Dasar Dasar Ilmu Geografi – Pada kali ini, admin akan membagikan postingan yg sungguh erat hubungannya dengan Dasar Dasar Ilmu Geografi. Untuk lebih lengkapnya, pribadi saja anda menyimak klarifikasi di bawah ini.
Daftar Isi
A. Definisi Geografi Menurut Para Ahli
Istilah Geografi berasal dr bahasa Yunani geo yg artinya bumi & graphien yg artinya pencitraan. Geografi yakni ilmu wawasan yg menggambarkan segala sesuatu yg ada di permukaan bumi.
Dasar Dasar Ilmu Geografi |
Beberapa definisi Geografi yg dikemukakan para andal geografi, antara lain selaku berikut.
1. Bintarto (1977)
Geografi merupakan ilmu wawasan yg mencitrakan, menunjukan sifat-sifat bumi, menganalisis tanda-tanda-tanda-tanda alam, & penduduk, serta mempelajari corak yg khas mengenai kehidupan & berusaha mencari fungsi dr unsur-unsur bumi dlm ruang & waktu. Di sini diterangkan bahwa geografi tak cuma mempelajari alam (bumi) beserta tanda-tanda-gejalanya, tetapi geografi pula mempelajari manusia beserta semua kebudayaan yg dihasilkannya.
Baca juga
2. Vernor E. Finch & Glen Trewartha (1980)
Geografi yakni deskripsi & penjelasan yg menganalisis permukaan bumi & pandangannya perihal hal yg selalu berganti & dinamis, tak statis & tetap. Dari pemahaman di atas Vernor & Glen menitikberatkan pada faktor fisik yg ada di bumi yg selalu berganti dr masa ke masa.
Contoh :
- Perubahan cuaca maupun iklim pada suatu tempat atau wilayah.
- Perubahan kesuburan tanah balasan dr proses pengikisan & pelapukan yg sungguh tinggi.
3. Hartshorne (1960)
Geografi ialah ilmu yg berkepentingan untuk memperlihatkan deskripsi yg teliti, beraturan, & rasional ihwal sifat variabel permukaan bumi. Dalam persepsi Hartshorne, geografi yaitu suatu ilmu yg bisa menerangkan perihal sifat-sifat variabel permukaan bumi dengan-cara teliti, beraturan, & rasional. Contoh, seorang ahli geografi sehabis melaksanakan analisis kewilayahan bisa membagi suatu wilayah menjadi beberapa satuan lahan yg potensial maupun lahan yg tak memiliki peluang. Pembagian ini didasarkan pada beberapa parameter kebumian yg sesuai dgn syarat-syarat peruntukannya.
4. Yeates (1963)
Geografi merupakan ilmu yg memerhatikan perkembangan rasional & lokasi dr banyak sekali sifat yg beragam di permukaan bumi. Dalam persepsi Yeates, geografi merupakan ilmu yg berperanan dlm pertumbuhan suatu lokasi yg dipengaruhi oleh sifat-sifat yg ada di permukaan bumi dgn tak mengenyampingkan alasan-dalihyg rasional.
5. Alexander (1958)
Geografi yakni studi perihal efek lingkungan alam pada program manusia. Dalam persepsi Alexander inilah mulai dibahas perihal hubungan timbal balik antara kegiatan insan serta pengaruhnya terhadap lingkungan alam. Contoh, penebangan hutan yg tak terkendali oleh insan memunculkan terjadinya kerusakan lahan & penggundulan hutan, yg mampu menimbulkan terjadinya peristiwa banjir & tanah longsor.
6. Karl Ritther (1859)
Geografi yakni suatu telaah men-genai bumi selaku tempat hidup insan. Dalam kajiannya, studi geografi mencakup semua fenome-na yg terdapat di permukaan bumi, baik alam organik maupun alam an-organik yg terkait dgn kehidu-pan insan, tergolong aktivitas insan pula turut dibahas. Con-tohnya, sungai merupakan penggalan dr alam anorganik yg mempunyai kaitan eksklusif dgn kehidupan insan.
7. Von Ricthoffen (1905)
Geografi yaitu studi wacana tanda-tanda & sifat-sifat permukaan bumi serta penduduknya yg disusun berdasarkan letaknya, & menjajal menerangkan hubungan timbal balik antara tanda-tanda-tanda-tanda & sifat tersebut.
8. Paul Vidal de La Blace (1915)
Geografi ialah studi ihwal mutu negara-negara, di mana penentuan suatu kehidupan tergantung bagaimana manusia mengurus alam ini.
Dari definisi-definisi di atas bisa disimpulkan bahwa pada pada dasarnya ilmu geografi terpusat pada tanda-tanda geosfer dlm kaitan hubungan persebaran & interaksi keruangan.
Bila kita amati, terdapat suatu kesan bahwa definisi geografi senantiasa mengalami perubahan sesuai dgn kemajuan & tingkat keluasan ilmu geografi dikala definisi itu dikemukakan. Namun, jikalau dicermati lebih jauh terdapat suatu kesamaan sudut pandang dr para andal tersebut, mereka memandang permukaan bumi selaku lingkungan yg memengaruhi kehidupan manusia, di mana insan mempunyai opsi untuk membangun atau merusaknya.
Persamaan pandang yg lain yakni adanya suatu perhatian dr definisi geografi yg menelaah wacana persebaran insan dlm ruang & keterkaitan insan dgn lingkungannya. Jelaslah di sini bahwa kajian ilmu geografi yg paling utama yaitu menelaah bumi dlm konteks keterkaitannya dgn kehidupan manusia.
B. Objek Studi Geografi
Objek studi geografi mampu dikelompokkan menjadi dua, yaitu objek material & objek formal.
1. Objek Material
Objek material geografi yakni sasaran atau isi kajian geografi. Objek material yg biasa & luas yakni geosfer (lapisan bumi), yg meliputi :
- Litosfer (lapisan keras), merupakan lapisan luar dr bumi kita. Lapisan ini disebut kerak bumi dlm ilmu geologi.
- Atmosfer (lapisan udara), utamanya adalah lapisan atmosfer bawah yg dikenali selaku troposfer.
- Hidrosfer (lapisan air), baik yg berupa lautan, danau, sungai & air tanah.
- Biosfer (lapisan tempat hidup), yg terdiri atas binatang, tumbuhan, & manusia selaku suatu komunitas bukan selaku individu.
- Pedosfer (lapisan tanah), merupakan lapisan batuan yg telah mengalami pelapukan, baik pelapukan fisik, organik, maupun kimia.
Jadi dengan-cara nyata objek material geografi meliputi gejala-tanda-tanda yg terdapat & terjadi di wajah bumi, mirip aspek batuan, tanah, gempa bumi, cuaca, iklim, gunung api, udara, air serta flora & fauna yg terkait dgn kehidupan insan.
2. Objek Formal
Objek formal yakni sudut pandang & cara berpikir terhadap suatu tanda-tanda di tampang bumi, baik yg sifatnya fisik maupun sosial yg dilihat dr sudut pandang keruangan (spasial). Dalam geografi senantiasa ditanyakan mengenai dimana tanda-tanda itu terjadi, & kenapa tanda-tanda itu terjadi di tempat tersebut. Di sini ilmu geografi diharapkan mampu menjawab aneka macam pertanyaan sebagai berikut.
- Apa (what), berhubungan dgn struktur, pola, fungsi & proses tanda-tanda atau keja-dian di permukaan bumi.
- Di mana (where), berhubungan dgn tem-pat atau letak suatu objek geografi di per-mukaan bumi.
- Berapa (how much/many), berhubungan de-ngan hal-hal yg menyatakan ukuran (ja-rak, luas, isi, & waktu) suatu objek geografi dlm bentuk angka-angka.
- Mengapa (why), berhubungan dgn rang-kaian waktu & tempat, latar belakang, atau interaksi & interdependensi suatu tanda-tanda, kejadian, & motivasi insan.
- Bagaimana (how), berhubungan dgn penjabaran suatu pola, fungsi, & proses tanda-tanda & kejadian.
- Kapan (when), berhubungan dgn waktu kejadian yg berjalan, baik waktu yg lampau, kini, maupun yg akan datang.
- Siapa (who), berkaitan dgn subjek atau pelaku dr suatu insiden atau insiden.
Sebagai contoh suatu wilayah yg mengalami kekeringan. Dalam menatap kejadian ini pertanyaan yg harus dijawab mirip berikut.
Apa (what), yg terjadi? Jawab: kekeringan.
Di mana (where) kekeringan itu terjadi? Jawab: di Kabupaten Gunung Kidul.
Berapa (how much/many) banyak air yg masih bisa dimanfaatkan? Jawab: bila dlm keadaan wajar , debit sungai meraih 1 l/S, tetapi dikala kemarau panjang sama sekali tak ada debit.
Mengapa (why) kekeringan itu bisa terjadi?
Jawab: karena dampak iklim & faktor litologi penyusun di daerah tersebut.
Bagaimana (how) kekeringan itu berlangsung?
Jawab: kekeringan melanda seluruh tempat watu gamping di wilayah gunung kidul, hal ini ditandai dgn mengeringnya sumur-sumur penduduk, sungai, & telaga atau sumber mata air yg ada.
Kapan (when) kekeringan itu terjadi?
Jawab: terutama pada musim kemarau tiba (April – Oktober).
Siapa (who) yg mesti terlibat dlm mengatasi kekeringan tersebut? Jawab: seluruh lapisan penduduk , pemerintah wilayah, akademisi, & pemerintah pusat.
C. Ruang Lingkup Ilmu Geografi
Ruang lingkup ilmu geografi dengan-cara lazim merupakan sama luasnya dgn objek studi yg menjadi kajian dr ilmu geografi, yakni meliputi semua tanda-tanda geosfer, baik gejala alam maupun tanda-tanda sosial, serta interaksi antara insan dgn lingkungannya.
Ruang lingkup studi ilmu geografi yaitu :
- kajian terhadap wilayah (region);
- interaksi antara insan dgn lingkungan fisik yg merupakan salah satu potongan dr keragaman wilayah;
- persebaran & kaitan antara penduduk (insan) dgn aspek-aspek keruangan & perjuangan insan untuk memanfaatkannya.
Kenyataan yg ada kini ini, ketiga ruang lingkup ilmu geografi tersebut sudah terintegrasi pada suatu analisis wilayah (region). Hal ini disebabkan karena analisis suatu wilayah pada hakikatnya yaitu kajian yg komprehensif & terpadu antara unsur-unsur yg ada di wilayah tersebut, menyerupai unsur lokasi, fisik, sosial pula interaksi & interrelasi antarunsur.
D. Pendekatan Penelitian Geografi
Dalam geografi terpadu, para jago geografi tak cuma memfokuskan kajiannya pada objek material, tetapi lebih menekankan pada sudut pandang keilmuannya. Menurut Peter Hagget untuk mendapatkan problem geografi, maka digunakan tiga bentuk pendekatan, yakni pendekatan keruangan, pendekatan ekologi, & pendekatan kompleks wilayah.
1. Pendekatan Keruangan
Fenomena geografi berlawanan dr wilayah yg satu dgn wilayah yg lain & mem-punyai pola keruangan/spasial tertentu (spa-tial structure). Tugas para piawai geografi ada-lah menjawab pertanyaan kenapa pola keruangan dr fenomena geografi tersebut terorganisir mirip itu, & bagaimana terja-dinya (spatial process). Berdasarkan perbe-daan ini timbul interaksi antarwilayah dlm bentuk adanya pergerakan insan, barang & jasa. Tema analisis keruangan merupa-kan ciri utama dr geografi, selain itu, anali-sis keruangan pula paling kuat ke-mampuannya untuk melaksanakan pe-rumusan (generalisasi) dlm rangka menyusun teori. Misal, pola faktual penggunaan pendekatan keruangan untuk mengkaji antara tingkat kemiringan lereng, jenis tanah, & vegetasi dgn terjadi-nya erosi.
Pada dikala ini, data keruangan tersedia dlm format SIG atau format-format yg kompatibel dgn SIG. Untuk bidang/disi-plin ilmu lain yg berbeda & menghasilkan banyak sekali data spa-sial, mampu dipresentasikan hasil-hasil kerjanya (output) dlm ben-tuk SIG. Analisis keruangan mampu dijadikan alat komunikasi antarber-bagai disiplin ilmu, sekaligus meru-pakan akomodasi pertukaran data yg efektif.
2. Pendekatan Ekologi
Analisis ekologi memandang rangkaian fenomena dlm satu kesatuan ruang. Fenomena geografi membentuk suatu rangkaian yg saling berhubungan di dlm sebuah tata cara, dgn insan selaku unsur utamanya. Memang benar bahwa tanpa insan pun proses alam tetap berjalan dlm keseimbangan yg harmonis. Justru dgn campur tangan manusia maka keseimbangan kadang-kadang menjadi terusik & bahkan sampai ke tingkat yg mencemaskan.
Tidak mengherankan bahwa banyak di antara para andal geografi memasukkan analisis ekologi sebagai salah satu analisis geografi yg penting di samping analisis geografi yang lain. Analisis ekologi ini banyak digunakan dlm kehidupan insan, antara lain untuk mengkaji siklus hidrologi, siklus erosi, pengelolaan DAS, serta pengelolaan lingkungan & sumber daya. Kelemahan analisis ekologi terletak pada kekuatan perumusan yg lebih kecil dibanding dgn analisis keruangan. Sebagai risikonya, kekuatan untuk membuahkan teori pun lebih kecil pula & keunggulannya terletak pada fokus yg lebih besar terhadap persoalan lingkungan.
3. Pendekatan Kompleks Wilayah
Analisis kompleks wilayah merupakan perpaduan antara analisis keruangan & analisis ekologi. Kelemahan analisis kompleks wilayah adalah kurang jelasnya struktur serta fokus yg berorientasi pada dilema. Keunggulannya terletak pada fungsinya selaku sintesis yg memungkinkan pemahaman dengan-cara holistik & komprehensif atas wilayah. Hal ini sangat dibutuhkan di dlm pengelolaan lingkungan & sumber daya. Pendekatan kompleks wilayah selaku salah satu analisis geografi antara lain dikemukakan oleh Hartshorne (1939), Luckermann (1964), Broek (1965), Mitchell (1979), & Hagget (1983).
E. Konsep Esensial Geografi
Konsep esensial ilmu geografi meliputi rancangan lokasi, jarak, keterjangkauan, morfologi, aglomerasi, nilai kegunaan, pola, deferensiasi areal, interaksi, & keterkaitan keruangan.
1. Konsep Lokasi
Konsep lokasi menjadi ciri khusus ilmu wawasan geografi. Secara pokok, rancangan lokasi dibedakan menjadi dua, sebagai berikut.
a. Lokasi Absolut
Lokasi ini menunjukkan letak yg tetap terhadap metode grid atau koordinat. Untuk menentukan lokasi ini, harus memakai letak dengan-cara astronomis, yakni berdasarkan garis lintang & garis bujur. Letak otoriter bersifat tetap & tak berganti. Contohnya yakni suatu titik berlokasi pada 3 °LS & 130 °BT terdapat di Papua. Selama kriteria penghitungan astronomis masih dipakai, maka titik lokasi tersebut tak akan berubah.
b. Lokasi Relatif
Lokasi relatif sering disebut de-ngan letak geografis. Lokasi relatif si-fatnya berganti-ubah & sungguh ber-kaitan dgn kondisi sekitarnya. Contohnya yakni suatu daerah yg terpencil & sungguh jarang pen-duduknya, tetapi sesudah bertahun-tahun ternyata di wilayah itu kaya akan tambang, sehingga menimbulkan wilayah tersebut menjadi ramai penduduk.
2. Konsep Jarak
Jarak berkaitan erat dgn lokasi, & dinyatakan dgn ukuran jarak lurus di udara yg gampang diukur pada peta. Jarak mampu pula dinyatakan selaku jarak tempuh, baik yg berhubungan dgn waktu perjalanan yg dibutuhkan maupun dgn satuan biaya transportasi . Jarak selaku pemisah antara dua tempat bisa berubah sesuai dgn perkembangan zaman.
Jarak pada hakikatnya yaitu pemisah antarwilayah atau tempat, tetapi pengertian pemisah kini ini berganti sejalan dgn pertumbuhan-pertumbuhan antara lain di bidang teknologi (khususnya fasilitas transportasi) & komunikasi.
Dengan banyak sekali teknologi transportasi (pesawat melayang & kereta api express) & teknologi komunikasi mutakhir (telepon seluler, mesin faksimili, & internet) orang dapat dgn mudah & cepat dlm berhubungan dgn orang lain, sehingga remaja ini jarak bukan merupakan suatu faktor pemisah atau penghambat dlm kehidupan insan.
3. Konsep Keterjangkauan
Keterjangkauan tak selalu bekerjasama dgn jarak. Keterjangkauan lebih bekerjasama dgn kondisi medan yg berhubungan dgn fasilitas transportasi & transportasi yg digunakan. Suatu tempat yg tak memiliki jaringan transportasi & komunikasi yg memadai maka dapat dibilang wilayah tersebut terisolasi atau terpencil. Ada beberapa penyebab suatu wilayah mempunyai aksesibilitas atau keterjangkauan yg rendah, di antaranya kondisi topografi wilayah tersebut yg bergunung, berhutan lebat, rawa-rawa, atau berupa gurun pasir.
Keterjangkauan atau aksesibilitas suatu wilayah yg masih rendah lama-kelamaan akan berkembang menjadi lebih baik seiring dgn kemajuan kema-juan perekonomian & teknologi. Sebagai pola kondisi fisik di wilayah Pulau Jawa yg relatif datar mempunyai aksesibilitas yg tinggi, dibandingkan dgn Pulau Irian (Papua) yg aksesibilitasnya rendah karena wila-yahnya berupa pegunungan dgn lerengnya yg terjal.
4. Konsep Morfologi
Morfologi merupakan perwujudan bentuk daratan tampang bumi selaku hasil pengangkatan atau penurunan wilayah mirip pengikisan & pengendapan atau sed-imentasi. Melihat insiden tersebut ada wilayah yg berbentuk pulau, pegu-nungan, dataran, lereng, lembah, & dataran aluvial. Morfologi dataran merupakan perwujudan wilayah yg biasanya dipakai insan selaku tempat bertempat tinggal, untuk perjuangan pertanian, & perekonomian. Pada biasanya, penduduk terpusat pada wilayah-tempat lembah sungai besar & tanah datar yg subur. Wilayah pegunungan dgn lereng terjal sungguh jarang dipakai selaku permukiman.
5. Konsep Aglomerasi
Aglomerasi atau pemusatan yakni kecenderungan persebaran penduduk yg bersifat mengelompok pada suatu wilayah yg relatif sempit & bersifat menguntungkan, karena kesamaan tanda-tanda ataupun faktor-faktor lazim yg menguntungkan. Penduduk di perkotaan cenderung tinggal dengan-cara mengelompok pada tingkat sosial yg sejenis ibarat permukiman elit atau mewah, permukiman khusus pedagang, kompleks peru-mahan pegawai negeri, atau per-mukiman kumal . Di daerah pe-desaan, pada umumnya penduduk mengelompok di daerah dataran yg subur.
Salah satu laba yg didapat dgn adanya aglomerasi (pemusatan) penduduk dgn tingkat kepadatan yg tinggi yakni dimungkinkannya suatu sistem ekonomi yg memanfaatkan jumlah penduduk yg besar sebagai dae-rah pemasaran atau pelayanan, na-mun meliputi wilayah yg sempit. Dari sini dimungkinkan suatu efisien-si yg tinggi dlm buatan pe-ngangkutan barang maupun pe-ngadaan sarana pelayanan umum.
6. Konsep Nilai Kegunaan
Nilai kegunaan suatu fenomena di paras bumi bersifat relatif, artinya nilai kegunaan itu tak sama, tergan-tung dr kebutuhan penduduk yg bersangkutan. Misalnya, penduduk yg tinggal di wilayah pegunungan, mereka menilai wilayah pegu-nungan tak mempunyai nilai ke-gunaan lantaran mereka berorientasi pada sumber-sumber pertanian di dae-rah dataran subur di cuilan bawah (kaki gunung). Sebaliknya, penduduk kota menilai pegunungan mempunyai nilai kegunaan yg tinggi untuk rekreasi, karena suasana alami pegunungan mampu menghilangkan penat akan keramaian suasana perkotaan.
7. Konsep Pola
Geografi mempelajari pola-pola, bentuk, & persebaran fenomena di permukaan bumi. Geografi pula berupaya mengerti makna dr pola-pola tersebut serta berusaha untuk memanfaatkannya. Pola berhubungan dgn susunan, bentuk, & persebaran fenomena dlm ruang wajah bumi. Fenomena yg dipelajari yakni fenomena alami & fenomena sosial. Fenomena alami mirip pemikiran sungai, persebaran vegetasi, jenis tanah, & curah hujan. Fenomena sosial umpamanya, persebaran penduduk, mata pencaharian, permukiman, & lain-lain. Contoh Penerapan rancangan pola di tempat perkotaan yakni, insan membangun kawasan permukiman dgn pola sedemikain rupa biar membuat lebih mudah penduduk mencapai tempat kerja, sekolah, pasar, sehingga mudah menciptakan kehidupan sehari-hari yg nyaman & sejahtera.
8. Konsep Deferensiasi Areal
Wilayah pada hakikatnya yaitu suatu perpaduan antara banyak sekali unsur, baik unsur lingkungan alam ataupun kehidupan. Hasil perpaduan ini akan menghasilkan ciri khas bagi suatu wilayah (region). Misalnya, wilayah pedesaan dgn corak khas area persawahan sungguh berlainan dgn wilayah perkotaan yg terdiri atas area permukiman, pusat-pusat perdagangan & terkonsentrasinya banyak sekali utilitas kehidupan.
Wilayah pedesaan & perkotaan ini dengan-cara pundak-membahu & terus-menerus mengalami perubahan dr waktu ke waktu (bersifat dinamis). Deferensiasai areal pula berakibat terjadinya interaksi penduduk antarwilayah, contohnya mobilisasi penduduk (transmigrasi, urbanisasi, imigrasi & emigrasi), & pertukaran barang & jasa.
9. Konsep Interaksi/ Interdependensi
Interaksi ialah kegiatan saling me-mengaruhi daya, objek, atau tempat yg satu dgn tempat yang lain. Setiap tem-pat berbagi potensi sumber daya alamnya & keperluan yg tak senantiasa sama dgn tempat lain. Perbe-daan tersebut mengakibatkan terjadinya interaksi & interdependensi antar-wilayah. Interaksi antara kawasan pedesaan & perkotaan sungguh penting peranannya untuk pemenuhan keperluan hidup di antara keduanya. Bentuk interaksi tersebut misalnya proses pengangkutan hasil pertanian dr desa ke kota, & pros-es pengangkutan mesin pertanian dr kota ke desa. Interaksi pula terjadi antara kota yg satu dgn kota yg lain baik dlm bentuk pertukaran barang & jasa, maupun perpindahan penduduk. Interaksi keruangan terjadi antara unsur atau fenomena setempat dgn fenomena alam ataupun kehidupan.
10. Konsep Keterkaitan Keruangan
Keterkaitan keruangan atau perkumpulan keruangan ialah derajat keterkaitan persebaran suatu fenomena dgn fenomena lain di suatu tempat atau ruang. Fenomena yg dimaksud yakni fenomena alam & fenomena kehidupan sosial. Contohnya ialah keterkaitan antara tingkat erosi dgn kesuburan tanah. Semakin besar tingkat erosi maka kesuburan tanah semakin berkurang.
F. Prinsip-Prinsip Geografi
Secara teoritis dlm mempelajari geografi perlu dijiwai oleh prinsip-prinsip geografi yg meliputi prinsip distribusi, prinsip interrelasi, prinsip deskripsi, & prinsip korologi.
1. Prinsip Distribusi
Prinsip ini pada hakikatnya yaitu terjadi persebaran tanda-tanda-tanda-tanda geosfer yg ada di permukaan bumi, di mana distribusi (penyebarannya) berlawanan antara satu tempat dgn tempat lainnya. Gejala geografi baik yg menyangkut kondisi fisik maupun sosial tersebar luas di permukaan bumi, tetapi penyebarannya tidaklah merata antara wilayah satu dgn wilayah yang lain. Dengan jalan menggambarkan & memerhatikan persebaran gejala-tanda-tanda geografi di permukaan bumi maka mampu diungkapkan dilema-masalah yg berhubungan dgn gejala & fakta tersebut, bahkan selanjutnya bisa dipakai untuk meramalkan kondisi pada masa yg akan tiba. Prinsip distribusi dlm ruang ini menjadi kunci pertama dlm studi geografi. Berdasarkan pada prinsip distribusi ini, selanjutnya mampu ditetapkan prinsip-prinsip yg lain.
Sebagai contoh persebaran kandungan minyak bumi & gas di wilayah Indonesia tidaklah merata, lebih banyak terkonsentrasi di wilayah Indonesia kepingan barat, sedangkan di wilayah Indonesia potongan timur lebih banyak mengandung bahan mineral.
2. Prinsip Interrelasi
Prinsip ini menyatakan bahwa terdapat hubungan antara tanda-tanda geografi yg satu dgn tanda-tanda geografi yg lain di tampang bumi. Oleh lantaran itu sehabis dilihat persebaran tanda-tanda geografi dlm satu ruang atau wilayah tertentu maka mampu pula diungkapkan hubungan antara gejala geografi satu dgn gejala geografi yang lain. Selain itu mampu pula diungkapkan korelasi antara gejala-tanda-tanda yg ada di permukaan bumi. Misalnya hubungan antara tanda-tanda fisik dgn gejala fisik, antara tanda-tanda fisik dgn tanda-tanda sosial & antara tanda-tanda sosial dgn tanda-tanda sosial.
Sebagai pola, usaha pembukaan lahan di hutan untuk keperluan area pertambangan akan menyebabkan terjadinya penebangan hutan & berubahnya ekosistem satwa & tumbuhan di area hutan tersebut.
3. Prinsip Deskripsi
Prinsip ini pada intinya menampilkan penjelasan yg lebih mendalam perihal karakteristik yg spesifik pada tanda-tanda geografi. Gejala geografi berdimensi titik, garis, bidang, & ruang. Prinsip deskripsi ini tak saja dilaksanakan dgn menggunakan uraian & peta melainkan pula mampu dijalankan dgn menggunakan diagram, grafik, maupun tabel.
Bentuk-bentuk deskripsi harus dapat menunjukkan penjelasan pada para pembaca semoga mampu mengerti wacana makna yg dibahas. Prinsip deskripsi digunakan untuk menerangkan karakteristik tanda-tanda geografi yg dipelajari, hubu-ngan antargejala, & distribusi keruangannya. Dalam geografi urutan kegiatannya antara lain pengumpulan data, pembagian teratur mengenai data, pemetaan, deskripsi tiap satuan pemetaan. Jadi deskripsi gres dapat dibentuk sehabis dilaksanakan pemetaan tentang kajian geografi yg di maksud.
4. Prinsip Korologi
Prinsip ini menyaksikan permasa-lahan geografi dr sudut pandang persebaran, interelasi & interaksi-nya dlm suatu wilayah (region) & ruang tertentu. Ruang ini men-unjukkan karakteristik kesatuan tanda-tanda geografi, kesatuan fungsi, & kesatuan bentuk. Misal kita melihat definisi bumi, tak cuma meliputi serpihan luar dr kerak bumi tetapi meliputi pula lapisan atmosfer yg mengelilinginya, termasuk air yg ada di bumi, baik air yg ada di permukaan bumi maupun air tanah, serta makhluk hidup yg ada di dalamnya.
Secara keseluruhan mampu dikemukakan bahwa dlm mengkaji gejala geografi pada suatu wilayah baik sempit maupun luas mesti ditunjukkan mengenai persebaran tanda-tanda geografi, interrelasi antargejala, deskripsi masing-masing gejala & hubungan keruangannya.
G. Ilmu Penunjang Geografi
Dalam mempelajari ilmu geografi diharapkan ilmu-ilmu lain, sebagai berikut.
- Geomorfologi merupakan ilmu pengetahuan yg mempelajari wacana bentuk paras bumi & proses terjadinya.
- Hidrologi yakni ilmu wawasan yg mempelajari perihal air baik di permukaan maupun di bawah permukaan tanah.
- Geologi merupakan ilmu pengetahuan yg mempelajari perihal bumi, meliputi asal terjadinya, struktur, komposisi sejarah, serta proses alamiahnya.
- Botani yakni ilmu wawasan yg mempelajari ihwal dunia tumbuhan & persebarannya.
- Oceanografi yakni ilmu wawasan yg mempelajari wacana bahari, beserta isinya.
- Meteorologi merupakan ilmu wawasan yg mempelajari wacana keadaan cuaca.
- Klimatologi yakni ilmu pengetahuan yg mempelajari perihal kondisi iklim.
- Biologi yakni ilmu pengetahuan yg mempelajari ihwal makhluk hidup di permukaan bumi.
- Demografi yakni ilmu wawasan yg mempelajari tentang aspek-faktor kependudukan.
- Zoologi yakni ilmu yg mempelajari wacana binatang & persebarannya di muka bumi.
- Antropologi ialah ilmu pengetahuan yg mempelajari wacana manusia & kebudayaannya.
- Sosiologi adalah ilmu wawasan yg mempelajari wacana pola pergaulan insan dlm penduduk .
- Ekologi yakni cabang dr ilmu biologi yg mempelajari ihwal hubungan antarorganisme & antara organisme dgn lingkungan.
- Ekonomi yakni ilmu wawasan yg mempelajari wacana perjuangan-usaha insan untuk memenuhi keperluan hidup dlm meraih kesejahteraan.
- Astronomi ialah ilmu wawasan yg mempelajari ihwal antariksa, proses-proses pembentukannya, & benda-benda antariksa.
- Geografi politik yaitu cabang ilmu geogarfi yg khusus mempelajari ihwal kondisi-kondisi geografis ditinjau dr sudut pandang politik & kepentingan negara.
- Geografi fisik yaitu cabang ilmu geografi yg mempe-lajari perihal bentuk & struktur permukaan bumi, yg meliputi faktor geo-morfologi & hidrologi.
- Geografi manusia yaitu cabang ilmu geografi yg mempelajari ihwal faktor sosial, ekonomi & budaya penduduk.
- Geografi regional yakni cabang ilmu geografi yg mempelajari ihwal suatu tempat tertentu dengan-cara khusus, umpamanya geografi
H. Aspek-Aspek Geografi & Gejala-Gejalanya dlm Kehidupan
1. Aspek-Aspek Geografi
Secara garis besar, dlm menelaah & mengkaji geografi mampu diklasifikasikan menjadi geografi fisik, geografi insan, & geografi regional.
a. Geografi Fisik
Geografi fisik yaitu cabang dr ilmu geografi yg mempelajari geja-la fisik dr permukaan bumi yg meliputi tanah, air, & udara dgn segala prosesnya. Selain itu, geografi fisik pula mengkaji tanda-tanda-tanda-tanda ala-miah permukaan bumi yg menjadi lingkungan hidup insan. Geografi fisik mampu dijadikan tambahan dlm mempelajari geografi insan, sehing-ga keduanya tak mampu dipisahkan.
Sesuai dgn pembagian geografi ortodok, geografi fisik terdiri atas geomor-fologi, hidrologi, klimatologi, pedologi, & lain-lain.
b. Geografi Manusia
Geografi manusia yaitu cabang dr ilmu geografi yg mempelajari semua aspek tanda-tanda di permukaan bumi yg mengambil insan selaku objek utamanya. Sesuai dgn pembagian geografi ortodok, geografi insan bisa dibagi menjadi geografi ekonomi, geografi penduduk, geografi perkotaan, & geografi pedesaan.
c. Geografi Regional
Geografi regional merupakan perpaduan dr geografi fisik & geografi insan. Geografi regional merupakan studi perihal kombinasi persebaran tanda-tanda dlm ruang pada waktu tertentu baik lokal, nasional, maupun kontinental. Melalui analisis geografi regional, karakteristik yg khas dr suatu wilayah mampu ditonjolkan, sehingga perbedaan wilayah mampu terlihat jelas. Dalam studi geografi regional, semua tanda-tanda geografi ditinjau & dideskripsikan dengan-cara berhubungan dlm hubungan integrasi & interrelasi keruangan.
2. Gejala Geografi dlm Kehidupan Sehari-Hari
Beberapa tanda-tanda geografi yg sering terjadi dlm kehidupan sehari-hari antara lain cuaca, iklim, gempa bumi, vulkanisme, angin, & lain-lain.
a. Cuaca
Cuaca yakni kondisi rata-rata pada suatu tempat, meliputi tempat yg sempit, & waktunya relatif singkat. Cuaca sungguh memengaruhi kehidupan insan di paras bumi. Keadaan cuaca bisa diperkirakan dgn cara observasi. Pengamatan dijalankan terhadap unsur-unsur cuaca misal-nya suhu udara, tekanan udara, kelembapan, angin, kondisi awan, & curah hujan.
b. Iklim
Iklim merupakan rata-rata keadaan cuaca pada suatu wilayah yg luas & dlm waktu yg lebih lama. Iklim sangat ber-imbas pada perubahan demam isu yg ada di Indonesia. Keberadaan demam isu penghujan & demam gosip kemarau di Indonesia sangat besar lengan berkuasa pada kehidupan petani khususnya untuk kelang-sungan hidup tumbuhan-tumbuhan semusim, di mana pada demam isu kemarau petani akan menanam palawija & pada gosip terkini penghujan petani akan menanam padi. Keadaan iklim di permukaan bumi sungguh bervariasi tergantung pada letak lintang & bentuk wilayah. Unsur-unsur iklim antara lain, pola suhu atau temperatur udara, pola tekanan udara, & pola kelembapan udara.
3. Gempa Bumi
Gempa bumi ialah tanda-tanda alam yg memengaruhi kehidupan manusia. Gempa bumi mampu dibedakan menjadi tiga yakni gempa bumi runtuhan (ter-ban), gempa bumi tektonik, & gempa bumi vulkanik. Contoh, gempa bumi tektonik ialah gempa yg terjadi di Yogyakarta & sebagian Jawa Tengah yg banyak memunculkan korban jiwa & rusaknya bangunan yg ada di wilayah tersebut. Manusia sampai dikala ini hanya bisa meramalkan akan adanya gempa bumi, tetapi belum bisa menegaskan kapan terjadinya gempa bumi, sehingga hal yg paling penting yaitu kewaspadaan penye-lamatan diri tatkala terjadi insiden tersebut.
4. Vulkanisme
Vulkanisme yakni kejadian naiknya magma dr dlm perut bumi menuju per-mukaan bumi. Magma merupakan campur-an watu-batuan dlm kondisi cair, liat, & sungguh panas. Aktivitas magma sangat dipeng-aruhi oleh tingginya suhu magma & banyak-nya gas yg terkandung di dalamnya. Magma mampu berupa gas, padat, & cair. Aktivi-tas gunung api tak cuma memunculkan keru-gian tetapi pula mampu menunjukkan keuntung-an di antaranya kawasan di sekeliling gunung api sungguh subur sehingga hasil pertaniannya sungguh besar.
5. Angin
Perbedaan tekanan udara di beberapa tempat memunculkan anutan udara dr tempat yg bertekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah yg disebut dgn angin. Untuk mengetahui arah angin dapat digunakan bendera angin & untuk mengetahui kecepatan angin di gunakan alat yg di sebut dgn anemometer. Angin terjadi sepanjang tahun atau setiap musim dgn intensi-tas yg bertentangan-beda. Angin sungguh diperlukan insan, khususnya bagi para nelayan yg menggantungkan pada arah & kecepatan angin dlm kegiatan-nya mencari ikan di maritim.
Lihat juga
Sekian materi & postingan yg kami bagikan mengenai Dasar Dasar Ilmu Geografi. Semoga bermanfaat & pengetahuan serta wawasan anda pun bertambah perihal geografi.