Definisi Perilaku Menyimpang, Faktor Penyebab, dan Akibatnya – Terdapat klarifikasi singkat tentang sikap menyimpang, apa saja faktor penyebabnya, dan berbagai akibat.
Daftar Isi
A. Pengertian Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang yaitu langkah-langkah-tindakan yang tidak sejalur dengan norma-norma yang diakui, susila istiadat, kaidah atau peraturan yang berlaku dalam sebuah sistem sosial penduduk . Definisi tersebut yakni sebuah adaptasi dari beberapa pengertian menurut para andal tentang pengertian perilaku menyimpang. Berikut beberapa pertimbangan para jago mengenai sikap menyimpang secara definitif!
1. James Vander Zander
Perilaku menyimpang ialah tingkah laris yang dianggap sebagai perbuatan tercela dan berada di luar batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang.
2. Bruce J. Cohen
Perilaku menyimpang adalah tiap-tiap perilaku yang tidak sanggup mengikuti keadaan dengan impian masyarakat atau komunitas tertentu yang ada pada penduduk .
3. Robert M.Z. Lawang
Perilaku menyimpang adalah keseluruhan sikap yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam sebuah metode sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam tata cara itu untuk memperbaiki sikap tersebut.
B. Faktor Penyebab Terjadinya Perilaku Menyimpang
Berikut beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya sikap menyimpang ditinjau dari beberapa sudut pandang!
1. Sudut Pandang Biologi
Perilaku menyimpang yang terjadi pada seseorang mampu potensial munculnya suatu metode norma gres. Apabila kian banyak orang yang mengikuti dan mengaplikasikan perilaku menyimpang tersebut, dan selanjutnya menjadi sebuah komunitas yang terorganisasi, lalu diakui sebagian besar penduduk , maka final yang mau terjadi ialah perbuatan menyimpang tersebut itu tak akan lagi menjadi suatu hal yang tabu, namun justru akan menjadi sebuah norma yang baru yang berikutnya akan diakui oleh sebagian besar penduduk . Mislanya saja pada kehidupan masyarakat modern saat ini, banyak kita temui kaum perempuan beraktivitas di luar rumah dan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan
yang umumnyadilaksanakan oleh kaum pria. Ditinjau dari sudut pandang biologis, penyimpangan sosial akrab kaitannya dengan faktor-faktor biologis, misalnya saja tipe sel-sel tubuh. Beberapa pakar ibarat Kretschmer, Lombroso, Von Hentig, Hooton, dan Sheldon melakukan berbagai observasi yang menyatakan bahwa orang yang mempunyai tipe badan tertentu memiliki kecenderungan melakukan tindakan menyimpang.
a. Kriminolog Italia Cesare Lombroso menyatakan bahwa orang yang condong berbuat kriminal mempunyai ciri fisik dengan ukuran tulang-tulang pipi dan rahang yang panjang, bentuk kelopak mata yang khas, jari-jari kaki, serta tangan relatif besar, dan susunan gigi yang abnormal.
b. Sheldon menyatakan bahwa tipe tubuh insan terbagi atas tiga tipe dasar, ialah mesomorph (berotot dan atletis), ectomorph (tipis dan kurus) dan endomorph (bulat, halus, dan gemuk). Ketiganya mempunyai kecenderungan sifat-sifat kepribadian yang didasarkan pada bentuk fisiknya.
style=”display:inline-block;width:336px;height:280px”
data-ad-client=”ca-pub-9290406911233137″
data-ad-slot=”2698768695″>
2. Sudut Pandang Psikologi
Teori ini berpandangan bahwa penyakit mental dan gangguan kepribadian berhubungan dekat dengan beberapa bentuk perilaku penyimpangan. Hal tersebut dikarenakan perilaku menyimpang sering kali dianggap sebagai sebuah tanda-tanda penyakit mental. Walaupun demikian, teori psikologis belum bisa menyajikan beberapa tamat guna menjelaskan penyebab perilaku menyimpang yang terjadi pada seseorang. Seorang pakar yang populer pada bidang ini ialah Sigmund Freud. Ia mengklasifikasikan langsung manusia ke dalam tiga pecahan utama selaku berikut!
– Id, yakni sebuah pecahan dari karakter pribadi yang memiliki sifat diluar kesadaran, spontan, naluriah.
– Ego, ialah kepingan dari huruf eksklusif yang bersifat rasional.
– Superego, ialah kepingan dari huruf langsung yang telah mengadopsi nilai-nilai kultural / budaya dan memiliki fungsi sebagai suara hati.
Freud menyatakan bahwa perilaku menyimpang mampu terjadi jikalau id yang berlebihan (tidak terkontrol) hadir dalam waktu yang serempak dengan superego yang tidak aktif, pada saat yang sama ego yang semestinya mendominasi tidak sanggup mengimbanginya.
3. Sudut Pandang Sosiologi
Ditinjau melalui sudut pandang sosiologi, alasannya adalah ialah terjadinya sikap menyimpan ialah lantaran hal-hal selaku berikut!
– Perilaku Menyimpang Karena Sosialisasi
Konsep ini menekankan pada sikap sosial, baik yang bersifat menyimpang maupun yang tidak menyimpang serta berafiliasi dengan norma dan nilai-nilai yang diserapnya. Perilaku menyimpang disebabkan oleh terdapatnya gangguan dalam prosesi penyerapan dan pengalaman terhadap nilai-nilai tersebut pada sikap seseorang.
– Perilaku Menyimpang Karena Anomie
Emile Durkheim menyatakan bahwa anomie ialah sebuah kondisi tanpa norma serta tanpa arah sehingga tidak terwujud keharmonisan antara kenyataan yang diharapkan serta kondisi real sosial yang ada di lapangan. Konsepsi ini dipakai untuk mendeskripsikan sebuah penduduk
yang mempunyai banyak norma dan nilai, melainkan antara norma yang saling bertentangan. Akibatnya, muncul keadaan tidak terdapatnya nilai atau norma yang diakui serta dipatuhi oleh penduduk .
4. Sudut Pandang Kriminologi
Perilaku menyimpang jikalau ditinjau melalui sudut pandang kriminologi terbagi atas ada 2 jenis, yaitu :
– Teori Pengendalian
Pengendalian dari dalam berupa usaha menaati norma dan nilai yang sudah ditelaah oleh seseorang. Sedangkan pengendalian dari luar berupa perjuangan menemukan imbalan sosial terhadap konformitas serta hukuman eksekusi terhadap segala bentuk penyimpangan. Dalam kehidupan penduduk konvensional, terdapat empat norma yang bersifat mengikat, diantaranya adalah Kepercayaan, Ketanggapan, Keterikatan (kesepakatan), Keterlibatan, dan Teori Konflik ( Konflik budaya dan Konflik kelas sosial).
Sumber :
Ruswanto, 2009, Sosiologi Untuk SMA dan MA kelas X, Jakarta, CV. Mefi Caraka.
Sumber https://www.kakakpintar.id