman, & Mangkunegaran.
Euforia revolusi secepatnya mulai melanda negeri ini, khususnya kaum muda yg menyikapi kegairahan & tantangan kemerdekaan. Para komandan pasukan Jepang di daerah-tempat kadang-kadang meninggalkan wilayah perkotaan & menawan mundur pasukan ke kawasan pinggiran guna menghindari konfrontasi. Banyak yg bijaksana memperbolehkan cowok-cowok Indonesia memperoleh senjata. Antara tanggal 3-11 September, para cowok di Jakarta menggantikan kekuasaan atas stasiun-stasiun kereta api, sistem listrik, & stasiun pemancar radio tanpa mendapat perlawanan dr pihak Jepang. Pada tamat bulan September, instalasi-instalasi penting di Yogyakarta, Surakarta, Malang, & Bandung pula sudah berada di tangan para perjaka Indonesia. Selain itu, pula terlihat adanya semangat revolusi di dlm kesusasteraan & kesenian. Surat-surat kabar & majalah Republik bermunculan di aneka macam kawasan, terutama di Jakarta, Yogyakarta, & Surakarta. Aktivitas kelompok sastrawan yg bernama “Angkatan 45”, mengalami masa puncaknya pada zaman revolusi. Lukisan-lukisan modern pula mulai meningkat pesat di era revolusi.
Banyak cowok bergabung dgn tubuh-tubuh perjuangan. Di Sumatera, mereka sungguh-sungguh memonopoli kekuasaan revolusioner. Karena jumlah pemimpin nasionalis yg sudah mapan di sana cuma segelintir, mereka ragu terhadap apa yg akan dijalankan. Para mantan tentara Peta & Heiho membentuk kelompok-kelompok yg paling disiplin. Laskar Masyumi & Barisan Hizbullah, mendapatkan banyak pejuang gres & ikut bergabung dlm kelompok-kelompok bersenjata Islam yang lain yg biasanya disebut Barisan Sabilillah, yg pada umumnya dipimpin oleh para Kiai.
Proklamasi kemerdekaan akan disebarluaskan lewat radio, tetapi Jepang menentang upaya penyiaran tersebut, & malah mewakilkan biar para penyiar meralat isu proklamasi selaku sesuatu kekeliruan. Tampaknya para penyiar tetap tak mau menyanggupi permintaan pihak Jepang. Oleh karena itu, pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancarnya disegel & para pegawainya tidak boleh masuk. Mereka kemudian menciptakan pemancar gres di Menteng 31.
|
Kantor Berita Antara tempat proklamasi disiarkan |
Di samping lewat siaran radio, para wartawan pula menyebarluaskan gunjingan proklamasi lewat media cetak, menyerupai surat kabar, selebaran, & penerbitan-penerbitan yg lain.
Tanggal 3 September 1945, para cowok mengambil alih kereta api tergolong bengkel di Manggarai. Tanggal 5 September 1945, Gedung Radio Jakarta bisa dikuasai. Tanggal 11 September 1945, seluruh Jawatan Radio berhasil dikuasai oleh Republik. Oleh karena itu, tanggal 11 September dijadikan hari lahir Radio Republik Indonesia (RRI).
Para perjaka memiliki gagasan diadakannya rapat raksasa di Lapangan Ikada (sekarang Monas). Rapat yg digagas oleh para perjaka & mahasiswa yg tergabung dlm “Kesatuan van Aksi”, untuk melaksanakan rapat raksasa di lapangan Ikada, yg semula digagas tanggal 17 September 1945, mundur menjadi 19 September 1945. Presiden Sukarno sudah dihubungi & bersedia akan menyampaikan pidato di dlm rapat raksasa pada tanggal 19 September 1945. Sejak pagi, rakyat Jakarta sudah mulai berdatangan & menyanggupi Lapangan Ikada. Rapat itu untuk memperingati sebulan kemerdekaan Indonesia.
Bermula dr ketidakpuasan rakyat terhadap perilaku Jepang yg belum pula mengakui Negara Republik Indonesia & bahkan Jepang malah menjaga status quo-nya dgn mengatasnamakan Sekutu. Kondisi itu mendorong rakyat Indonesia yg baru saja merdeka, untuk secepatnya membentuk pemerintah yg baru & mengambil langkah-langkah positif. Ketidakpuasan rakyat kian bertambah tatkala mengetahui pendaratan pasukan Sekutu dibawah pimpinan Mayor Geenhalgh, di Kemayoran pada 8 September 1945. Rakyat dr berbagai penjuru dgn tertib berdatangan ke Lapangan Ikada dgn membawa poster & bendera merah-putih. Mereka menuntut kebulatan tekat untuk mengisi kemerdekaan Indonesia. Dan pula bertekad untuk menampilkan pada dunia internasional bahwa kemerdekaan Indonesia bukan atas perlindungan Jepang, akan tetapi merupakan tekad seluruh rakyat Indonesia.
Melihat tekad rakyat yg menggelora & tak bisa dihalangi walaupun oleh tentara Jepang sekalipun, pemerintah terdorong untuk menyelenggarakan sidang kabinet. Setelah itu, diputuskan Presiden Sukarno & Moh. Hatta & para menteri untuk tiba ke Lapangan Ikada. Pada peluang itu Sukarno memberikan pidatonya yg disambut dgn gegap gempita oleh rakyat. Rapat itu berlangsung tertib & hening.
Tanggal 19 Agustus 1945 Sri Sultan Hamengkubuwana IX & Sri Paku Alam VIII sudah mengantarkawat ucapan selamat pada Presiden Sukarno & Wapres Moh. Hatta atas berdirinya Negara Republik Indonesia & atas terpilihnya dua tokoh tersebut selaku Presiden & Wapres. Ucapan
|
Sukarno sedang memperlihatkan pesan singkat pada rapat raksasa di Lapangan Ikada dua hari sesudah pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia |
|
Sri Sultan Hamengkubuwana IX beserta para pengiringnya di bangsal kepatihan |
selamat itu tersirat bahwa Sultan Hamengkubuwana IX & Paku Alam VIII mengakui kemerdekaan RI & siap membantu mereka. Kemudian, pagi itu sekitar pukul 10.00 tanggal 19 Agustus 1945 Sri Sultan Hamengkubuwana IX memanggil kelompok-kalangan perjaka di bangsal kepatihan.
Kemudian untuk mempertegas sikapnya, Sri Sultan Hamengkubuwana IX & Sri Paku Alam VII pada tanggal 5 September 1945 mengeluarkan amanat antara lain selaku berikut.
- Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat bersifat kerajaan & merupakan tempat istimewa dr Negara Indonesia.
- Sri Sultan selaku kepala tempat & memegang kekuasaan atas Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat.
- Hubungan antara Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat dgn Pemerintah Pusat Negara RI bersifat langsung. Sultan selaku Kepala Daerah Istimewa bertanggung jawab pada Presiden.
Amanat Sri Paku Alam VIII sama dgn amanat Sri Sultan Hamengkubuwana IX. Hanya saja kata‘Sri Sultan Hamengkubuwana IX’ diganti dgn ‘Sri Paku Alam VIII’ & ‘Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat’ diganti dgn ‘Negeri Paku Alaman’.
Sementara di Surabaya, memasuki bulan September 1945, terjadi gerakan perebutan senjata di gudang Don Bosco. Rakyat Surabaya pula merebut Markas Pertahanan Jepang di Jawa Timur, serta pangkalan Angkatan Laut di Ujung sekaligus merebut pabrik-pabrik yg tersebar di sana.
|
Bendera Merah Putih Biru di atas Hotel Yamato sedang diturunkan perjaka Surabaya |
Orang-orang Inggris & Belanda yg sebagian sudah tiba, langsung bermitra dgn Jepang. Mereka bermalam di Hotel Yamato atau Hotel Oranye pada zaman Belanda. Pada tanggal 19 September 1945, seorang berjulukan Ploegman dibantu kawan-kawannya mengibarkan bendera Merah Putih Biru di atas Hotel Yamato. Residen Sudirman segera memperingatkan supaya Ploegman & kawan-kawannya menurunkan bendera tersebut. Peringatan itu tak mendapat respon . Hal ini sudah mendorong kemarahan para cowok Surabaya. Para cowok Surabaya kemudian menyerbu Hotel Yamato. Beberapa perjaka berhasil memanjat atap hotel & menurunkan bendera Merah Putih Biru, kemudian merobek kepingan warna birunnya. Setelah itu, bendera tersebut dikibarkan kembali sebagai bendera Merah Putih. Dengan berkibamya bendera Merah Putih maka dgn penuh semangat & tetap menjaga kewaspadaan, para cowok itu satu per satu meninggalkan Hotel Yamato.
SIMPUL SEJARAH
- Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan usaha bareng rakyat Indonesia. Banyak tokoh berperan dlm proses perjuangan tersebut. Bahkan bukan hanya bangsa Indonesia, tetapi sebagian bangsa lain pula bersimpati untuk usaha bangsa Indonesia.
- Peranan para tokoh dlm proklamasi kemerdekaan berlawanan-beda. Mereka berperan sesuai dgn kesanggupan & potensi yg mesti dikerjakan.
- Rakyat Indonesia di aneka macam tempat mendukung proklamasi kemerdekaan Indonesia dibuktikan dgn reaksi mereka yg sungguh heroik. Keberanian & kerelaan berkorban ditunjukkan rakyat di aneka macam tempat dlm rangka menggantikan kekuasaan Jepang.
B. Menganalisis Terbentuknya NKRI
|
Peta Negara Republik Indonesia |
Proklamasi 17 Agustus 1945 dilaksanakan dlm suasana kacau, mampu dikatakan bahwa proklamasi tersebut dijalankan dgn buru-buru, tanpa lewat dialog panjang. Walaupun ananda sudah tahu bahwa sebelumnya telah dibuat BPUPKI & PPKI yg dengan-cara resmi merancang kemerdekaan Indonesia.
Pada ketika proklamasi dibacakan, negara Indonesia belum sepenuhnya terbentuk. Mengapa demikian? Karena syarat kelengkapan negara pada ketika itu belum semua terpenuhi. Apa saja syarat berdirinya negara? Selain mempunyai wilayah, negara mesti mempunyai struktur pemerintahan, diakui negara lain, & mempunyai kelengkapan lain ibarat undang-undang atau peraturan aturan. Di antara tolok ukur tersebut, syarat utama yg belum tercukupi yakni struktur pemerintahan & pengakuan dr negara lain. Ingat, proklamasi kemerdekaan Indonesia tak memanggil dengan-cara resmi aneka macam duta besar negara lain, lantaran memang sebelum proklamasi pemerintahan yg ada merupakan pemerintahan Jepang!
Karena itu, tugas pertama bangsa Indonesia yakni membentuk pemerintahan & mencari pengukuhan negara-negara lain. Bagaimana prosesnya? Mari kita lacak lewat kesibukan di bawah ini!
1. Pengesahan Undang-Undang Dasar 1945 & Pemilihan Presiden & Wapres
Kelengkapan-kelengkapan negara harus secepatnya dipenuhi oleh Indonesia, yg gres saja merdeka. Salah satu hal paling penting yg mesti dipenuhi yakni Undang-Undang Dasar (Undang-Undang Dasar). Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI melakukan sidang yg menghasilkan perjanjian & ratifikasi Undang-Undang Dasar (Undang-Undang Dasar), yg kemudian diketahui selaku Undang-Undang Dasar 1945. Bagaimana proses persidangan tersebut?
Setelah proklamasi, PPKI melaksanakan rapat pertama di Pejambon (sekarang dipahami selaku gedung Pancasila). Sekitar pukul 11.30, sidang pleno dibuka Sebelum konsep itu disahkan, atas prakarsa Moh. Hatta, menurut pesan dr tokoh Kristen dr Indonesia cuilan Timur, sila pertama dasar negara yg tercantum dlm pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yg berbunyi “Ketuhanan dgn keharusan menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Rumusan itu sudah dikonsultasikan Hatta pada pemuka Islam ibarat, Ki Bagoes Hadikusumo, Wahid Hasyim, Kasman Singodimedjo, & Tengku Moh. Hasan. Pertimbangan itu diambil karena suatu pernyataan pokok mengenai seluruh bangsa tidaklah tepat hanya menyangkut identitas sebagian dr rakyat Indonesia sekalipun merupakan potongan yg paling besar. Berdasarkan rumusan tersebut, maka Pancasila dengan-cara resmi ditetapkan selaku dasar negara oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, 18 Agustus 1945. Serta perubahan kecil pada istilah & strukturnya.
PANCASILA
- KetuhananYang Maha Esa.
- Kemanusian yg adil & beradab.
- Persatuan Indonesia.
- Kerakyatan yg dipimpin oleh pesan yang tersirat dlm permusyawaratan/ perwakilan.
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
|
Sidang legalisasi UUD 1945 |
di bawah pimpinan Sukarno. Kemudian dilaksanakan agenda panorama biasa , yg dilanjutkan dgn pembahasan serpihan demi belahan & pasal demi pasal.
Sidang dilanjutkan dgn penyeleksian presiden & wakil presiden. Sebagai dasar aturan penyeleksian presiden & wakil presiden tersebut, mesti disahkan dulu pasal 3 dr Aturan Peralihan. Ini menandai untuk pertama kalinya presiden & wakil presiden dipilih oleh PPKI.
Kertas suara dibagikan, tetapi atas usul Otto Iskandardinata, maka dengan-cara aklamasi terpilih Ir. Sukarno selaku Presiden RI, & Drs. Moh. Hatta selaku Wapres Rl. Sesudah itu, pasal-pasal yg tersisa yg berafiliasi dgn Aturan Peralihan & Aturan Tambahan disetujui. Setelah menjadi presiden, Sukarno kemudian menunjuk sembilan orang anggota PPKI selaku Panitia Kecil dipimpin oleh Otto Iskandardinata. Tim ini bertugas merumuskan pembagian wilayah negara Indonesia
2. Pembentukan Departemen & Pemerintahan Daerah
Sidang PPKI dilanjutkan kembali pada tanggal 19 Agustus 1945. Acara yg pertama yaitu membahas hasil kerja Panitia Kecil yg dipimpin oleh Otto Iskandardinata. Sebelum acara dimulai, Presiden Sukarno ternyata sudah menunjuk Ahmad Subarjo, Sutarjo Kartohadikusumo & Kasman Singodimejo selaku Panitia Kecil yg ditugasi merumuskan bentuk departemen bagi pemerintahan RI, tetapi bukan personalianya (pejabatnya).
Otto Iskandardinata menyodorkan hasil kerja Panitia Kecil yg dipimpinnya. Hasil keputusannya wacana pembagian wilayah NKRI menjadi delapan provinsi, yakni sebagai berikut.
- Jawa Tengah
- Jawa Timur
- Borneo (Kalimantan)
- Sulawesi
- Maluku
- Sunda Kecil
- Sumatra
Di samping delapan wilayah tersebut, masih ditambah Daerah Istimewa Yogyakarta & Surakarta. Setelah itu, sidang dilanjutkan mendengarkan laporan Ahmad Subarjo, mengenai pembagian departemen atau kementerian. Adapun hasil yg disepakati, NKRI terbagi atas 12 departemen selaku berikut.
- Kementerian Dalam Negeri
- Kementerian Luar Negeri
- Kementerian Kehakiman
- Kementerian Keuangan
- Kementerian Kemakmuran
- Kementerian Kesehatan
- Kementerian Pengajaran
- Kementerian Sosial
- Kementerian Pertahanan
- Kementerian Penerangan
- Kementerian Perhubungan
- Kementerian Pekerjaan Umum
Di samping itu pula ada Kementerian Negara.
|
Para anggota KNIP sedang dilantik |
3. Pembentukan Badan-Badan Negara
Pada malam hari tanggal 19 Agustus 1945, di Jln. Gambir Selatan (kini Merdeka Selatan) No. 10, Presiden Sukarno, Wakil Presiden Hatta, Mr. Sartono, Suwirjo, Otto Iskandardinata, Sukardjo Wirjopranoto, dr. Buntaran, Mr. A.G. Pringgodigdo, Sutardjo Kartohadikusumo, & dr. Tajuluddin, berkumpul untuk membicarakan siapa pun yg akan diangkat selaku anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Selanjutnya disepakati bahwa rapat KNIP direncanakan tanggal 29 Agustus 1945.
PPKI kembali menyelenggarakan sidang pada tanggal 22 Agustus 1945. Dalam sidang ini, diputuskan mengenai pembentukan Komite Nasional Seluruh Indonesia dgn pusatnya di Jakarta. Komite Nasional dibuat sebagai penjelmaan tujuan & cita-cita bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan kemerdekaan Indonesia yg berdasar kedaulatan rakyat.
KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) diresmikan & anggota-anggotanya dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945. Pelantikan ini dilangsungkan di gedung Kesenian Pasar Baru, Jakarta. Sebagai ketua KNIP ialah Mr. Kasman Singodimejo, dgn beberapa wakilnya, yakni Sutarjo Kartohadikusumo, Mr. Latuharhary, & Adam Malik.
|
Presiden Sukarno sedang memberi amanat pada peresmian anggota KNIP |
Tanggal 16 Oktober 1945, diselenggarakan sidang KNIP yg bertempat di Gedung Balai Muslimin Indonesia, Jakarta. Sidang ini dipimpin oleh Kasman Singodimejo. Dalam sidang ini pula disarankan pada Presiden biar KNIP diberi hak legislatif selama dewan perwakilan rakyat & MPR belum terbentuk. Hal ini dirasa penting, karena dlm rangka menegakkan kewibawaan kehidupan kenegaraan. Syahrir & Amir Syarifudin merekomendasikan adanya BPKNIP (Badan Pekerja KNIP) untuk menghadapi suasana genting. BPKNIP akan mengerjakan tugas-tugas operasional dr KNIP.
Berdasarkan usul-usul dlm sidang tersebut, maka Wapres selaku wakil pemerintah, mengeluarkan maklumat yg lazim disebut Maklumat Wakil Presiden No. X. Bunyi maklumat itu sebagai berikut:
MAKLUMAT WAKIL PRESIDEN NO. X KOMITE NASIONAL PUSAT, PEMBERIAN KEKUASAAN LEGISLATIF KEPADA KOMITE NASIONAL PUSAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
SESUDAH MENDENGAR dialog oleh Komite Nasional Pusat tentang usul supaya Majelis Permusyawaratan Rakyat & Dewan Perwakilan Rakyat dibentuk, kekuasaannya yg hingga kini dijalankan oleh Presiden dgn derma suatu Komite Nasional menurut Pasal IV Aturan Peralihan & Undang-Undang Dasar hendaknya dikerjakan oleh Komite Nasional Pusat & supaya pekerjaan Komite Nasional Pusat itu sehari-harinya berhubung dgn gentingnya kondisi dijalankan oleh suatu tubuh bernama Dewan Pekerja yg bertanggung jawab pada Komite Nasional Pusat;
MENIMBANG bahwa di dlm kondisi yg genting ini perlu ada badan yg ikut bertanggung jawab ihwal nasib bangsa Indonesia, di sebelah pemerintah.
MENIMBANG berikutnya bahwa usul tadi berdasarkan paham kedaulatan rakyat.
MEMUTUSKAN :
Bahwa Komite Nasional Pusat, sebelum terbentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat & Dewan Perwakilan Rakyat diserahi kekuasaaan legislatif & ikut menetapkan Garis-Garis Besar daripada Haluan Negara, serta menyepakati bahwa pekerjaan Komite Nasional Pusat sehari-hari berhubung dgn gentingnya kondisi dijalankan oleh sebuah Badan Pekerja yg dipilih di antara mereka & yg bertanggung jawab pada Komite Nasional Pusat.
Jakarta, 16 Oktober 1945
WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MOHAMMAD HATTA
Dengan adanya maklumat tersebut, untuk sementara Indonesia sudah mempunyai tubuh negara yg memiliki kekuasaan legislatif. KNIP yg semula selaku Pembantu Presiden & merupakan wadah pemusatan kehendak rakyat serta pengobar semangat perebutan kekuasaan dr Jepang, sehabis dikeluarkan maklumat No. X itu KNIP dikehendaki berperan selaku MPR & DPR, walaupun cuma bersifat sementara. Untuk menjalankan kegiatannya, sudah dibuat BPKNIP, yg diketuai oleh Sutan Syahrir.
|
Presiden Sukarno & wakil Presiden Moh. Hatta & Para Menteri Kabinet Pertama |
4. Pembentukan Kabinet
Presiden secepatnya membentuk kabinet yg dipimpin oleh Presiden Sukarno sendiri. Dalam kabinet ini para menteri bertanggung jawab pada Presiden atau Kabinet Presidensiil.
Kabinet RI yg pertama dibentuk oleh Presiden Sukarno pada tanggal 2 September 1945 terdiri atas para menteri selaku berikut.
a.
|
Menteri Dalam Negeri
|
R.A.A. Wiranata Kusumah
|
b.
|
Menteri Luar Negeri
|
Mr. Ahmad Subarjo
|
c.
|
Menteri Keuangan
|
Mr. A.A. Maramis
|
d.
|
Menteri Kehakiman
|
Prof. Mr. Supomo
|
e.
|
Menteri Kemakmuran
|
Ir. Surakhmad Cokroadisuryo
|
f.
|
Menteri Keamanan Rakyat
|
Supriyadi
|
g.
|
Menteri Kesehatan
|
Dr. Buntaran Martoatmojo
|
h.
|
Menteri Pengajaran
|
Ki Hajar Dewantara
|
i.
|
Menteri Penerangan
|
Mr. Amir Syarifuddin
|
j.
|
Menteri Sosial
|
Mr. Iwa Kusumasumantri
|
k.
|
Menteri Pekerjaan Umum
|
Abikusno Cokrosuyoso
|
l.
|
Menteri Perhubungan
|
Abikusno Cokrosuyoso
|
m.
|
Menteri Negara
|
Wahid Hasyim
|
n.
|
Menteri Negara
|
Dr. M. Amir
|
o.
|
Menteri Negara
|
Mr. R.M. Sartono
|
p.
|
Menteri Negara
|
R. Otto Iskandardinata
|
5. Pembentukan Berbagai Partai Politik
Sidang PPKI pada tanggal 22 Agustus 1945 pula menentukan adanya pembentukan partai politik nasional yg kemudian terbentuk PNI (Partai Nasional Indonesia). Partai ini diharapkan selaku wadah persatuan training politik bagi rakyat Indonesia. BPKNIP merekomendasikan perlu dibentuknya partai-partai politik, yg kemudian ditindaklanjuti oleh Wapres dgn maklumat pada tanggal 3 Nopember 1945. Setelah dikeluarkan maklumat itu, berdirilah partai-partai politik di NKRI.
Beberapa partai politik yg kemudian terbentuk misalnya :
- Masyumi, berdiri tanggal 7 November 1945, dipimpin oleh dr Sukiman Wiryosanjoyo
- PKI (Partai Komunis Indonesia) berdiri 7 November 1945 dipimpin oleh Mr. Moh. Yusuf. Oleh tokoh-tokoh komunis, bahu-membahu pada tanggal 2 Oktober 1945 PKI sudah diresmikan.
- PBI (Partai Buruh Indonesia), berdiri tanggal 8 November 1945 dipimpin oleh Nyono
- Partai Rakyat Jelata, berdiri tanggal 8 Nopember 1945 dipimpin oleh Sutan Dewanis
- Parkindo (Partai Kristen Indonesia), berdiri tanggal 10 November 1945 dipimpin oleh Dr Prabowinoto
- PSI (Partai Sosialis Indonesia), berdiri tanggal 10 November 1945 dipimpin Amir Syarifuddin
- PRS (Partai Rakyat Sosialis), berdiri tanggal 10 November 1945 dipimpin oleh Sutan Syahrir
- PKRI Partai Katholik Republik Indonesia), berdiri tanggal 8 Desember 1945
- Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia, berdiri tanggal 17 Desember 1945 dipimpin oleh JB Assa
- PNI (Partai Nasional Indonesia), berdiri tanggal 29 Januari 1946. PNI merupakan penggabungan dr Partai Rakyat Indonesia (PRI), Gerakan Republik Indonesia, & Serikat Rakyat Indonesia, yg masing-masing sudah berdiri dlm bulan November & Desember 1945.
6. Komite van Aksi & Lahirnya Badan-tubuh Perjuangan
Sukarni & Adam Malik membentuk Komite van Aksi yg dimaksudkan selaku gerakan yg bertugas dlm pelucutan senjata terhadap serdadu Jepang & merebut kantor-kantor yg masih diduduki Jepang. Munculnya Komite van Aksi kemudian disusul dgn lahirnya banyak sekali tubuh usaha yang lain di bawah Komite van Aksi mirip API (Angkatan Pemuda Indonesia), BARA (Barisan Rakyat Indonesia) & BBI (Barisan Buruh Indonesia)
Di banyak sekali wilayah kemudian pula meningkat tubuh-tubuh usaha. Di Surabaya timbul BBI pada tanggal 21 Agustus 1945. Kemudian pada tanggal 25 Agustus 1945, dibikin Angkatan Muda oleh Sumarsono & Ruslan Wijayasastra. Kedua tokoh ini kemudian membentuk PRI (Pemuda Republik Indonesia) bareng Bung Tomo pada tanggal 23 September.
Demikian halnya yg terjadi di Yogyakarta, Surakarta, & Semarang, di sana pula timbul aneka macam badan usaha. Misalnya, Angkatan Muda & Pemuda di Semarang, Angkatan Muda di Surakarta, Angkatan Muda Pegawai Kesultanan atau diketahui Pekik (Pemuda Kita Kesultanan) di Yogyakarta. Di Bandung berdiri Persatuan Pemuda Pelajar Indonesia yg kemudian lebih dimengerti dgn PRI (Pemuda Republik Indonesia).
Selain itu, pula timbul Barisan Banteng, Pesindo (Pemuda Sosialis Indonesia). BPRI (Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia), & pula timbul Hizbullah-Sabilillah. Bahkan orang-orang luar Jawa yg berada di Jawa membentuk tubuh usaha mirip KRIS (Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi) & PIM (Pemuda Indonesia Maluku). Kemudian, timbul pula badan-tubuh usaha yg lebih bersifat khusus, umpamanya TP (Tentara Pelajar), TGP (Tentara Genie Pelajar), & TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar). Selanjutnya berkembang pula kelaskaran.
Badan-badan usaha pula meningkat di luar Jawa, antara lain selaku berikut.
- Di Aceh terdapat API (Angkatan Pemuda Indonesia) yg dipimpin oleh Syamaun Gaharu & BPI (Barisan Pemuda Indonesia) kemudian menjadi PRI (Pemuda Republik Indonesia) yg dipimpin oleh A. Hasyim.
- Di Sumatra Utara terdapat Pemuda Republik Andalas.
- Di Sumatra Barat terdapat Pemuda Andalas & Pemuda Republik Indonesia Andalas Barat.
- Di Lampung terdapat API (Angkatan Pemuda Indonesia) yg dipimpin oleh Pangeran Emir Mohammad Noor.
- Di Bengkulu terdapat PRI (Pemuda Republik Indonesia) dipimpin oleh Nawawi Manaf.
- Di Kalimantan Barat terdapat PPRI (Pemuda Penyongsong Republik Indonesia). Tokoh-tokohnya, antara lain Musani Rani & Jayadi Saman.
- Di Kalimantan Selatan terdapat PRI (Persatuan Rakyat Indonesia) yg dipimpin oleh Rusbandi.
- Di Bali terdapat AMI (Angkatan Muda Indonesia) & PRI (Pernuda Republik Indonesia).
- Di Sulawesi Selatan terdapat PPNI (Pusat Pemuda Nasional Indonesia) yg dipimpin oleh Manai Sophian, AMRI (Angkatan Muda Republik Indonesia), Pemuda Merah Putih, & Penunjang Republik Indonesia.
Dengan hadirnya tubuh-badan usaha tersebut, maka mampu dikatakan bahwa di seluruh tanah air telah siap menggelorakan revolusi untuk membersihkan kekuatan Jepang dr Indonesia.
7. Lahirnya Tentara Nasional Indonesia
Sebagai negara yg daerahnya luas, tentara mutlak diharapkan selaku benteng pertahanan. Sebutan Tentara Nasional Indonesia (Tentara Nasional Indonesia), lebih terkenal dgn sebutan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Bagaimana sejarah lahirnya Tentara Nasional Indonesia? Terbentuknya TNI berpangkal dr maklumat pembentukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Kesatuan TKR kemudian berkembang menjadi Tentara Nasional Indonesia.
a. Badan Keamanan Rakyat
Beberapa ahad sehabis proklamasi kemerdekaan, Presiden Sukarno masih bersikap hati-hati. Hal ini berhubungan dgn perilaku Jepang yg tak senang kalau terjadi pergantian status quo (dari negara jajahan menjadi negara merdeka), terlebih sampai mempunyai tentara. Sejak Jepang mengalah pada Sekutu, Jepang mesti menjaga Indonesia semoga jangan hingga terjadi pergantian sampai Sekutu tiba di Indonesia. Oleh karena takut pada pemerintah Sekutu, maka Jepang bersikap keras pada Indonesia. Sikap keras & ketidaksenangan Jepang terhadap Indonesia, misalnya melucuti persenjataan & sekaligus membubarkan Peta pada tanggal 18 Agustus 1945. Jepang khawatir Peta akan bermetamorfosis menjadi tentara Indonesia. Oleh karena itu, Presiden Sukarno bersikap lebih hati-hati, semoga Republik Indonesia tetap bisa berlangsung.
Sikap Sukarno yg demikian itu tak disukai oleh para cowok yg lebih bersifat revolusioner. Oleh karena itu, para perjaka memelopori pembentukan tubuh-tubuh perjuangan.
Sampai tamat bulan Agustus 1945, perilaku hati-hati Sukarno masih tetap dipertahankan. Hal ini terbukti pada waktu diadakan sidang PPKI tanggal 22 Agustus 1945. Untuk menghadapi situasi dlm sidang itu diputuskan, untuk pembentukan BKR (Badan Keamanan Rakyat). BKR merupakan cuilan dr BPKKP (Badan Penolong Keluarga Korban Perang). Tujuan dibentuknya BKR untuk memelihara keselamatan penduduk & keamanan di aneka macam wilayah. Oleh lantaran itu, BKR pula dibentuk di banyak sekali kawasan, namun mesti dikenang bahwa BKR bukan tentara. Makara, sampai selesai bulan Agustus 1945, Indonesia belum memiliki tentara.
b. Tentara Keamanan Rakyat
Sampai simpulan bulan September 1945, ternyata Indonesia belum mempunyai kesatuan & organisasi ketentaraan dengan-cara resmi & profesional. Presiden Sukarno & Wapres Moh. Hatta belum membentuk kesatuan tentara. Hal ini tampaknya sungguh terpengaruh oleh sikap serta strategi politik yg cenderung pada usaha diplomasi. BKR cuma diprogram untuk menjaga keamanan & keamanan masyarakat di wilayah masing-masing. BKR kemudian mengumpulkan bekas-bekas anggota Peta, Heiho, Seinendan, & lain-lain. BKR bukan merupakan kekuatan bersenjata yg bersifat nasional. Para perjaka belum puas dgn keberadaan BKR. Oleh lantaran itu, tubuh-tubuh usaha terus menyelenggarakan perlawanan kepada kekuatan Jepang.
Angkatan Perang Inggris yg tergabung dlm SEAC (South East Asian Command) mendarat di Jakarta pada tanggal 16 September 1945. Pasukan ini dipimpin Laksamana Muda Lord Louis Mountbatten yg mendesak pihak Jepang untuk menjaga status quo di Indonesia. Indonesia masih dipandang selaku tempat jajahan mirip pada masa-masa sebelum 17 Agustus 1945. Dengan demikian maka Jepang makin keras & berani untuk tetap menjaga diri & melawan gerakan para cowok yg sedang melakukan usaha perlucutan senjata & perebutan kekuasaan.
Pada tanggal 29 September 1945, mendarat lagi tentara Inggris yg dipimpin oleh Letnan Jenderal Sir Philip Christison, panglima dr AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies). Kedatangan tentara AFNEI ternyata diboncengi oleh tentara Belanda yg disebut NICA (Netherlands India Civil Administration). Hal ini menjadikan kemarahan bagi bangsa Indonesia. Akhirnya, timbul banyak sekali peristiwa & perlawanan terhadap kekuatan abnormal, terutama terhadap Belanda.
Dengan demikian ancaman dr kekuatan abnormal makin besar. Para pemimpin negara menyadari bahwa sukar menjaga negara & kemerdekaan tanpa suatu tentara atau angkatan perang. Sehubungan dgn itu, maka pemerintah memanggil bekas mayor KNIL, Urip Sumoharjo & ditugasi untuk membentuk tentara kebangsaan. Urip Sumoharjo semenjak zaman Belanda sudah mempunyai pengalaman di bidang kemiliteran. la tergolong lulusan pertama dr Sekolah Perwira di Meester Cornelis yg didirikan Belanda. Kemudian, dikeluarkanlah Maklumat Pemerintah pada tanggal 5 Oktober 1945 perihal pembentukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Adapun maklumat itu berbunyi selaku berikut.
Untuk memperkuat perasaan keamanan lazim, maka diadakan suatu Tentara Keamanan Rakyat.
Presiden Republik Indonesia
Urip Sumoharjo diangkat sebagai Kepala Staf TKR. Sehari kemudian pemerintah mengeluarkan maklumat yg isinya mengangkat Supriyadi (bekas komandan Peta) sebagai Menteri Keamanan Rakyat. Selanjutnya, pada tanggal 9 Oktober 1945, KNIP mengeluarkan perintah mobilisasi bagi bekas-bekas tentara, Peta, KNIL, Heiho & laskar-laskar yg ada untuk bergabung menjadi satu ke dlm TKR. Sementara itu, kesatuan agresi atau badan-badan usaha para perjaka yg bersifat setengah militer atau setengah organisasi politik (laskar-laskar) masih tetap diizinkan beroperasi apabila tidak ingin bergabung ke dlm TKR.
Personalia pimpinan TKR temyata belum mantap. Hal ini khususnya disebabkan oleh tak hadirnya tokoh Supriyadi. Supriyadi hilang dengan-cara misterius semenjak berakhirnya pemberontakan Peta di Blitar pada Februari 1945. Oleh karena itu, pada tanggal 20 Oktober 1945 diumumkan kembali pengangkatan pejabat-pejabat pimpinan di lingkungan TKR.
|
Supriyadi |
Susunan pimpinan TKR yg gres selaku berikut. Menteri Keamanan Rakyat ad interim: Muhamad Suryoadikusumo
- Pimpinan Tertinggi TKR: Supriyadi
- Kepala Staf Umum TKR: Urip Sumoharjo
Ternyata, Supriyadi tak kunjung datang. Oleh lantaran itu, dengan-cara operasional kepemimpinan yg aktif dlm TKR yakni Urip Sumoharjo. Ia memilih Markas Besar TKR di Yogyakarta & membagi TKR dlm 16 divisi. Seluruh Jawa & Madura dibagi dlm 10 divisi & Sumatra dibagi menjadi 6 divisi.
|
Urip Sumoharjo |
Mengingat Supriyadi tak pernah timbul, maka atas prakarsa Markas Tertinggi TKR, pada tanggal 12 November 1945, diadakan penyeleksian pemimpin tertinggi TKR yg gres.
Dalam, rapat pemilihan itu dihadiri oleh para Komandan Divisi, Sri Sultan Hamengkubuwana IX, & Sri Mangkunegoro X. Rapat dipimpin oleh Urip Sumoharjo. Dalam rapat itu disepakati untuk mengangkat Kolonel Sudirman, Panglima Divisi V Banyumas sebagai Panglima Besar TKR & sebagai Kepala Staf,disepakati mengangkat Urip Sumoharjo. Namun pengangkatan & pelantikan Kolonel Sudirman gres dilaksanakan pada tanggal 18 Desember 1945, sesudah pertempuran Ambarawa selesai. Setelah pertempuran itu selesai, pangkat Sudirman menjadi Jenderal & Urip Sumoharjo menjadi Letnan Jenderal.
c. Dari TKR, TRI, ke Tentara Nasional Indonesia
Sejarah ketentaraan Indonesia terus mengalami pergeseran pada masa permulaan kemerdekaan. TKR dgn sebutan keamanan rakyat, dinilai cuma merupakan kesatuan yg menjaga keamanan rakyat yg belum memperlihatkan selaku suatu kesatuan angkatan bersenjata yg bisa melawan musuh dgn perang bersenjata. Jenderal Sudirman ingin meninjau susunan & tata kerja TKR. Kemudian atas prakarsa Markas Tertinggi TKR, pemerintah mengeluarkan Penetapan Pemerintah No.2/Sekolah Dasar 1946 tanggal 1 Januari 1946. Isi dr Penetapan Pemerintah itu yakni merubah nama Tentara Keamanan Rakyat menjadi Tentara Keselamatan Rakyat. Kementerian Keamanan Rakyat diubah menjadi Kementerian Pertahanan. Belum genap satu bulan, sebutan Tentara Keselamatan Rakyat diganti dgn TRI (Tentara Republik Indonesia). Hal ini menurut pada Maklumat Pemerintah tertanggal 26 Januari 1946. Di dlm maklumat itu ditegaskan bahwa TRI merupakan tentara rakyat, tentara kebangsaan, atau tentara nasional. Namun dlm maklumat itu tak menyinggung perihal kedudukan tubuh-badan usaha atau kelaskaran di luar TKR.
Di dlm Lingkungan Markas Tertinggi, TRI kemudian disempurnakan dgn dibentuknya TRI Angkatan Laut yg kemudian dipahami dgn ALRI (Angkalan Laut Republik Indonesia) & TRI Angkatan Udara yg dikenal dgn AURI (Angkalan Udara Republik Indonesia).
Tanggal 17 Mei diadakan beberapa pergantian di dlm organisasi. Beberapa pergantian itu antara lain sebagai berikut.
1. Di lingkungan Markas Besar:
- Panglima Besar: Jenderal Sudirman, dan
- Kepala Staf Umum : Letnan Jenderal Urip Sumoharjo
2. Pengurangan jumlah divisi:
- Jawa – Madura yg semula 10 divisi dijadikan 7 divisi ditambah 3 brigade di Jawa Barat, dan
- Sumatra semula 6 divisi menjadi 3 divisi.
3. Dalam Kementerian Pertahanan:
- dibentuk Direktorat Jenderal belahan militer, yg dipimpin oleh Mayor Jenderal Sudibyo, dan
- dibentuk biro khusus yg menangani tubuh-tubuh perjuangan & kelaskaran.
Situasi negara kian genting. Aksi-aksi pihak tentara Belanda kian mengancam kehidupan & kelancaran Republik Indonesia. Untuk menghadapi suasana yg makin membahayakan ini, maka diharapkan kekuatan tentara yg kompak & bersatu padu. Sementara dlm kenyataannya, Indonesia masih menghadapi masalah-kasus yg berkaitan dgn kekuatan bersenjata kita. Di samping tentara resmi TRI, ALRI, & AURI, masih ada laskar-laskar. Pada lazimnya kesatuan kelaskaran lebih cenderung pada induk partainya yg seideologi & belum tentu searah dgn usaha para tentara yg tergabung dlm TRI. Jelas ini akan memperlemah perjuangan bangsa dlm menghadapi agresi-aksi kaum Belanda.
Sehubungan dgn realita itu maka pada tanggal 5 Mei 1947, Presiden mengeluarkan dekrit yg berisi tentang pembentukan panitia yg disebut Panitia Pembentukan Organisasi Tentara Nasional. Panitia itu dipimpin sendiri oleh Presiden Sukarno.
Setelah panitia itu melaksanakan pekerjaan , alhasil keluar Penetapan Presiden perihal pembentukan organisasi Tentara Nasional Indonesia (Tentara Nasional Indonesia). Mulai tanggal 3 Juni 1947, dengan-cara resmi sudah diakui berdirinya TNI sebagai penyempurnaan dr TRI. Segenap anggota angkatan perang yg tergabung dlm TRI & anggota kelaskaran dimasukkan ke dlm Tentara Nasional Indonesia. Dalam organisasi ini sudah dimiliki Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (Tentara Nasional Indonesia AD), TNI Angkatan Laut (TNI AL), & Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (Tentara Nasional Indonesia AU). Semua itu populer dgn sebutan ABRI
(Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Saat ini Angkatan Bersenjata Republik Indonesia kembali bernama Tentara Nasional Indonesia.
SIMPUL SEJARAH
Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan perjuangan bareng rakyat Indonesia. Banyak tokoh yg berperan dlm proses perjuangan tersebut. Bahkan bukan hanya bangsa Indonesia, tetapi sebagian bangsa lain pula bersimpati untuk mendukung perjuangan bangsa Indonesia biar mencapai kemerdekaan.
Peranan para tokoh dlm proklamasi kemerdekaan berbeda-beda. Mereka berperan sesuai dgn kesanggupan & kesempatan yg dimiliki.
C. Meneladani Para Tokoh Proklamasi
|
Peristiwa pengibaran bendera merah putih pada ketika upacara proklamasi kemerdekaan |
|
upacara peringatan HUT Kemerdekaan Indonesia di salah satu wilayah Indonesia |
Melakukan refleksi nilai-nilai kepahlawanan yg patut diteladani para tokoh dlm memperjuangkan kedaulatan kemerdekaan Indonesia.
Coba amati baik-baik gambar pengibaran bendera merah putih pada sewaktu proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 di halaman sebelumnya & serangkaian insiden Proklamasi pada bahasan sebelumnya!
- Siapa yg mengibarkan bendera tersebut?
- Siapa yg membacakan proklamasi kemerdekaan tersebut?
- Siapa yg mengetik naskah proklamasi?
- Siapa yg menyusun teks proklamasi?
- Siapa yg menjahit bendera merah putih tersebut?
- Siapa yg menyiapkan tiang bendera untuk upacara bendera & pembacaan proklamasi?
- Siapa yg terlibat dlm penyebarluasan berita proklamasi?
- Bagamana ancaman & hambatan mereka dlm melaksanakan kegiatan itu?
- Mengapa mereka melaksanakan acara-kegiatan di atas?
Pertanyaan-pertanyaan di atas layak kita olok-olokan & kita cari jawabannya. Kita sadar bahwa proklamasi kemerdekaan bukan perjuangan orang per orang, tetapi usaha seluruh bangsa Indonesia. Kita perlu mengetahui usaha mereka, karena mereka berjuang untuk bangsa Indonesia, yg mempunyai arti untuk kehidupan kita kini & generasi penerus bangsa Indonesia. Dengan mengerti bagaimana mereka berjuang, akan memperlihatkan ide pada kita untuk menghargai mereka & mendorong kita berjuang lebih ulet untuk menjaga & mengisi kemerdekaan.
Untuk mengkalkulasikan satu demi satu para pahlawan sekitar proklamasi kemerdekaan tidaklah mungkin. Karena itu, kita akan melacak sebagian tokoh yg terlibat dlm usaha proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia. Siapa saja para tokoh yg berjuang dlm proklamasi kemerdekaan Indonesia? Bagaimana kiprah mereka dlm perjuangan proklamasi kemerdekaan? Nilai apa yg layak kita amalkan dr semangat perjuangan para tokoh tersebut? Mari kita telusuri lewat kajian di bawah ini!
Banyak tokoh penting yg berperan di aneka macam insiden di sekeliling Proklamasi. Beberapa tokoh penting itu antara lain selaku berikut.
1. Ir. Sukarno
Sukarno atau Bung Karno, lahir di Surabaya tanggal 6 Juni 1901. Sudah aktif dlm banyak sekali pergerakan semenjak menjadi mahasiswa di Bandung. Tahun 1927, bersama kawan-kawannya mendirikan PNI. Oleh karena perjuangannya, ia seringkali keluar-masuk penjara. Kemudian pada zaman Jepang, ia pernah menjadi ketua Putera,
Chuo Sangi In & PPKI, serta pernah menjadi anggota BPUPKI.
|
Ir. Sukarno |
Begitu tiba di tanah air, dr perjalanannya Sumber: Museum Perumusan ke Saigon, Sukarno memberikan pidato singkat. Isi pidato itu antara lain, pertanyataan bahwa Indonesia sudah merdeka sebelum jagung berbunga. Hal ini makin memperabukan semangat rakyat Indonesia. Bersama Moh. Hatta, Sukarno menjadi tokoh sentral yg terus didesak oleh para cowok supaya secepatnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, hingga hasilnya ia mesti diungsikan ke Rengasdengklok. Sepulangnya dr Rengasdengklok ia bareng Moh. Hatta & Ahmad Subarjo merumuskan teks proklamasi, & menuliskannya pada secarik kertas. Sukarno bersama Moh. Hatta diberi keyakinan untuk menandatangani teks proklamasi tersebut.
Tanggal 17 Agustus 1945, peranan Sukarno makin penting. Secara tak pribadi ia terpilih menjadi tokoh nomor satu di Indonesia. Sukarno dgn didampingi Moh. Hatta, diberi keyakinan membacakan teks proklamasi selaku pernyataan Kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, Sukarno dikenal sebagai pahlawan proklamator. Sukarno wafat pada tanggal 21 Juni 1970 & dimakamkan di Blitar.
2. Drs. Moh. Hatta
Tokoh lain yg sungguh penting dlm banyak sekali kejadian sekitar proklamasi merupakan Drs. Moh. Hatta. la dilahirkan di Bukittinggi tanggal 12 Agustus 1902. Sejak menjadi mahasiswa di mancanegara, ia sudah aktif dlm usaha kemerdekaan Indonesia. Ia menjadi salah seorang pemimpin & ketua Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda. Setelah di tanah air, ia aktif di PNI bareng Bung Karno. Setelah PNI dibubarkan, Hatta aktif di PNI Baru.
|
Moh. Hatta |
Pada masa pendudukan Jepang, ia menjadi salah seorang pemimpin PUTERA, menjadi anggota BPUPKI & wakil ketua PPKI. Saat menjabat sebagai wakil PPKI, Moh. Hatta & Sukarno menjadi dwi tunggal yg sukar dipisahkan. Bersama Bung Karno, ia pula pergi menghadap Terauchi di Saigon. Setelah pulang, Moh. Hatta menjadi salah satu tokoh sentral yg terus didesak para perjaka agar bareng Sukarno bersedia menyatakan proklamasi Indonesia secepatnya.
Moh. Hatta melibatkan diri dengan-cara eksklusif & ikut andil dlm perumusan teks proklamasi. la pula ikut menandatangani teks proklamasi. Pada peristiwa detik-detik proklamasi, Moh. Hatta tampil selaku tokoh nomor dua & mendampingi Bung Karno dlm pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, ia pula dipahami sebagai pahlawan proklamator. la wafat pada tanggal 14 Maret 1980, dimakamkan di pemakaman biasa Tanah Kusir Jakarta.
3. Ahmad Subarjo
“Saya menjamin bahwa tanggal 17 Agustus 1945 akan terjadi proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Kalau Saudara-saudara ragu, nyawa sayalah yg menjadi taruhannya”. Ucapan itu bukan main-main bagi Ahmad Subarjo. Ucapan tersebut sukses meyakinkan Golongan Muda, bahwa para senior akan melaksanakan proklamasi sesuai dgn desakan para pemuda. Menjadi taruhan untuk kejadian yg sungguh penting menunjukkan bahwa Subarjo tak menjumlah jiwa & raganya demi kemerdekaan Indonesia. Kerelaan tokoh untuk mengorbankan diri demi bangsa & negara ialah salah satu teladan yg perlu senantiasa kita kerjakan.
|
Add caption Ahmad Subarjo |
Ahmad Subarjo lahir di Karawang Jawa Barat pada tanggal 23 Maret 1896. la tutup usia pada bulan Desember 1978. Pada masa pergerakan nasional ia aktif di PI & PNI. Kemudian pada masa pendudukan Jepang selaku Kaigun, bekerja pada Kantor Kepala Biro Riset Angkatan Laut Jepang pimpinan Laksamana Maeda. la pula selaku anggota BPUPKI & PPKI. Ahmad Subarjo tak hadir pada sewaktu Bung Karno membacakan teks proklamasi di Pegangsaan Timur No. 56.
Tokoh Ahmad Subarjo boleh dikatakan selaku tokoh yg menyelesaikan insiden Rengasdengklok. Sebab dgn jaminan nyawa Ahmad Subarjo, balasannya Ir. Sukarno, Moh. Hatta & rombongan diperbolehkan kembali ke Jakarta. Sesampainya di Jakarta dini hari, di rumah Maeda dilaksanakan perumusan teks proklamasi, Ahmad Subarjo dengan-cara langsung berperan aktif & menunjukkan andil pemikiran perihal rumusan teks proklamasi.
4. Sukarni Kartodiwiryo
Coba anda amati gambar tersebut! Tokoh inilah yg sering menjadi perdebatan para pembaca sejarah Indonesia sekitar proklamasi kemerdekaan. Banyak yg menerka tokoh ini wanita, lantaran Sukarni lebih banyak digunakan untuk nama wanita di Jawa Tengah.
Sukarni Kartodiwiryo yakni salah seorang pimpinan gerakan cowok di masa proklamasi. Tokoh ini dilahirkan di Blitar pada tanggal 14 Juli 1916 & meninggal pada tanggal 4 Mei 1971. Sejak muda, ia sudah aktif dlm pergerakan politik. Semasa pendudukan Jepang, ia melaksanakan pekerjaan pada kantor informasi Domei. Kemudian aktif di dlm gerakan pemuda. Bahkan ia menjadi pemimpin gerakan cowok yg berpusat di Asrama Pemuda Angkatan Baru di Menteng Raya 31 Jakarta.
|
Sukarni Kartodiwiryo |
Sukarni merupakan penggagas penculikan Sukarno & Moh. Hatta ke Rengasdengklok. Ia pula tokoh yg merekomendasikan supaya teks proklamasi ditandatangani oleh Sukarno & Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. la pula memimpin pertemuan untuk membahas taktik penyebarluasan teks proklamasi & isu perihal proklamasi.
5. Sayuti Melik
Tokoh yg lahir pada tanggal 25 November 1908 di Yogyakarta ini, berperan dlm pencatatan hasil diskusi susunan teks proklamasi. Ia yg mengetik teks proklamasi yg dibacakan Sukarno-Hatta. Sejak muda, Sayuti Melik sudah aktif dlm gerakan politik & jurnalistik. Tahun 1942 menjadi pemimpin redaksi surat kabar
Sinar Baru Semarang.
|
Sayuti Melik |
Nama tokoh ini makin mencuat pada sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. la sudah menyaksikan penyusunan teks proklamasi di ruang makan rumah Maeda. Bahkan kesannya ia dipercaya untuk mengetik teks proklamasi yg ditulis tangan oleh Sukarno.
6. Burhanuddin Mohammad Diah
(BM. Diah) lahir di Kotaraja pada tanggal 7- April 1917. la berbakat di bidang jurnalistik. Sejak tahun 1937 sudah menjadi redaktur banyak sekali surat kabar. Pada permulaan pendudukan Jepang, ia bekerja pada radio militer. Pada tahun 1942-1945, ia bekerja sebagai wartawan pada harian Asia Raya.
|
Burhanuddin Mohammad Diah |
Pada sekitar insiden proklamasi, BM. Diah sudah menjadi wartawan yg terkenal. Pada malam sewaktu akan diadakan perumusan teks proklamasi, BM. Diah banyak melakukan kontak dgn cowok, yakni untuk tiba ke tempat tinggal Maeda. la salah seorang cowok yg ikut menyaksikan perumusan teks proklamasi. Ia pula sungguh berperan dlm upaya penyebarluasan info Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
7. Latif Hendraningrat Sang Komandan Peta
|
Latif Hendraningrat |
Latif Hendraningrat merupakan salah seorang komandan Peta. Pada dikala pelaksanaan proklamasi, ia merupakan salah satu tokoh yg cukup sibuk. la menjemput beberapa tokoh penting untuk hadir di Pegangsaan Timur No 56. Misalnya ia harus mencari & menjemput Moh. Hatta.
Pada sewaktu pelaksanaan proklamasi, setelah menyiapkan barisan, ia mempersilakan Sukarno membacakan teks proklamasi. Kemudian, Latief Hendraningrat dgn dibantu S. Suhud mengibarkan Sang Saka Merah Putih, danyang menolong membawakan bendera Merah Putih merupakan SK. Trimurti.
8. S. Suhud
S. Suhud yaitu perjaka yg ditugasi mencari tiang bendera & mengusahakan bendera Merah Putih yg akan dikibarkan. Oleh karena nervous & tegang, tiang yg digunakan ialah sebatang bambu, padahal tak terlalu jauh dr rumah Sukarno ada tiang bendera dr besi. S. Suhud bareng Latif Hendraningrat merupakan pengibar bendera Merah Putih di halaman rumah Sukarno pada sewaktu Proklamasi 17 Agustus 1945.
9. Suwiryo
Suwiryo adalah walikota Jakarta Raya waktu itu & dengan-cara tak pribadi menjadi ketua penyelenggara upacara Proklamasi Kemerdekaan. Oleh karena itu, ia sungguh sibuk menyiapkan segala sesuatu yg diharapkan dlm upacara tersebut, tergolong pengadaan mikrofon & pengeras bunyi.
10. Muwardi
Tokoh muda Muwardi, bertugas dlm bidang pengamanan jalannya upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ia sudah menugaskan anggota Barisan Pelopor & Peta untuk menjaga keamanan di sekeliling kediaman Bung Karno. Setelah upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ia pula membagi peran pada para anggota Barisan Pelopor & Peta untuk menjaga keamanan Bung Karno & Moh. Hatta.
11. Frans Sumarto Mendur
Tokoh Frans Sumarto Mendur ialah tokoh wartawan yg ikut menolong pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ia sudah mengabadikan banyak sekali peristiwa penting di sekeliling proklamasi. la bergabung dgn kawan-mitra dr Indonesia Press Photo Senice atau Ipphos.
12. Syahruddin
Syahruddin yaitu seorang wartawan Domei. la dgn berani memasuki halaman gedung siaran RRI. Oleh lantaran gedung siaran dijaga oleh Jepang, maka terpaksa lewat belakang, yaitu dgn memanjat tembok belakang gedung dr JI. Tanah Abang. Naskah proklamasi kemudian berhasil diserahkan pada kepala belahan siaran.
13. F. Wuz & Yusuf Ronodipuro
Tokoh F. Wuz & Yusuf Ronodipuro berperan penting dlm penyebarluasan isu proklamasi. Kedua tokoh ini merupakan penyiar-penyiar yg cukup berani & tak jarang mendapat ancaman dr pihak Kempetai.
SIMPUL SEJARAH
- Proklamasi 17 Agustus 1945, besar bareng bangsa Indonesia.
- Proklamasi 17 Agustus 1945 pula merupakan kehendak dr Tuhan Yang Esa.
- Proklamasi 17 Agustus 1945 melibatkan peranan banyak orang. Bahkan bukan hanya bangsa Indonesia, tetapi sebagian bangsa lain pula bersimpati untuk perjuangan bangsa Indonesia.
- Para tokoh memiliki peranan berlawanan-beda dlm Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Mereka berperan sesuai dgn kesanggupan & potensi yg mesti dijalankan.
Alhamdulillah, akibatnya postingan yg admin bagikan wacana
Indonesia Merdeka Pada Tanggal 17 Agustus 1945, sudah di bagikan & di selesaikan buat anda sekalian. Sebelum kami merampungkan, kami kembali lgi untuk mengingatkan mudah-mudahan anda membaca postingan sebelumnya mengenai
Tirani Matahari Terbit Masuknya Jepang Ke Indonesia. Semoga berkhasiat.