√ 8 Hambatan Jual Beli Internasional

8 Hambatan Perdagangan Internasional – Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa jual beli banyak mempunyai manfaat bagi Negara-negara yang terlibat. Namun, tidak senantiasa jual beli internasional sanggup berlangsung dengan lancar lantaran ada beberapa aspek yang menghalangi perdagangan internasional. Adapun aspek – faktor penghambat perdagangan internasional ialah sebagai berikut ini.

1. Tidak amannya kondisi Negara

Apabila kondisi keamanan sebuah negara tidak stabil, mirip adanya pertempuran, kerusuhan, dan lain sebagainya, Negara-negara lain akan merasa cemas untuk melakukan pedagangan. Akibatnya, mereka akan beralih ke Negara yang lebih aman. Sebaliknya, jika keadaan keamanan suatu Negara baik, maka banyak Negara yang terdorong untuk melakukan transaksi perdagangan.

2. Kebijakan Ekonomi suatu negara

Setiap Negara memiliki kebijakan ekonomi yang berlainan-beda. Terkadang kebijakan yang dipraktekkan tersebut menghambat proses jual beli internasional. Contohnya ialah pembatasan jumlah impor. Negara yang menghalangi impor akan membuat Negara eksportir kehilangan sedikit peluangnya untuk mendapatkan keuntungan. Selain itu, ongkos pajak impor/ekspor yang tinggi, surat perijinan yang berbelit-belit akan menghalangi proses jual beli internasional.

3. Ketidakstabilan Kurs Mata Uang Asing

Kurs mata duit abstrak yang selalu berubah – ubah mampu menyusahkan para importir maupun eksportir merasa kesulitan dalam memilih harga valuta abnormal. Kesulitan tersebut akan berakibat pula kepada penentuan harga penawaran maupun seruan barang sehingga para penjualinternasional merasa kesulitan dalam melakukan acara ekspor dan impor.

3. Sulit dan besarnya risiko proses pembayaran antar Negara

Negara-negara importir akan mengalami kesulitan dalam melakukan pembayaran saat melaksanakan acara perdagangan internasional. Apabila versi pembayaran dikerjakan dengan tunai, maka negara pengimpor membutuhkan biaya perhiasan untuk melaksanakan pembayaran di Negara tujuan. Selain itu, resiko yang diterima juga cukup besar, seperti perampokan, pembajakan, dan lain sebagainya. Oleh sebab yakni itu, kebanyakan Negara eksportir lebih memilih melaksanakan pembayaran lewat telegraphic transfer, kliring internasional atau menggunakan L/C.

4. Kebijakan impor sebuah Negara

Bebasnya barang-barang yang masuk, menciptakan produk-produk Negara terancam. Hal ini dikarenakan barang-barang impor memiliki kualitas yang lebih baik dan harga yang lebih hemat biaya, sehingga banyak konsumen yang lebih terpesona memakai barang impor. Oleh lantaran itu, Negara mesti melindungi hasil produknya sendiri dengan cara memutuskan kebijakan untuk melindungi produksi dalam negeri. Salah satunya yakni dengan menetapkan tarif impor yang tinggi.

Apabila tarif impor yang ditetapkan tinggi, maka produk-produk impor yang masuk akan mempunyai harga yang lebih mahal ketimbang produk dalam negeri. Akibatnya, masyarakat lebih menentukan produk orisinil dalam negeri daripada produk impor. Oleh sebab yakni itu, kebijakan ini mampu menjadi penghambat dalam perdagangan internasional.

5. Rendahnya Kualitas Sumber Daya

Sumber daya insan sanggup menghipnotis perdagangan internasional. Apabila kualitas tenaga kerja rendah, maka barang atau produk yang dihasikan akan memiliki kualitas yang rendah pula.

Oleh karena itu, negara yang memiliki produk yang kualitasnya rendah akan sukar dalam bersaing dengan barang Negara lain yang mempunyai kualitas lebih baik. Dengan demikian, hal ini menjadi penghambat perdagangan internasional bagi sebuah Negara.

6. Perbedaan Mata Uang Antarnegara

Setiap Negara mempunyai mata uang yang berbeda-beda. Pada lazimnya , Negara eksportir akan meminta pembayaran terhadap Negara pengimpor menggunakan mata duit Negara pengekspor. Tentunya, jumlah atau nilai mata duit setiap Negara berlawanan-beda.

Apabila nilai Negara eksportir memiliki mata uang yang lebih tinggi ketimbang Negara importir, maka hal ini mengakibatkan Negara pengimpor mesti memperbesar pengeluarannya. Oleh lantaran itu, untuk melancarkan proses perdagangan internasional perlu adanya penetapan mata uang internasional yang diterima oleh setiap Negara.

7. Adanya organisasi organisasi ekonomi regional

Organisasi perdagangan internasional, baik regional maupun internasional menyerupai dua mata pisau. Di satu sisi menimbulkan keuntungan, di segi lain kendala.

Negara-negara yang terdaftar sebagai anggota organisasi tersebut akan mendapatkan keuntungan tertentu, sebaliknya, negara-negara yang bukan anggota akan mengalami kendala. Contohnya adalah, Negara yang bukan anggota akan menerima tarif pajak yang lebih tinggi.

8. Sempitnya peluang kerja

Lapangan kerja yang sempit akan menimbulkan banyaknya pengangguran dan menurunnya produktivitas dan mutu barang dan jasa. Akibatnya, kemampuan penduduk dalam membeli barang atau jasa akan menurun. Akibatnya, sebuah Negara akan mengalami kesulitan dalam melakukan jual beli internasional.

Sumber https://www.kakakpintar.id