√ Aneka Macam Konsekuensi Mobilitas Sosial

Berbagai Konsekuensi Mobilitas Sosial – Para mahir sosiologi telah meneliti ihwal mobilitas sosial guna menemukan informasi mengenai hukum serta fleksibilitas terhadap struktural sosial. Para jago sosiologi mempunyai perhatian khusus terhadap kerepotan yang relatif dirasakan oleh individu masyarakat serta komunitas sosial dalam mendapatkan status kedudukan yang tersohor oleh penduduk . Makin berimbangnya kesempatan guna menemukan status / kedudukan tersebut, maka akan makin besar pula mobilitas sosialnya. Hal tersebut mengambarkan bahwa karakterr metode lapisan pada penduduk semakin terbuka.

Pada masyarakat yang menganut sitem tertutup mirip kasta, nyaris tidak terdapat gerakan sosial yang memiliki sifat vertikal dikarenakan status / kedudukan seorang individu telah ada sejak seseorang dilahirkan. Aktivitas yang dilaksanakan, pemerolehan pendidikan, serta seluruh pola dalam hidup sudah dikenali sejak seseorang dilahirkan. Hal tersebut dikarena struktur sosial kepada masyarakat tidak menawarkan kesempatan guna pengadaan dalam hal pergeseran. Seseorang sungguh mungkin saja mengetahui hal yang bagus untuk dijalankan guna mendapat suatu kedudukan, akan tetapi tidak dilakukannya. Akibatnya orang yang bersangkutan mengalami kegagalan dalam mendapat sesuatu yang dikehendaki.

Berikut ini beberapa hal yang menjadi konsekuensi dari mobilitas sosial ialah hadirnya pertentangan yang terklasifikasikan menjadi beberapa macam diantaranya ialah konflik antar kelas sosial, konflik antar kelompok sosial, dan pertentangan antar generasi. Penjelasannya yaitu selaku berikut!

A. Munculnya Konflik

Kemenangan yang ditemukan dalam pemerolehan kedudukan bagi seorang individu atau komunitas / golongan, tidak akan terjadi tanpa adanya perasaan tidak suka dari seseorang atau kalangan yang lain. Hal tersebut mampu menumbuhkan perselisihan antara seseorang yang mengalami kesuksesan dalam memperoleh kedudukan dengan seseorang yang tidak sukses mendapatkan kedudukan yang diinginkannya. Berikut ialah jenis-jenis pertentangan yang sanggup saja terjadi dalam kehidupan sosial!

  √ Penggunaan Do Does Beserta Latihan Soalnya

a. Konflik Antarkelas Sosial

Perselisihan mampu saja terjadi jikalau seorang individu masyarakat dari lapisan sosial bawah menempati posisi pada lapisan menengah ke atas. Selanjutnya golongan pada lapisan sosial yang dihadiri kian merasa terusik aktivitasnya, pada akibatnya akan terjadi pertikaian. Contohnya saja Andi yaitu anak dari seorang sopir angkot yang sukses menjadi pebisnis transportasi umum yang berhasil dan kaya serta mempunyai kedudukan yang terhormat di mata penduduk . Hal sedemikian sering kali menjadikan ketidaksukaan dari kelompok warga penduduk yang apalagi dahulu berada pada lapisan menengah sehingga Andi merasa perlu untuk meredam perselisihan lewat cara-cara yang bersifat adaptif kepada suasana kondisi kelas atau lapisan sosial pada penduduk .

b. Konflik Antarkelompok Sosial

Perselisihan yang terjadi pada kelompok sosial hampir menyerupai pertentangan pada kelas atau lapisan sosial. Konflik yang diprakarsai oleh kelas sosial yang berupa individual, akan namun menyebabkan konflik terhadap kelompok sosial yang berbentukkumpulan orang yang berselisih. Contohnya kalangan dominan jikalau berada di bawah golongan minoritas dalam menguasai sektor perekonomian, maka akan berakibat pada saling meragukan dan timbul rasa ketidakpuasan terhadap kedudukan yang didapatkan oleh kelompok minoritas tersebut.


style=”display:inline-block;width:336px;height:280px”
data-ad-client=”ca-pub-9290406911233137″
data-ad-slot=”2698768695″>

c. Konflik Antargenerasi

Situasi serta keadaan sosial mirip hal nya, pendidikan, pergaulan, zaman, serta teknologi yang dimiliki oleh seseorang pasti akan berlawanan dengan situasi serta keadaan sosial pada orangtuanya. Letak perbedaan ini akan memiliki peluang membawa pertengkaran bila syayus / kedudukan seorang anak sama atau melebihi kedudukan dari orangtuanya. Perselisihan / kontradiksi ini tidak selamanya terjadi dengan orangtuanya saja, melainkan mampu juga dengan orang lain yang usianya jauh lebih tua. Contohnya di suatu instansi perkantoran, seorang perjaka dengan usia 21 tahun mempunyai kedudukan yang lebih tinggi bila ketimbang orang lain di sekelilingnya yang usianya rata-rata berkisar 40 tahun ke atas. Hal tersebut menyebabkan pemuda yang bersangkutan mesti berani memimpin orang-orang yang usian jauh melampaui usianya selaku bawahannya. Banyak di antara mereka yang merasa digurui oleh atasannya yang usianya jauh lebih muda darinya. Hal tersebut menyebabkan terjadinya pertengkaran / pertentangan antargenerasi dan akan terus berkesinambungan jikalau tanpa adanya kesadaran di antara kedua belah pihak untuk saling mengetahui akan posisi serta peranan masing-masing.

  Bagaimana peran RTRW dalam pembangunan wilayah?

B. Adaptasi Terhadap Mobilitas Sosial

Setiap mobilitas sosial yang sudah dikerjakan memerlukan adaptasi agar tidak senantiasa dalam keadaan terasing dengan suasana serta keadaan yang baru. Apabila seseorang atau komunitas / kalangan tidak dengan cepat melakukan adaptasi diri terhadap suasana dari hasil mobilitas sosial tersebut, maka seseorang yang bersangkutan akan dianggap tertinggal dan tidak relevan lagi. Dengan artian lain bahwa ketertinggalan kebudayaan tersebut disebut dengan culture lag.

Kedudukan yang ditemukan oleh seseorang sanggup dianggap selaku suatu kebudayaan yang baru yang tentunya harus dihadapi oleh seseorang yang melakukan mobilitas sosial sehingga seseorang yang bersangkutan harus melakukan pembiasaan diri dengan mengikuti kebudayaan baru sebelum kedudukan yang dimilikinya bergeser. Adaptasi yang dikerjakan kepada sebuah kebudayaan materiil mirip halnya benda-benda serta hasil karya dari manusia, begitu gampang untuk dilaksanakan atau dengan sendirinya akan dipunyai oleh seseorang yang memiliki kedudukan yang condong meningkat. Namun perilaku serta kebiasaan seseorang akan menemukan kesulitan untuk melaksanakan pergantian. Seorang Individu masyarakat perlu melaksanakan penyesuaikan diri dengan kedudukannya tersebut serta memerlukan waktu yang lumayan banyak untuk melakukan penyesuaikan diri.

Perubahan yang terjadi atas dasar sebab yakni mobilitas sosial yang membuat kedudukan yang ada pada seorang meningkat secara progres ke arah yang lebih tinggi, tetapi sikap serta sikap akan menyesuaikan seiring dengan berjalannya waktu. Misalnya saja orang kaya yang mengalami kerugian dan pada jadinya melarat dan serta merta menjadi miskin, tetapi perilaku serta gaya hidupnya tetap sama mirip dikala ian masih menjadi orang kaya. Seorang individu penduduk kadang masa berperilaku laku yang tidak sesuai dengan status sosial dan kedudukannya. Perilaku seseorang itu akan berkibat pada pikiran orang lain kepada dirinya sebagai seseorang mengalami ketertinggalan budayaan (culture lag).

  KesepakatanSalt I Bermaksud….

Sumber :

Waluya, Bagja. 2009, Sosiologi Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat Untuk kela XI SMA dan MA, Jakarta, CV. PT. Setia Purna Inves.


Sumber https://www.kakakpintar.id