√ Hubungan Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dengan Perang Dunia II Serta Perang Dingin

Hubungan Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dengan Perang Dunia II Serta Perang Dingin – Sebelumnya admin telah membagikan postingan artikel yg berkaitan dengan Perkembangan Masyarakat Indonesia Pada Masa Reformasi. Dan untuk lebih lengkapnya, langsung saja anda mendengarkanpoin-poin dr klarifikasi di bawah ini.


Daftar Isi

Hubungan Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dengan Perang Dunia II Serta Perang Dingin

A. Akhir Perang Dunia II

Perang Dunia II diakhiri dgn aneka macam perjanjian antara pihak yg kalah perang (Jerman, Jepang, & Italia) & yg menang perang (pihak Sekutu: AS, Uni Soviet, Inggris, Prancis, dll). Perjanjian yg penting yakni perjanjian Sekutu dgn Jerman & Sekutu dgn Jepang. Selain itu, pasca-Perang Dunia II pula ditandai dgn aneka macam konferensi.

1. Berbagai Konferensi Selama Perang Dunia II

Beberapa konferensi yg diselenggarakan selama Perang Dunia II perihal taktik pertempuran ataupun perdamaian dunia, antara lain selaku berikut.

a. Konferensi Atlantik

Konferensi Atlantik diselenggarakan pada tanggal 14 Agustus 1941 antara Franklin Delano Roosevelt (Presiden Amerika Serikat) & Winston Churcill (Perdana Menteri Inggris). Konferensi Atlantik menciptakan piagam perdamaian yg disebut Piagam Atlantik (Atlantik Charter). Piagam Atlantik selaku fondasi berdirinya PBB.

b. Konferensi Casablanca

Konferensi Casablanca diselenggarakan pada bulan Januari 1943 antara Franklin Delano Roosevelt & Winston Churcill. Konferensi itu membahas penyusunan rencana penyerbuan tentara Sekutu ke Eropa guna mengalahkan tentara blok Sentral (Poros atau blok Jerman).

c. Konferensi Moskow

Konferensi Moskow diselenggarakan pada bulan Oktober 1943 yg didatangi oleh Menteri Luar Negeri Rusia (Vyacheslav Mikhailovich Molotov), Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Cordel Hull), & Menteri Luar Negeri Inggris (Anthony Eden). Konferensi itu membicarakan wacana rencana pembentukan organisasi internasional yg menjamin perdamaian.

d. Konferensi Kairo

Konferensi Kairo diselenggarakan pada bulan November 1943 antara Franklin Delano Roosevelt, Winston Churcill, & Chiang Kai-shek (Cina). Konferensi itu menentukan bahwa mereka akan menggempur Jepang hingga mengalah.

e. Konferensi Teheran

Konferensi Teheran diselenggarakan pada Desember 1943 yg didatangi Josep Stalin, Franklin Delano Roosevelt, & Winston Churcill. Pada prinsipnya konferensi itu mendukung keputusan Konferensi Kairo & bertekad melanjutkan kerja sama walaupun perang sudah selsai.

f. Konferensi Yalta

Konferensi Yalta diselenggarakan pada bulan Februari 1945 antara Josep Stalin, Franklin Delano Roosevelt, & Winston Churcill. Konferensi berhasil mengambil keputusan, antara lain:

  • penyerahan Jerman tanpa syarat;
  • pembentukan organisasi internasional yg menjamin perdamaian dunia;
  • penyusunan rencana penyelenggaraan konferensi di San Fransisco pada tanggal 25 April 1945.

2. Perjanjian-Perjanjian Pasca–Perang Dunia II

a. Perjanjian Sekutu–Jerman

Jerman merupakan salah satu negara “Pact Poros” yg hancur dlm PD & sudah mengalah pada sekutu pada tanggal 7 Mei 1945. AS,Uni Soviet, & Inggris membicarakan perihal pembagian Jerman, denazifikasi & demiliterisasi Jerman. Perjanjian Sekutu–Jerman diputuskan oleh Harry S. Truman (Presiden Amerika Serikat), Josep Stalin (Presiden Uni Soviet), & Clement Richard Attlee (Perdana Menteri Inggris) dlm Konferensi Postdam (2 Agustus 1945). Konferensi Postdam berisi, antara lain selaku berikut.

  1. Jerman yg dikuasai oleh empat negara Sekutu dibagi dua, yakni Jerman Timur & Jerman Barat. Jerman Timur, 1 zona dikuasai oleh Uni Soviet, sedangkan Jerman Barat, 3 zona dikuasai oleh Amerika Serikat, Inggris, & Prancis.
  2. Kota Berlin yg terletak di tengah wilayah pendudukan Uni Soviet pula dibagi dua. Berlin Timur diduduki oleh Uni Soviet & Berlin Barat dikuasai oleh Amerika Serikat, Inggris, & Prancis.
  3. Wilayah Danziq & wilayah Jerman di sebelah timur Sungai Oder & Niesse diberikan pada Polandia.
  4. Demiliterisasi bagi Jerman.
  5. Penjahat perang mesti dieksekusi.
  6. Jerman harus mengeluarkan uang kerugian perang. 

b. Perjanjian Sekutu–Jepang

Perjanjian Sekutu–Jepang dilaksanakan di San Fransisco pada tahun 1945.

Perjanjian tersebut berisi, selaku berikut.

  1. Kepulauan Jepang diperintah oleh tentara pendudukan Amerika Serikat (untuk sementara).
  2. Kepulauan Kuril & Sakhalin Selatan diserahkan pada Uni Soviet, sedangkan Manchuria & Taiwan diserahkan pada Cina. Kepulauan Jepang di Pasifik diserahkan pada Amerika Serikat. Korea akan dimerdekakan & untuk sementara waktu dibagi dua wilayah pendudukan dgn batas 38° lintang utara. Di kepingan utara diduduki Uni Soviet, sedangkan di selatan dikuasai oleh Amerika Serikat.
  3. Penjahat perang mesti dihukum.
  4. Jepang mesti mengeluarkan uang ganti rugi perang. c. Perjanjian Sekutu dgn Negara Lainnya
Selain menyelenggarakan perjanjian dgn Jerman & Jepang, sekutu pula menyelenggarakan perjanjian dgn negara-negara lain yg kalah berperang dlm Perang Dunia II.

1) Perjanjian Sekutu–Italia dilaksanakan di Paris pada tahun 1945 dgn beberapa keputusan, antara lain sebagai berikut.

  • Wilayah Italia diperkecil.
  • Triastie menjadi negara merdeka di bawah perwalian PBB.
  • Abbesynia & Albania memperoleh kemerdekaannya kembali.
  • Semua jajahan Italia & Afrika Utara dikuasai Inggris.
  • Italia mesti mengeluarkan uang ganti rugi akibat perang yg ditimbulkannya.
2) Perjanjian Sekutu–Austria dilaksanakan di Austria pada tahun 1945 dgn aneka macam keputusan, antara lain selaku berikut.

  • Kota Wina dibagi menjadi empat wilayah pendudukan & dikuasai oleh Amerika Serikat, Inggris, Prancis, & Uni Soviet.
  • Persyaratan lain menyusul karena belum ada keputusan & kesepakatan dr keempat negara pemenang Perang Dunia II di Wina.
3) Perjanjian Sekutu dgn Hongaria, Rumania, Bulgaria, & Finlandia diputuskan di Paris tahun 1945 dgn beberapa keputusan yg pada pada dasarnya sama, yakni:

  • setiap negara daerahnya diperkecil;
  • setiap negara mesti merubah biaya perang.

B. Hubungan Dekolonisasi di Asia & Afrika dgn Transformasi Politik & Sosial di Berbagai Negara

Pada umumnya kemerdekaan tak ada yg diberikan selaku kado atau semata-mata karena kebaikan kaum penjajah. Kemerdekaan biasanya direbut dgn kekuatan senjata. Bagi rakyat terjajah hal demikian sering disebut perang kemerdekaan atau usaha kemerdekaan. Pada puncak kejayaan kaum imperialis Barat masa lalu terjadi dua kali perang besar, yakni Perang Dunia I & Perang Dunia II. Kedua perang tersebut sungguh kuat terhadap usaha nasionalisme atau pergerakan kemerdekaan bangsa-bangsa di Asia & Afrika, tergolong Indonesia. Selama Perang Dunia I, hampir seluruh negara Eropa terlibat dlm pertempuran yg memunculkan kehancuran. Oleh lantaran itu, bangsa Asia & Afrika meningkatkan tuntutannya pada negara-negara penjajah, berupa pembaruan pemerintahan & pembentukan lembaga perwakilan rakyat. Akibat krisis ekonomi sesudah Perang Dunia I, negara-negara kolonial berupaya untuk lebih meningkatkan pemerasan kekayaan di wilayah-wilayah jajahannya di Asia & Afrika. Hal itu memunculkan gerakan-gerakan perlawanan yg lebih radikal.

Berakhirnya Perang Dunia II (1939–1945) melahirkan Piagam Atlantik (Atlantic Charter) yg terdapat beberapa hal penting yg menyangkut HAM (Hak Asasi Manusia), antara lain setiap negara tidak boleh mengambil wilayah negara lain & penegasan bahwa setiap bangsa berhak menentukan nasibnya sendiri (self determination). Hal ini merupakan landasan universal bagi usaha kemerdekaan bagi negeri-negeri yg terjajah sehingga mendorong perkembangan kemerdekaan negara terjajah untuk meraih kemerdekaan. Piagam tersebut menjadi landasan berdirinya PBB. Tahun 1945 yg bikin akselerasi proses dekolonisasi di Asia Afrika. Proses pelepasan negara jajahan dr negara induknya ini disebut proses dekolonisasi. Dekolonisasi yakni ungkapan yg digunakan bangsa-bangsa Eropa di dlm menjalankan praktik imperialisme & kolonialisme di wilayah Asia & Afrika. Dengan didasari oleh semangat untuk menentukan nasib sendiri (self determination), faktor ideologi & seni tata kelola antiimperialisme yg dimiliki oleh pergerakan-pergerakan kebangsaan negara-negara di Asia Afrika mesti berjuang dengan-cara fisik untuk menjangkau kemerdekaan.

Pada Perang Dunia I & Perang Dunia II, kaum imperialis banyak meng-gunakan pula pasukan-pasukan dr negeri jajahannya. Pengerahan pasukan dr negeri jajahan sejalan dgn propaganda demokrasi & berpemerintahan sendiri yg dlm praktiknya tak pernah tiba tanpa adanya usaha. Para serdadu dr negeri jajahan yg ikut dlm perang besar menjadi pendorong perkembangan pergerakan kemerdekaan dr setiap negara jajahan di daerah Asia & Afrika yg pada puncaknya melahirkan negara-negara gres yg merdeka & berdaulat.

Perang Dunia I & Perang Dunia II kuat terhadap usaha pergerakan kemerdekaan Indonesia. Setelah Perang Dunia I, corak & haluan banyak sekali organisasi Pergerakan Nasional Indonesia berubah ke arah yg lebih tegas, lebih berani, & lebih keras. Sikap radikal dr banyak sekali organisasi Pergerakan Nasional mungkin lantaran terpengaruh ucapan Presiden Wilson pada final Perang Dunia I yg menganjurkan supaya bangsa-bangsa di dunia yg masih dijajah diberi hak untuk menentukan nasib sendiri. Sebaliknya, Perang Dunia I memunculkan kesusahan bagi pemerintah Kerajaan Belanda. Oleh karena itu, pemerintah kolonial Belanda bersikap mendekati organisasi Pergerakan Kebangsaan Indonesia.

Pada bulan Mei 1918, pemerintah kolonial Belanda membentuk Dewan Rakyat (Volksraad). Pada Sidang Dewan Rakyat tanggal 18 November 1918, Gubernur Jenderal Hindia Belanda van Limburg Stirum memberikan pidato yg menjanjikan pembaruan pemerintahan di Indonesia. Pidato gubernur jenderal ini lebih diketahui selaku Janji November 1918 atau November Belofte. Akan tetapi, setelah selesai perang, pemerintah kolonial Belanda bersikap lebih reaksioner & menindas pergerakan kebangsaan Indonesia dgn penang-kapan & pembuangan para pemimpinnya. Perang Dunia II memunculkan terdesaknya Belanda dr wilayah jajahannya di Indonesia. Selanjutnya, Indonesia berada dlm pendudukan Jepang. Selama Perang Dunia II, Jepang banyak mengalami kesulitan dlm melawan negara-negara Sekutu sehingga mesti mengerahkan pasukan dr wilayah pendudukannya. Di samping itu, Jepang pula mesti menghadapi Perang Kemerdekaan Indonesia. Akhirnya, pada pertengahan bulan Agustus 1945 Jepang mengalah kalah terhadap negara-negara Sekutu. Peristiwa menyerahnya Jepang kepada Sekutu dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan perjuangannya dlm mencapai kemerdekaan. Akhirnya, pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia berhasil meraih kemerdekaan.

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia merupakan peristiwa penting & sungguh bersejarah dlm mendorong semangat bagi bangsa-bangsa di daerah Asia & Afrika untuk memperoleh kemerdekaan. Kemerdekaan yg diperoleh bangsa Indonesia selanjutnya menjadi inspirasi bagi bangsa lain untuk memperoleh kedaulatan, contohnya bangsa India. Bangsa India pundak-membahu sudah dimengerti dunia sejak dahulu karena kemasyuran kebudayaannya. Namun, semenjak Inggris berkuasa di wilayah India, rakyat hidup sengsara. Bangsa India berjuang begitu lama menentang penjajah Inggris. Perjuangan bangsa India bahkan mampu dikatakan seimbang dgn perjuangan yg dijalankan bangsa Indonesia.

Perjuangan bangsa India akibatnya hingga pada puncaknya seiring dgn diperolehnya pengesahan kedaulatan dr kolonialis Inggris pada tahun 1947. Inggris memberi pengesahan kedaulatan pada bangsa India lantaran melihat adanya perubahan politik dunia sehabis berakhirnya Perang Dunia II. Selain itu, Inggris meninggalkan India karena merasa wilayah itu telah memperbesar beban bagi negaranya.

Bangsa kolonialis lain yg mulai memberi legalisasi kedaulatan pada wilayah jajahannya yaitu negara Prancis. Wilayah jajahan Prancis sungguh luas & tersebar di tempat Asia & Afrika. Pada tahun 1954 wilayah jajahan Prancis di Indocina mulai mendapat legalisasi kedaulatan. Rakyat di wilayah Indocina telah berjuang menentang kolonialis Prancis. Jadi, bangsa-bangsa di Indocina pula sudah berjuang dgn segala pengorbanannya untuk memperoleh kemerdekaan. Kemerdekaan yg diperoleh rakyat Indocina mengilhami jajahan Prancis di Afrika, yakni Aljazair yg pula memperoleh pengukuhan kedaulatan. Aljazair memperoleh pengukuhan kedaulatan pada tahun 1962. Mereka pula berjuang mengangkat senjata & berkorban semuanya untuk memperoleh pengukuhan kedaulatan tersebut.

Praktik imperialisme & kolonialisme yg tak terlalu keras adakala di belakang hari memunculkan hubungan baik antara negara penjajah & bangsa yg terjajah. Dalam rangka kekerabatan baik tersebut, beberapa negara bekas jajahan masih mengikatkan diri dgn bekas negara penjajahnya. Hubungan baik di antara dua negara tersebut biasanya meliputi bidang ekonomi, sosial, & budaya.

Inggris yakni salah satu negara yg melaksanakan praktik imperialisme & kolonialisme yg tak begitu keras. Jajahan Inggris tatkala melaksanakan praktik kolonialisme & imperialisme tersebar di wilayah Asia & Afrika. Karena sifat penjajahannya yg tak begitu keras, banyak bekas jajahannya yg masih mengikatkan diri dgn Inggris sesudah merdeka. British of Commonwealth Nation atau Persemakmuran Negara Inggris yaitu nama sebuah jalinan kerja sama antara bekas negara jajahan Inggris yg sudah merdeka dgn negara Inggris. Negara-negara tersebut lazimnya menjalin kerja sama dlm bidang ekonomi, sosial, & budaya. Negara-negara, mirip Australia, Malaysia, Singapura, & India menjadi anggota persemakmuran tersebut. Dengan demikian hubungan kolonial bermetamorfosis kekerabatan sosial ekonomi yg menguntungkan anggotanya. Namun, beberapa negara masih meng-anggap bahwa kekerabatan tersebut merupakan bentuk neokolonialisme atau kolonialisme baru.

Bangsa Indonesia pula pernah menganggap hubungan ibarat itu merupakan bentuk kolonialisme baru. Anggapan tersebut sempat meningkat di Indonesia pada masa pelaksanaan demokrasi terpimpin. Anggapan kolonialisme berkembang seiring niat Malaysia untuk membentuk Federasi Malaysia pada tahun 1964. Federasi Malaysia nantinya beranggotakan semua bekas jajahan Inggris di wilayah Asia Tenggara. Usaha pembentuk Federasi Malaysia pula mendapat dukungan dr pemerintah Inggris, khususnya, & negara-negara Barat, pada lazimnya . Pamerintah Indonesia yg tatkala itu dipimpin oleh Presiden Soekarno menyaksikan pembentukan Federasi Malaysia me-nyatakan bahwa itu merupakan bentuk kolonialisme gres. Apalagi, pada saat itu meningkat wacana The New Emerging Forces (Nefo) melawan The Old Established Forces (Oldefo). Nefo yaitu lambang kelompok negara-negara yg gres merdeka atau yg menentang imperialisme, & kolonialisme, sosialisme, serta komunis. Oldefo yakni lambang negara-negara yg sudah mapan & melaksanakan imperialisme & kolonialisme/kapitalisme & negara sedang meningkat yg condong pada imperialisme/kolonialisme. Dengan demi-kian, apapun bentuknya imperialisme & kolonialisme mesti dihapuskan.

Pada lazimnya hubungan antara negara-negara yg gres merdeka & negara penjajahnya berhubungan dgn urusan ekonomi. Sangat masuk kebijaksanaan apabila negara yg gres merdeka kondisi ekonominya masih kacau. Sementara itu, negara penjajahnya sebab sudah mengeksploitasi kekayaan wilayah jajahannya mempunyai kemakmuran. Keadaan seperti itu tentu saja akan saling menguntungkan jikalau antara penjajah & yg dijajah saling berafiliasi & saling menolong. Bangsa Indonesia walaupun nyaris 3,5 masa dikuasai Belanda & 3,5 tahun dijajah Jepang masih bersedia menjalin hubungan dgn dua negara bekas penjajahnya tersebut. Jalinan korelasi bangsa Indonesia dgn Belanda & Jepang dapat membantu memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia.

Pada mulanya Belanda membantu memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia lewat lembaga IGGI (Inter Governmental Group on Indonesia). Lembaga IGGI diresmikan pada tahun 1967. Keadaan ini memperlihatkan bahwa perubahan sosial, ekonomi, & politik dr negara terjajah menjadi negara merdeka tak senantiasa tanpa gangguan. Tidak ada satu pun negara di dunia ini yg mampu mengatasi permasalahannya dengan-cara sendirian. Mereka tetap memerlukan negara lain. Faktor moral menjadi benang merah penghubung antara bekas penjajah & bekas jajahannya.

Kemampuan teknologi, ekonomi, & pengetahuan negara yg gres saja merdeka masih rendah. Mereka masih memerlukan pinjaman dr negara bekas penjajahnya. Mereka pun membantu dgn membentuk beberapa lembaga dunia. Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), Bank Dunia (World Bank), & Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ ADB) merupakan lembaga ekonomi dunia yg dibentuk negara-negara Barat untuk menolong negara-negara yg gres merdeka. Ini menunjukkan bahwa ketergantungan negara-negara gres terhadap negara-negara Barat masih kokoh.

Negara-negara yg baru merdeka tak selamanya mesti merasa bergantung pada negara-negara bekas penjajahnya. Negara-negara yg baru merdeka pula berupaya memperlihatkan eksistensi & mengambil peranan dlm kehidupan dunia. Situasi dunia yg seperti terbagi antara Blok Barat & Blok Timur tak menimbulkan negara-negara yg gres merdeka mesti ikut terseret & memihak pada salah satu blok yg ada. Berbagai usaha untuk meredakan ketegangan di antara dua blok dunia & menghapuskan kolonialisme menjadi agenda penting bagi negara-negara yg gres merdeka.

Bangsa Indonesia setelah merdeka berupaya tampil dlm percaturan dunia untuk ikut menciptakan perdamaian. Bangsa Indonesia dgn segenap kemampuannya berhasil menyelenggarakan kegiatan berikut ini.

1. Konferensi Asia Afrika

Berakhirnya Perang Dunia I menenteng efek terhadap bangsa-bangsa Asia & Afrika untuk memperoleh kemerdekaan & menjaga kemerdekaan. Di samping itu pula ditandai dgn datangnya dua kekuatan ideologis, politis, & militer tergolong pengembangan senjata nuklir. Negara Republik Indonesia dlm menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat & bernegara selalu berlandaskan pada Pancasila & UUD 1945. Salah satu bentuk penyelenggaraan kehidupan bernegara yaitu menjalin kolaborasi dgn negara lain. Kebijakan yg menyangkut hubungan dgn negara lain terangkum dlm kebijakan politik mancanegara. Oleh karena itu, pelaksanaan politik luar negeri Indonesia pula mesti berdasarkan Pancasila & Undang-Undang Dasar 1945.Indonesia mencetuskan gagasannya untuk menggalang kerja sama & solidaritas antarbangsa dgn menyelenggarakan KAA.

a. Latar Belakang Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika

Politik luar negeri Indonesia yakni bebas aktif. Bebas, artinya bangsa Indonesia tak memihak pada salah satu blok yg ada di dunia. Makara, bangsa Indonesia berhak erat dgn negara mana pun asal tanpa ada unsur ikatan tertentu. Bebas pula bermakna bahwa bangsa Indonesia mempunyai cara sendiri dlm merespon perkara internasional. Aktif mempunyai arti bahwa bangsa Indonesia dengan-cara aktif ikut mengusahakan terwujudnya perdamaian dunia. Negara Indonesia memilih sifat politik luar negerinya bebas aktif alasannya sesudah Perang Dunia II rampung di dunia sudah timbul dua kekuatan adidaya gres yg saling berhadapan, yakni negara Amerika Serikat & Uni Soviet. Amerika Serikat memelopori berdirinya Blok Barat atau Blok kapitalis (liberal), sedangkan Uni Soviet memelopori kedatangan Blok Timur atau blok sosialis (komunis).

Dalam upaya meredakan ketegangan & untuk merealisasikan perdamaian dunia, pemerintah Indonesia berinisiatif & menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika. Usaha ini mendapat derma dr negara-negara di Asia & Afrika. Bangsa-bangsa di Asia & Afrika pada lazimnya pernah menderita lantaran penindasan imperialis Barat. Persamaan nasib itu memunculkan rasa setia sahabat. Setelah Perang Dunia II rampung, banyak negara di Asia & Afrika yg berhasil meraih kemerdekaan, di antaranya yaitu India, Indonesia, Filipina, Pakistan, Burma (Myanmar), Sri Lanka, Vietnam, & Libia. Sementara itu, masih banyak pula negara yg berada di tempat Asia & Afrika belum dapat meraih kemerdekaan. Bangsa-bangsa di Asia & Afrika yg telah merdeka tak melalaikan masa lampaunya. Mereka tetap merasa senasib & sependeritaan. Lebih-lebih apabila mengenang masih banyak negara di Asia & Afrika yg belum merdeka. Rasa setia sobat itu dicetuskan dlm Konferensi Asia Afrika. Sebagai cetusan rasa setia teman & selaku usaha untuk menjaga perdamaian dunia, pelaksanaan Konferensi Asia Afrika bermakna penting, baik bagi bangsa-bangsa di Asia & Afrika pada khususnya maupun dunia pada lazimnya .

Prakarsa untuk menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika dikemukakan pertama kali oleh Perdana Menteri RI Ali Sastroamijoyo yg kemudian mendapat dukungan dr negara India, Pakistan, Sri Lanka, & Burma (Myanmar) dlm Konferensi Colombo.

b. Konferensi Pendahuluan

Sebelum Konferensi Asia Afrika dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan konferensi pendahuluan selaku persiapan. Konferensi pendahuluan tersebut, antara lain selaku berikut.

1)  Konferensi Kolombo (Konferensi Pancanegara I)

Konferensi pendahuluan yg pertama diselenggarakan di Kolombo, ibu kota negara Sri Lanka pada tanggal 28 April–2 Mei 1954. Konferensi didatangi oleh lima orang perdana menteri dr negara sebagai berikut.

a)
Perdana Menteri Pakistan
:
Muhammad Ali Jinnah
b)
Perdana Menteri Sri Lanka
:
Sir John Kotelawala
c)
Perdana Menteri Burma (Myanmar)
:
U Nu
d)
Perdana Menteri Indonesia
:
Ali Sastroamijoyo
e)
Perdana Menteri India
:
Jawaharlal Nehru

Konferensi Kolombo membahas problem Vietnam, sebagai persiapan untuk menghadapi Konferensi di Jenewa. Di samping itu Konferensi Kolombo dengan-cara aklamasi memastikan akan menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika & pemerintah Indonesia ditunjuk selaku penyelenggaranya. Kelima negara yg wakilnya hadir dlm Konferensi Kolombo kemudian diketahui dgn nama Pancanegara. Kelima negara itu disebut sebagai negara sponsor. Konferensi Kolombo pula populer dgn nama Konferensi Pancanegara I.

2)  Konferensi Bogor (Konferensi Pancanegara II)

Konferensi pendahuluan yg kedua diselenggarakan di Bogor pada tanggal 22–29 Desember 1954. Konferensi itu didatangi pula oleh perdana menteri negara-negara peserta Konferensi Kolombo.

  • Konferensi Bogor menentukan hal-hal selaku berikut.
  • Konferensi Asia Afrika akan diselenggarakan di Bandung pada bulan 18-24 April 1955.
  • Penetapan tujuan KAA & menentukan negara-negara yg akan diundang selaku penerima Konferensi Asia Afrika.
  • Hal-hal yg akan dibicarakan dlm Konferensi Asia Afrika.
  • Pemberian pertolongan terhadap tuntutan Indonesia mengenai Irian Barat. Konferensi Bogor pula terkenal dgn nama Konferensi Pancanegara II.

c. Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika

Sesuai dgn rencana, Konferensi Asia Afrika diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18–24 April 1955. Kon-ferensi Asia Afrika didatangi oleh wakil-wakil dr 29 negara yg terdiri atas negara pengundang & negara yg dipanggil.
Pembukaan KAA oleh Presiden Soekarno
  1. Negara pengundang meliputi Indonesia, India, Pakistan, Sri Lanka, & Burma (Myanmar).
  2. Negara yg diundang 24 negara terdiri atas 6 negara Afrika & 18 negara meliputi Asia (Filipina, Thailand, Kampuchea, Laos, RRC, Jepang, Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Nepal, Afghanistan, Iran, Irak, Saudi Arabia, Syria (Suriah), Yordania, Lebanon, Turki, Yaman), & Afrika (Mesir, Sudan, Etiopia, Liberia, Libia, & Pantai Emas/Gold Coast).
Negara yg dipanggil, tetapi tak hadir pada Konferensi Asia Afrika ialah Rhodesia/Federasi Afrika Tengah. Ketidakhadiran itu disebabkan Federasi Afrika Tengah masih dilanda perkelahian dlm negara/dikuasai oleh orang-orang Inggris. Semua persidangan Konferensi Asia Afrika diselenggarakan di Gedung Merdeka, Bandung.
Peta negara-negara penerima dlm Konferensi Asia-Afrika I di Bandung 1955
Latar belakang & dasar pertimbangan diadakan KAA yakni sebagai berikut.

  1. Kenangan kejayaan masa lalu dr beberapa negara di wilayah Asia-Afrika.
  2. Perasaan senasib sepenanggungan karena sama-sama mencicipi masa penjajahan & penindasan bangsa Barat, kecuali Thailand.
  3. Meningkatnya kesadaran berbangsa yg dimotori oleh golongan elite nasional/terpelajar & intelektual.
  4. Adanya Perang Dingin antara Blok Barat dgn Blok Timur.
  5. Memiliki pokok-pokok yg kokoh dlm hal bangsa, agama, & budaya.
  6. Secara geografis letaknya berdekatan & saling melengkapi satu sama lain.
Tujuan diadakannya Konferensi Asia Afrika, antara lain:

  1. meningkatkan kerja sama bangsa-bangsa di Asia & Afrika dlm bidang sosial, ekonomi, & kebudayaan;
  2. memberantas diskriminasi ras & kolonialisme;
  3. memperbesar peranan bangsa Asia & Afrika di dunia & ikut serta mengusahakan perdamaian dunia & kerja sama internasional.
  4. bekerja sama dlm bidang sosial, ekonomi, & budaya,
  5. membahas persoalan-problem khusus yg menyangkut kepentingan bareng ibarat kedaulatan negara, rasionalisme, & kolonialisme.

Konferensi Asia Afrika membahas hal-hal yg menyangkut kepentingan bersama negara-negara di Asia & Afrika, khususnya kerja sama ekonomi & kebudayaan, serta persoalan kolonialisme & perdamaian dunia. Kerja sama ekonomi dlm lingkungan bangsa-bangsa Asia & Afrika dilakukan dgn saling memperlihatkan perlindungan teknik & tenaga piawai. Konferensi beropini bahwa negara-negara di Asia & Afrika perlu memperluas jual beli & pertukaran utusan jualan . Dalam konferensi tersebut ditegaskan pula pentingnya permasalahan perhubungan antarnegara lantaran kelangsungan perhubungan mampu mengembangkan ekonomi. Konferensi pula menyetujui penggunaan beberapa organisasi internasional yg sudah ada untuk mengembangkan ekonomi.

Konferensi Asia Afrika menyokong sepenuhnya prinsip dasar hak asasi insan yg tercantum dlm Piagam PBB. Oleh karena itu, sungguh disesalkan masih adanya rasialisme & diskriminasi warna kulit di beberapa negara. Konferensi mendukung usaha untuk melenyapkan rasialisme & diskriminasi warna kulit di mana pun di dunia ini. Konferensi pula menyatakan bahwa kolonialisme dlm segala bentuk harus diakhiri & setiap usaha kemer-dekaan mesti dibantu hingga berhasil. Demi perdamaian dunia, konferensi mendukung adanya perlucutan senjata. Juga diserukan biar percobaan senjata nuklir dihentikan & permasalahan perdamaian pula merupakan permasalahan yg sungguh penting dlm pergaulan internasional. Oleh karena itu, semua bangsa di dunia hendaknya menjalankan toleransi & hidup berdampingan dengan-cara tenang. Demi perdamaian pula, konferensi menganjurkan biar negara yg menyanggupi syarat secepatnya mampu diterima menjadi anggota PBB.

Konferensi setelah membahas beberapa urusan yg menyangkut kepentingan negara-negara Asia Afrika khususnya & negara-negara di dunia pada lazimnya , segera mengambil beberapa keputusan penting, antara lain:

  1. meningkatkan kerja sama bangsa-bangsa Asia Afrika di bidang sosial, ekonomi, & kebudayaan;
  2. menuntut kemerdekaan bagi Aljazair, Tunisia, & Maroko;
  3. mendukung tuntutan Indonesia atas Irian Barat & tuntutan Yaman atas Aden;
  4. menentang diskriminasi ras & kolonialisme dlm segala bentuk;
  5. aktif mengusahakan perdamaian dunia.
Selain menetapkan keputusan tersebut, konferensi pula mengajak setiap bangsa di dunia untuk menjalankan beberapa prinsip bersama, ibarat:

  1. menghormati hak-hak dasar insan, tujuan, serta asas yg termuat dlm Piagam PBB;
  2. menghormati kedaulatan & integritas teritorial semua bangsa;
  3. mengakui persamaan ras & persamaan semua bangsa, baik bangsa besar maupun bangsa kecil;
  4. tidak melakukan intervensi atau ikut campur tangan dlm problem dlm negeri negara lain;
  5. menghormati hak-hak tiap bangsa untuk menjaga diri, baik dengan-cara sendirian maupun dengan-cara kolektif sesuai dgn Piagam PBB;
  6. a) tak memakai peraturan-peraturan dr pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus salah satu negara besar;  b) tak melaksanakan tekanan kepada negara lain;
  7. tidak melaksanakan perbuatan atau ancaman agresi ataupun penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atas kemerdekaan politik suatu negara;
  8. menuntaskan segala pertikaian internasional dengan-cara hening sesuai dgn Piagam PBB;
  9. memajukan kepentingan bareng & kerja sama internasional;
  10. menghormati aturan & kewajiban internasional lainnya.
Kesepuluh prinsip yg dinyatakan dlm Konferensi Asia Afrika itu diketahui dgn nama Dasasila Bandung atau Bandung Declaration.

d. Pengaruh Konferensi Asia Afrika bagi Solidaritas & Perjuangan Kemerdekaan Bangsa di Asia & Afrika

Konferensi Asia Afrika membawa dampak yg besar bagi solidaritas & usaha kemerdekaan bangsa di Asia & Afrika. Pengaruh Konferensi Asia Afrika merupakan selaku berikut.

  1. Perintis dlm membina solidaritas bangsa-bangsa & merupakan titik tolak untuk mengakui kenyataan bahwa semua bangsa di dunia harus mampu hidup berdampingan dengan-cara hening.
  2. Cetusan rasa setia teman & kebangsaan bangsa-bangsa Asia Afrika untuk menggalang persatuan.
  3. Penjelmaan kebangkitan kembali bangsa-bangsa di Asia & Afrika.
  4. Pendorong bagi usaha kemerdekaan bangsa di dunia pada biasanya serta di Asia & Afrika khususnya.
  5. Memberikan imbas yg besar terhadap usaha bangsa-bangsa di Asia & Afrika dlm meraih kemerdekaannya.
  6. Banyak negara-negara Asia-Afrika yg merdeka kemudian masuk menjadi anggota PBB.
Selain menenteng efek bagi solidaritas & perjuangan kemerdekaan bangsa di Asia & Afrika, Konferensi Asia Afrika pula menimbulkan pengaruh yg penting dlm perkembangan dunia pada biasanya. Pengaruh atau efek itu, antara lain selaku berikut.

  1. Konferensi Asia Afrika bisa menjadi penengah dua blok yg saling berseteru sehingga mampu mengurangi ketegangan/détente balasan Perang Dingin & menangkal terjadinya perang terbuka.
  2. Gagasan Konferensi Asia Afrika meningkat lebih luas lagi & diwujudkan dlm Gerakan Non Blok.
  3. Politik bebas aktif yg dijalankan Indonesia, India, Burma (Myanmar), & Sri Lanka terlihat mulai disertai oleh negara-negara yg tak bersedia masuk Blok Timur ataupun Blok Barat.
  4. Belanda cemas dlm menghadapi kelompok Asia Afrika di PBB alasannya yakni dlm Sidang Umum PBB, kelompok tersebut mendukung tuntutan Indonesia atas kembalinya Irian Barat ke pangkuan RI.
  5. Australia & Amerika Serikat mulai berusaha menghapuskan diskriminasi ras di negaranya.
Konferensi Asia Afrika & pengaruhnya terhadap solidaritas antarbangsa tak cuma mempunyai pengaruh pada negara-negara di Asia & Afrika, tetapi pula bergema ke seluruh dunia.

2. Organisasi Gerakan Non Blok

Perang Dunia II (1939–1945) sudah memunculkan banyak sekali akhir yg mengerikan bagi umat insan. Selain jutaan manusia mati, terjadi pula kehancuran banyak sekali bangunan, fasilitas bikinan, fasilitas transportasi, terjadi krisis ekonomi, & penyebaran wabah penyakit. Peta politik dunia pun ikut berganti. Dua kekuatan adikuasa sudah lahir yg menjadikan terjadinya kontradiksi di antara keduanya.

a. Pengertian

Gerakan Non Blok (GNB) atau Non Alignment (NAM) merupakan gerakan yg tak memihak/netral kepada Blok Barat & Blok Timur.

b. Latar Belakang Berdirinya Gerakan Non Blok

Di sela-sela puing kehancuran selesai Perang Dunia II, muncullah dua negara adikuasa yg saling berhadapan. Mereka berebut efek terhadap negara-negara yg sedang meningkat agar menjadi sekutunya. Dua negara adidaya itu merupakan Amerika Serikat & Uni Soviet. Persaingan kekuatan di antara dua blok itu menimbulkan terjadinya Perang Dingin (the Cold War). Mereka saling berhadapan, berkompetisi, & saling memperkuat sistem persenjataan. Setiap kelompok sudah mengarahkan kekuatan bomnya ke negara lawan. Akibatnya, suasana dunia tercekam oleh ketakutan akan meletusnya Perang Dunia III atau Perang Nuklir yg jauh lebih mengerikan dibandingkan Perang Dunia I & Perang Dunia II. Menghadapi situasi dunia yg penuh pertentangan tersebut, Indonesia menentukan tata cara politik mancanegara bebas aktif. Prinsip kebijak-sanaan politik luar negeri Indonesia tersebut ternyata pula sesuai dgn sikap negara-negara sedang berkembang yang lain. Oleh karena itu, mereka sepakat untuk membentuk suatu kelompok gres yg netral, tak memihak Blok Barat ataupun Blok Timur. Kelompok inilah yg nantinya disebut kelompok negara-negara Non Blok. Dengan demikian faktor-aspek yg melatarbelakangi berdirinya Gerakan Non Blok yaitu sebagai berikut.

1) Munculnya dua blok, yakni Blok Barat di bawah Amerika Serikat & Blok Timur di bawah Uni Soviet yg saling memperebutkan efek di dunia.

2) Adanya kecemasan negara-negara yg gres merdeka & negara-negara berkembang, sehingga berupaya meredakan ketegangan dunia.

3) Ditandatanganinya “Dokumen Brioni” tahun 1956 oleh Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia), PM Jawaharlal Nehru (India), Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir), bermaksud mempersatukan negara-negara non blok.

4) Terjadinya krisis Kuba 1961 lantaran US membangun pangkalan militer di Kuba dengan-cara besar-besaran, sehingga mengkhawatirkan AS.

5) Pertemuan 5 orang negarawan pada sidang biasa PBB di markas besar PBB, yakni:

  • Presiden Soekarno (Indonesia),
  • PM Jawaharlal Nehru (India),
  • Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir),
  • Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia), dan
  • Presiden Kwame Nkrumah (Ghana).
Berdirinya Gerakan Non Blok (Non Aligned Movement) diprakarsai oleh para pemimpin negara dr Indonesia (Presiden Soekarno), Republik Persatuan Arab–Mesir (Presiden Gamal Abdul Nasser), India (Perdana Menteri Pandith Jawaharlal Nehru), Yugoslavia (Presiden Joseph Broz Tito), & Ghana (Presiden Kwame Nkrumah).

c. Tujuan Gerakan Non Blok

Gerakan Non Blok mempunyai tujuan, antara lain:

  1. meredakan ketegangan dunia sebagai balasan pertentangan dua blok adidaya yg bersengketa;
  2. mengusahakan terciptanya suasana dunia yg aman & hening;
  3. mengusahakan terwujudnya kekerabatan antarbangsa dengan-cara demokratis;
  4. menentang kolonialisme, politik apartheid, & rasialisme;
  5. memperjuangkan keleluasaan dlm bidang ekonomi & kolaborasi atas dasar persamaan derajat;
  6. meningkatkan solidaritas di antara negara-negara anggota Gerakan Non Blok;
  7. menggalang kolaborasi antara negara berkembang & negara maju menuju terciptanya tata ekonomi dunia baru.

d. Asas Gerakan Non Blok

  1. GNB bukanlah suatu blok tersendiri & tak bergabung ke dlm blok dunia yg saling berlawanan.
  2. GNB merupakan wadah usaha negara-negara yg sedang meningkat yg gerakannya tak pasif.
  3. GNB berusaha mendukung usaha dekolonisasi di semua tempat, memegang teguh perjuangan melawan imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme, rasialisme, apartheid, & zionisme.

e. Keanggotaan GNB

Pada waktu berdirinya, GNB cuma beranggota 25 negara. Setiap diseleng-garakan KTT anggotanya senantiasa bertambah, karena setiap negara bisa diterima menjadi anggota GNB dgn menyanggupi persyaratan. Adapun syarat menjadi anggota GNB yaitu selaku berikut:

  1. menganut politik bebas & hidup berdampingan dengan-cara tenang;
  2. mendukung gerakan-gerakan kemerdekaan nasional;
  3. tidak menjadi anggota salah satu pakta militer Amerika Serikat atau Uni Soviet.

f. Bentuk Organisasi Gerakan Non Blok

Di dlm Gerakan Non Blok tak terdapat struktur organisasi yg mengurus kegiatan di aneka macam bidang karena Gerakan Non Blok bukan meru-pakan lembaga. Gerakan Non Blok mengandalkan usaha pada kekuatan moral. Satu-satunya pengelola dlm Gerakan Non Blok yaitu ketua. Ketua Gerakan Non Blok dijabat oleh kepala pemerintahan negara yg menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non Blok. KTT Gerakan Non Blok didatangi oleh para kepala pemerintahan & kepala negara anggota Gerakan Non Blok.

Kegiatan Gerakan Non Blok meliputi bidang berikut ini.

1)  Bidang Politik & Perdamaian Dunia

Kegiatan yg dijalankan Gerakan Non Blok dlm bidang politik & perdamaian dunia, antara lain ikut berupaya:

  1. meredakan ketegangan dunia;
  2. mengusahakan terciptanya perdamaian dunia;
  3. mengusahakan terwujudnya korelasi antarbangsa dengan-cara demokratis;
  4. mengusahakan pelucutan senjata & pengurangan senjata nuklir;
  5. meniadakan pangkalan militer asing & pakta-pakta militer;
  6. melenyapkan kolonialisme;
  7. menuntaskan sengketa antarnegara & perang-perang setempat, separti Perang Irak-Iran, urusan di wilayah Timur Tegah (Midle East);
  8. meniadakan persekutuan militer;
  9. menentang rasialisme & apartheid.
Kegiatan-kegiatan tersebut diselenggarkan lewat lembaga PBB, konferensi-konferensi internasional & pendekatan pribadi dgn negara-negara yg terlibat.

2)  Bidang Ekonomi

Kegiatan yg dijalankan Gerakan Non Blok dlm bidang ekonomi, antara lain:

a) ikut berusaha memperjuangkan kemerdekaan atau keleluasaan dlm bidang ekonomi & kerja sama atas dasar persamaan derajat;

ikut berupaya mewujudkan suatu tatanan ekonomi dunia baru (TEBD) sehingga terdapat relasi kb) erja sama saling menguntungkan antara negara maju & negara sedang berkembang. Pelaksanaan tata ekonomi dunia baru yg diperjuangkan Gerakan Non Blok dlm lembaga PBB ialah sebagai berikut.

(1) Dialog Utara–Selatan

Dialog Utara–Selatan yakni pertemuan yg membicarakan kerja sama saling menguntungkan antara kelompok negara maju yg merupakan negara industri (Utara) & negara-negara meningkat (Selatan). Dengan adanya obrolan Utara–Selatan diharapkan bisa menetralisir kesenjangan antara negara maju & meningkat sehingga terwujud tata ekonomi dunia gres yg adil & merata.

(2) Kerja Sama Selatan–Selatan

Kerja sama Selatan–Selatan merupakan bentuk kerja sama antarnegara meningkat dlm bidang ekonomi & teknologi.

(3) Kelompok 77

Kelompok 77 merupakan kelompok negara meningkat yg berjuang untuk memperoleh keadilan ekonomi atas negara-negara maju. Kelompok 77 dibikin di Jenewa, Swiss pada tahun 1964. Kelompok 77 beranggo-takan negara di kawasan Asia, Amerika Latin & Karibia, serta Afrika.

c. Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok

Sejak didirikan tahun 1961, Gerakan Non Blok sudah beberapa kali menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT), antara lain selaku berikut.

1)  Konferensi Tingkat Tinggi I Gerakan Non Blok (KTT I Gerakan Non Blok)

KTT I Gerakan Non Blok diselenggarakan pada tanggal 1–6 September 1961 di Beograd, Yugoslavia dgn ketua Presiden Joseph Broz Tito. KTT didatangi oleh 25 negara. KTT I Gerakan Non Blok menciptakan beberapa keputusan penting yg disebut Deklarasi Beograd & berisi, antara lain selaku berikut:

  • mengimbau dihentikannya Perang Dingin antara Uni Soviet & Amerika Serikat bareng sekutunya;
  • mengimbau Uni Soviet & Amerika Serikat supaya hidup berdampingan dengan-cara hening dgn menghentikan perlombaan senjata nuklir;
  • menyerukan pada dunia (PBB) untuk membantu negara yg masih terjajah supaya secepatnya merdeka.
  Sejarah Masuknya Kemajuan Tasawuf Dan Tahap Perkembangan Tasawuf
2)  Konferensi Tingkat Tinggi II Gerakan Non Blok (KTT II Gerakan Non Blok)

KTT II Gerakan Non Blok diselenggarakan pada tanggal 5–10 Oktober 1964 di Kairo, Mesir dgn ketua Presiden Gamal Abdul Nasser. KTT didatangi oleh 46 negara. Keputusan penting yg dihasilkan dlm KTT II Gerakan Non Blok antara lain sebagai berikut:

  • penghentian Perang Dingin & perlombaan senjata antara Blok Barat & Blok Timur;
  • usaha perbaikan ekonomi di negara sedang meningkat biar tak tertinggal jauh dr negara maju;
  • KTT II Gerakan Non Blok melahirkan Kelompok 77 yg terdiri atas negara Dunia Ketiga yg ingin berjuang untuk memperoleh keadilan ekonomi.
3)  Konferensi Tingkat Tinggi III Gerakan Non Blok (KTT III Gerakan Non Blok)

KTT III Gerakan Non Blok diselenggarakan di Lusaka, Zambia pada tanggal 8–10 Oktober 1970 dgn ketua Presiden Kenneth Kaunda Zambia. KTT didatangi oleh 59 negara. Keputusan penting yg diambil dlm KTT III Gerakan Non Blok, selain tetap mendukung keputusan KTT I & II Gerakan Non Blok, dihasilkan pula keputusan gres, antara lain selaku berikut:

  • dicetuskan suatu resolusi menuntut pembangunan tata ekonomi dunia gres yg lebih adil & merata;
  • mengimbau diadakannya obrolan yg lebih demokratis antara kelompok Utara & kelompok Selatan untuk mendorong tumbuhnya perekonomian dunia yg sehat & dinamis;
  • menyerukan kolaborasi yg erat & luas di antara negara anggota Gerakan Non Blok & tak terlalu bergantung pada negara maju.
4)  Konferensi Tingkat Tinggi IV Gerakan Non Blok (KTT IV Gerakan Non Blok)

KTT IV Gerakan Non Blok diselenggarakan di Aljir, Aljazair pada tanggal 5–9 September 1973 dgn ketua Presiden Houari Boumediene. KTT IV Gerakan Non Blok didatangi oleh 76 negara. Sasaran yg hendak diraih dlm KTT IV Gerakan Non Blok, antara lain selaku berikut:

  • pengajuan rancangan tata ekonomi dunia gres;
  • meredakan ketegangan dunia atau “détente” & membicarakan problem Krisis Timur Tengah;
  • pembentukan dana pembangunan bagi negara-negara meningkat ;
  • kolaborasi dlm menanggulangi problem lingkungan hidup.
5)  Konferensi Tingkat Tinggi V Gerakan Non Blok (KTT V Gerakan Non Blok)

KTT V Gerakan Non Blok diselenggarakan di Kolombo, Sri Lanka pada tanggal 16–19 Agustus 1976 dgn ketua PM Sirimavo Bandaranaike. KTT didatangi oleh 81 negara. Hasil KTT V Gerakan Non Blok “Deklarasi Kolombo” antara lain sebagai berikut:

  • berupaya merealisasikan tata ekonomi dunia baru;
  • acara Aksi Kolombo;
  • penyelesaian problem perang Vietnam.
6)  Konferensi Tingkat Tinggi VI Gerakan Non Blok (KTT VI Gerakan Non Blok)

KTT VI Gerakan Non Blok diadakan di Havana, Kuba (1979) ketua Presiden Fidel Castro. KTT dihadiri oleh 94 negara. KTT ini membicarakan permasalahan masuknya pengaruh blok sosialis ke dlm anggota Gerakan Non Blok & menghalangi terjadinya perselisihan antaranggota. Hasil penegakan kembali penting-nya perdamaian dunia. Birma menyatakan keluar dr GNB, alasannya ialah GNB di-anggap tak murni lagi.

7)  Konferensi Tingkat Tinggi VII Gerakan Non Blok (KTT VII Gerakan Non Blok)

KTT VII Gerakan Non Blok diadakan di New Delhi, India pada tahun 1982 dgn ketua PM Indira Gandhi. Menurut keputusan KTT ke VI bahwa KTT VII diselenggarakan di Bagdad Irak pada final tahun 1982. Oleh lantaran terjadi perang Irak-Iran,maka KTT VII dialihkan ke New Delhi India. Pembicaraan pada KTT VII Gerakan Non Blok ini masih berkisar pada cara merampungkan persengketaan yg timbul di antara anggota Gerakan Non Blok, simpulan perang kerabat, & pengaruh kekuatan asing. Hasil “The New Delhi Massage”, Pesan New Delhi yakni sebagai berikut:

  • menghimbau mudah-mudahan negara-negara besar menetralisir kecurigaan & menyelenggarakan perundingan dengan-cara jujur;
  • mendukung usaha rakyat Palestina & Namibia;
  • menghimbau supaya negara-negara besar & maju menghilangan politik proteksionisme, alasannya dapat membatasi perdagangan internasional.
8) Konferensi Tingkat Tinggi VIII Gerakan Non Blok (KTT VIII Gerakan Non Blok)

KTT VIII Gerakan Non Blok diadakan di Harare, Zimbabwe pada tanggal 1–6 September 1986 dgn ketua Robert Mugabe. Konferensi ini didatangi oleh 102 negara. KTT VIII Gerakan Non Blok ini membicarakan problem keter-tiban, keamanan serta perdamaian dunia yg menyangkut permasalahan hak asasi serta kedaulatan suatu negara. Selain itu, pula berupaya menghentikan perang Irak–Iran & mengupayakan supaya negara-negara Gerakan Non Blok mengakhiri sengketa antarnegara.

9) Konferensi Tingkat Tinggi IX Gerakan Non Blok (KTT IX Gerakan Non Blok)

KTT IX Gerakan Non Blok berjalan di Beograd, Yugoslavia pada tanggal 4–7 September 1989 dgn ketua Presiden Janez Drnosek. Dalam KTT ini terjadi perbedaan usulan di antara para anggota mengenai perkara Irak & Kuwait. Kelompok pertama yg didukung secara umum dikuasai anggota mengharapkan Irak menaati semua resolusi PBB. Kelompok kedua menghendaki penyelesaian Irak–Kuwait dgn penyelesaian Arab tanpa campur tangan pihak luar. Akan tetapi, jadinya Gerakan Non Blok gagal menghentikan pertentangan di Teluk Persia, baik dlm perkara Perang Teluk I maupun Perang Teluk II.

10. Konferensi Tingkat Tinggi X Gerakan Non Blok (KTT X Gerakan Non Blok)

KTT X Gerakan Non Blok diselenggarakan di Jakarta, Indonesia pada tanggal 1–6 September 1992 ketua Presiden Soeharto. Isu yg timbul dlm KTT X Gerakan Non Blok di Jakarta, antara lain selaku berikut.
KTT GNB ke X di Jakarta

  • Gerakan Non Blok tetap men-dukung usaha Palestina yg rumusannya terdapat dlm Pesan Jakarta atau Jakarta Message.
  • Menyesalkan perbuatan Amerika Serikat yg menolong Israel dlm pembangunan permukiman Yahudi di wilayah Palestina.
  • Kegagalan memasukkan perkara sanksi PBB terhadap Irak & Libia masih menerangkan lemahnya Gerakan Non Blok dlm menga-tasi perbedaan pertimbangan di kalan-gan anggotanya.
11) Konferensi Tingkat Tinggi XI Gerakan Non Blok (KTT XI Gerakan Non Blok)

KTT XI Gerakan Non Blok diselenggarakan di Cartagena, Kolombia pada tanggal 16–22 Oktober 1995 dgn ketua Presiden Ernesto Samper. Hasilnya meningkatkan obrolan Utara Selatan.

12) Konferensi Tingkat Tinggi XII Gerakan Non Blok (KTT XII Gerakan Non Blok)

KTT XII Gerakan Non Blok diselenggarakan di Durban, Afrika Selatan pada tanggal 28 Agustus–3 September 1998. Hasil perjuangan demokratisasi dlm pengukuhan serta kekerabatan internasional bagi negara dunia ketiga.

13) Konferensi Tingkat Tinggi XIII Gerakan Non Blok (KTT XIII Gerakan Non Blok)

KTT XIII Gerakan Non Blok diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada bulan Februari 2003. Hasilnya penyelesaian problem Irak dgn jalan hening & tak memicu pecahnya perang di Irak.

POKOK-POKOK PENTING PESAN JAKARTA / Jakarta Message

Para pemimpin negara-negara anggota Gerakan Non Blok (GNB) mengakhiri KTT X dgn menelorkan sebuah ”Jakarta Massage“ (Pesan Jakarta). Berikut ini pokok-pokok penting dr 27 pesan.

  • Gerakan Non Blok sudah membantu memperbaiki iklim politik inter-nasional pada tamat Perang Dingin, dgn menjaga “validitas & relevasi” Nonblok. Melalui dialog & kolaborasi, akan mem-proyeksikan gerakan selaku suatu semangat, komponen yg saling bergantung yg konstruktif & sungguh-sungguh dr arus hubungan internasional.
  • Dunia masih menghadapi hambatan-halangan berbahaya untuk menyelaraskan mirip halnya pertentangan-pertentangan kekerasan, agresi, & pencaplokan negara lain, pertikaian antaretnik, bentuk-bentuk gres rasisme, ketidaktoleransian agama & nasionalisme yg diartikan dengan-cara sempit.
  • Gerakan Non Blok akan membentuk suatu kelompok untuk memain-kan sebuah kiprah penting dlm membangkitkan kembali, reinstruk-turisasi & demokratisasi PBB. Para anggota mendesak semoga kelima anggota tetap DK PBB membuang hak veto & meraka mengatakan bahwa keanggotaan DK PBB mesti didefinisikan kembali supaya men-cerminkan perubahan sesudah berakhirnya Perang Dingin.
  • Menyerukan perang terhadap kondisi di bawah perkembangan, kemiskinan & kebodohan, dgn mengatakan bahwa mereka mesti menghancurkan beban utang (luar negeri), proteksionisme, rendahnya harga-harga komoditas & mengecilkan gangguan arus duit negara-negara miskin.
  • Hal itu menimbulkan kecemasan perihal kegagalan untuk menyelesai-kan perundingan perdagangan multilateral & menyerukan negara-negara maju untuk menguatkan penyelesaian yg memuaskan putaran Uruguay.
  • Untuk meningkatkan kerja sama Selatan–Selatan, GNB mendesak dilakukannya kerja sama yg kongkrit & praktis dlm hal bikinan masakan & penduduk, jual beli & investasi untuk mengetahui rasa percaya diri dengan-cara bareng -sama.
  • Pada cuilan lain menilai kerjasama atas upaya & seni tata kelola dgn kelompok 77 (lembaga ekonomi negara-negara berkembang) mengenai kepentingan-kepentingan yg mendesak lewat komite koordinasi adonan yg mantap.
  • Juga diserukan “Persekutuan-persekutuan Global yg gres dlm menyeimbangkan sumber keuangan untuk negara-negara miskin & alih teknologi lingkungan lebih besar.”
  • GNB pula menyatakan memberi pertolongan yg pantang mundur pada rakyat Palestina untuk berupaya menentukan nasib sendiri & mengakhiri diskriminasi rasial di Afrika selatan.
  • Tidak ada negara yg boleh memakai kekuatannya untuk memak-sakan konsep-konsep demokrasi & hak-hak asasi insan yg mereka anut pada negara lain atau menerapkannya selaku syarat (pemberian pinjaman).
  • GNB berjanji untuk tetap memegang teguh komitmen meraka dlm mengupayakan suatu dunia yg bebas nuklir. Mereka pula menyata-kan keprihatian yg dlm atas pemakaian dana dengan-cara besar-besaran untuk persenjataan, padahal dana tersebut mestinya bisa disalurkan untuk pembangunan.

Keberhasilan penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika & pula hasil keputusan yg sudah diambil menghidupkan semangat bangsa-bangsa di tempat Asia & Afrika untuk melawan kolonialisme & imperialisme. Akibatnya, di tempat Asia & Afrika bermunculan negara-negara gres.

Terusan Suez

Terusan Suez merupakan terusan yg menghubungkan antara Laut Tengah & Laut Merah terletak di wilayah Mesir, yakni di tanah Genting antara kedua maritim tersebut yg jaraknya kurang lebih 169 km. Terusan Suez terletak antara Port Taufik & kota Suez di tepi maritim Merah dgn Port Said & Port Fuad di tepi Laut Tengah. Penggalian Terusan Suez dilaksanakan pada kala ke-19 yakni tatkala berada di bawah pemerintahan Khedive Muhammad Said Pasha (1854-1864) dgn perusahaan penggalian‘Compagnie Universelle du Canal Maritime de Suez’ yg dipimpin oleh Ferdinand de Lesseps dr Prancis. Terusan Suez dibangun tahun 1859-1869 dgn panjang 169 km, lebar 60 m & kedalaman 8 meter Mesir menemukan 40% dr jumlah saham & sisanya dijual untuk biasa . Pembukaan Terusan Suez dijalankan oleh Eugene, permaisuri Kaisar Napoleon III dgn menggunakan kapal Aigle & diikuti oleh 69 kapal yang lain.

3. Krisis Suez & Peran Indonesia

Pada tanggal 29 Oktober 1888 dilangsungkan Konferensi Istambul (Turki) yg dengan-cara bersama-sama menetapkan status Terusan Suez. Hal ini mengenang kedudukan, fungsi, & peranan Terusan Suez bagi dunia internasional. Konferensi didatangi oleh Inggris, Jerman, Austria, Hongaria, Spanyol, Prancis, Italia, Belanda, Rusia, Turki, & Mesir. Konferensi menentukan Terusan Suez berstatus internasional. Adapun hasil konferensi Istambul Suez Canal Convention yakni selaku .

  • Kebebasan berlayar di Terusan Suez bagi semua kapal, bak kapal jualan maupun kapal perang, baik dlm kondisi hening maupun dlm kondisi perang.
  • Semua kapal yg melintasi Terusan Suez tak boleh memperlihatkan gejala pertempuran.
  • Tidak boleh menempatkan kapal-kapal di pintu masuk atau sepanjang Terusan Suez.
  • Pemerintah Mesir mesti mengambil tindakan-perbuatan yg perlu guna menjamin pelaksanaan Konferensi Istambul.
  • Kebebasan berlayar di Terusan Suez merupakan keleluasaan yg terbatas.
  • Pokok-pokok persetujuan ini berlakunya tak dibatasi hingga berakhirnya Undang-undang yg mengendalikan konsesi dr perusahaan Terusan Suez.
Terinspirasi oleh hasil Konferensi Asia Afrika, maka Gamal Abdul Nasser menasionalisasi Terusan Suez pada tanggal 26 Juli 1956. Dengan demikian, Terusan Suez yg semula berstatus internasional sepenuhnya dianggap milik bangsa Mesir. Tindakan Gamal Abdul Nasser ini pastinya dianggap selaku pelanggaran serius yg secepatnya mendapat reaksi dr Inggris & Prancis. Kedua negara Eropa yg mempunyai kepentingan dgn Terusan Suez berencana dengan-cara besama-sama akan menyerang Mesir. Amerika Serikat selaku negara adikuasa & pula merupakan sekutu Inggris & Prancis menjajal menghindarkan penyerangan tersebut. Amerika Serikat berusaha mengajak berunding ketiga negara yg sedang bersengketa itu untuk merampungkan problem Terusan Suez.

Pada tanggal 16 Agustus 1956 atas prakarsa Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Foster Dulles diadakan konferensi di London untuk menyelesaikan permasalahan Terusan Suez. Konferensi itu dihadiri oleh 20 negara, tetapi Mesir tak hadir. Konferensi meraih kesepakatan ihwal penyelesaian problem Terusan Suez yg disebut Konferensi London. Hasil Konferensi London menyebutkan, antara lain bahwa akan dibuat suatu tubuh internasional untuk menangani Terusan Suez. Namun, Gamal Abdul Nasser tetap teguh pada pendirian untuk menasionalisasi Terusan Suez & menolak hasil keputusan Konferensi London. Akibat perilaku tersebut, ketegangan di tempat Timur Tengah memuncak kembali. Masalah Terusan Suez pula dimajukan dlm Sidang Dewan Keamanan PBB pada bulan September 1956. Sekretaris Jenderal PBB, Dag Hammerskjold merespon dilema Terusan Suez, memberi usulan hening yg terkandung dlm enam hal menyerupai berikut.

  1. Pentingnya transit bebas & terbuka melalui Terusan Suez tanpa diskriminasi, baik dengan-cara politik maupun teknik.
  2. Kedaulatan Mesir & Terusan Suez mesti dihormati oleh setiap negara.
  3. Pengoperasian Terusan Suez harus terbebas dr politik setiap negara.
  4. Penetapan bea tol mesti diputuskan atas kontrak bareng antara Mesir & negara pemakai Terusan Suez.
  5. Sebagian pemasukan yg diperoleh mesti digunakan kembali untuk pengembangan Terusan Suez.
  6. Jika terjadi pertengkaran mesti diselesaikan dengan-cara hening lewat lembaga arbitrase internasional.
Penyelesaian dilema Terusan Suez dr Sekjen PBB diterima baik oleh Mesir. Namun, Mesir tetap menolak hasil-hasil Konferensi London. Inggris & Prancis memandang bahwa Mesir dengan-cara sepihak telah melaksanakan pelanggaran internasional. Oleh lantaran itu, Inggris & Prancis dengan-cara berbarengan menyerang wilayah Mesir. Serangan adonan itu berhasil menduduki wilayah sepanjang Terusan Suez & Port Said. Israel pula ikut melibatkan diri menyerang Mesir & berhasil menduduki wilayah Gurun Sinai.

Akibat serangan adonan tersebut, Rusia, Hongaria, & sekutunya bersiap menolong Mesir. Tindakan itu tentu saja memancing Amerika Serikat untuk melibatkan diri dlm perkara Terusan Suez dgn menolong sekutunya, Inggris & Prancis. Perang terbuka akhir perbuatan Gamal Abdul Nasser dlm menasionalisasi Terusan Suez memunculkan krisis internasional yg disebut Krisis Suez. Krisis Suez mendapat reaksi internasional dr negara-negara yg anti terhadap imperialisme & kolonialisme. PBB secepatnya menggelar sidang umum untuk membahas Krisis Suez. Atas usul Menteri Luar Negeri Kanada, Lester B. Pearson, Dewan Keamanan PBB mesti secepatnya membentuk pasukan penjaga perdamaian di Mesir. Pasukan PBB itu nantinya akan ditempatkan di sepanjang perbatasan Mesir–Israel. Pasukan penjaga perdamaian PBB itu disebut United Nations Emergency Forces (UNEF).

Bangsa Indonesia yg sesuai dgn Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mesti ikut berperan dlm menciptakan perdamaian dunia ikut tergerak membantu menanggulangi Krisis Suez. Pada tanggal 8 November 1956 sebagai wujud partisipasi aktif bangsa Indonesia menyatakan kesediaannya dlm menyelesaikan Krisis Suez dgn bersedia menempatkan pasukan Tentara Nasional Indonesia sebagai penjaga perdamaian di wilayah Mesir dlm Komando UNEF. Pasukan Tentara Nasional Indonesia yg dikirim selaku penjaga perdamaian di Mesir disebut Pasukan Garuda. Pasukan ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Hartoyo yg kemudian digantikan oleh Letkol Saudi. Pasukan Misriga I berangkat ke Timur Tengah pada bulan Januari 1957.
Upacara pemberangkatan misi Garudas ke Mesir

Pengiriman pasukan penjaga perdamaian oleh bangsa Indonesia dlm menangani Krisis Suez pula untuk memperlihatkan solidaritas selaku sesama negara yg baru merdeka. Selain itu, pula melaksanakan hasil keputusan yg sudah diambil dlm Konferensi Asia Afrika.

C. Perkembangan Sistem Ekonomi Internasional dgn Perubahan Politik & Ekonomi Indonesia

Perang Dunia II merupakan perang yg sungguh mengerikan & lebih hebat dibandingkan dgn Perang Dunia I. Akibat yg ditimbulkan Perang Dunia II menyangkut perubahan bidang politik & ekonomi.

1. Perubahan di Bidang Politik

Perubahan politik yg terlihat sehabis berakhirnya Perang Dunia II, antara lain sebagai berikut.

a. Tampilnya Amerika Serikat & Uni Soviet selaku Negara Adidaya

Amerika Serikat & Uni Soviet ialah dua negara adikuasa (super power) yg besar peranannya di dlm mengakhiri PD II & memainkan peranan di dunia internasional. Negara Barat lain, menyerupai Inggris, Prancis, Jerman, & Italia, sudah mundur kedudukannya selaku kekuatan dunia (world power).

b. Terjadi Persaingan di Antara Negara Adidaya

Amerika Serikat & Uni Soviet berupaya untuk saling berpengaruh & berkuasa di dunia. Persekutuan mereka dlm PD II merupakan persekutuan gila. Mereka mampu bersekutu lantaran mempunyai musuh yg sama, yakni pihak poros (Jerman, Jepang, & Italia) Namun, sesudah musuh bersamanya lenyap, Amerika Serikat yg berpaham liberal-kapitalis tak sejalan dgn Uni Soviet yg berpaham sosialis-komunis. Secara material, Amerika Serikat lebih kuat dibandingkan Uni Soviet. Mereka saling berebut untuk memperoleh dampak & berkuasa di dunia.

c.  Timbul Politik Memecah Belah

Amerika Serikat & Uni Soviet berupaya menjalankan politik memecah belah bangsa lain demi kepentingan mereka sendiri. Mereka membagi negara-negara yg memiliki arti penting, menyerupai Korea, Vietnam, & Jerman untuk mendukung kepentingan kedua negara adikuasa tersebut.

d. Timbulnya Negara-Negara Nasional

Negara-negara imperialis Barat, seperti, AS, Inggris, Prancis, Belanda, Portugal, & Spanyol tak bisa lagi membatasi semangat usaha bangsa-bangsa yg mereka jajah. Usaha untuk menindas rakyat jajahan cuma mencampakkan ongkos & mengorbankan rakyatnya sendiri. Mereka mengakui atau menyodorkan kemerdekaan kembali pada negara-negara yg dijajah. Dengan demikian pasca-PD II banyak negara-negara di kawaan Asia & Afrika mem-peroleh kemerdekaan.

e.  Timbul Persekutuan Militer Kembali

Sebagai balance of power policy (penyeimbang kekuatan), negara-negara adikuasa berusaha mengadakan persekutuan gres demi keamanan bersama (Collective Security) sehingga timbul pakta-pakta yg bersifat militer. Misalnya, Amerika Serikat mendirikan North Atlantic Treaty Organization (NATO) yg diimbangi oleh Uni Soviet dgn membentuk komplotan militer Pact of Mutual Assistance and Unifield Command atau Pakta Warsawa.

2. Perubahan di Bidang Sosial

a. Terbentuknya United Nations (UN) atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Berakhirnya Perang Dunia II mengakibatkan lahirnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) selaku lembaga dunia penyempurnaan dr Liga Bangsa Bangsa (LBB). Lahirnya Perserikatan Bangsa-Bangsa dilandasi adanya Charter of Peace (Piagam perdamaian) diharapkan dapat menjamin keamanan & ketertiban dunia, mencegah terulangnya perang dunia, serta menjamin keamanan dunia.

b. Semakin kuat kedudukan golongan cerdik cerdas

PD II menampilkan bahwa pertempuran tak bisa dimenangkan tanpa pertolongan kaum cerdik pintar yg merupakan tentara tanpa senjata yg berjuang di laboratorium dgn pengamatan-observasi, sehingga mampu didapatkan alat-alat perang terbaru mirip radar, peluru kendali, bom atom, & sebagainya. Bom atom berhasil mengakhiri PD II setelah berhasil diujicobakan di kota Hirosima pada tanggal 6 Agustus 1945 & kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945.

3. Perubahan di Bidang Ekonomi

a. Ekonomi dunia menjadi kacau

Berakhirnya Perang Dunia II memunculkan kondisi ekonomi dunia kacau. Perang Dunia II telah mengeksploitasi banyak tenaga kerja, modal, & biaya perang sehingga tatkala perang rampung kondisi perekonomian sangat berserakan. Lahirnya dua kekuatan adikuasa sesudah perang dunia dgn sendirinya sudah mengakibatkan metode ekonomi dunia terbelah menjadi dua. Sistem ekonomi dunia setelah Perang Dunia II terdiri atas tata cara ekonomi kapitalis & metode ekonomi sosialis. Sistem ekonomi kapitalis cenderung ber-kiblat & didominasi oleh Amerika Serikat. Sistem ekonomi sosialis cenderung berkiblat & didominasi oleh Uni Soviet.

Negara-negara di Eropa Barat & sebagian Asia, seperti Jepang, Singapura, & Korea senantiasa cenderung menggunakan metode ekonomi kapitalis. Amerika Serikat selaku pemimpin kapitalis menyatakan bahwa sistem perekonomian kapitalis merupakan tata cara perekonomian terbaik di dunia.

Hal itu disebabkan metode perekonomian kapitalis menekankan pada bentuk kompetisi bebas sesuai nilai liberal. Paham ekonomi kapitalis ini sungguh berlawanan dgn paham ekonomi sosialis. Paham ekonomi sosialis banyak dipraktekkan di negara-negara Eropa Timur & sebagian Asia, menyerupai Cina, Korea Utara, & Vietnam. Pada metode ekonomi sosialis, peranan pemerintah sungguh mendominasi. Bahkan, campur tangan pemerintah dlm kegiatan pereko-nomian wajib dilaksanakan. Hak milik perorangan atau pribadi sangat diabaikan. Makara, semua kegiatan itu dipusatkan & diperuntukkan bagi negara.

Hancurnya perekonomian dunia menyebabkan Amerika Serikat & Uni Soviet selaku negara adidaya tampil menyodorkan derma ekonomi. Namun, kedua negara adidaya itu tak sekadar memberi derma ekonomi. Dibalik pemberian santunan ekonomi tersebut, kedua negara adikuasa pula memperluas imbas ideologinya.

Presiden Amerika Serikat, Harry S. Truman dgn dibantu Menteri Luar Negeri, Marshall memperlihatkan pemberian ekonomi ke sejumlah negara Eropa Barat. Program pertolongan ekonomi Amerika Serikat tersebut diketahui dgn nama Marshall Plan yg dicetuskan pada tanggal 5 Juli 1947. Negara-negara Eropa Barat yg mendapatkan perlindungan ekonomi lewat Marshall Plan mesti bersedia melakukan pekerjaan sama dgn Amerika Serikat untuk meningkatkan produksi dengan-cara optimal, membuat lapangan kerja, & meningkatkan volume per-dagangan. Negara-negara Eropa Barat dgn memperoleh proteksi ekonomi melalu Marshall Plan dengan-cara bertahap berhasil menata kembali kondisi perekonomiannya. Bahkan, penduduk Eropa Barat risikonya mampu membentuk suatu badan kerja sama ekonomi yg disebut Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau European Economic Community (EEC) pada tanggal 25 Maret 1957 di Roma, Italia.

Di dlm pertemuan di Roma digariskan tujuan pembentukan Masyarakat Ekonomi Eropa, antara lain:

  1. meningkatkan perekonomian negara anggota lewat kerja sama yg serasi;
  2. memperluas bidang jual beli;
  3. liberalisasi dlm perdagangan;
  4. menjaga keseimbangan perdagangan di antara negara anggota;
  5. meniadakan semua rintangan yg membatasi laju jual beli antaranggota;
  6. memperluas kerja sama jual beli dgn negara lain.
Pada mulanya Masyarakat Ekonomi Eropa beranggotakan negara Jerman Barat, Prancis, Italia, Belgia, Belanda, & Luksemburg. Namun, pada konferensi MEE di Brusel, Belgia pada tanggal 22 Januari 1962 keanggotaannya bertambah dgn masuknya Inggris, Irlandia, Denmark, & Norwegia.

Amerika Serikat pula berupaya memperluas paham ideologinya ke wilayah lainnya. Misalnya, Amerika Serikat pula berupaya mendekati negara Yunani & Turki agar bersedia bergabung dlm ideologi liberalisme kapitalisme. Negara Turki & Yunani setelah berakhirnya Perang Dunia II mengalami kehancuran bangunan & kondisi ekonomi yg parah hebat. Kebetulan dana yg besar itu dimiliki oleh Amerika Serikat yg cepat tanggap menghadapi situasi mirip itu. Paket sumbangan ekonomi dr Amerika Serikat secepatnya dikucurkan pada negara Yunani & Turki. Paket dukungan ekonomi tersebut dinamakan Truman Doctrine. Dengan demikian, Amerika Serikat satu per satu berhasil meluaskan pengaruhnya ke seluruh wilayah Eropa.

Perang Dunia II tak cuma berjalan di Eropa, tetapi pula berjalan di wilayah Asia. Dengan begitu, setelah Perang Dunia II rampung kerusakan parah pula melanda wilayah Asia. Berbagai bangunan berantakan & keadaan ekonomi pun mengalami kelesuan mirip halnya wilayah Eropa.

Amerika Serikat begitu cepat tanggap dgn kondisi di wilayah Asia. Amerika Serikat pula berupaya membantu kondisi negara-negara di wilayah Asia lewat derma ekonomi & militer. Paket pinjaman Amerika Serikat pada negara-negara Asia disebut Mutual Security.

Melihat aksi Amerika Serikat, Uni Soviet sebagai kekuatan adidaya lainnya menjajal memberi perhatian pada negara-negara sekutunya di wilayah Eropa Timur dlm bentuk pertolongan ekonomi. Bantuan ekonomi yg maksudkan untuk membendung meluasnya efek liberalisme yg digagas oleh Menteri Luar Negeri Uni Soviet, Molotov. Oleh karena itu, paket dukungan ekonomi dr negara Uni Soviet untuk negara-negara Eropa Timur disebut Molotov Plan. Dengan perlindungan ekonomi tersebut, negara-negara di Eropa Timur berupaya menata kembali kondisi ekonominya. Pada perkembangan selanjutnya, negara-negara di Eropa Timur membentuk lembaga kolaborasi ekonomi yg disebut Commintern Economi (Comicon).

Negara-negara gres yg berada di tempat Asia, Afrika, & Amerika Latin merasa sangsi menghadapi besarnya efek dua negara adikuasa tersebut. Negara-negara gres itu memang memerlukan pertolongan ekonomi yg tidak sedikit untuk membangun. Namun, di sisi lain mereka pula tak mau terjebak untuk mengikuti ideologi kapitalisme atau komunisme. Ada di antara negara-negara gres merdeka tersebut yg berusaha memperbaiki kondisi dgn kekuatan sendiri, namun ada pula yg berupaya memperbaiki dgn menjalin korelasi dgn bekas negara penjajahnya. Mereka berpikir yg terpenting tak masuk dlm blok kapitalis atau blok komunis. Namun, negara-negara yg gres merdeka tersebut tak jarang terjebak pula untuk menentukan ikut blok kapitalis atau komunis.

British Commonwealth atau Persemakmuran Inggris merupakan acuan ikatan yg masih dilakukan antara negara Inggris & negara bekas jajahannya. Mereka menjalin kerja sama ekonomi yg saling menguntungkan.

b. Jerman & Jepang muncul kembali selaku negara industri

Sejalan dgn upaya AS untuk mendapatkan efek, maka bekas musuh politiknya, yakni Jerman & Jepang diberikan modal untuk menyebarkan kembali industrinya yg sudah hancur jawaban PD II. Hal ini pula dilandasi oleh rasa kegundahan bahwa negara-negara yg kalah perang & mengalami kesulitan ekonomi akan berpaling ke Uni Soviet yg berhaluan sosialis-komunis.

Adapun negara-negara gres di Asia, menyerupai Korea Selatan, Hongkong (sekarang cuilan dr RRC), Taiwan (Cina pula menilai selaku kepingan provinsinya yg membangkang), & Singapura berupaya memperbaiki kondisi ekonominya dgn menganut tata cara liberal (pasar bebas). Negara-negara tersebut kini tampil selaku negara industri gres. Negara di Asia yg apalagi dahulu berkembang menjadi negara industri terkemuka merupakan negara Jepang.

Bangsa Jepang mulai meningkat menjadi bangsa yg maju dlm ilmu pengetahuan & teknologi sesudah terjadi kejadian Restorasi Meiji. Peradaban Barat yg pada dikala itu lebih unggul dibandingkan peradaban bangsa Jepang dijadikan model untuk mengejar-ngejar ketertinggalannya. Banyak pemuda Jepang yg diantarke negara-negara Barat untuk menimba ilmu pengetahuan & teknologi. Sekembali dr negara-negara Barat, mereka diharapkan bisa mela-kukan alih teknologi pada bangsa Jepang. Bidang pendidikan mereka menggandakan pendidikan model Barat. Namun, yg paling patut dihargai, Jepang tetap berpegang teguh pada tradisi & kebudayaan sendiri. Dengan demikian, mereka berteknologi Barat, tetapi tetap berjiwa Jepang, suatu perpaduan yg unik & menarik.

Tampaknya pertarungan sengit dlm memperluas dampak antara blok kapitalis dgn tata cara ekonomi liberal & blok komunis dgn metode ekonomi sosialis lebih menguntungkan blok kapitalis. Sistem liberal makin mendunia karena ditunjang oleh berkembangnya arus globalisasi dlm aneka macam perusahaan multinasional, perkembangan ilmu pengetahuan & teknologi, serta hadirnya organisasi kolaborasi ekonomi regional.

Beberapa organisasi kerja sama ekonomi regional itu yakni selaku berikut.

a. Masyarakat Ekonomi Eropa (European Economic Community) atau Uni Eropa (European Union)

1) Terbentuknya MEE

Sejak berakhirnya Perang Dunia II, Eropa mengalami kemiskinan & per-pecahan. Usaha untuk mempersatukan Eropa sudah dilakukan. Namun, keber-hasilannya bergantung pada dua negara besar, yakni Prancis & Jerman Barat. Pada tahun 1950 Menteri Luar Negeri Prancis, Maurice Schuman berhasrat menyatukan bikinan baja & watu bara Prancis & Jerman dlm wadah kerja sama yg terbuka untuk negara-negara Eropa yang lain, sekaligus mengurangi kemungkinan terjadinya perang. Keinginan itu terwujud dgn ditandatanganinya perjanjian pendirian Pasaran Bersama Batu Bara & Baja Eropa atau European Coal and Steel Community (ECSC) oleh enam negara, yaitu Prancis, Jerman Barat (Republik Federal Jerman-RFJ), Belanda, Belgia, Luksemburg, & Italia. Keenam negara tersebut selanjutnya disebut The Six State.

Keberhasilan ECSC mendorong negara-negara The Six State membentuk pasar bareng yg mencakup sektor ekonomi. Hasil pertemuan di Messina, pada tanggal 1 Juni 1955 menunjuk Paul Henry Spaak (Menlu Belgia) sebagai ketua komite yg mesti menyusun laporan ihwal kemungkinan kolaborasi ke semua bidang ekonomi. Laporan Komite Spaak berisi dua rancangan yg lebih mengintegrasikan Eropa, yakni:

  • membentuk European Economic Community (EEC) atau Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE);
  • membentuk European Atomic Energy Community (Euratom) atau Badan Tenaga Atom Eropa.
Rancangan Spaak itu disetujui pada tanggal 25 Maret 1957 di Roma & kedua perjanjian itu mulai berlaku tanggal 1 Januari 1958. Dengan demikian, terdapat tiga organisasi di Eropa, yakni ECSC, EEC (MEE), & Euratom (EAEC). Pada konferensi di Brussel tanggal 22 Januari 1972, Inggris, Irlandia, & Denmark bergabung dlm MEE. Pada tahun 1981 Yunani masuk menjadi anggota MEE yg kemudian disusul Spanyol & Portugal. Dengan demikian keanggotaan MEE sebanyak 12 negara.

MEE merupakan organisasi yg terpenting dr ketiga organisasi tersebut. Bukan saja karena meliputi sektor ekonomi, melainkan pula karena pelaksanaan-nya memerlukan pengaturan bersama yg meliputi industri, keuangan, & perekonomian.

2)  Tujuan Pembentukan Organisasi MEE

MEE menegaskan tujuannya, antara lain:

  • integrasi Eropa dgn cara menjalin kerja sama ekonomi, memperbaiki taraf hidup, & memperluas lapangan kerja;
  • meningkatkan jual beli & menjamin adanya persaingan bebas serta keseimbangan jual beli antarnegara anggota;
  • menghapuskan semua rintangan yg membatasi lajunya jual beli internasional;
  • meluaskan hubungan dgn negara-negara selain anggota MEE.
Untuk mewujudkan tujuannya, MEE membentuk Pasar Bersama Eropa (Comman Market), keseragaman tarif, & fleksibilitas bergerak dlm hal buruh, barang, serta modal.

3) Struktur Organisasi MEE

Organisasi MEE memiliki struktur organisasi sebagai berikut.

a) Majelis Umum (General Assembly) atau Dewan Eropa (European Parliament)


Keanggotaan Majelis Umum MEE berjumlah 142 orang yg diseleksi oleh dewan perwakilan rakyat negara anggota. Tugasnya menyodorkan pesan yang tersirat & mengaju-kan usul pada Dewan Menteri & pada Komisi perihal langkah-langkah kebijakan yg diambil, serta memantau pekerjaan Badan Pengurus Harian atau Komisi MEE serta meminta pertanggungjawabannya.

b)  Dewan Menteri (The Council)

Dewan Menteri MEE mempunyai kekuasaan tertinggi untuk meren-canakan & menunjukkan keputusan kebijakan yg diambil. Keanggota-annya terdiri atas Menteri Luar Negeri negara-negara anggota. Tugasnya menjamin terlaksananya kerja sama ekonomi negara anggota & mem-punyai kekuasaan membuat suatu peraturan organisasi. Ketuanya dipilih dengan-cara bergilir menurut abjad negara anggota & memegang jabatan selama enam tahun.

c) Badan Pengurus Harian atau Komisi (Commision)

Keanggotaan Badan Pengurus Harian atau Komisi MEE terdiri atas sembilan anggota yg diseleksi berdasarkan kemampuannya dengan-cara biasa dgn masa jabatan empat tahun. Komisi berperan sebagai pemegang kekuasaan direktur & badan pelaksana MEE. Di samping itu komisi pula memperhatikan & meng-awasi keputusan MEE, mengamati anjuran -anjuran gres, serta menyodorkan usul & kritik pada sidang MEE dlm segala bidang. Hasil kerjanya dilaporkan setiap tahun pada Majelis Umum (General Assembly).

d) Mahkamah Peradilan (The Court of Justice)

Keanggotaan Mahkamah Peradilan MEE sebanyak tujuh orang dgn masa jabatan enam tahun yg dipilih atas perjanjian bareng negara anggota. Fungsinya merupakan peradilan manajemen MEE, peradilan pidana terhadap keanggotaan komisi, & peradilan antarnegara anggota untuk menyelesaikan perselisihan yg timbul di antara para negara anggota. Peradilan konstitusi berfungsi untuk menuntaskan pertentangan perjanjian internasional.

Untuk melancarkan aktivitasnya, Masyarakat Ekonomi Eropa membentuk beberapa organisasi gres, yaitu:

  1. Parlemen Eropa (European Parliament);
  2. Sistem Moneter Eropa (European Monetary System);
  3. Unit Uang Eropa (European Currency Unit);
  4. Pasar Tunggal (Single Market).
Menurut perkiraan bunyi referendum Prancis yg diselenggarakan pada tanggal 20 September 1992 perihal perjanjian Maastrich, menampilkan bahwa 50,95% pemilih menyatakan sepakat. Untuk mendirikan organisasi-organisasi tersebut pada tanggal 7 Februari 1992 di Maastrich, Belanda diadakan per-temuan anggota MEE. Hasil konferensi itu dituangkan dlm sebuah naskah perjanjian yg disebut The Treaty on European Union (TEU) atau Perjanjian Penyatuan Eropa yg telah ditandatangani oleh Kepala Negara/Pemerintah di Maastrich, Belanda. Referendum dimaksudkan untuk mendapatkan per-setujuan dr 12 negara anggota Masyarakat Eropa, yakni Inggris, Jerman, Prancis, Belanda, Belgia, Luksemburg, Italia, Irlandia, Denmark, Portugal, Spanyol, & Yunani.


4)  Perubahan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) menjadi Uni Eropa (UE)

Melalui perjanjian Maastrich, ke–12 negara anggota Masyarakat Eropa dipersatukan dlm mekanisme Kesatuan Eropa, dgn pelaksanaan dengan-cara bertahap. The Treaty on European Union mulai dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 1993, sesudah diratifikasi oleh semua dewan perwakilan rakyat anggota penduduk Eropa. Mulai tahun 1999, Masyarakat Eropa hanya mengenal satu mata duit yg disebut European Currency Unit (ECU) atau (European Union – EU).

Beberapa bentuk perjanjian yg pernah dijalankan MEE mesti mengalami beberapa kali amandemen. Hal itu berkaitan dgn bertambahnya anggota. Kenggotaan Uni Eropa terbuka bagi semua negara dgn syarat:

  • negara tersebut berada di daerah Benua Eropa;
  • negara tersebut mesti menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, penegakan hukum, menghormati hak asasi insan (HAM), & bersedia menjalankan segala peraturan perundang-undangan Eropa.
Pada tahun 2004 keanggotaan Uni Eropa berjumlah dua puluh lima negara. Sepuluh negara yg menjadi anggota gres Uni Eropa sebelumnya berada di wilayah Eropa Timur. Negara anggota Uni Eropa yg gres itu yaitu Republik Ceko, Estonia, Hongaria, Latvia, Lithuania, Malta, Polandia, Siprus, Republik Slovakia, & Slovenia. Pada tahun 2007, Bulgaria & Rumania pula diharapkan bergabung dgn Uni Eropa. Sementara itu, usul Turki untuk menjadi anggota Uni Eropa masih ditangguhkan. Hal itu disebabkan Turki belum melaksanakan perubahan (reformasi) politik & ekonomi di dlm negerinya.

b. Asia Pasifik Economic Cooperation (APEC)

1) Latar Belakang Berdirinya APEC

Dinamika ekonomi politik Asia Pasifik pada selesai tahun 1993 terlihat memasuki babak baru, utamanya dlm bentuk pengorganisasian kerja sama perdagangan & investasi regional. Dalam hal ini, negara-negara Asia Pasifik berbeda dgn negara-negara di Eropa Barat. Negara-negara di Eropa Barat memulainya dgn membentuk wadah kerja sama regional. Dengan organisasi itu, ekonomi di setiap negara saling bekerjasama & membuat ekonomi Eropa yg lebih kuat ketimbang sebelum Perang Dunia II. Sebaliknya, negara-negara Asia Pasifik, khususnya sejak tahun 1970-an, saling bermitra dengan-cara intensif & menimbulkan pertumbuhan ekonomi yg tinggi walaupun tanpa kerangka kerja sama formal mirip yg ada di Eropa. Bahkan, banyak sekali transaksi ekonomi terjadi antarnegara yg seringkali tak memiliki korelasi diplomatik. Taiwan yakni pola negara yg tak diakui keberadaan politiknya, namun menjadi rekanan aktif sebagian besar negara Asia Pasifik dlm kegiatan ekonomi. Sekarang dinamika ekonomi itu dianggap memerlukan wadah organisasi yg lebih formal.

Dunia usaha lebih dahulu mencicipi adanya kebutuhan akan organisasi itu, menyerupai tercermin dlm pembentukan Pacific Basin Economic Council (PBEC) tahun 1969. Organisasi ini beranggotakan usahawan dr semua negara Asia Pasifik, kecuali Korea Utara & Kampuchea. Organisasi PBEC aktif men-dorong jual beli & investasi di wilayah Asia Pasifik, namun hanya melibat-kan sektor swasta.

Pada tahun 1980 muncul Pacific Economic Cooperation Council (PECC). Organisasi yg lahir di Canberra, Australia ini menciptakan kelompok kerja untuk mengidentifikasi kepentingan ekonomi regional, terutama jual beli, sumber daya insan, alih teknologi, energi, & telekomunikasi. Walaupun masih bersifat informal, PECC melibatkan para pejabat pemerintah, pelaku bisnis, & akademis. Salah satu hasil kegiatan PECC merupakan terbentuknya Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) selaku wadah kerja sama bangsa-bangsa di wilayah Asia Pasifik di bidang ekonomi yg dengan-cara resmi terbentuk bulan November 1989 di Canberra, Australia pada tahun 1989. Pembentukan APEC atas usulan Perdana Menteri Australia, Bob Hawke. Suatu hal yg melatar-belakangi terbentuknya APEC yakni perkembangan suasana politik & ekonomi dunia pada waktu itu yg berganti dengan-cara cepat dgn datangnya kelompok-kelompok jual beli mirip MEE, NAFTA. Selain itu perubahan besar terjadi di bidang politik & ekonomi yg terjadi di Uni Soviet & Eropa Timur. Hal ini dibarengi dgn kegalauan gagalnya perundingan Putaran Uruguay (per-dagangan bebas). Apabila permasalahan perdagangan bebas gagal disepakati, disangka akan mengakibatkan sikap proteksi dr setiap negara & sungguh menghalangi jual beli bebas. Oleh karena itu, APEC dianggap bisa menjadi langkah efektif untuk mengamankan kepentingan jual beli negara-negara di daerah Asia Pasifik.

Adapun tujuan dibentuknya APEC yakni untuk meningkatkan kerja sama ekonomi di tempat Asia Pasifik khususnya di bidang jual beli & investasi.

2) Anggota & Klasifikasi Negara Anggota

Pada permulaan berdirinya, APEC beranggotakan dua belas negara, yakni enam negara anggota ASEAN & enam mitra dialognya, mirip Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, Kanada, & Amerika Serikat. Pada tahun 1991 APEC menerima Cina, Hongkong & Taiwan masuk menjadi anggota-nya. Dalam konferensi di Seattle, Kanada pada bulan November 1993, APEC memasukkan Papua Nugini & Meksiko selaku anggota.Pada konferensi di Bogor tahun 1994 anggota APEC menjadi 18 negara yakni :

a)
Indonesia
j)
Korea Selatan
b)
Singapura
k)
Selandia Baru
c)
Thailand
l)
Australia
d)
Filipina
m)
RRC
e)
Malaysia
n)
Taiwan
f)
Brunei Darussalam
o)
Hongkong
g)
Amerika Serikat
p)
Meksiko
h)
Jepang
q)
Papua Nugini
i)
Kanada
r)
Cile

Dari 18 negara anggota, diklasifikasikan menjadi 4 kelompok yg didasar-kan atas pertumbuhan ekonomi & industri, yakni selaku berikut.

  • Negara sungguh maju : AS & Jepang.
  • Negara maju : Kanada, Australia, & Selandia Baru.
  • Negara industri : Korea Selatan, Singapura, Taiwan & Hongkong.
  • Negara meningkat : Brunei Darusalam, Malaysia, Filipina, Thailand, RRC, Meksiko, Papua Nugini, Cili, & Indonesia.
  Terangkan Secara Biasa Latar Belakang Terjadinya Revolusi Cina!
3) KTT APEC

APEC merupakan kolaborasi ekonomi regional untuk mengembangkan perdagangan & investasi di Asia Pasifik.Pertemuan tingkat tinggi para kepala negara/pemerintah disebut meeting atau AELM (APEC Economic Leaders Meeting = Pertemuan para pemimpin Ekonomi APEC) yg bersifat informal. Adapun AELM diadakan:

  • AELM I di Seattle, AS tahun 1993
  • AELM II, di Bogor, Indonesia tahun 1994
  • AELM III, di Osaka, Jepang tahun 1995
  • AELM IV di Manila Filipina tahun 1996
  • AELM V di Kuala Lumpur, Malaysia, tanggal 17-18 November 1998.
4)  Kerja Sama APEC

Sejak final tahun 1980-an, motivasi untuk melaksanakan kerja sama regional itu makin kuat karena beberapa hal berikut ini.

  • Perlu kesiapan negara-negara Asia Pasifik terhadap kemungkinan peningkatan proteksi di Eropa & Amerika Serikat. Seperti sudah dimengerti bahwa pada dasawarsa 1980-an, Eropa mempercepat langkahnya menuju penyatuan ekonomi & moneter Eropa. Demikian pula halnya tatkala North American Free Trade Area (NAFTA) makin gencar & Amerika Serikat makin sering menerapkan tekanan politik dlm kebijakan jual beli luar negerinya, misalnya, melalui ancaman pencabutan akomodasi Generalized System of Preferences (GSP). Antisipasi terhadap perkembangan itu mendorong para pemimpin tempat ini memformalkan kolaborasi regional.
  • Peningkatan pertumbuhan jual beli Intra-Asia & Intra-Asia Pasifik. Dalam periode 1988–1992 total ekspor negara-negara anggota APEC meningkat dr 1.079,4 miliar dolar Amerika menjadi 1.518,0 miliar dolar Amerika & 66 persen di antaranya ialah ekspor ke sesama anggota APEC. Dalam periode yg sama, total impor negara-negara meningkat dr 1.221,1 miliar dolar Amerika menjadi 1.519,4 miliar dollar Amerika & 67,2 persen di antaranya adalah impor dr sesama anggota APEC. Makin intensifnya interaksi intraregional itu pula disangka menumbuhkan motivasi regionalisme di wilayah yg menghasilkan kira-kira 50 persen buatan dunia & menguasai 40 persen pangsa pasar global.
  • Kemunculan negara-negara industri baru di Asia Timur. Keyakinan akan kekuatan sendiri & rasa percaya diri yg timbul akibat prestasi itu pula banyak mendorong negara-negara di daerah ini untuk melaksanakan kerja sama regional.
  • Infrastruktur yg makin baik, menyerupai telekomunikasi dlm mendukung kerja sama regional.
Dari sudut kepentingan ekonomi, lebih dr 70% pasar ekspor Indonesia berada di tempat Asia Pasifik. Begitu pula impor Indonesia kira-kira 60% berasal dr negara-negara anggota APEC. Mereka pula menyumbang nyaris 35% dr keseluruhan pertolongan luar negeri yg diterima Indonesia. Dampak kerja sama ekonomi dlm kegiatan investasi di APEC yakni terbukanya peluang pasar yg makin lebar. Hal yg pula mesti dimengerti merupakan APEC bisa menjadi ancaman jikalau perekonomian kita tak segera disediakan untuk arus jual beli bebas. Dengan menekuni ke perdagangan bebas, suatu negara mesti siap mendapatkan banjir barang impor, tetapi yg dimaksud bukan jual beli bebas dlm arti sebebas-bebasnya.

Persoalan besar yg dihadapi negara-negara Selatan dlm kedua arena tersebut merupakan rendahnya tingkat solidaritas mereka. Dalam APEC, negara-negara Selatan tak bertindak selaku kelompok yg bersatu. Misalnya, Malaysia yg berupaya menentang Amerika Serikat ternyata tak memperoleh bantuan dr rekan-rekannya dr ASEAN. Begitu pula yg terjadi dlm negosiasi Putaran Uruguay & GATT. Upaya negara-negara Selatan untuk menerapkan seni manajemen koalisi global & melakukan negosiasi & tawar-menawar selaku kelompok menyerupai yg mereka kerjakan dlm United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) tak berhasil lantaran beberapa argumentasi berikut.

  • Penerapan seni tata kelola pecah & tindas oleh negara-negara Utara, khususnya Amerika Serikat. Salah satu mekanismenya yakni tekanan-tekanan bilateral terhadap negara-negara yg hendak menentang usulan GATT.
  • Adanya kehendak negara-negara Selatan untuk membentuk koalisi menentang negara-negara Utara. Oleh karena itu, negara-negara Utara mengusulkan pembentukan Kelompok Cairns dlm GATT yg beranggotakan negara-negara Utara & Selatan, ibarat Argentina, Australia, Brasil, Cile, Kolombia, Filipina, Hongaria, Indonesia, Kanada, Malaysia, Selandia Baru, Thailand, & Uruguay. Dengan demikian, pengelompokan yg pribadi dr negara-negara Selatan tak terjadi.
  • Adanya kemungkinan bahwa keberhasilan Taiwan, Korea Selatan, & Singapura selaku negara industri gres melalui jalur kapitalis, neoklasik, & dgn menempel pada negara besar, seperti Amerika Serikat sudah melunturkan kepercayaan banyak negara Selatan wacana efektivitas koalisi Selatan–Selatan itu.
5) Prinsip ASEAN & Sikap Indonesia

Prinsip ASEAN kepada APEC yakni selaku berikut.

  • Setiap peningkatan kerja sama di daerah Asia-Pasifik, hendaknya identitas, kepentingan, & persatuan ASEAN tetap dipertahankan.
  • Kerja sama hendaknya didasarkan pada prinsip-prinsip persamaan, keadilan, & keuntungan bareng .
  • Hendaknya kolaborasi tak diarahkan pada pembentukan blok jual beli yg tertutup (inward looking economic or trading block).
  • Hendaknya kerja sama ditujukan untuk memperkuat kesanggupan perorangan & kolektif para penerima.
  • Hendaknya pertumbuhan kerja sama dikembangkan dengan-cara bertahap & pragmatis
Sedangkan sikap Indonesia terhadap keberadaan APEC yakni menyambut era jual beli bebas dgn tangan terbuka. Perdagangan bebas menuntut produk-produk bermutu, memiliki daya saing tinggi & bisa menembus pasaran dunia. Untuk mempersiapkan era pasar bebas tersebut, maka langkah pemerintah Indonesia ialah selaku berikut.

  • Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yg tangguh.
  • Meningkatkan mutu produk-produk mudah-mudahan bisa menembus pasaran dunia & bisa berkompetisi.
  • Meningkatkan budaya ACI (Aku Cinta Indonesia), yakni menumbuhkan mentalitas di kelompok rakyat Indonesia dr kelompok bawah, menengah & atas mudah-mudahan mencintai segala bikinan dlm negeri.
  • Meningkatkan semangat nasionalisme biar tak terbawa arus globalisasi biar tercipta modernisasi bukan westernisasi.
  • Meningkatkan semangat juang & pantang mengalah untuk membangun bangsa & negara.

c. Asean Free Trade Area (AFTA)

AFTA atau tempat jual beli bebas merupakan suatu bentuk kerja sama negara-negara anggota ASEAN untuk membentuk daerah jual beli bebas. Pembentukan AFTA berdasarkan pertemuan para Menteri Ekonomi anggota ASEAN pada tahun 1994 di Chiang Mai, Thailand.

Pertemuan Chiang Mai menciptakan tiga keputusan penting selaku berikut.

1) Seluruh anggota ASEAN sepakat bahwa pembentukan tempat jual beli bebas dipercepat pelaksanaannya dr tahun 2010 menjadi 2005.

2) Jumlah produk yg telah disetujui masuk dlm daftar AFTA (inclusion list/IL) ditambah & semua produk yg tergolong dlm temporary exclusion list/TEL dengan-cara sedikit demi sedikit akan masuk IL. Semua produk TEL diharapkan masuk dlm IL pada tanggal 1 Januari 2000.

3) Memasukkan semua produk pertama yg belum masuk dlm sketsa common effective preferential tariff (CEPT) yg terbagi sebagai berikut.

  1. Daftar produk yg secepatnya masuk dlm IL menjadi immediate inclusion list/IIL mulai ongkosnya menjadi 0–5% pada tahun 2003.
  2. Produk yg mempunyai sensitivitas (sensitive list), menyerupai beras & gula, akan diperlakukan khusus di luar denah CEPT.
  3. Produk dlm penjabaran TEL akan menjadi IL pada tahun 2003.
Negara-negara anggota ASEAN menggagas melaksanakan AFTA dgn tujuan:

  1. meningkatkan jual beli & keistimewaan di lingkungan keanggotaan ASEAN;
  2. meningkatkan jumlah ekspor negara-negara anggota ASEAN;
  3. meningkatkan investasi dlm kegiatan bikinan & jasa antaranggota ASEAN;
  4. meningkatkan masuknya investasi dr luar negara anggota ASEAN. 

d. North American Free Trade Area (NAFTA)

Kawasan bebas perdagangan ternyata tak cuma dimiliki oleh negara-negara anggota ASEAN. Di daerah Amerika Utara perjanjian untuk membentuk daerah bebas jual beli pula dijalankan kebijakan ekonomi tersebut North American Free Trade Area (NAFTA).

NAFTA dibuat oleh negara Amerika Serikat, Kanada, & Meksiko. Kesepakatan untuk membentuk wilayah jual beli bebas dijalankan pada tanggal 12 Agustus 1992. Namun, pelaksanaan NAFTA dimulai pada permulaan tahun 1994.

Tujuan yg ingin diraih dgn diberlakukannya NAFTA, antara lain:

  1. meningkatkan kegiatan ekonomi para anggota;
  2. mengusahakan standarisasi barang-barang yg diperdagangkan;
  3. meningkatkan pelayanan pada konsumen dgn memprioritaskan faktor keselamatan, kesehatan, & ramah dgn lingkungan;
  4. mengontrol keseimbangan ekspor & impor di antara anggota.

D. Perkembangan Politik Dunia Masa Perang Dingin

Berakhirnya Perang Dunia II menyebabkan Amerika Serikat & Uni Soviet keluar selaku pemenang perang & timbul sebagai negara adikuasa/super power yg kemudian memainkan peranan di panggung politik, ekonomi & militer dunia internasional. Lahirnya kekuatan adikuasa gres yg mewakili kepentingan Blok Barat & Blok Timur menimbulkan suasana yg tak representatif. Pertentangan di antara dua kekuatan dunia tersebut melahirkan Perang Dingin (the cold war).

Keadaan dunia sehabis berakhirnya Perang Dunia II makin mencekam setelah Blok Barat yg dipimpin oleh Amerika Serikat & Blok Timur yg dipimpin Uni Soviet saling berebut dampak.

Berbagai unjuk kekuatan digelar oleh kedua kubu untuk menjadi yg paling kuat di dunia. Pertentangan dengan-cara psikologi menjadikan dunia dlm suasana Perang Dingin.

1. Faktor-Faktor Penyebab Perang Dingin

Pasca PD II terjadilah perebutan efek antara Amerika Serikat dgn Uni Soviet yg melahirkan Perang Dingin (Cold War) yg disebut pula sebagai ‘perang urat syaraf’. Perang Dingin yakni suasana internasional yg penuh ketegangan & berselisih tanggapan pertentangan ideologi antara Blok Barat (liberal kapitalis) pimpinan Amerika Serikat & Blok Timur (sosialis komunis) pimpinan Uni Soviet yg meningkat sesudah Perang Dunia II berakhir. Dampak yg terjadi tanggapan Perang Dunia II sungguh luas & kompleks, baik menyangkut aspek politik, ekonomi, sosial, maupun kebudayaan. Amerika Serikat & Uni Soviet yg berperan besar dlm mengakhiri Perang Dunia II tampil selaku kekuatan dunia. Karena merasa paling kuat dlm segala hal, kedua negara itu saling berupaya memperluas efek ke seluruh negara di dunia. Tujuannya ialah mereka ingin menjadi nomor satu & menjadi penguasa tunggal dunia. Untuk tujuan tersebut, mereka melaksanakan segala hal, namun keduanya belum pernah dengan-cara eksklusif berhadapan dlm perang terbuka. Persaingan dua kekuatan adikuasa dunia tersebut memunculkan Perang Dingin.

a. Penyebab Terjadinya Perang Dingin

Secara biasa , Perang Dingin terjadi balasan dipicu oleh hal-hal selaku berikut.

1)  Perbedaan & Pertentangan Ideologi

Amerika Serikat adalah negara yg berideologi liberal kapitalis, sedangkan Uni Soviet yakni negara yg berideologi sosialis komunis. Sejak permulaan kelahirannya, paham sosialis komunis memang tak sejalan dgn paham liberal kapitalis. Bahkan, kelahiran sosialis komunis memang dipicu adanya liberal kapitalis yg pada waktu itu bertindak otoriter. Akibat perbedaan ideologi, setelah musuh bareng (Jerman) dapat mereka lenyapkan dlm Perang Dunia II, kontradiksi ideologi kembali terjadi. Akibatnya, kedua kekuatan adikuasa tersebut berusaha saling mengalahkan. Salah satu caranya ialah memengaruhi negara-negara lain untuk bergabung dlm kelompoknya. Oleh karena itu, dunia ini alhasil seolah-olah terbagi menjadi Blok Barat yg berpaham liberal kapitalis dgn Amerika Serikat selaku pemimpinnya, & Blok Timur yg berpaham sosialis komunis dgn Uni Soviet selaku pemimpinnya.

2)  Perebutan Dominasi Kepemimpinan

Amerika Serikat & Uni Soviet saling berusaha menjadi pemimpin dunia. Mereka memimpikan mampu berkuasa & memimpin dunia menyerupai masa kejayaan Inggris & Prancis pada masa imperialis kuno. Namun, kekuasaan yg biasanya dilakukan pada masa imperialis antik kini sudah tak mereka kerjakan lagi. Amerika Serikat & Uni Soviet berupaya menjadi pemimpin dunia dgn cara gres, misalnya dgn kekuatan ekonominya. Dengan demikian, Amerika Serikat & Uni Soviet tampil selaku imperialis muda.

Amerika Serikat dgn kekuatan ekonominya berupaya memengaruhi negara-negara lain khususnya yg baru merdeka dgn paket pinjaman ekonomi. Pemerintah Amerika Serikat berasumsi bahwa negara yg rakyatnya hidup sejahtera mampu menjadi tempat penjualan hasil industrinya. Selain itu, rakyat yg hidupnya sudah sejahtera pula akan menjauhkan dr dampak sosialis komunis. Hanya kemiskinan yg menjadi ladang subur bagi perkembangan sosialis komunis. Sedangkan Uni Soviet yg mempunyai kekuatan ekonomi, namun tak sebesar Amerika Serikat pula berupaya membentengi negara-negara yg sudah mendapat pengaruhnya. Paket pemberian ekonomi Uni Soviet pula diberikan guna memperbaiki kondisi ekonomi negara-negara tersebut. Selain itu, Uni Soviet pula berupaya mendekati rakyat yg sedang melaksanakan usaha nasionalnya dgn mengantarkan para tenaga hebat & pula banyak sekali peralatan militer.

Franklin Delano Roosevelt

Franklin Delano Roosevelt ( FD Roosevelt ) yakni Presiden Amerika Serikat yg menduduki jabatan presiden sebanyak empat kali. Franklin Delano Roosevelt mampu menampilkan kepiawaiannya sebagai seorang negarawan walaupun tatkala usia 40 tahun Franklin Delano Roosevelt menderita polio yg mengakibatkan kedua kakinya lumpuh. Namun, berkat latihan kerasnya, ia dapat sembuh. Amerika Serikat tatkala dipimpin Franklin Delano Roosevelt bisa keluar dr frustasi berat yg menghimpitnya sebagai negara adidaya setelah Perang Dunia II.

b. Bentuk–bentuk Perang Dingin

Perebutan dampak antara Amerika Serikat dgn Uni Soviet meliputi bidang politik, ekonomi, militer, & ruang angkasa.

1) Bidang Politik

Pihak AS berupaya membuat negara-negara yg gres merdeka & negara-negara sedang meningkat menjadi sebagai negara demokrasi dgn tujuan biar hak-hak asasi manusia mampu terjamin. Untuk negara yg kalah perang yakni Jerman & Jepang dikembangkan paham demokrasi & tata cara perekonomian kapitalisme. Sedangkan pihak US berbagi paham sosialisme-komunisme dgn pembangunan ekonomi rencana lima tahun dgn cara diktator, tertutup. Dengan tata cara ini US dimengerti selaku ‘negara tirai besi’, sedangkan negara di bawah pengaruhnya di Asia yakni Cina mendapat julukan ‘negara tirai bambu’.

2) Bidang Ekonomi

AS & US saling memperebutkan pengaruhnya dgn menjadi hero ekonomi yaitu menjadi negara kreditur dgn menyodorkan derma, pinjaman pada negara-negara meningkat , seperti Mashall Plan (Eropean Recovery Program) yakni santunan ekonomi & militer pada negara-negara di tempat Eropa Barat. Selain itu Presiden Henry S Truman memperlihatkan tunjangan teknis & ekonomi khusus pada Turki & Yunani, yg dikenal dgn Truman Doctrin.

3) Bidang Militer

Perebutan efek antara AS dgn US dlm bidang militer dlm bentuk pakta pertahanan militer. Berlangsungnya Perang Dingin mengakibatkan Amerika Serikat & Uni Soviet saling curiga satu dgn yg lain. Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya perang terbuka, kedua negara adikuasa beserta para sekutunya saling memperkuat pertahanan & militernya. Amerika Serikat beserta para sekutunya berupaya membentuk ikatan militer guna menghadapi serangan Uni Soviet. Pada masa Perang Dunia II meningkat opini dunia bahwa pasukan Uni Soviet lebih unggul jumlah personel & persenjataannya. Hal itu dibuktikan dgn kesuksesan pasukan Uni Soviet dlm menghentikan gerakan pasukan Jerman di wilayah Eropa Timur. Hal itu berlaku sebaliknya, Amerika Serikat tersendat-sendat menghentikan laju pasukan Jerman di Eropa Barat walaupun dibantu Inggris.

Di kawasan Atlantik Utara, Amerika Serikat bareng sekutunya Inggris, Prancis, Belanda, Belgia, Luksemburg, Norwegia, & Kanada, sepakat untuk membentuk komplotan militer bareng . Persekutuan militer itu disebut North Atlantic Treaty Organization (NATO) yg berdiri tahun 1949. Keanggotaan NATO diperluas lagi dgn masuknya Italia & Islandia, Yunani, & Turki (1952) serta Jerman Barat (1955). Di dlm NATO terdapat ketentuan bahwa serangan terhadap salah satu negara anggota dianggap sebagai serangan terhadap keseluruhan sehingga semua negara anggota wajib saling memberi pertolongan.

Amerika Serikat pula berusaha menggelar kekuatan militernya di tempat Timur Tengah & Asia Selatan. Untuk keperluan itu, Amerika Serikat bersama Turki, Irak, Iran, & Pakistan membentuk kerja sama militer. Nama kolaborasi militer itu yakni Middle East Treaty Organization yg disingkat METO atau diketahui dgn CENTO (Central Treaty Organization) yg berdiri tahun 1959 yg semula berjulukan Pakta Bagdad (1955).

Untuk menahan laju ekspansi komunis di Asia Tenggara, Amerika Serikat membentuk kerja sama militer yg disebut South East Asia Treaty Organization atau SEATO. Pada tahun 1954, kerja sama militer itu terdiri atas negara Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Australia, Thailand, Filipina, & Selandia Baru. Sementara itu, laju komunis di Pasifik Selatan coba dihambat Amerika Serikat dgn membentuk kerja sama militer pula. Kerja sama pertahanan di Pasifik Selatan disebut ANZUS (Australia, New Zeland, and United States) dgn anggota AS, Australia & New Zeland yg diresmikan atas dasar Tripatite Security Treaty pada tanggal 1 September 1951.

Sedangkan Uni Soviet berupaya mengimbangi kekuatan militer Blok Barat dgn membentuk kolaborasi militer pula. Pada 14 Mei 1955 Uni Soviet bareng Mongolia, Polandia, Cekoslowakia, Bulgaria, Rumania, & Jerman Timur membentuk Pact of Mutual Assistance and Unifield Command atau dikenal dgn sebutan Pakta Warsawa.

4)  Bidang Ruang angkasa

Perebutan efek antara AS dgn US pula melanda pada kedigdayaan teknologi ruang angkasa lebih lanjut di diskusikan pada subbab eksploitasi teknologi ruang angkasa.

E. Hubungan Pemerintahan Komunis di Cina, Perang Korea, & Revolusi Kuba dgn Perluasan Perang Dingin ke Luar Eropa

Amerika Serikat & Uni Soviet sebagai negara adidaya gres sesudah perang dunia masing-masing saling berusaha memperluas pengaruhnya ke seluruh penjuru dunia. Berbagai cara mereka lakukan untuk meluaskan efek itu. Bantuan ekonomi, tenaga mahir, bahkan peralatan perang mereka berikan asalkan negara tersebut bersedia menjadi pengikutnya. Usaha melaksanakan imbas & mencari kawan sebanyak-banyaknya tak cuma dijalankan di tempat Eropa, namun pula keluar Eropa.

Wilayah Asia yg mempunyai jumlah penduduk padat & kekayaan melimpah menjadi incaran utama kedua negara adikuasa. Apalagi, negara-negara di tempat Asia secara umum dikuasai merupakan negara yg gres merdeka sesudah Perang Dunia II sehingga menjadi sasaran empuk untuk memperluas efek. Negara-negara gres tersebut pastinya membutuhkan modal besar untuk memperbaiki kondisi & menjalankan pemerintahan. Sementara itu, kedua negara adidaya tersebut mempunyai apa yg diharapkan oleh negara-negara gres. Ibarat saling menguntungkan, terjadilah kekerabatan antara negara-negara gres & negara adikuasa.

1. Pemerintahan Komunis di Cina

Pada final tahun 1949, Amerika Serikat selaku pemimpin Blok Barat (liberal kapitalis) dikejutkan dgn sudah meluasnya efek sosialis komunis di wilayah Asia. Keterkejutan negara adikuasa Amerika Serikat disebabkan oleh kemenangan komunis di daratan Cina. Kemenangan komunis di Cina mengakibatkan lahirnya negara komunis Cina dgn nama Republik Rakyat Cina (RRC).

a. Cina Sebelum Perang Dunia II

Kehidupan bangsa Cina dibilang memasuki masa terbaru sesudah pemerintahannya berubah dr kekaisaran menjadi republik untuk pertama kalinya. Pada bulan Desember 1911 Republik Rakyat Cina terbentuk dgn Dr. Sun Yat Sen selaku presiden-nya. Dinasti Manchu yg dipecundangi. Dr. Sun Yat Sen berupaya menyusun kekuatan kembali dgn meminta pinjaman Yuan Shih Kay, mantan petinggi militer. Namun, Yuan Shih Kay bersimpati dgn usaha Dr. Sun Yat Sen & berencana membantunya dengan-cara diam-diam. Atas pinjaman & perjuangannya, Dr. Sun Yat Sen meminta Yuan Shih Kay menjadi Presiden Republik Cina.
Dr. Sun Yat Sen

Yuan Shih Kay memerintah Cina dengan-cara diktator. Hal itu pastinya mengecewakan kelompok revolusioner yg telah memberi keyakinan Yuan Shih Kay memimpin Cina. Oleh karena itu, mereka kemudian membentuk Partai Nasional (Kuomintang) pada tahun 1913. Selanjutnya, kaum revolusioner mengadakan pemberontakan terhadap pemerintahan Yuan Shih Kay. Namun, revolusi mengalami kegagalan sehingga pemimpinnya melarikan diri ke Jepang. Yuan Shih Kay makin bertindak tak simpatik kepada para pendukungnya lantaran merasa paling kuat. Yuan Shih Kay berkeinginan menghidupkan kembali kekaisaran di Cina. Tentu saja cita-cita itu ditentang para pengikutnya, khususnya dr golongan militer. Menjelang tahun 1916 pemerintahan di Beijing mulai melemah. Namun, militer yg menjadi inti kekuatannya di Utara masih bisa mengontrol wilayahnya. Dengan demikian, kaum militer bergotong-royong yg berkuasa di Cina Utara.

Sementara itu, di Cina Selatan kaum militer meminta Dr. Sun Yat Sen untuk mendirikan pemerintahan baru & terbentuk di Kanton pada tahun 1917. Pada tahun 1922 pemerintahan republik runtuh & kaum militer yg berkuasa.

Oleh karena ada dua pemerintahan dlm satu wilayah Cina, terjadilah perang saudara. Pada tahun 1919 Dr. Sun Yat Sen menyelenggarakan pembenahan kepada Partai Nasional dgn merekrut pada mahasiswa. Pada dikala yg sama, ideologi komunis mulai menyusup di Cina & banyak dianut mahasiswa yg berada di Beijing & Shanghai. Pada tahun 1923 Uni Soviet mulai menjalin korelasi dgn pemerintah Cina. Uni Soviet mengantarkan beberapa penasihatnya ke Cina untuk menolong kaum nasionalis. Uni Soviet menyaran-kan mudah-mudahan kaum komunis & nasionalis bersatu untuk melancarkan revolusi melawan pemerintahan militer di Utara.

Pada tahun 1925 Dr. Sun Yat Sen meninggal & kepemimpinannya digantikan oleh Chiang Kai-shek seorang militer. Pada tahun 1926, para pemimpin militer di Utara berhasil ditundukkan oleh orang-orang nasionalis & komunis. Namun, setahun kemudian, Chiang Kai-shek berbalik memusuhi kaum komunis. Pada tahun 1928 seluruh Cina berhasil disatukan dlm pemerintahan kaum nasionalis.

Meskipun kaum nasionalis berkuasa di Cina, pundak-membahu mereka tak mampu mengontrol seluruh wilayah Cina dengan-cara sarat . Gangguan yg dilakukan kaum komunis & usaha aksi Jepang mewarnai masa pemerintahan kaum nasionalis. Kaum komunis berhasil mengonsolidasikan kekuasaannya di wilayah tengah & selatan Cina. Namun, pada tahun 1934 Chiang Kai-shek berhasil mematahkan perlawanan kaum komunis. Akibat pertempuran tersebut, kaum komunis Cina mulai mengonsolidasikan kekuatannya di penggalan Utara Cina. Untuk maksud itu, Mao Zedong, pemimpin Partai Komunis Cina mengajak pengikutnya melakukan perjalanan panjang melalui darat untuk meraih Provinsi Shensi di Cina Utara. Kegiatan itu kemudian diketahui selaku insiden Long March.

Jepang pada tahun 1931 mulai menguasai sebagian wilayah Cina. Sementara itu, Chiang Kai-shek pula tak mampu mengatasi agresi Jepang lantaran sedang bertempur melawan kaum komunis. Pada tahun 1937 Jepang hampir menguasai seluruh wilayah Cina. Para kaum nasionalis mengundurkan diri dr Provinsi Szechwan & menjadikan Chung-Ching selaku ibu kota negara sementara. Tatkala Perang Dunia II berkecamuk, Cina menggabungkan diri dlm kelompok Sekutu. Namun, pertempuran yg lama & menyedot berbagai sumber daya menjadikan bantuan rakyat Cina pada kelompok nasionalis mulai mengendur. Kaum komunis pandai membaca suasana ini & mengambil potensi memperluas pengaruhnya pada penduduk . Akibatnya, kaum komunis berhasil merebut beberapa wilayah Cina di utara dr pemerintah pendudukan Jepang yg mulai melemah. Kaum komunis kemudian mem-perkuat pasukannya & mengajak rakyat untuk membantu menyediakan kuliner & tempat proteksi. Atas kebaikan penduduk di tempat pedesaan ini, kaum komunis kemudian melaksanakan revolusi sosial. Caranya dgn membagi-bagikan tanah pada para petani & penduduk pedesaan.

b. Cina Setelah Perang Dunia II

Tatkala Perang Dunia II selsai, kaum komunis telah berhasil menguasai wilayah Cina potongan utara. Usaha untuk mengakhiri perkelahian di Cina sesudah Perang Dunia II pula sudah dicoba dilakukan. Amerika Serikat selaku salah satu negara adidaya berupaya menghentikan perang saudara di Cina dgn mengirim Jenderal George C. Marshall ke Cina pada tahun 1946. Tugasnya ialah mengusahakan penyelesaian politik antara kaum nasionalis & kaum komunis. Namun, usaha itu mengalami kegagalan.

Keunggulan pasukan & taktik yg jitu dr kaum komunis & kesuksesan revolusi sosial berhasil mengalahkan kaum nasionalis. Pasukan Mao Zedong sesudah berhasil merebut Tientsin & Beijing pada Januari 1949 ber-hasil memukul mundur pasukan kaum nasiona-lis ke wilayah selatan. Pada tanggal 1 Oktober 1949 Mao Zedong memproklamasikan berdi-rinya Republik Rakyat Cina dgn ibu kota Beijing. Sementara itu, Chiang Kai-shek & para pengikutnya menyingkir ke Pulau Taiwan.

Mao Zedong

Pemerintahan gres Cina ini mendapat pertolongan militer & ekonomi dr Uni Soviet. Ke-hadiran Cina dgn paham komunisnya tentu saja menjadi pesaing gres bagi Blok Barat. Kemampuan Cina membangun angkatan bersenjata dgn per-sonal yg besar, kesanggupan tenaga ahlinya yg bisa bikin bom atom, & keberhasilannya dlm menata kepemilikan tanah (landreform) men-jadi perasaan khawatir tersendiri bagi Blok Barat.

Suasana Perang Dingin di wilayah Asia makin mencekam sesudah komunis Cina berusaha meluaskan pedoman Mao Zedong pada negara-negara meningkat yang lain. Cina pula mulai melancarkan kebijakan ekspansi wilayah. Tibet yakni wilayah yg pertama terkena kebijakan perluasan Cina (1950). Kekuatan Cina pula makin mencemaskan Uni Soviet & Amerika Serikat karena peranannya dlm Perang Korea (1950–1953) & klaimnya atas wilayah Taiwan. Hubungan harmonis Cina & Uni Soviet selsai pada tahun 1960-an. Hal itu disebabkan Cina sungguh mengecam kebijakan Uni Soviet untuk hidup berdampingan dengan-cara hening dgn Blok Barat. Cina berpendapat bahwa konfrontasi dgn Barat yg menganut demokrasi liberal merupakan hal yg harus terjadi.

Cina bahkan menuduh Uni Soviet sudah mengkhianati komunisme. Oleh karena insiden tersebut, semenjak tahun 1960 Uni Soviet menghentikan pengantaran para ahlinya ke Cina. Bahkan, Uni Soviet pula menolak membantu Cina tatkala terjadi perang di perbatasan dgn India pada tahun 1962. Cina makin memusuhi Uni Soviet setelah negara itu menandatangani perjanjian kerja sama uji coba persenjataan nuklir pada tahun 1963. Pada tahun 1966 Mao Zedong berupaya mengembalikan Cina ke jalur revolusioner lantaran ia menyaksikan adanya pergeseran dlm pola hidup masyarakat Cina. Untuk menyanggupi ambisinya itu, Mao Zedong melaksanakan Revolusi Kebudayaan. Namun, usaha ini pun mengalami kegagalan. Oleh lantaran itu, Mao Zedong menggunakan kekuatan militer untuk membenahi kondisi.

Pada tahun 1970-an beberapa negara Barat menyerupai Kanada menjalin hubungan diplomatik dgn RRC. Pada tahun 1971 Amerika Serikat & sekutunya mendapatkan RRC sebagai anggota PBB mengambil alih Taiwan. Pada tahun 1976 Mao Zedong meninggal dunia. Sepeninggalnya terjadi perebutan kekuasaan di Cina. Kaum moderat pimpinan Hua Guofeng & kaum radikal pimpinan Jiang Qing, janda Mao Zedong berebut kekuasaan pemerintahan. Perebutan kekuasaan itu alhasil dimenangkan oleh kelompok moderat.

Pada tanggal 1 Januari 1979, Cina di bawah pimpinan Deng Xiaoping membuka korelasi diplomatik dgn Amerika Serikat. Meskipun Presiden Amerika Serikat, Richard M. Nixon pada tahun 1972 pernah mendatangi Cina, kala itu Cina belum dengan-cara resmi menjalin korelasi diplomatik. Sepeninggal Mao Zedong, bangsa Cina banyak mengalami perubahan. Kaum moderat yg mendominasi Partai Komunis berusaha mengurangi kekaguman & pengultusan kepada pemimpin besar Mao Zedong. Pemerintah Cina pula menjalin korelasi dgn banyak sekali negara. Mereka pula berupaya memodernisasi Cina dgn mendapatkan tunjangan dr mancanegara.

2. Perang Korea

Lahirnya kekuatan adikuasa gres sesudah Perang Dunia II, yakni Amerika Serikat & Uni Soviet, memunculkan perdamaian dunia yg diharapkan tak mampu terwujud dgn segera. Amerika Serikat & Uni Soviet saling berebut & memperluas efek ke seluruh dunia selesai perbedaan ideologi yg dimiliki. Pertikaian tersebut salah satunya yakni mempunyai efek pada terjadinya Perang Korea. Perang kerabat di Korea tersebut mengakibatkan daerahnya hingga ketika ini masih terbagi atas Korea Utara & Korea Selatan.

a.  Korea sebelum Perang Dunia II

Korea atau Chason dlm bahasa Korea yaitu suatu wilayah berupa semenanjung yg berada di Asia Timur. Jepang semenjak tahun 1593 sudah mengincar wilayah Korea. Namun, berkat pertolongan Cina, keinginan Jepang itu mampu dibendung. Tatkala Perang Cina–Jepang (1894–1895) rampung, Jepang makin intensif menggempur pertahanan Korea & meningkatkan pengaruhnya. Pada tahun 1910 Jepang berhasil menguasai wilayah Korea dengan-cara sarat . Seperti halnya bentuk kolonialisme yg lain, Jepang pula melaksanakan eksploitasi besar-besaran terhadap Korea. Semua sumber daya Korea dimanfaatkan untuk kepentingan Jepang.

Jepang selain mengeksploitasi segala sumber daya Korea, pula menumbuhkan rasa kebangsaan pada orang Korea. Pada tanggal 1 Maret 1919 tiga puluh tiga serdadu Korea berkumpul di Taman Pagoda, Seoul untuk memroklamasikan kemerdekaannya. Peristiwa tersebut kemudian dikenal selaku Pergerakan Kemerdekaan Samit (1 Maret). Gerakan kemerdekaan seperti itu pastinya tak diinginkan oleh pemerintah pendudukan Jepang karena gerakan tersebut jelas-jelas mengharapkan keluarnya Jepang dr wilayah Korea. Menghadapi kondisi itu, Jepang berupaya menggagalkan perlawanan tersebut. Meskipun gerakan itu mengalami kegagalan, rakyat Korea sudah terilhami & membangkitkan semangat kebangsaan. Puncaknya, bangsa Korea berani melaksanakan perlawanan bersenjata seperti yg terjadi di Korea. Rakyat Korea pula berhasil mendirikan pemerintahan sementara di Shanghai.

b. Korea Setelah Perang Dunia II

Presiden Korea Utara & Korea Selatan
Tatkala Jepang mengalah dlm Perang Dunia II, pasukan Sekutu yg terdiri atas Amerika Serikat & Uni Soviet secepatnya menduduki Korea. Dengan argumentasi memusnahkan sisa-sisa kekuatan Jepang yg berada di Utara, Uni Soviet mulai melancarkan se-rangan & menduduki wilayah itu pada tanggal 12 Agustus 1945. Sementara itu, pasukan Amerika Serikat baru mendarat di Korea penggalan selatan pada bulan September 1945. Dengan demikian, mulai sewaktu itu wilayah Korea diduduki dua negara adidaya, Amerika Serikat di selatan & Uni Soviet di utara. Garis lintang 38° menjadi batas wilayah yg mereka duduki.

Pasukan Amerika Serikat mulai tahun 1948 banyak yg ditarik pulang ke negerinya. Hanya para penasihat militer dlm jumlah kecil yg ditinggalkan di tempat itu. Hal itu berhubungan dgn mulai terbentuknya pemerintahan Republik Korea (Selatan) pada tanggal 15 Agustus 1948. Pusat peme-rintahannya diposisikan di Seoul. Presiden pertama Republik Korea ialah Dr. Syngman Rhee. Uni Soviet ternyata berbuat sama terhadap wilayah yg didudukinya di utara. Uni Soviet membentuk Republik Demokratik Rakyat Korea (Korea Utara) pada tanggal 1 Mei 1948.

Uni Soviet mengangkat Kim Il Sung selaku presidennya. Uni Soviet gres meninggalkan Korea Utara sesudah menandatangani perjanjian tentang pemberian dukungan ekonomi, militer, & teknologi pada negara satelitnya itu. Korea Utara pula menjalin hubungan diplomatik dgn Cina. Dengan demikian, makin kukuh kekuatan komunis di Asia.

Suasana tegang mulai terasa di Semenanjung Korea, sesudah pihak Utara mulai memprovokasi dgn aneka macam pelanggaran di perbatasan pada sekitar tahun 1949. Dengan alasan untuk menyatukan kembali Korea pada tanggal 25 Juli 1950 tentara Korea Utara melintasi garis demarkasi & menyerbu Korea Selatan. Tentara Korea Selatan karena persenjataannya tak memadai tak berhasil menghalau tentara Korea Utara.

Atas agresi Korea Utara itu, Korea Selatan mengadukan urusan itu ke Dewan Keamanan PBB. Sebagai solusinya, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yg pada dasarnya mewakilkan pihak Korea Utara menarik pasukannya hingga garis lintang 38°. Selain itu, Dewan Keamanan PBB pula meminta derma anggota PBB untuk memberi santunan militer ke Korea. Untuk itu, secepatnya dibikin pasukan PBB yg berasal dr enam belas negara anggota. Amerika Serikat mendapat mandat Dewan Keamanan PBB untuk memimpin pasukan PBB ke Korea. Sebagai komandan pasukan PBB dipilih Jenderal Douglas Mac Arthur. Pasukan PBB berhasil mendesak pasukan Korea Utara bahkan melewati garis lintang 38°. Pada tanggal 19 Oktober 1950 pasukan PBB berhasil menduduki Pyongyang, ibu kota Korea Utara. Langkah itu dijalankan pasukan PBB karena berdasarkan Mac Arthur keamanan di Semenanjung Korea akan terjadi apabila dua negara itu disatukan.

Cina yg menjalin hubungan diplomatik & seideologi dgn Korea Utara tak mendapatkan perbuatan pasukan PBB tersebut. Cina berpendapat bahwa itu cuma taktik Amerika Serikat saja untuk memperluas pengaruhnya di Korea. Oleh karena tak mendapatkan perbuatan pasukan PBB, Cina mengantarkan pasukannya & menolong pertahanan pasukan Korea Utara. Pada tanggal 4 Januari 1951 pasukan PBB terdesak pasukan adonan Cina–Korea Utara. Bahkan, ibu kota Korea Selatan, Seoul jatuh ke tangan pasukan adonan. Atas peristiwa yg mengejutkan tersebut, Dewan Keamanan PBB kembali bersidang. Dewan Keamanan PBB mengambil keputusan bahwa tindakan Cina menolong Korea Utara yakni salah & selaku konsekuensinya dijalankan embargo ekonomi terhadap negara tersebut. Pada tanggal 12 Maret 1951 pasukan PBB yg sudah mengonsolidasikan diri berhasil merebut kembali kota Seoul, Korea Selatan.

Gencatan senjata antara Korea Utara & Korea Selatan terjadi sesudah Uni Soviet turut campur tangan. Kesepakatan perdamaian tercapai pada tanggal 27 Juli 1953. Pada hari itu, ditandatangani Persetujuan P’an Munjom yg menegaskan adanya dua Korea seperti yg kita kenal kini. Perang Korea yg berjalan selama tiga tahun 1950–1953 sudah menghancurkan segala sumber daya Korea. Jutaan orang kehilangan tempat tinggal & terpisah dr keluarga mereka. Kerusakan itu makin mengenaskan. Oleh lantaran itu merupakan perang saudara sesama Korea & meninggalkan luka yg masih terasa hingga kini.

3. Revolusi Kuba

Kuba merupakan negara pulau yg terletak di Teluk Meksiko, Laut Karibia. Kuba merupakan negara yg populer dgn cerutunya. Kuba sebelumnya pula lama menjadi jajahan Spanyol. Pada masa Perang Dingin, Kuba yg letaknya sangat strategis pula tak luput dr incaran perluasan pengaruh & ideologi negara adikuasa. Kuba merupakan negara republik komunis pertama yg berada di belahan bumi Barat. Letak Kuba yg akrab dgn negara Amerika Serikat menjadi ancaman serius bagi Amerika Serikat.

a. Kuba sebelum Perang Dunia II

Kuba pertama kali didapatkan oleh Columbus, orang Spanyol pada tahun 1492. Seperti halnya tempat-tempat lain yg didapatkan orang Eropa dlm masa penjelajahan samudra, yakni diakui selaku miliknya, begitu juga dgn nasib Kuba. Columbus secepatnya mengklaim bahwa Kuba yakni milik Spanyol. Sejak sewaktu itu, Kuba menjadi koloni Spanyol. Pada sekitar tahun 1868–1878 di Kuba timbul gerakan menuntut kemerdekaan. Perang Kemerdekaan tahap kedua timbul pada tahun 1895 dgn dipimpin Jose Marti.

Amerika Serikat mendukung gerakan itu setelah kapal perangnya Marine yg dikirim untuk melindungi warga negaranya di Kuba meledak misterius. Amerika Serikat menilai itu merupakan sabotase yg dilaksanakan Spanyol. Oleh lantaran itu, Amerika Serikat menolong Kuba menyingkirkan Spanyol. Wilayah Kuba hingga tahun 1902 mendapat proteksi dr Amerika Serikat. Pada tahun 1933 kelompok revolusioner yg dipimpin oleh Fulqencio Batista berhasil mengambil alih pemerintahan di Kuba. Batista memerintah Kuba dengan-cara diktator. Pada masa pemerintahan Batista, korupsi makin merajalela.

b. Kuba sehabis Perang Dunia II

Kondisi rakyat Kuba yg sungguh memprihatinkan pada masa pemerintahan Batista, menghidupkan semangat salah seorang anak bangsa untuk mem-perbaikinya. Fidel Castro seorang putra tuan tanah kaya raya tak tahan menyaksikan penderitaan rakyat Kuba. Pada tahun 1953 Castro menjajal melaksanakan kudeta, tetapi gagal. Akibatnya, Castro dijatuhi hukuman lima belas tahun penjara. Namun, gres menjalani hukuman selama dua tahun, Castro sudah dibebaskan. Penjara tak bikin Castro jera dlm memperjuangkan keinginannya. Setelah keluar dr penjara Castro kembali mengumpulkan kekuatan. Castro melatih pengikutnya di bersahabat kota Meksiko. Pada tahun 1956, Castro bareng para pengikut setianya kembali berupaya menggulingkan kekuasaan Presiden Batista. Selama nyaris tiga tahun Castro berupaya merebut kekuasaan di Kuba. Pada tahun 1959 Batista meninggalkan Kuba & digantikan Castro.

Fidel Castro sebetulnya bukan seorang komunis. Hal itu mirip pernyataannya yg menyampaikan, “Revolusi kita bukan berwarna merah, melainkan hijau zaitun.” Kata-kata Castro itu menunjuk pada warna seragam yg ia pakai bareng pengikutnya. Bahkan, Castro pula mengutuk komunis dgn konsepnya yg totaliter. Castro pula berupaya membersihkan tindakannya yg dianggap disponsori komunis dgn berpidato di Universitas Princeton, Amerika Serikat. Dalam pidato tersebut, Castro menyatakan bahwa, “… berlawanan dgn pola Revolusi Rusia & model Marxis bahwa di Kuba tak berdasarkan usaha kelas …. Revolusi Kuba pula tak berencana meniadakan kepemilikan swasta.”

Namun, pemerintah Amerika Serikat tetap menatap bahwa revolusi yg dikobarkan Castro disponsori pihak komunis. Hal ini jawaban tindakan Castro yg banyak mengganti kehidupan Kuba yg mendekati slogan komunis, sama rasa sama rata. Castro banyak membangun sekolah & rumah bagi orang yg tak bisa. Pemerintah Kuba pula mulai mengontrol semua penerbitan surat kabar serta siaran radio & televisi. Tindakan Castro makin usang mengkhawatirkan pemerintah Amerika Serikat. Hal itu disebabkan Castro makin berani menasionalisasi perusahaan-perusahaan asing yg berada di Kuba. Akibatnya, Amerika Serikat mengambil perbuatan tegas, yaitu menghentikan korelasi dgn Kuba pada tahun 1961. Menghadapi realita itu Fidel Castro selanjutnya secepatnya menjalin hubungan dgn negara-negara komunis, seperti Cina & Uni Soviet. Dari negara-negara tersebut, Kuba berharap mudah-mudahan mereka bersedia memberi pertolongan ekonomi guna melaksanakan & melanjutkan pembangunan.

Pemerintah Amerika Serikat yg mendapati realita bahwa Kuba sudah masuk blok komunis makin khawatir atas keamanan negaranya. Hal itu beralasan karena jarak Kuba dgn Amerika Serikat tak lebih dr 10 mil. Atas kegalauan itu, pemerintah Amerika Serikat berencana menggulingkan pemerintahan Fidel Castro yg prokomunis. Untuk meraih maksud itu, pemerintah Amerika Serikat akan menggunakan para pelarian Kuba yg tinggal di Amerika Serikat. Dari orang-orang pelarian Kuba itu, Amerika Serikat berharap mampu menguasai Teluk Babi yg mampu digunakan selaku lompatan untuk menundukkan Havana, ibu kota Kuba. Dinas intelejen Amerika Serikat (CIA) bertugas melatih orang-orang pelarian Kuba agar berhasil dlm misinya. Sekitar 1.200 orang pelarian Kuba di Amerika Serikat berhasil dikumpulkan & dilatih kemiliteran.

Presiden gres Amerika Serikat, John Fietzgeerald Kennedy pula menyepakati rencana penggulingan Fidel Castro lewat orang-orang Kuba sendiri. Kennedy bahkan menyuruh untuk memberi proteksi & pengamanan dlm penyerbuan Teluk Babi lewat pelarian orang-orang Kuba dilaksanakan. Peristiwa itu kemudian disebut The Bay Pig’s Episode atau Insiden Teluk Babi. Namun, pada detik-detik terakhir penyerangan, Kennedy mengutus membatalkan pinjaman perlindungan & penjagaan. Akibatnya gampang disangka , pemerintah Kuba sungguh gampang mematahkan penyerbuan orang-orang Kuba pelarian itu. Atas Insiden tersebut, hubungan Kuba & Amerika Serikat makin renggang. Sementara itu, pemimpin Uni Soviet, Khruschev secepatnya memanfaat-kan situasi atas peristiwa Teluk Babi tersebut & begitu intensif mendekati Kuba. Ia menampilkan paket pertolongan ekonomi yg lebih besar lagi apabila Kuba bersedia membolehkan Uni Soviet membangun pangkalan militer & menempatkan rudal nuklirnya di wilayah tersebut. Ia berencana rudal-rudalnya akan bisa diarahkan ke Amerika Serikat tanpa ada kendala.

Keinginan Uni Soviet tentunya mendapat tantangan dr Amerika Serikat. Presiden Kennedy menyatakan bahwa penempatan rudal Uni Soviet di Kuba merupakan ancaman langsung terhadap Amerika Serikat. Oleh lantaran itu, pemerintah Amerika Serikat akan mengambil segala cara & perbuatan untuk menggagalkannya. Salah satu perbuatan Amerika Serikat dlm menggagalkan pembangunan pangkalan militer & rudal Uni Soviet yaitu menghadang setiap kapal Uni Soviet yg menuju ke Kuba. Tentu saja perbuatan itu memunculkan krisis yg nyaris menenteng dunia dlm perang nuklir.

Karena merasa belum berimbang kekuatan militernya, alhasil Uni Soviet membatalkan penempatan pangkalan militer & rudalnya di Kuba. Apalagi, Amerika Serikat pula berjanji tak akan mencampuri urusan dlm negeri Kuba. Hubungan baik Kuba dgn Amerika Serikat mulai membaik lagi pada tahun 1973 sesudah kedua negara membuat perjanjian mengenai pertukaran pembajak. Pada tahun 1975 embargo ekonomi pada Kuba yg dilakukan Amerika Serikat mulai dihapus. Namun, hubungan Amerika–Kuba memanas lagi sehabis pada selesai tahun 1975 Kuba mengantarpasukannya ke Angola.

Dari peristiwa di Kuba itu, dua negara adidaya, yakni Amerika Serikat & Uni Soviet, akhirnya pula menyadari betapa bahayanya apabila perang terbuka yg merembet pada perang nuklir terjadi. Oleh karena itu, untuk meminimalisasi terjadinya perang nuklir & kesannya, kedua negara adikuasa sepakat melakukan pembicaraan penghematan senjata.

F. Hubungan Perang Vietnam dgn Perkembangan Politik di Asia Tenggara

Vietnam yakni salah satu negara di Semenanjung Indocina yg berada di wilayah Asia Tenggara. Vietnam mempunyai sejarah & kaitan yg erat dgn perkembangan Perang Dingin yg terjadi antara Amerika Serikat & Uni Soviet. Akibat perebutan pengaruh & ekspansi ideologi dr dua negara adikuasa itu mengakibatkan terjadinya perang saudara di wilayah Vietnam. Perang antara rezim Republik Vietnam Selatan yg disokong oleh Amerika Serikat & rezim Republik Demokrasi Vietnam (Vietnam Utara) yg bergabung dgn Pemerintah Revolusioner Vietnam Selatan, tergolong pasukan Viet Cong yg didukung Uni Soviet & RRC disebut Perang Vietnam. Perang saudara itu berjalan cukup usang, yaitu semenjak tahun 1950 sampai dgn tahun 1975.

1. Vietnam sebelum Perang Dunia II

Negara Eropa yg pertama mendarat di Vietnam merupakan Prancis. Kedatangan Prancis di Vietnam terjadi pada sekitar selesai kurun ke-18. Seperti penjelajah samudra dr negara Eropa lainnya, Prancis kemudian melakukan kolonisasi di Vietnam. Wilayah Vietnam yg luas dibagi menjadi tiga wilayah protektorat, seperti Tonkin di utara, Annam di tengah, & Koncincina di selatan. Pada tahun 1887 ketiga protektorat tersebut disatukan dgn protektorat Kampuchea yg dibentuk pada tahun 1875. Kesatuan protektorat itu disebut Uni Indocina. Semangat cinta tanah air & kebangsaan di Vietnam mulai berdiri sesudah Perang Dunia I berakhir. Para nasionalis Vietnam bangun & bersatu dlm Partai Nasional Vietnam.

Pemberontakan pertama pada masa kolonial Prancis di Vietnam terjadi pada tahun 1930. Para pemberontak melancarkan aksinya di Tonkin. Namun, upaya pemberontakan ini mengalami kegagalan. Pemerintah kolonial Prancis masih terlalu perkasa untuk dikalahkan. Akibat pemberontakan, banyak pemimpin Partai Nasional Vietnam yg ditawan & dieksekusi mati. Sementara itu, anggota yg tak tertangkap menyebar untuk menyelamatkan diri. Akibat kevakuman jadwal Partai Nasional Vietnam, di kelompok penduduk Vietnam timbul wadah baru, yakni Partai Komunis Indocina.

Pada tahun 1940 Jepang menjadi penguasa gres di Vietnam. Prancis tak bisa mempertahankan wilayah Vietnam karena negaranya sendiri di Eropa sudah dikuasai oleh Jerman. Jadi, Prancis lebih memusatkan kekuatannya untuk membebaskan negerinya.

Partai Komunis Vietnam yg meningkat pada masa kolonial Prancis ternyata sungguh tidak suka Jepang. Oleh karena itu, Partai Komunis Vietnam berusaha membentuk suatu wadah perjuangan bareng dgn kelompok nasionalis di Vietnam dgn nama Viet Minh atau Liga Vietnam Merdeka. Organisasi Viet Minh merupakan hasil kongres yg diselenggarakan kaum komunis pada tanggal 19 Mei 1941 di Chiangsi, Provinsi Kwangsi. Pada permulaan pembentukannya Viet Minh bareng Viet Nam Doc Lap Dong Minh. Tujuannya adalah melenyapkan dominasi Prancis & kekuasaan Jepang. Pemimpin organisasi Viet Minh yakni Ho Chi Minh. Rakyat Vietnam lebih mengenalnya selaku Bapak Nasionalisme Vietnam ketimbang tokoh komunis.

Posisi Jepang dlm Perang Asia Pasifik selaku serpihan dr Perang Dunia II mulai terdesak. Pada bulan Agustus 1945 Jepang mengalah tanpa syarat pada Sekutu. Kondisi demikian itu menimbulkan kedudukan Viet Minh di Vietnam makin kuat. Bao Dai, penguasa Vietnam yg merupakan boneka Jepang menyerahkan kekuasaannya pada Ho Chi Minh pada tanggal 25 Agustus 1945. Melihat situasi yg sungguh menguntungkan bagi Viet Minh maka pada tanggal 25 September 1945 Ho Chi Minh memproklamasikan kemerdekaan Vietnam dgn nama Republik Demokrasi Vietnam. Pusat pemerintahannya di Hanoi. Namun, Viet Minh tak berhasil di selatan.

2. Vietnam setelah Perang Dunia II

Perang Dunia II dimenangkan oleh kelompok Sekutu. Prancis yg tergabung dlm kelompok Sekutu berniat kembali melaksanakan kolonisasi di Vietnam. Niat Prancis mendapat pertolongan sarat dr Inggris. Keinginan Prancis untuk berkuasa kembali di Vietnam pastinya mendapat perlawanan dr Viet Minh. Akibatnya, Vietnam mulai tahun 1946 bergejolak lagi dgn banyak sekali pertempuran antara Viet Minh & Prancis yg dibantu Inggris. Agar berhasil menguasai Vietnam, Prancis menjalankan politik memecah belah & mencerai-beraikan. Bao Dai mantan boneka Jepang dilantik Prancis menjadi penguasa Vietnam pada tahun 1949. Bao Dai menjadi penguasa perkumpulan Vietnam Selatan yg otonom. Pada tahun 1950 Amerika Serikat selaku pimpinan Sekutu & negara adidaya gres dunia mulai terlibat dlm permasalahan Vietnam. Oleh lantaran merasa Prancis yakni sekutunya, Amerika Serikat menentukan untuk memberi dukungan. Bantuan Amerika Serikat tersebut berupa paket ekonomi & militer yg diberikan langsung pada pemerintah gres Vietnam bentukan Prancis. Tujuannya supaya pemberian itu bisa dipakai untuk memerangi Viet Minh yg komunis. Dengan demikian, apabila komunis di Vietnam dapat dihabisi, kekuatan liberal kapitalislah yg akan berkuasa. Itu memiliki arti efek Amerika Serikat terhadap daerah Asia Tenggara makin meluas.

Sementara itu, Viet Minh pada tahun 1949 mulai berdiri kekuatannya. Hal itu disebabkan Viet Minh mendapat santunan persenjataan dr Cina. Dukungan pula didapatkan dr negara Uni Soviet selaku sesama negara komunis. Viet Minh karena merasa sudah kokoh, kembali melancarkan serangan pada pertahanan Prancis. Wilayah luar kota berhasil dikuasai tentara Viet Minh. Sementara itu, Prancis hanya mampu bertahan di kota-kota. Keadaan mirip itu pastinya sungguh membahayakan Prancis pada khususnya & kepentingan Blok Barat, pada lazimnya .

Merasa kepentingannya terancam, Blok Barat menuntut segera diadakan gencatan senjata & negosiasi. Viet Minh sesungguhnya menolak perintah tersebut karena selangkah lagi mereka akan menyatukan Vietnam. Namun, balasan didesak Cina & Uni Soviet yg merupakan negara pendukungnya, Viet Minh memenuhi tuntutan itu. Pada bulan Februari 1954, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, & Uni Soviet menyelenggarakan konferensi di Berlin, Jerman. Pertemuan itu membicarakan wacana penyelesaian permasalahan Perang Korea & Perang Vietnam. Sebagai realisasinya, akan diselenggarakan Konferensi Jenewa.

Pada tanggal 20 Juli 1954 Konferensi Jenewa bikin keputusan, antara lain:

  1. mengakui kemerdekaan negara Kampuchea, Laos, & Vietnam;
  2. menyetujui bahwa wilayah Vietnam terbagi atas Vietnam Utara & Vietnam Selatan;
  3. akan secepatnya diadakan pemilu pada bulan Juli 1956 untuk menyatukan Vietnam, di bawah pengawasan Komisi Pengawas Internasional.
  Kemukakan Tujuh Faktor Globalisasi Berdasarkan Muhtarom!
Perjanjian Jenewa ternyata tak bisa merampungkan permasalahan Vietnam. Perjanjian Jenewa justru mengesahkan Vietnam terbagi atas Vietnam Utara & Vietnam Selatan. Wilayah Vietnam Utara berjulukan Republik Demokrasi Vietnam & wilayah Vietnam Selatan berjulukan Republik Vietnam. Kedua negara itu mempunyai ideologi & perilaku yg berlainan. Vietnam Utara berideologikan sosialis komunis, sedangkan Vietnam Selatan berideologikan liberal kapitalis. Sekali lagi peristiwa kemanusiaan & pelanggaran hak asasi manusia terjadi balasan pembagian wilayah. Sanak kerabat menjadi terpisah & tercerai berai lantaran pembentukan negara itu. Kekuatan dua negara adikuasa berperan besar dlm memecah belah Vietnam.

Keputusan Perjanjian Jenewa ditolak mentah-mentah oleh Ho Chi Minh yg ingin menyaksikan Vietnam bersatu. Akibatnya, keadaan di Vietnam menjadi memanas kembali. Pertentangan ideologi & campur tangan asing tak terbendung kembali di Vietnam & dampaknya dicicipi oleh negara-negara tetangganya pula.

3. Perang Vietnam

Pembagian Vietnam menjadi Vietnam Utara & Vietnam Selatan berdasarkan keputusan Perjanjian Jenewa membuat wilayah tersebut menjadi ajang pertempuran hebat. Ho Chi Minh, tokoh Pergerakan Nasional Vietnam & tokoh yg berhasrat supaya Vietnam bersatu, tak mau mendapatkan hasil Perjanjian Jenewa. Pembentukan Vietnam Selatan dianggapnya selaku penghalang tercapainya persatuan seluruh Vietnam. Untuk keperluan menghancurkan Vietnam Selatan, Ho Chi Minh mengirimkan pasukan Viet Minh menyusup ke selatan. Usaha menghancurkan Vietnam Selatan mendapat pinjaman dr negara komunis, Uni Soviet & Cina. Blok Barat yg mengetahui perbuatan kedua negara komunis terhadap Vietnam Utara & merasa mempunyai kepentingan di Vietnam Selatan pula berupaya menjaga wilayah tersebut. Amerika Serikat menyuruh pasukannya menolong Vietnam Selatan. Dengan demikian, Perang Vietnam merupakan teladan faktual perebutan efek dua negara adikuasa.

Pemerintah Vietnam Utara selain mengantarpasukan pula menyusupkan kader-kader komunisnya ke Vietnam Selatan. Selain berhasil memengaruhi rakyat Vietnam Selatan untuk menentang pemerintahannya sendiri, mereka pula berhasil membentuk & menolong gerilyawan komunis di Vietnam. Gerilyawan komunis dr Vietnam Selatan diketahui sebagai Vietkong. Pasukan Amerika Serikat yg diperintahkan di Vietnam Selatan ternyata tak bisa menjalankan tugasnya dgn baik. Banyaknya tentara Vietkong yg menyamar menjadi rakyat biasa, bikin Amerika Serikat sulit membedakannya di lapangan.

Pasukan Vietkong selain bergerilya pula bikin terowongan bawah tanah (jalur tikus) dlm mematahkan perlawanan Amerika Serikat. Ranjau & jebakan dr bambu runcing pula digunakan untuk mengalahkan Amerika Serikat. Sebaliknya, pasukan Amerika Serikat dgn persenjataan terbaru membabi buta menyerang pertahanan Vietkong. Pasukan Amerika Serikat & Vietnam Selatan pula berusaha menghancurkan Jalur Ho Chi Minh dan kubu-kubu pertahanan komunis dgn pemboman. Jalur Ho Chi Minh yakni jalan-jalan yg dibikin di hutan-hutan sepanjang perbatasan Vietnam Selatan–Laos– Kampuchea yg dipakai pasukan Viet Minh menyusup ke Vietnam Selatan.

Salah satu pertempuran hebat antara pasukan Vietnam Utara & pasukan Vietnam Selatan yg dibantu Amerika Serikat terjadi pada Tahun Baru Tet 1968 (The Tet Offensive). Penyerbuan pasukan komunis itu mampu dipatahkan, namun kedua belah pihak menderita kerugian dlm jumlah yg besar. Menyadari bahwa Perang Vietnam sudah berlangsung lama & memakan korban jiwa yg tidak sedikit, usaha meraih perdamaian pun digelar pada sekitar tahun 1970. Pemerintah Vietnam Utara, pemerintah Vietnam Selatan, & pemerintah Amerika Serikat melakukan negosiasi di Paris. Pada tahun 1972 pemerintah Amerika Serikat mengumumkan bahwa Indonesia, Kanada, Polandia, & Hongaria pada prinsipnya sepakat untuk menjadi pengawas gencatan senjata di Vietnam.

Namun, perjanjian itu menjadi berserakan karena Viet Minh & Vietkong dengan-cara tiba-tiba pada tanggal 3 April 1972 melaksanakan serangan besar-besaran & hampir saja menguasai Saigon, ibu kota Vietnam Selatan. Atas tindakan tersebut, Presiden Amerika Serikat, Richard Nixon bersikap tegas & mengeluarkan perintah, antara lain:

  1. meranjau semua kemudian lintas bahari yg menuju Vietnam Utara;
  2. menghancurkan semua jalur komunikasi & angkutanVietnam Utara.
Untuk melaksanakan tindakan pembersihan jalur laut Vietnam Utara, Amerika Serikat meminta semua kapal asing untuk keluar dr wilayah Vietnam Utara. Tindakan itu akan terus dilaksanakan hingga Vietnam Utara sepakat melaksanakan gencatan senjata & membebaskan tawanan perang Amerika Serikat. Tindakan Amerika Serikat pastinya memunculkan pro & kontra dunia. Australia & Filipina yg merupakan sekutu Amerika Serikat terperinci mendukung planning tersebut. Namun, Uni Soviet & Cina yg merupakan musuh Amerika Serikat sungguh menentangnya. Amerika Serikat membatalkan dengan-cara sepihak niat melakukan pemboman ke Vietnam Utara lantaran adanya perkembangan dlm negosiasi. Perundingan gencatan senjata yg seharusnya ditandatangani pada tahun 1970, kesannya gres ditandatangani pada tahun 1973. Meskipun persetujuan tenang sudah ditandatangani, pada praktiknya masih sering terjadi pelanggaran.

Keadaan dlm negeri Vietnam Selatan sendiri sedang terjadi keretakan. Presiden Nguyen Van Thiew mengundurkan diri & menunjuk Wakil Presiden Tran Van Huong sebagai peggantinya. Tatkala mengundurkan diri Presiden Nguyen Van Thiew mengecam Presiden Amerika Serikat, Nixon lantaran mendesaknya menandatangani Persetujuan Paris. Padahal itu artinya Vietnam Selatan mengalah pada Vietnam Utara. Selain itu, ia bersedia menandatangani persetujuan itu karena Amerika Serikat berjanji mengantarpesawat pembom B-52 apabila terjadi pelanggaran oleh Vietnam Utara. Namun, nyatanya Amerika Serikat mengingkari hal itu. Pelanggaran kesepakatan tenang makin sering terjadi. Komunis pun makin mendekati kemenangan. Pada tanggal 18 April 1975 pasukan aktivis komunis dlm serangannya berhasil mendekati Saigon sampai jarak kurang 5 km. Pasukan komunis terus bergerak maju & mendekati ibu kota. Rakyat Vietnam Selatan ketakutan & berebut untuk mengungsi. Sehubungan dgn kondisi itu, sejak tanggal 20 April 1975 Amerika Serikat mengantarkan lima buah kapal induk dr Armada VII untuk menampung para pengungsi tersebut.

Pada tanggal 30 April 1975, Presiden gres Vietnam Selatan, Duong Van Minh yg gres dilantik tanggal 28 April 1975 menyatakan menyerah tanpa syarat pada Vietkong. Untuk merayakan kemenangan itu, Vietkong mengganti nama Saigon, ibu kota negara Vietnam Selatan menjadi Ho Chi Minh.

4. Dampak Kemenangan Vietkong (Komunis Vietnam Selatan) terhadap Perkembangan Politik di Asia Tenggara

Kemenangan komunis di Vietnam Selatan merupakan pukulan berat bagi Amerika Serikat. Tugas membendung perkembangan komunis di Asia Tenggara menjadi makin berat. Apalagi, masyarakat di Asia Tenggara pada umumnya masih banyak yg berada di bawah garis kemiskinan. Hal itu menjadikan gampangnya komunis berkembang. Selain itu, pula meningkat teori domino mengenai komunisme. Teori itu menyatakan bahwa apabila suatu negara di suatu wilayah sudah jatuh, satu per satu negara yg berada di kawasan itu akan jatuh pula pada komunis. Namun, kebenaran teori itu pula banyak yg menyangkalnya. Apabila kita melihat perkembangan wilayah Asia Tenggara pascakemenangan komunis di Vietnam Selatan, teori domino ihwal komunisme itu ada benarnya. Hal itu dibuktikan dgn kejadian-peristiwa selanjutnya di Asia Tenggara simpulan komunisme.

Setelah negara Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara) yg berideologi komunis terbentuk, negara tersebut secepatnya memperluas efek-nya. Laos sudah berhasil dijadikan negara komunis, begitu juga dgn Vietnam Selatan. Komunis Vietnam terus berupaya memperluas pengaruhnya dgn mencoba memengaruhi Kampuchea. Usaha untuk melaksanakan kolonisasi di Kampuchea ini disebut Vietnamisasi. Penyerbuan Vietnam untuk menguasai Kampuchea dilakukan pada tanggal 7 Januari 1979. Pasukan Vietnam dlm menguasai Kampuchea dibantu oleh orang-orang Kampuchea yg mendukung Vietnam. Mereka itu tergabung dlm Front Penyelamat Nasional.

Vietnam berhasil menguasai Kampuchea. Oleh karena itu, Vietnam mendirikan Republik Rakyat Kampuchea di bawah pemerintahan Heng Samrin bonekanya.

Vietnam walaupun berhasil menguasai & membentuk pemerintahan boneka di dlm negeri Kampuchea terjadi usaha untuk menentang pemerintahan komunis itu. Tentu saja itu memberi peluang bagi negara-negara & pemerintahan antikomunis untuk membatasi laju perkembangan komunis di Asia Tenggara. Pemerintahan antikomunis di Kampuchea dibikin atas koalisi kelompok Sihanouk, Son San, & Khieu Sampan. Koalisi itu membentuk pemerintahan gres di Kampuchea dgn nama Pemerintahan Koalisi Demokrasi Kampuchea pada tanggal 22 Juni 1982.

Negara-negara anggota ASEAN & PBB yg sebagian besar antikomunis pastinya banyak yg memberi pertolongan pada Pemerintahan Koalisi Demokrasi Kampuchea. Hal itu merupakan salah satu cara untuk membatasi laju perkembangan komunis di dunia. Salah satu bentuk dukungan pada pemerintahan antikomunis di Kampuchea adalah mengakui cuma Pemerintahan Koalisi Demokrasi Kampuchea yg berhak memerintah Kampuchea & menjadi wakil sah di PBB.

G. Hubungan Perkembangan Teknologi Persenjataan & Ruang Angkasa dgn Kondisi Keamanan Dunia pada Masa Perang Dingin

Berakhirnya Perang Dunia II mengakibatkan kekuatan dunia terbagi atas dua blok, yakni Blok Barat pimpinan Amerika Serikat & Blok Timur pimpinan Uni Soviet. Blok Barat & Blok Timur tersebut saling berkompetisi berebut efek dlm banyak sekali bidang kehidupan insan.

1. Perkembangan Teknologi Persenjataan

Persaingan yg paling menonjol dlm masa Perang Dingin yaitu dlm bidang mi-liter, khususnya dlm hal persenjataan. Kedua negara adikuasa itu saling berlomba mencipta-kan berbagai senjata yg canggih & me-matikan, misalnya bom. Bom ialah senjata ledak yg lazim dipakai dlm perang. Terorisme pula melibatkan penggunaan bom. Bom biasanya terdiri atas wadah logam yg diisi dgn materi peledak atau materi kimia. Bom melukai & menewaskan orang serta merusakkan gedung & bangunan lain, kapal, pesawat terbang, ataupun sasaran lain.
Perlombaan senjata
Salah satu senjata yg paling menyeramkan & mampu menolong mengakhiri Perang Dunia II yakni bom atom. Senjata yg disebut bom atom itu dibikin pertama kali oleh Amerika Serikat pada tanggal 16 Juli 1945 di Alamo Gardo, New Mexico. Bom atom itu kemudian dipakai untuk menghancurkan kota Hiroshima pada tanggal 8 Agustus 1945 & kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akibat pemboman itu Jepang menye-rah & berakhirlah Perang Dunia II. Bom dlm bentuk apa pun apabila me-ledak akan memunculkan kerugian pada manusia & alam sekitarnya. Tenaga atom yg ditimbulkan akan memunculkan radiasi yg apabila diterima dlm jumlah banyak akan sungguh fatal balasannya. Debu radioaktif & endapan dr awan yg tertiup angin & bertebaran di daratan mampu membuat keru-sakan pada tumbuhan serta membinasakan binatang & insan. Pada jangka panjang ledakan bom atom akan menyebabkan kematian serta kanker pada insan, sedangkan kerusakan genetis akan terlihat pada generasi-generasi berikutnya.

Keberhasilan Amerika Serikat dlm membuat bom atom, ternyata dlm waktu yg tak terlalu lama mampu disertai oleh pesaingnya Uni Soviet. Pada tahun 1949 Uni Soviet berhasil melaksanakan uji coba peledakan bom atomnya. Tentu saja kesuksesan Uni Soviet itu menimbulkan kecemasan Amerika Serikat sehingga negara tersebut berupaya mencari & bikin bom tandingannya. Oleh karena itu, Amerika Serikat segera melaksanakan pengamatan wacana bom hidrogen.

Bom hidrogen mendapatkan tenaga dr penggabungan inti-inti atom hidrogen berat & deuteron. Ledakan yg ditimbulkan oleh bom hidrogen jauh lebih dahsyat dibandingkan bom atom. Ledakan dr bom hidrogen menghasilkan bola api dgn garis tengah beberapa kilometer disertai hadirnya awan cendawan yg tinggi sekali. Pada ledakan bom hidrogen akan diperoleh energi yg sungguh besar, tetapi radioaktifnya kecil dibandingkan ledakan bom atom. Oleh lantaran itu, bom hidrogen proses fusinya mampu dimanfaatkan untuk maksud pertahanan & tujuan tenang. Namun, pengem-bangan & kesuksesan penciptaan bom hidrogen oleh Amerika Serikat seperti menjadi sia-sia. Hal itu disebabkan Uni Soviet pun menyusul mampu membuat bom hidrogen pula. Uni Soviet berhasil menyebarkan bom hidrogen pada sekitar tahun 1953.

Kedua negara adikuasa itupun balasannya berlomba-kontes membuat bom & persenjataan nuklir. Bom nuklir yakni sebuah bom yg mempunyai daya ledak hebat yg berasal dr kejadian pembelahan (fisi) & penggabungan (fusi) inti-inti atom. Efek yg ditimbulkan merupakan akhir dr pelepasan energi yg sungguh besar dlm waktu singkat. Persenjataan nuklir yaitu jenis persenjataan dlm penjabaran nonkonvensional yg daya rusaknya berasal dr energi yg dihasilkan oleh reaksi nuklir, yakni jenis fisika yg melibatkan inti atom. Bom & persenjataan nuklir yg dikembangkan oleh dua kekuatan adikuasa dunia itu sangat membahayakan umat manusia. Negara adikuasa itu menyebarkan persenjataan nuklir dlm aneka macam bentuk, misalnya dlm bentuk peluru kendali (rudal). Jangkauan yg dapat ditempuh oleh rudal itu pun bermacam-macam, umpamanya jarak lontarnya mampu mencapai antarnegara ataupun antarbenua. Dari persenjataan jenis rudal berkepala nuklir itu, Amerika Serikat mampu mengarahkan eksklusif rudal ke Uni Soviet. Demikian pula sebaliknya, Uni Soviet pun dapat menyerang langsung Amerika Serikat.

Negara-negara sekutu Amerika Serikat & satelit Uni Soviet tak lepas dr pengerahan teknologi persenjataan itu. Negara-negara mereka dibangun basis militer & pangkalan peluncuran rudal cuma untuk ambisi dua adikuasa dunia.

Namun, apabila perang terbuka itu betul-betul terjadi karena terkena hasilnya. Bahkan, dapat menjadi sasaran pribadi penghancuran padahal mereka tak tahu-menahu permasalahan. Oleh karena itu, kerja sama dlm bidang pertahanan & keamanan merupakan kolaborasi yg paling menonjol dlm suasana Perang Dingin. Banyak organisasi pertahanan yg dibuat selama terjadi Perang Dingin, ibarat SEATO, ANZUS, NATO, & Pakta Warsawa. Setiap persekutuan pertahanan, terutama kelompok Amerika Serikat & Uni Soviet, saling memperkuat pertahanan mereka. Namun, mereka sadar bahwa peperangan yg memakai senjata canggih akan menghancurkan & akan melenyapkan peradaban insan. Perang Dingin & hubungan yg tegang dengan-cara terus-menerus menyadarkan kedua negara adikuasa untuk melaksanakan detente atau penghentian ketegangan antarnegara. Untuk detente dilaksanakan obrolan-obrolan dlm rangka mengurangi ketegangan antardua negara adikuasa tersebut.

Perundingan untuk meredakan Perang Dingin dilakukan oleh Amerika Serikat & Uni Soviet melalui Strategic Arms Limitation Talks (SALT) atau Perundingan Pembatasan Persenjataan Strategis & Strategic Arms Reduction Treaty (START) atau Perundingan Pengurangan Persenjataan Strategis. Perun-dingan SALT mampu berjalan dgn baik karena Amerika Serikat & Uni Soviet sama-sama mempunyai kepercayaan untuk menghindari perang nuklir yg membahayakan keamanan umat insan.

  • Perundingan SALT dengan-cara lazim mempunyai tujuan selaku antara lain:
  • memperkecil kemungkinan terjadinya perang nuklir;
  • apabila perang tak bisa dihindarkan, diharapkan jadinya tak terlalu menghancurkan;
  • meminimalisir biaya pertahanan;
  • menghalangi terjadinya perlombaan senjata strategis.
Upaya meredakan Perang Dingin dgn mengurangi, membatasi, & memusnahkan persenjataan nuklir dijalankan pada kurun waktu 1968–1982. Bentuk persetujuan yg dicapai, antara lain sebagai berikut.

a. Perjanjian Nonproliferasi Nuklir (Nonproliferation Treaty)

Perjanjian Nonproliferasi Nuklir dilaksanakan pada tahun 1968 yg dibarengi oleh negara Inggris, Amerika Serikat, & Uni Soviet. Pertemuan itu menyepakati bahwa mereka tak akan memasarkan senjata nuklir atau menawarkan keterangan pada negara-negara nonnuklir.

b. Perjanjian Pembatasan Persenjataan Strategis (Strategic Arms Limitation Talks/SALT I)

Perjanjian SALT I ditandatangani oleh Richard Nixon, Presiden Amerika Serikat & Leonid Breshnev, Sekjen Partai Komunis Uni Soviet pada tanggal 26 Mei 1972. Pertemuan kedua pemimpin negara adikuasa itu menyepakati untuk:

  1. pembatasan terhadap metode pertahanan antipeluru kontrol (Anti-Balistic Missile=ABM)
  2. pembatasan senjata-senjata ofensif strategis, ibarat Inter-Continental Ballistic Missile (ICBM = Peluru Kendali Balistik Antarbenua) & Sea-Launched Ballistic Missile (SLBM = Peluru Kendali Balistik yg diluncurkan dr maritim/ kapal).

c. Perjanjian Pengurangan Persenjataan Strategis (Strategic Arms Reduction Treaty/START)

Perjanjian pengurangan persenjataan strategis dijalankan oleh Amerika Serikat & Uni Soviet pada tahun 1982. Perjanjian itu menyepakati bahwa kedua negara adikuasa akan memusnahkan persenjataan nuklir yg mampu meraih sasaran jarak menengah.

Upaya menyingkir dari ancaman perang nuklir pula diadakan oleh negara-negara lain yg tak mempunyai persenjataan nuklir. Negara-negara itu cemas tempat atau daerahnya akan menjadi sasaran ataupun salah sasaran jawaban perang nuklir itu. Salah satu acuan usaha untuk mengamankan wilayahnya supaya terbebas dr perang nuklir dilakukan oleh negara-negara anggota ASEAN. Para anggota ASEAN berharap semoga wilayah Asia Tenggara betul-betul tak dipakai selaku ajang percobaan & perang nuklir. Kesepakatan itu tertuang dlm perjanjian yg disebut Persetujuan Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (South Easth Asian Nuclear Weapons Free Zone/SEANWFZ). Persetujuan itu ditandatangani di Bangkok, Thailand pada tahun 1995.

Perserikatan Bangsa-Bangsa pun berupaya menghindarkan perang nuklir demi keamanan internasional. Usaha PBB itu dimulai semenjak tahun 1968. Wujud nyata usaha PBB dlm mengurangi & menghindarkan perang nuklir tertuang dlm Resolusi No. 255. Resolusi itu menampung ajakan pada Amerika Serikat & Uni Soviet untuk menolong negara-negara nonnuklir yg menjadi korban perang nuklir. Upaya peredaan Perang Dingin yg mempunyai arti menghindari perang nuklir tak cuma dilakukan oleh pihak Amerika Serikat & Uni Soviet, tetapi pula dilaksanakan oleh negara-negara sedang meningkat . Mereka yg sebagian besar belum begitu usang memperoleh kemerdekaan sangat mengkhawatirkan akan terjadinya perang nuklir. Negara-negara sedang meningkat berupaya meredakan ketegangan dunia simpulan Perang Dingin dgn menyelenggarakan banyak sekali konferensi & membentuk lembaga kerja sama, mirip Konferensi Asia Afrika di Bandung 1955 & lembaga kerja sama Gerakan Non Blok.

2. Pengeksploitasian Ruang Angkasa

a.  Persaingan antara Amerika dgn Uni Soviet

Teknologi penerbangan antariksa terjadi tatkala era Perang Dingin & persaingan antara Amerika Serikat dgn Rusia yg saat itu masih berjulukan Uni Soviet. Teknologi roket yg merupakan dasar dr metode penerbangan antariksa pada mulanya dikembangkan untuk keperluan persenjataan. Bicara soal teknologi roket, kita tak bisa lepas dr nama Wehrner Von Braun, ilmuwan Jerman yg direkrut Hitler untuk menyebarkan misil V2, suatu peluru kendali dgn teknologi roket dlm masa Perang dunia II. Saat perang usai, Von Braun hijrah ke AS & membantu pengembangan teknologi roket untuk kepentingan penerbangan antariksa di sana. Namun demikian, entah mengapa, cetak biru V2 kemudian jatuh ke tangan Rusia, & dipakai oleh pihak rusia sebagai contoh untuk mengembangkan roketnya sendiri. Kedua negara adikuasa itu kemudian terlibat dlm kompetisi sengit untuk mengeksplorasi ruang angkasa.

Rusia unggul lebih dahulu dgn keberhasilannya meluncurkan satelit buatan yg pertama di dunia dgn nama Sputnik I pada 4 Oktober 1957. AS kemudian menyusul dgn meluncurkan satelit pertamanya yg dinamai Explorer I pada 31 Januari 1958. Pada 12 April 1961, Rusia kembali memimpin dgn meluncurkan insan pertama ke angkasa luar, Yuri Alekseyivich Gagarin, seorang mayor Agkatan Udara Rusia yg meluncur dgn kapsul Vostok I. Kurang dr sebulan kemudian, AS meluncurkan astronaut pertamanya, Alan B Shepard dgn kapsul Mercury 7. Peluncuran ini dilaksanakan dengan-cara terburu-buru dgn teknologi yg belum sempurna sehingga Alan B.Shepard cuma bisa mengangkasa selama 15 menit dgn ketinggian optimal 184 km, tertinggal dgn Yuri Alekseyivich Gagarin dr Uni Soviet yg mencatat waktu 108 menit & ketinggian optimal 301,4 km dlm sekali orbit.

Misi Amerika Serikat sendiri bantu-membantu hanyalah penerbangan naik-turun & tak sampai mengorbit bumi. AS baru berhasil mengantarkan pesawat pengorbit pada 20 Februari 1962, tatkala kapsul Friendship 7 yg diawaki oleh Letkol. John Herschel Glenn berhasil melaksanakan 3 kali orbit dlm penerbangan selama 4 jam 56 menit. Tetapi prestasi ini masih kalah jauh dgn pertumbuhan yg diraih Rusia pada 6 bulan sebelumnya, tatkala Mayor German Stephanovich Titov berhasil mengorbit sebanyak 17 kali dlm penerbangan selama 25 jam 18 menit dlm kapsul Vostok II.

Bulan menjadi sasaran selanjutnya dr kedua negara yg tengah bersaing itu. Rusia mendahului dgn mengirim wahana tak berawak Lunik II pada 14 September 1959. Wahana ini tercatat selaku wahana buatan insan pertama yg mendarat di permukaan bulan. Sayangnya, Lunik II mendarat dengan-cara keras (hard landing), dgn akibat seluruh perlengkapan yg dibawanya rusak sehingga tak bisa mengantarkan data apapun ke bumi. Rusia gres berhasil mendarat-kan wahana yg bisa melakukan pendaratan lunak (soft landing) pada Februari 1966 lewat wahana Lunik IX.

Sedangkan AS gres berhasil mengantarkan wahana untuk melaksanakan pendaratan lunak pada 1966. Setahun kemudian, suatu wahana AS yang lain berhasil mengantarkan gambar TV pertama dr permukaan bulan. Puncaknya terjadi pada 17 Juli 1969, tatkala Neil Amstrong & Edwin Aldrin berhasil mencatatkan namanya dlm sejarah selaku insan pertama yg menginjak permukaan bulan lewat misi Apollo-11. Misi ini dilanjutkan dgn 5 pendaratan lainnya, masing-masing Apollo-12 (November 1969), Apollo-14 (Februari 1971), Apollo-15 (Agustus 1971), Apollo-16 (April 1972), & terakhir, Apollo-17 (Desember 1972). Misi Apollo pula pernah mencatat kegagalan, tepatnya menimpa misi Apollo-13 yg mengalami kecelakaan (ledakan pada salah satu modulnya). Melalui perbuatan pertolongan yg legendaris, para awaknya dapat kembali dgn selamat ke bumi walaupun gagal menjejak ke permukaan bulan.

Sementara itu, Rusia tercatat pernah mengantarkan modul Lunkhod I pada 17 November 1970. Modul ini berupa robot yg dikendalikan dr bumi. Namun demikian, sesudahnya acara antariksa Rusia di bulan tak lagi berlanjut. Begitu pula dgn AS. Setelah berakhirnya misi Apollo-17, AS tak lagi mengantarkan insan ke bulan.

Persaingan antara Amerika dgn Uni Soviet terus berlanjut dlm bidang penguasaan ruang angkasa. Kalau sebelum era pesawat ulang-alik, seluruh komponen antariksa bersifat sekali pakai. Maka hasilnya, pengantaran misi berawak memerlukan biaya yg sangat besar. Selain cara ini pula sangat berisiko karena apabila terjadi kecelakaan dlm misi berawak di ruang angkasa, tidak mungkin untuk melaksanakan pertolongan. Musibah yg menimpa misi Apollo-13 menyodorkan pelajaran bahwa misi berawak ke antariksa tak lain yaitu sebuah petualangan yg sarat risiko. Atas pertimbangan itu, maka tahun 1970-an, NASA mulai membuatkan pesawat ulang-alik. Misi ulang-alik dinilai lebih ringan ongkosnya karena nyaris seluruh komponennya bisa dipakai kembali pada misi-misi sesudahnya. AS kembali mencatat sejarah dgn keberhasilannya meluncurkan pesawat ulang-alik pertamanya, Columbia, pada bulan Juni 1981. Dengan digunakannya teknologi ulang-alik, terbuka kesempatan untuk meluncurkan misi berawak dgn frekuensi yg lebih sering dgn pembiayaan yg lebih kecil.

Pesawat ulang-alik Challenger yang meledak sewaktu peluncuran 28 Februari 1986 & menewaskan ketujuh awaknya memang sempat bikin NASA merestrukturisasi kembali program ulang-aliknya, khususnya dlm duduk masalah keamanan. Namun demikian, teknologi ulang-alik sendiri tak banyak berganti, bahkan selama lebih dr 20 tahun sejak pertama kali dipakai.

Puncaknya terjadi pada kejadian kecelakaan yg menimpa Columbia, 1 Februari 2003, tatkala pesawat tersebut meledak di udara sesaat sehabis memasuki atmosfir bumi dlm proses pendaratan. Peristiwa yg menewaskan tujuh awak tersebut kembali membuka perdebatan mengenai keamanan serta kepentingan misi ulang-alik. Akibat dr kecelakaan ini merupakan dibekukannya program luar angkasa AS sambil mengkaji kembali banyak sekali aspek dlm penerbangan ulang-alik, tergolong kemungkinan digunakannya teknologi yg sama sekali gres, dgn efisiensi & tingkat keamanan yg lebih tinggi. Ada beberapa alternatif pengganti pesawat ulang-alik yg dikala ini sedang dikembangkan, walaupun masih belum terang teknologi mana yg kelak akan diseleksi untuk mengambil alih model peluncuran pesawat ulang-alik. Sepeninggal Challenger dan Columbia, AS masih memiliki tiga pesawat ulang-alik lain, yakni Discovery, Atlantis, & Endeavour, ditambah dgn satu prototipe yg tak pernah mengudara, Enterprise, yg kini menghuni museum Smithsonian.

Sementara itu Uni Soviet pula tak mau ketinggalan dgn Amerika Serikat. untuk mengejar-ngejar ketertinggalannya dr AS, Rusia tercatat pula sempat membuatkan pesawat ulang-aliknya sendiri yg diberi nama Buran, dr bahasa lokal yg bermakna Badai Salju. Tahun 1988, Buran sempat diuji-coba dlm sebuah penerbangan tanpa awak. Sayangnya, krisis politik maupun ekonomi yg melanda Uni Soviet sesaat sebelum bubar membuat proyek Buran tersendat, & bahkan terhenti sama sekali sebelum sempat meningkat . Pecahnya Uni Soviet risikonya pula menenteng malapetaka bagi agenda antariksa Rusia. Pangkalan peluncuran Rusia yg berada di Tyuratam (dimengerti selaku kosmodrom Baikonur) kini sudah masuk wilayah Kazakhstan, suatu negara kecil yg dengan-cara ekonomi tak begitu sejahtera. Tentu saja pemerintah Kazakhstan tak mau membiarkan begitu saja sebagian teritorinya dipakai dengan-cara gratis oleh negara Rusia untuk kepentingannya sendiri. Pendeknya, pemerintah Kazakhstan menuntut pihak Rusia untuk mengeluarkan uang ongkos sewa mudah-mudahan bisa terus menggunakan pangkalan tersebut. Rusia terus melanjutkan acara antariksa mereka dgn mempergunakan stasiun luar angkasa Mir.

Tetapi karena kurangnya ongkos ditambah lagi dgn kondisi Mir yg memang sudah terlalu tua akhirnya bikin pemerintah Rusia terpaksa menentukan untuk mengakhiri riwayat stasiun kebanggaan mereka itu pada bulan april 2001.

Ruang angkasa memang terlalu luas untuk dieksplorasi oleh satu atau dua negara tertentu saja. Dewasa ini, pemanfaatan luar angkasa dijalankan atas dasar kerja sama, bukan lagi kompetisi mirip pada awalnya. Kini, AS & Rusia, bareng -sama dgn negara-negara maju yang lain pundak-membahu berbagi Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station) yg diharapkan kelak menjadi pusat kegiatan eksplorasi antariksa dengan-cara lintas negara. Sementara itu, teknologi roket pula tak lagi merupakan monopoli AS atau Rusia. Tercatat negara-negara seperti Jepang, India, Cina, & Uni Eropa, pula sudah berhasil mengembangkan teknologi roketnya sendiri. Rencana Cina untuk meluncurkan misi berawak ke antariksa kiranya akan menorehkan sejarah gres dlm dunia penerbangan antariksa.

b.  Perkembangan di Cina

Dalam Perkembangan selanjutnya Cina berhasil untuk mengantarkan insan ke orbit. Roket Long March 2F yang membawa kapsul Shenzhou V balasannya meluncur dr landasan pusat antariksa Cina di Jiauquan, Provinsi Gansu, mencatatkan Yang Liwei selaku taikonaut (sebutan Cina untuk astronaut) pertama. Ia kembali ke bumi dgn selamat pada keesokan harinya sesudah menjalani 16 kali orbit dlm misi yg memakan waktu 21 jam itu. Kapsul Shenzhou merupakan penyesuaian dr kapsul Soyuz yg dikembangkan oleh Rusia. Sebagaimana halnya Soyuz, Shenzhou terdiri atas modul komando (command module) yg ditautkan dgn suatu modul jasa (service module). Modul jasa yg menampung mesin roket & peralatan pendukung pada Shenzhou nyaris identik dgn modul serupa pada Soyuz. Perbedaan yg agak menonjol bisa dilihat pada modul komando, yg merupakan tempat para awak melakukan tugasnya. Modul komando pada Soyuz didesain berbentuk bola, sementara di Shenzhou berupa menyerupai lonceng. Di ujung modul komando Shenzhou ditautkan suatu perangkat ilmiah yg akan dilepas di orbit. Perangkat ini masih akan mengorbit hingga enam bulan setelah peluncuran. Tidak terperinci apa fungsi peralatan ini. Kemungkinan yakni satelit yg memang ditumpangkan pada misi tersebut.

Roket Long March 2F selaku kendaraan peluncur yakni hasil pengembangan para ilmuwan Cina sendiri. Ini yakni suatu roket konvensional bertingkat tiga, dgn empat roket suplemen pada tingkat pertama yg berfungsi selaku booster. Di pihak lain, Soyuz diluncurkan dgn derma roket energinya. Roket ini tak memakai booster, tetapi tingkat pertamanya terdiri atas empat roket yg melakukan pekerjaan dengan-cara simultan dgn daya yg sama. Sistem ini membuat gaya dorong yg cukup powefull sehingga cuma diharapkan dua tingkat pada roket untuk meluncurkan muatan ke orbit. Teknologi roket yg dimiliki Rusia ini memang masih belum bisa ditiru oleh negara lain. Oleh karena itulah Rusia pula sering mendapat keyakinan untuk meluncurkan muatan berat ke orbit, tergolong modul-modul inti dr Stasiun Ruang Angkasa Internasional (International Space Station, ISS). Indonesia sendiri pernah memanfaatkan jasa roket Rusia untuk meluncurkan satelit Garuda-1 yg memang tergolong satelit berukuran besar. Cina sudah merancang untuk mengantarkan misi-misi lanjutan, di antaranya rencana untuk menempatkan stasiun ruang angkasanya sendiri, bahkan mengantarmisi berawak ke bulan. Tapi kesuksesan Cina meluncurkan misi berawak sepertinya berhasil menyadarkan bangsa-bangsa Asia bahwa mereka tak lagi bisa dipandang remeh.

c.  Perkembangan di Indonesia

Indonesia belum pernah terlibat dengan-cara eksklusif dlm eksplorasi ruang angkasa, namun Indonesia sesungguhnya tergolong negara yg cukup disegani lantaran pengalamannya dlm mengeksploitasi teknologi keantariksaan. Saat penggunaan satelit bagi sebagian besar negara masih sungguh jarang, Indonesia sudah meluncurkan satelitnya yg pertama, Palapa A1 pada 9 Juli 1976. Ini mencatatkan Indonesia selaku negara ketiga di dunia sehabis AS & Canada yg memakai satelit komunikasi domestiknya sendiri. Indonesia pula sudah memanfaatkan jasanya untuk meluncurkan satelit Palapa generasi kedua, Palapa B1, pada 19 Juni 1983. Operasi evakuasi satelit Palapa B2, menyusul kegagalan pada peluncurannya yg pula dilakukan oleh misi ulang-alik meru-pakan operasi bersejarah yg kerumitannya boleh ditandingkan dgn operasi perbaikan teleskop antariksa Hubble pada dasawarsa 90-an. Pada pertengahan era 1980-an, Indonesia bahkan sempat menyiapkan astronautnya untuk mengikuti misi ulang-alik tetapi lantaran terjadi bencana Challenger misi ini dibatalkan.

Dalam teknologi peroketan, Indonesia tercatat selaku negara kedua di Asia, sesudah Jepang, yg berhasil meluncurkan roketnya sendiri. Prestasi ini dihasilkan lewat keberhasilan LAPAN meluncurkan roket Kartika 1 pada 14 Agustus 1964. Keberhasilan ini pula tak lepas dr tunjangan teknis dr Rusia. Akan namun Indonesia gagal melaksanakan alih-teknologi. Akibatnya, selama lebih dr seperempat periode sejak meluncurkan satelit pertamanya, Indonesia cuma bisa bertindak selaku pelanggan. Sementara itu, negara-negara lain justru mulai menyiapkan diri untuk mulai berguru mengembangkan teknologi satelit lewat pembuatan satelit mikro (mikrosat). Malaysia misalnya, yg semula tertinggal puluhan tahun dr Indonesia dlm pemanfaatan teknologi satelit, semenjak tahun 2000 sudah berhasil meluncurkan satelit mikronya yg pertama, Tiungsat-1, yg merupakan hasil kerja sama dgn Universitas Surrey, Inggris. Sementara itu, Indonesia gres mulai berancang-ancang bikin satelit mikronya pada tahun 2003 ini melalui kerja sama dgn Universitas Berlin, Jerman. Program yg dilaksanakan dlm dua tahap selama lima tahun hingga 2007 itu, sekarang masih memasuki tahap pertama yg dijadwalkan selama tahun 2003-2004. Dalam bidang teknologi roket pun pula kurang berhasil. Akibatnya, pengem-bangan teknologi roket di Indonesia terhenti, sementara negara-negara Asia lain, seperti India & Cina, yg lebih belakangan menekuni teknologi ini risikonya melampaui Indonesia dgn keberhasilannya meluncurkan roket pengangkut satelit ke antariksa.
Satelit Palapa Indonesia

Indonesia bergotong-royong mempunyai potensi yg jarang dimiliki negara lain untuk berbagi teknologi antariksanya sendiri. Potensi itu berupa garis katulistiwa yg membentang di atasnya. Sekitar 13% dr garis katulistiwa berada di atas wilayah Indonesia. Dengan demikian, Indonesia tercatat sebagai negara pemilik garis katulistiwa yg terpanjang di dunia. Hal ini bikin wilayah Indonesia selaku tempat yg sungguh ideal untuk menjadi lokasi peluncuran roket pengangkut satelit. Peluncuran roket dr bersahabat garis katulistiwa akan lebih meminimalisir materi bakar roket, & karenanya lebih hemat ongkos dr segi ongkos. Potensi inilah yg pula digemari oleh pihak asing. Ru-sia contohnya, telah lama mengincar Pulau Biak di Irian Jaya (Papua) untuk menjadi lokasi bandar antariksanya. Tapi karena kita kurang cepat menyikapi tawaran itu, Akibatnya, Rusia kesannya memilih Pulau Christmast di Australia selaku lokasi bandar antariksanya.

Selain Rusia, suatu perusahaan swasta AS pula pernah amat kesengsem & bersedia menanam investasi untuk menjadikan Biak selaku lokasi peluncuran roket. Rencananya, roket yg akan dioperasikan dr jenis berbahan bakar padat, diangkut lewat laut dr pantai timur AS ke dermaga bandar antariksa Biak. Alternatif lain, kepingan-potongan roket diterbangkan & mendarat di bandar udara Frans Kasiepo Biak, kemudian diangkut lewat darat ke tempat peluncuran.

Rencana inipun gagal dgn alasannya-alasannya yaitu yg tak terperinci. Satu-satunya pihak asing yg sudah memanfaatkan potensi Biak yakni Badan Ruang Angkasa India (Indian Space Research Organization, ISRO) yg telah bekerja sama dgn LAPAN untuk membangun stasiun TT&C (Tracking, Telemetry, and Command) di sana. Stasiun ini menjadi penting karena dikala India meluncurkan roket pengangkut satelitnya, proses pelepasan muatan roket dilaksanakan di atas angkasa Irian, & satu-satunya stasiun bumi yg bisa memonitor & mengendalikan proses ini hanyalah stasiun di Biak.

Pengembangan teknologi keantariksaan memang bukan prioritas di Indonesia. Tapi paling tidak, kita masih mempunyai impian untuk menuju ke arah sana. Indonesia bergotong-royong tak kelemahan orang-orang pandai. Tetapi yg kurang pundak-membahu adalah kemauan politis (political will) dr pemerintah. Hal ini tentu tak boleh menyurutkan semangat kita untuk terus berguru & mengejar-ngejar   ketertinggalan dlm bidang teknologi dr negara-negara yg lebih maju.

Akhirnya, artikel yg admin bagikan mengenai Hubungan Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dengan Perang Dunia II Serta Perang Dingin, telah kami bagikan buat anda sekalian. Semoga berfaedah & lebih memperbesar ilmu pengetahuan serta pengetahuan anda selama ini, wacana perang dunia II.