close

√ Hormon Sitokinin

Hormon sitokinin yaitu salah satu faktor internal yg mensugesti berkembang & kembang dr tanaman. Tanpa hormon ini tanaman tak akan bisa tumbuh dgn wajar & optimal.

Lalu apa fungsi dr sitokinin? Simak ulasan berikut untuk menemukan informasi lebih ihwal sitokinin.

Definisi Hormon Sitokinin

Sitokinin yakni salah satu ZPT (Zat Pendorong Tumbuh) pada tanaman yg mendorong pembelahan atau sitokinesis. Ahli biologi tumbuhan menyebutkan bahwa hormon ini dapat mendukung proses pertumbuhan, kemajuan, diferensiasi & pembelahan sel tumbuhan.

Sitokinin pula bisa mengontrol proses kemunduran penyebab kematian sel-sel tumbuhan dgn baik, sehingga penuaan daun, bunga & buah menjadi tertunda. Proses penuaan daun sendiri melibatkan penguraian klorofil & protein, akibatnya akan diangkut oleh floem ke jaringan meristem atau kepingan lain yg memerlukan.

Karena mampu menghalangi penuaan, sitokinin sering dimanfaatkan untuk mengawetkan bunga potong. Sitokinin disemprotkan pada bunga potong biar kesegarannya tetap tersadar. Bukti lain yg menunjukkan sitokinin mampu menghambat penuaan yaitu daun kacang jogo yg diletakkan dlm wadah & disemprot dgn sitokinin berair dapat bertahan selama beberapa hari tanpa layu.

Sebagian besar tanaman memiliki pola pertumbuhan yg kompleks dimana tunas lateralnya tumbuh serentak dgn tunas terminalnya. Pola pertumbuhan tersebut yakni hasil interaksi antara sitokinin & auksin dgn perbandingan tertentu. Sitokinin yg dibuat pada akar diangkut ke tajuk & auksin yg disintesis pada kuncup terminal dimuat ke belahan bawah tanaman.

Kuncup aksilar yg ada di bawah tajuk (tempat bersahabat akar) umumnyanya akan berkembang memanjang dibanding tunas aksilar erat dgn kuncup terminal. Kondisi ini memperlihatkan rasio sitokinin pada auksin yg lebih tinggi pada cuilan bawah tumbuhan.

Interaksi antagonis yg terjadi antara sitokinin & auksin pula tergolong cara tanaman untuk mengendalikan derajat pertumbuhan akar serta tunas. Saat jumlah akar banyak maka jumlah sitokinin yg dihasilkan pula akan banyak. Karena kenaikan konsentrasi sitokinin ini tata cara tunas akan membentuk cabang lebih banyak lagi.

  √ Asam Traumalin

Sejarah Penemuan Hormon Sitokinin

  • Haberlandt (1913)

Hasil dr percobaan yg dikerjakan Haberlandt memberikan cairan floem menginduksi pembelahan sel parenkim kentang. Hal ini menunjukan adanya pada flora senyawa yg merangsang pembelahan sel.

  • Haberlandt (1921)

Pada observasi kedua oleh Haberlandt diperoleh kesimpulan bahwa dikala ada luka pada cuilan flora maka akan terjadi proses induksi pembelahan sel untuk menutup permukaan yg luka. Senyawa yg merangsang pembelahan sel tersebut disangka ialah molekul yg kecil.

  • Skoog (1941)

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Skoog ketika teknologi kultur jaringan tanaman mulai meningkat . Skoog mencari tahu apakah metode kultur in vitro bisa menumbuhkan sel dengan-cara wajar . Skoog pula mencari tahu apakah penambahan nutrisi serta zat pengatur berkembang bisa menginduksi sel untuk berkembang dengan-cara wajar .

Hasilnya, jaringan internodus batang tak bisa tumbuh ketika dikultur pada media tanpa hormon auksin. Sedangkan pada empulur batang yg diaplikasikan auksin mampu membengkak namun tak membelah.

Skoog pula meneliti senyawa alami apa yg dapat merangsang pembelahan sel. Pada observasi tersebut dipakai air kelapa, ekstrak yeast, malt, & DNA sperma ikan herring yg diotoklaf untuk merangsang pembelahan sel empulur tembakau.

  • Miller et al. (1955-6)

Miller berhasil mengidentifikasi kinetin dr DNA ikan hering yg diotoklaf sebagai zat kimia yg merangsang pembelahan sel. Kininadalah ungkapan pertama yg direkomendasikan untuk nama, tetapi ternyata sudah dipakai untuk hormon pada binatang. Kemudian dipilihlah cytokinin(Skoog) selaku nama yg diambil dr ungkapan sitokinesis (pembelahan sel).

  • Letham (1963-64)

Letham yaitu ilmuwan pertama yg mengisolasi sitokinin & mengidentifikasi strukturnya dr jagung kernels. Sitokinin dlm jagung kemudian diberi nama zeatin, penyebabnya entah alasannya adalah Letham berasal dr New Zealand atau sebab senyawa ini diisolasi dr Zea mays (nama latin jagung).

  √ Perbedaan Monokotil dan Dikotil

Baca juga: Macam-macam hormon pada tumbuhan

Jenis – Jenis Hormon Sitokinin

Sitokinin alami lazimnya diproduksi pada jaringan yg masih aktif berdiferensiasi seperti akar, buah & embrio. Sitokinin yg dihasilkan oleh jaringan akar tersebut akan diangkut melalui xylem menuju ke cuilan atas tumbuhan yg masih muda. Sitokinin dikelompokkan ke dlm dua tipe, yakni:

  • Tipe Adenine

Tipe adenine ini banyak disintesis pada potongan perakaran, jaringan kambium & sel-sel flora yg masih aktif membelah. Misalnya zeatin, kinetin, & BAP (Benzyl amino purin)

  • Tipe fenilurea

Tipe sitokinin yg kedua yakni fenilura. Tipe ini tak bisa didapatkan pada penggalan manapun dr tanaman. Sebab fenilurea tak dibentuk sendiri oleh tumbuhan, contohnya yakni difeniluera & tidiazuron (TDZ).

Fungsi Hormon Sitokinin

Sebenarnya sitokinin kurang efektif dlm bekerja jika cuma bangun sendiri. Untuk memaksimalkan kinerja, sitokinin selalu dibantu oleh auksin. Kedua hormon tersebut saling bersinergi untuk melakukan diferensiasi sel, bila salah satunya tak ada maka tanaman tak bisa mengalami perangsangan pada proses pembelahan sel dgn baik.

Selain fungsi di atas masih banyak tugas sitokinin yg sungguh besar lengan berkuasa pada pertumbuhan & kemajuan tanaman, seperti yg disebutkan berikut ini:

  • Mengatur pertumbuhan tanaman & pembentukan bunga.
  • Mempercepat pembentukan batang tanaman.
  • Merangsang sintesis protein pada serpihan flora.
  • Menghambat proses penuaan daun.
  • Mendukung pembelahan sel.
  • Meningkatkan pembukaan stomata pada beberapa spesies tanaman tertentu.
  • Memicu pertumbuhan kuncup lateral sehingga bisa menurunkan dominasi pucuk apikal.
  • Mempengaruhi morfogenesis tanaman dlm teknik kultur jaringan.
  • Memiliki peran penting kepada kloroplas. Saat sitokinin disertakan akan terjadi kenaikan kadar klorofil & konversi etioplast menuju ke kloroplas pula akan meningkat lewat stimulasi sintesis klorofil.
  • Dapat berperan selaku hormin yg fungsinya merangsang pemanjangan titik berkembang daun.
  • Mendukung proses diferensiasi mitosis.
  • Merangsang ekspansi daun dgn cara pembesaran sel.
  • Membantu merangsang pembentukan akar cabang.
  • Membantu proses pembukaan stomata pada sejumlah jenis tumbuhan.
  • Menstimulasi sintetis klorofil sehingga membantu proses konversi etioplast menuju ke kloroplas.
  • Memacu pertumbuhan kuncup tepi.
  • Mengatur proses sintesis RNA & transkip lainnya.
  • Merangsang transportasi garam mineral & asam amino menuju daun.
  √ Tanaman Paku

Cara Kerja Hormon Sitokinin

Sitokinin alami yg ada pada tumbuhan biasanya mempunyai istilah masing-masing, misalnya sitokinin yg ada di biji jagung disebut dgn zeatin. Selain itu, adapula sitokinin sintesis mirip benziladenin & kinetin. Untuk mengoptimalkan kinerjanya sitokinin bekerja sama dgn auksin di berbagai proses fisiologis dlm tumbuhan, sama seperti giberelin.

Pusat bikinan sitokinin berada pada ujung akar tanaman kemudian ditranslokasikan lewat pembuluh xylem. Selain tempat meristem, sitokinin banyak didapatkan pada jaringan yg meningkat dgn berkesinambungan, misalnya daun muda, biji & buah yg sedang meningkat . Dalam proses fisiologis tumbuhan, sitokinin bekerja dengan-cara berlawanan dgn hormon auksin.

Pada dasarnya yg bisa menghentikan dominasi apikal & merangsang pertumbuhan lateral yaitu sitokinin. Namun tanpa auksin pertumbuhan pula tak akan optimal, kedua hormon tersebut mesti sepadan keberadaannya dlm flora. Berikut ialah efek yg akan ditimbulkan akhir perbedaan fokus sitokinin & auksin, yaitu:

  • Jika fokus sitokinin lebih besar dr auksin, maka pertumbuhan tunas & daun menjadi tak terkendali.
  • Jika konsentrasi sitokinin & auksi relatif sama, maka pertumbuhan menjadi seimbang baik pada akar, tunas, daun maupun batang.
  • Jika fokus sitokinin lebih kecil dr auksin, maka pembentukan akar akan menjadi lebih aktif.

Demikian ulasan mengenai hormon sitokinin pada tanaman. Dari ulasan di atas, bisa kita simpulkan bahwa setiap hormon yg disintesis sendiri oleh tanaman akan mempengaruhi aneka macam proses fisiologis pada tumbuhan tersebut.

Sumber:

Nurhayati, Nunung, Resty Wijayanti. 2016. Biologi untuk Sekolah Menengan Atas/MA Kelas XII: Yrama Widya.