√ Hormon Etilen

Tumbuhan memiliki beragam hormon dgn fungsi yg berbeda-beda. Salah satu hormon pada flora ialah etilen yg berpengaruh besar terhadap proses pematangan buah.

Di bawah ini akan diulas dengan-cara lengkap tentang hormon etilen, mulai dr pengertian, fungsi hingga proses terbentuknya.

Pengertian Hormon Etilen

Etilen merupakan salah satu hormon tanaman yg berbentuk gas oleh alasannya adalah itu etilen pula dikenal dgn sebutan gas etilen. Produksi etilen terjadi tatkala tanaman berada di lingkungan yg terlalu kering, banjir, mengalami bengkak ataupun tekanan liku.

Gas etilen sebetulnya sudah ada pada buah dengan-cara konstan walaupun buah masih belum masak di pohon. Namun tatkala buah mulai masak maka emisi hormon etilen ini akan kian meningkat. Hal tersebut akan berpengaruh pada aktivitas fisiologis yg pula meningkat semakin cepat.

Baca juga: Asam Traumlin

Ketersediaan gas etilen yg terdapat di atmosfer pula bisa mempercepat proses pematangan buah. Selain itu, masih banyak faktor lainnya yg bisa mensugesti emisi gas etilen misalnya seperti kegiatan fisiologis yg terjadi pada buah, terdapat luka pada buah & beragam stress pada buah.

Stress pada buah itu bermacam-macam jenisnya, mulai dr frustasi kimiawi yg disebabkan senyawa kimia, frustasi mekanis karena gesekan atau sentuhan sampai stress thermal lantaran panas. Sementara itu, karakteristik gas etilen ada dua yaitu bersifat autokatalitik & gampang larut dlm lemak.

Baca juga: Hormon Asam Absisat

Fungsi Hormon Etilen

  • Mempengaruhi Arah Pertumbuhan yg Disebabkan Adanya Tekanan Fisik

Meningkatnya hormon etilen mampu terjadi lantaran adanya tekanan fisik. Hal tersebut bisa dibuktikan lewat percobaan biji yg sedang berkecambah kemudian diletakkan kerikil di atasnya. Umumnya, biji yg sedang mengalami proses perkecambahan akan tumbuh ke atas mengarah ke sinar matahari.

  √ Contoh Tumbuhan Tidak Berpembuluh

Namun, tatkala biji mengalami tekanan fisik karena ada watu di atasnya maka biji terpaksa mesti terlebih dulu tumbuh dengan-cara horizontal (ke samping) gres kemudian tumbuh ke atas. Pertumbuhan biji ke arah samping untuk menghindari tekanan dr batu tersebut dipengaruhi oleh kenaikan hormon etilen.

Tekanan yg berasal dr tindihan kerikil tersebut membuat calon flora gres harus memproduksi hormon etilen dlm jumlah lebih besar. Hormon itulah yg akan berpengaruh terhadap arah dr pertumbuhan kecambah semoga bisa menjauhi tekanan fisik tersebut.

  • Mempengaruhi Terjadinya Senesensi

Senesensi merupakan pengaturan berhenti meningkat atau dgn kata lain matinya sejumlah sel, organ ataupun seluruh serpihan dr suatu tumbuhan. Contoh senesensi yg paling mudah dilihat diantaranya seperti dedaunan yg rontok ketika musim gugur.

Pada dasarnya penyebab utama senesensi yaitu matinya sel atau bahkan seluruh sel yg salah satunya dipengaruhi oleh kenaikan kadar gas etilen. Hal tersebut disebabkan karena gas etilen yg makin meningkat pada flora tertentu bisa menghipnotis terjadinya apostosis.

Baca juga: Hormon sitokinin

Apostosis merupakan proses penghancuran sel karena alasannya adalah tertentu yg dijalankan oleh flora itu sendiri. Peran etilena sebagai salah satu pemicu apostosis disebabkan lantaran etilen mensugesti produksi hormon yg membuat DNA, klorofil & organel sel lainnya terdegradasi hingga mati.

  • Menyebabkan Kerontokan Daun semoga Bisa Terjadi Pembentukan Daun Baru

Rontoknya daun dr batang disebut abisisi daun. Gas etilen yg kian tinggi kadarnya akan menciptakan daun menjadi mati sampai jatuh berguguran. Namun, bukan hanya sekadar gugur sebab mineral penting yg ada di dlm daun akan diserap apalagi dahulu guna pembentukan daun baru.

Di negara empat isu terkini tumbuhan yg kehilangan daun tatkala isu terkini gugur merupakan salah satu bentuk adaptasi flora tersebut semoga bisa tetap hidup selama animo masbodoh. Tumbuhan yg hidup di negara empat animo bisa terus hidup walau akar tak bisa menyerap air dr tanah yg membeku.

  √ Tumbuhan Yang Menyimpan Cadangan Makanan

Sebelum daun berguguran, flora terlebih dahulu akan menyelamatkan sejumlah elemen penting & kemudian akan disimpan dlm sel parenkhim yg terletak di batang. Elemen penting dlm bentuk nutrisi tersebut kemudian akan dipakai untuk pertumbuhan daun baru ketika musim semi.

Saat demam isu gugur, dengan-cara otomatis klorofil pada daun akan terurai sehingga daun yg akan rontok di isu terkini gugur itu berganti warna dr hijau tua ke merah kekuningan (jingga). Daun yg berguguran itu memiliki titik kawasan lepas yg berada di dekat pangkal tangkai daun.

Titik daerah daun lepas itu disebut lapisan absisi. Dalam lapisan tersebut pula ada sel parenkhim berskala sungguh kecil dgn dinding sel yg sangat tipis & tak ada sel serat di sekeliling jaringan pembuluhnya. Setelah itu, lapisan absisi akan terus melemah ketika enzim melakukan reaksi kimia.

Reaksi kimia yg dimaksud adalah proses enzim melaksanakan hidrolisis polisakarida dlm dinding sel. Lalu angin akan membantu terjadinya proses pemisahan dlm lapisan absisi. Sebelum daun gugur, pula akan ada lapisan gabus yg melindungi ranting sehingga patogen berbahaya tak bisa menyerangnya.

  • Mempengaruhi Proses Pematangan Buah

Buah yg usianya sudah kian bau tanah akan memproduksi etilen. Hormon etilen itulah yg akan sangat berpengaruh kepada proses pematangan buah. Hal tersebut disebabkan lantaran hormon tersebut akan mensugesti bikinan banyak sekali enzim untuk menghasilkan buah yg matang.

Berbagai enzim yg dibuat itu memiliki peran masing-masing, mulai dr menghancurkan dinding sel, mengganti warna, mengubah asam & tepung menjadi gula hingga menunjukkan aroma harum. Bentuk gas pada hormon ini memudahkannya melaksanakan penyebaran dr satu buah ke buah lain.

Buah yg masak di pohon sesuai dgn kadar etilen yg diharapkan akan terasa lebih nikmat. Hal tersebut disebabkan karena mulai dr warna, aroma hingga rasanya terjadi proses pematangan yg alami. Namun bukan berarti buah yg dipetik dlm kondisi masih mengkal tak bisa matang.

  √ Tumbuhan Berbiji Tertutup (Angiospermae)

Buah yg sudah dipetik dlm kondisi masih mengkal kemudian disimpan dlm wadah tertutup pula bisa matang tepat dlm waktu cukup cepat. Penyebabnya lantaran gas etilen tak gampang keluar dr wadah tertutup sehingga akumulasi dr etilen itu akan bisa mempercepat proses kematangan buah.

Baca juga: Macam-macam hormon pada flora

Proses Pembentukan Hormon Etilen

Proses pembentukan hormon etilen dipengaruhi oleh aspek internal maupun eksternal. Proses buatan etilen yg dipengaruhi aspek internal misalnya seperti jenis jaringan, spesies, tahapan kemajuan dr tanaman itu sendiri serta adanya dua jenis hormon penting lainnya yaitu auksin & sitokinin.

Produksi hormon etilen itu dapat terjadi tatkala tumbuhan mengalami beberapa fase tumbuh mulai dr fase perkecambahan biji, pemekaran bunga, pematangan buah, kelayuan bunga sampai kekeringan buah.

Sedangkan faktor eksternal yg besar lengan berkuasa pada proses produksi gas etilen diantaranya seperti, luka, frustasi yg berasal dr lingkungan, kadar oksigen yg terlalu rendah & serangan patogen. Stress lingkungan itu bisa disebabkan lantaran kekeringan, banjir, kondisi cuek/panas berlebihan.

Hormon etilen itu memiliki banyak faedah, namun pemanfaatannya mesti dijalankan dgn bijak semoga tak menghancurkan atau merugikan lingkungan. Jika tak dimanfaatkan dgn bijak maka etilen bisa menimbulkan problem salah satu misalnya seperti proses pemasakan buah yg tak alami.

Daftar Pustaka:

Campbell,  N.  A.  &  J.  B.  Reece.  2008. Biologi  Edisi  Kedelapan  Jilid  3. Terjemahan: Damaring Tyas Wulandari. Jakarta: Erlangga.

Hastuti, E.D. 2002. Fitohormon: Laboratorium  Biologi Struktur & Fungsi Tumbuhan. Handbook. Semarang : Biologi MIPA UNDIP.

Heddy, S. 1996. Hormon Tumbuhan. Radja Graindo Persada, Jakarta

Kusumo, S. 1984. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Yasaguna. Jakarta.

Winarno, F.G. 1992. Kimia pangan & gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta