Belum usang ini terbersit kabar bahwa acara ijtima’ ulama sedunia yg sedianya akan diselenggarakan di Indonesia, dibatalkan alasannya adalah meluasnya wabah corona. Sebenarnya apa itu ijtima?
Daftar Isi
Daftar Isi
Apa itu Ijtima
Secara etimologis, kata Ijtima’ atau ijtimak berasal dr bahasa Arab yaitu ijtima’a atau yajtami’u atau ijtimaa’an yg bermakna berkumpul, bertemu, bersidang, berkumpul, bersatu, atau bergabung. Dalam penerapannya, kata ijtima’ banyak digunakan dlm bidang ilmu falak, fikih, & politik.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ijtima merujuk pada suatu perumpamaan dlm ilmu falak yg mengacu pada ketika berakhirnya bulan kemudian & munculnya bulan gres dlm penanggalan Hijriyah. Ijtima pula diartikan sebagai bertemunya posisi Bulan & Matahari dlm satu garis edar.
Maksudnya yakni bila dilihat dr Bumi, Bumi & Bulan berada dlm posisi bujur langit yg sama. Akibatnya, kita yg berada di Bumi tak mampu melihat Bulan sebab sebagian permukaan Bulan yg tampak dr Bumi tak mendapat sinar matahari.
Keadaan inilah yg disebut dgn Bulan Baru. Tatkala petang pertama kali sesudah ijtimak, Bulan terbenam setelah terbenamnya matahari. Sesuai siklusnya, ijtima’ terjadi setiap 29,531 hari sekali.
Arti Ijtima Ulama
Selain digunakan sebagai pedoman untuk menentukan bulan baru dlm kalender Hijriyah, kata ijtima pula dipakai dlm dunia pesantren tradisional terkait dgn keputusan dlm ranah fikih. Dalam hal ini, ijtima’ dikatakan berasal dr kata ijma yg diartikan sebagai konsensus atau kesepakatan.
Kaprikornus, yg dimaksud ijtima yaitu hasil konsensus atau kesepakatan yg biasanya dibuat oleh para ulama terkait hukum Islam.
Ijtima yg berarti asosiasi atau pertemuan pula tamat-simpulan ini sering dipakai untuk kegiatan rapat, sidang, & sebagainya. Terutama konferensi yg dikerjakan oleh para ulama. Sehingga kita pula mengenal istilah ijtima’ ulama. Dengan demikian arti ijtima ulama yakni pertemuan yg dilakukan oleh para ulama guna membicarakan sesuatu yg berkaitan dgn hukum Islam.
Karena itu, para ulama yg bersidang lazimnya memiliki tingkat penguasaan ilmu fikih yg sangat mumpuni. Hal ini sangat penting sebab bagaimanapun pula hasil keputusan ijtima’ ulama ini harus mendatangkan manfaat bagi umat Islam terlebih jika hal itu menyangkut hukum Islam.
Namun, ijtima’ ulama kini tak hanya mengupas dilema-duduk perkara yg berhubungan dgn fikih namun pula politik mudah. Hal inilah yg kemudian menjadi pertanyaan di kelompok masyarakat. Karena sebagaimana yg kita ketahui bareng bahwa saat Pilpres tahun kemudian, para ulama – walaupun tak semua – berkumpul & membahas siapa yg patut untuk dipilih sebagai presiden.
Sementara ada usulan yg menyatakan bahwa tatkala membicarakan hal-hal yg terkait dgn politik dlm suatu pertemuan, para ulama umumnya cuma merumuskan kriteria & adat calon pemimpin yg baik.
Ijtima ialah
Dari ulasan di atas disimpulkan bahwa kata ijtimak sejatinya merujuk pada beberapa bidang yakni bidang astronomi atau ilmu falak, bidang fikih, & bidang politik praktis. Bidang astronomi atau ilmu falak, ijtima’ merupakan pemikiran bagi umat Islam untuk memilih permulaan bulan gres dlm kalender Hijriyah.
Dalam bidang fikih, ijtimak merujuk pada hasil konsensus atau janji antara para ulama yg berkumpul membahas problem yg berkaitan dgn fikih atau hukum Islam. Dan ketiga, ijtima’ merujuk pada konferensi para ulama yg bertujuan untuk membahasa mengenai duduk perkara politik simpel terkait dgn siapa yg pantas dipilih untuk menjadi pemimpin.