√ Hubungan dan Fungsi Bahasa, Seni dan Agama/Religi/Kepercayaan

Hubungan & Fungsi Bahasa, Seni, & Agama/Religi/Kepercayaan (Pelajaran Antropologi Sekolah Menengan Atas/ MA Kelas XI) √ Penyebab timbulnya keberagaman kebudayaan suku bangsa lantaran penyebab yg berasal dr dlm masyarakat itu sendiri (faktor internal) & faktor yg lainnya yakni faktor yg berasal dr luar penduduk (faktor eksternal). Faktor internal merupakan imbas unsur-unsur kebudayaan universal terhadap keberagaman kebudayaan suku – suku bangsa. Dari beberapa unsur-unsur kebudayaan universal seperti yg sudah kita bahas di sub bab sebelumnya dgn judul unsur-unsur budaya, kita ajkan belajar bareng di antaranya kesenian, bahasa, & pula sistem religi.

Hubungan & Fungsi Bahasa, Seni, & Agama/Religi/Kepercayaan

Daftar Isi
1. Bahasa
2. Kesenian
3. Agama

 Penyebab timbulnya keberagaman kebudayaan suku bangsa karena penyebab yg berasal dr d √ Hubungan & Fungsi Bahasa, Seni & Agama/Religi/Kepercayaan

1. Bahasa

Suku-suku bangsa yg ada di tanah air Indonesia ini mempunyai bahasa masing-masing & bahasa tersebut dipakai selaku alat komunikasi, antara lain selaku berikut:
a. Dalam interaksi sosial antarsesama suku dlm penduduk Aceh berbicara dgn bahasa daerahnya sendiri, yakni dgn memakai bahasa Aceh.
b. Dalam penduduk Tapanuli dlm pergaulan menggunakan bahasa Batak.
c. Demikian pula dlm suku bangsa Melayu, Jawa, Betawi, Sunda, Bugis, Makassar, Ambon, Papua & sebagainya. Masing – masing dr suku bangsa tersebut berbicara dgn sesamanya menggunakan bahasa daerahnya.

Apabila terdapat seseorang yg berbicara dgn menggunkanan bahasa jawa dihadapan orang bugis atau yg lainnya yg bukan jawa, pastinya tak akan terjadi suatu komunikasi. Sehingga dgn demikian untuk pergaulan antarsuku bangsa dipakai bahasa yg dapat dipahami oleh semua suku bangsa, yakni dgn menggunakan bahasa Indonesia. Sebenarnya bahasa Indonesia sendiri dikembangkan dr bahasa Melayu yg mana pada dikala itu, bahasa Melayu sudah menjadi bahasa pergaulan, khususnya di di wilayah pelabuhan-pelabuhan & tempat-tempat bertemunya orang-orang yg datang dr berbagai tempat. Suku bangsa Jawa yg melaksanakan perdagangan ke Sumatra misalnya mengatakan dgn rekan dagangnya dgn menggunakan bahasa Melayu. Demikian pula untuk orang-orang dr suku yg lain, dlm pergaulan antarsuku menggunakan bahasa Melayu. Oleh alasannya itu, bahasa Melayu yakni bahasa pergaulan (lingua franca). Berdasarkan keadaan tersebut, maka bahasa Melayu diangkat selaku bahasa persatuan dgn nama bahasa Indonesia.

2. Kesenian

Para andal antropologi sudah menemukan bahwa seni menggambarkan nilai-nilai kebudayaan & perhatian rakyat. Dari hal tersebut para mahir antropologi mampu mengenali bagaimana suatu bangsa mengontrol negaranya & mengetahui sejarahnya.

Demikian untuk seni musik, seni patung & seni rupa menjadi alat untuk mengetahui pandangan seseorang. Adapun lewat studi distribusional, kesenian mampu menjadi gambaran mengenai sejarah suatu bangsa. Selain bisa menambah kenikmatan dlm hidup sehari-hari, kesenian memiliki fungsi yg bermacam-macam. Fungsi mitos contohnya saja untuk memilih norma untuk perilaku yg terencana, kesenian verbal biasanya meneruskan budbahasa istiadat & nilai-nilai budaya. Ada pula yg berupa nyanyian, musik, & lain sebagainya. Seni merupakan saatu produk jenis perilaku manusia yg khusus, yaitu pemakaian imajinasi inovatif untuk menunjukan, mengetahui, & pula menikmati hidup. Keterkaitan antara seni dgn faktor – aspek kebudayaan yakni umum dlm penduduk di seluruh dunia. Hal tersebut pula perlu adanya variasi khusus yg sama antara lambang yg mewakili bentuk & ungkapan perasaan yg merupakan khayalan inovatif. Tanpa adanya permainan – permainan khayalan kita akan bosan, & bisa menjadi tak produktif. Oleh alasannya itu, kesenian bukan suatu kemewahan yg hanya dipunyai & dinikmati oleh kelompok kecil seniman, akan tetapi pula siapa pun yg normal & ikut serta berperan aktif. Di dlm seni, kita bebas untuk menciptakan pola, alur kisah, ritme yg cocok dgn pikiran kita.

  Daerah Persebaran Bangsa Deutro Melayu

a. Seni Verbal

Istilah folklore diciptakan di masa ke-19 yaitu untuk menawarkan dongeng, kepercayaan, & pula budpekerti kebiasaan yg tak tertulis dr kaum tani Eropa sebagai lawan tradisi kaum elit terpelajar. Para jago linguistik & antropologi lebih senang berbicara mengenai tradisi lisan & seni verbal suatu kebudayaan daripada folklore dan dongeng rakyat.
Kesenian verbal mencakup cerita drama, puisi, peribahasa, bahkan memberi mekanisme, pujian & lain sebagainya. Secara umum, dongeng tersebut terbagi menjadi 3 golongan, yaitu mitos, legenda, & dongeng.

1) Mitos
Adalah kisah mengenai peristiwa – kejadian historis yg menjelaskan duduk perkara – masalah tamat kehidupan manusia. Pada prinsipnya mitos mempunyai sifat religius & dilema yg dibicarakan yakni perihal pokok kehidupan manusia, misalnya dr mana kita berasal, kenapa kita berada di sini, ke mana tujuan kita, & sebagainya. Tiap – tiap faktor yg sungguh luas bisa disebut mitos. Sebagai pola: mitos suku Fon di Afrika Barat. Pada awalnya bintang terlihat pada waktu malam hari maupun pada waktu siang hari. Dan pada suatu hari, bulan menyampaikan pada matahari bahwa belum dewasa mereka ingin bersinar melebihi mereka, dgn kontrakmengikat bintang-bintang dlm karung & melemparnya. Namun bulan tak menepati kesepakatantersebut & membiarkan anak-anaknya bersinar di waktu malam hari, sam semejak itulah matahari menjadi musuh bulan yg selanjutnya dikejar-kejar untuk membalas dendam. Jika terjadi gerhana, matahari ingin menahan bulan & selanjutnya orang-orang keluar dr rumahnya kemudian memukul gendang agar matahari melepaskannya. Mitos yg demikian diandalkan, dapat diterima, & tetap dilestarikan oleh masyarakat sebagai pandangan hidupnya. Mitos yaitu paparan yg menerangkan dengan-cara implisit mengenai tempat mereka di tengah-tengah alam & mengenai seluk-beluk dunia mereka. Mengkaji mengenai mitos merupakan suatu jenis kreativitas manusia yg sangat penting & pula memberi isyarat -isyarat yg berharga.

2) Legenda
Adalah dongeng dengan-cara turun temurun dr jaman dulu yg menceritakan tentang perbuatan-perbuatan pendekar, perpindahan penduduk, & pembentukan adat istiadat lokal. Legenda tak banyak mengandung persoalan, akan namun lebih kompleks ketimbang mitos.
Legenda memiliki fungsi untuk menghibur & memberi pelajaran serta menambah kebanggaan seseorang atas keluarga, suku atau pada bangsanya. Sebagai misalnya: legenda tradisi penduduk Aberalas Barat (Quebec Selatan), yg menampung kisah mengenai seorang anak laki-laki yg merasa kesepian. Anak pria tersebut selanjutnya berlangsung-jalan turun ke tepi sungai Odanak. Selanjutnya di tepi sungai, ia merasa mendengar orang mengundang namanya. Akan namun sesudah memanggil, bunyi tersebut tak terdengar lagi. Pada saat ia duduk menanti panggilan lagi, datanglah seorang pria yg sudah renta & menanyakan kepadanya kenapa ia menanti, kemudian anak itu menceritakannya. Sesudah anak pria itu bercerita, berikutnya orang tua itu berkata, hal yg sama terjadi pada zaman dulu. Apa yg sudah didengarkannya yaitu merupakan makhluk rawa, untuk berikutnya menunjuk di rerumputan tinggi yg merupakan tempat persembunyiannya. Sesudah memanggil, makhluk tersebut akan menenggelamkan diri. Orang bau tanah itu berkata makhluk itu hanya ingin menenggelamkanmu, maka pulanglah saja. Ajaran moral tersebut sederhana sekali, rawa merupakan tempat yg berbahaya maka hindarilah. Legenda yg lebih panjang kadang-kadang berupa puisi atau prosa yg dikenal dgn sebutan epik. Legenda bisa menampung mengenai detail mitologis, khususnya jikalau menyinggung kondisi supranatural. Oleh karena itu, kadang legenda tak mampu dibedakan dengan-cara jelas dgn mitos. Di dlm kebudayaan kita, pembunuh, pembual mampu menjadi satria rakyat & menjadi materi cerita legenda, seperti halnya kisah Ken Arok.

3) Dongeng
Istilah dongeng dianggap sekuler murni, dishistoris, & berupa cerita khayalan. Setiap versi dongeng mempunyai struktur urutan kejadian yg terkadang dinamakan sintaksis kisah. Terbukti dlm kebudayaan tertentu orang akan mengategorikan dongeng-dongeng lokal, dongeng binatang, tipu tipu daya, hantu, moral, & lain sebagainya.

b. Seni Musik

Dimulainya studi seni musik yaitu pada abad ke-19 dgn pengambilan nyanyian-nyanyian rakyat. Seiring dgn perkembangannya, timbul cabang ilmu khusus, yg dinamakan etnomusikopologi ialah cara untuk mendekati jenis ungkapan musikal yg sama sekali gila. Kegiatan tersebut dilaksanakan dgn mempelajari apalagi dahulu fungsi musik dlm hal melodi, ritme, & bentuk.

1) Unsur-Unsur Musik
Pada umumnya musik manusia berlainan dgn musik alamiah. Contohnya saja bunyi nyanyian burung, srigala, ikan paus, & sebagainya. Dalam metode Barat atau Eropa, jarak antara nada dasar & nada atas yg pertama disebut oktaf di mana oktaf terdiri dr tujuh tingkatan nada, & diberi nama A hingga G.

2) Fungsi Musik
Ahli antropologi banyak memperoleh faedah dgn mempelajari fungsi musik dlm penduduk . Pertama jarang dibilang bahwa kebudayaan tak mempunyai jenis musik. Bahkan orang-orang Tasaday di Filipina, merupakan sekelompok orang penghuni hutan yg ditemukan oleh dunia luar, sudah memakai alat musik semacam harpa bambu yg dinamakan“kubing”. Seluruhnya yaitu bentuk perilaku sosial yg merupakan pola komunikasi & suatu pemerataan perasaan hidup bagi orang lain. Fungsi musik yg paling terlihat terdapat dlm nyanyian. Para peneliti musik dahulu terkesan pentatogis yg kelihatan sederhana. Sebagian besar musik nonbarat dihindari alasannya adalah musik nonbarat dianggap selaku musik “primitif” tanpa bentuk, kurang istimewa, & pula dianggap sesuatu yg sepele.

  Mengapa Homo Sapiens disebut Manusia Cerdas?

c. Seni Patung
Dalam arti yg luas, seni patung merupakan seni tiga dimensi. Contohnya suatu gapura, monumen atau bangunan yg mempunyai kandungan pokok-pokok artistik yg sama dgn patung, topeng atau arca. Seorang seniman sudah memberi bentuk konkret terhadap perasaan & gagasan untuk menciptakan atau mencipta ulang bentuk – bentuk yg lebih memiliki arti. Dalam arti yg sempit patung dapat dimaknai sebagai hasil karya yg tak pribadi untuk kepentingan tertentu. Kata “seni patung” tampaknya berlawanan dgn kesibukan inovatif yg ada dlm kehidupan sehari-hari. Istilah seni patung digantikan dgn ungkapan “seni plastik”. Barang-barang yg jelas dibuat dgn kemampuan tak sepenuhnya dianggap sebagai patung alasannya adalah agak sederhana, tak permanen, & ukuran tak besar. Barang – barang hasil keahlian dinamakan hasil kerajinan.

3. Agama

Agama bisa dilihat selaku keyakinan & pola sikap, yg diusahakan oleh insan untuk menaungi dilema-masalah yg tak mampu dipecahkan dgn memakai teknologi & teknik organisasi yg diketahuinya. Semua agama memiliki fungsi-fungsi psikologi & sosial yg penting. Agama meminimalkan kegalauan & menandakan apa yg tak dikenali. Agama menanamkan mengenai sikap yg baik & jahat, selain itu pula benar & salah. Anthony F. C. Wallace menerangkan mengenai definisi agama yaitu sebagai seperangkat upacara yg diberi rasionalisasi mitos. Definisi tersebut mengandung suatu legalisasi bahwa bila tak mampu mengatasi masalah serius yg menjadikan kegelisahan, maka insan mengatasinya dgn kekuatan supranatural. Dengan demikian dipakailah upacara keagamaan. Hal tersebut oleh Wallace dipandang sebagai gejala agama yg utama atau sebagai tindakan (religion in action). Fungsi yg utama yaitu untuk mengurangi kekalutan & untuk memantapkan kepercayaan pada diri sendiri. Praktik keagamaan mempunyai beberapa fungsi psikologis & sosial. Untuk fungsi sosial dr agama yakni memberi hukuman pada sejumlah besar tata kelakuan yg menyimpang. Dalam konteks tersebut agama mempunyai peranan yg sangat penting dlm pengendalian sosial. Hal tersebut terealisasi melalui pemahaman mengenai baik & jahat. Fungsi psikologis agama yaitu membebaskan setiap anggota penduduk dr lepasnya tanggung jawab dlm pengambilan keputusan, setidak-tidaknya dlm suasana yg penting.

Demikian postingan yg berjudul Hubungan & Fungsi Bahasa, Seni, & Agama/Religi/Kepercayaan yg gampang-mudahan berguna.

Baca pula : KEBERAGAMAN BUDAYA DI INDONESIA dan Pemecahan Permasalahan Akibat Keberagaman Budaya

Artikel diambil dr banyak sekali sumber online.

SELENGKAPNYA tentang ANTROPOLOGI Kelas 9 ada di >> ANTROPOLOGI Materi Pelajaran Untuk Kelas XI Sekolah Menengan Atas & MA