Yakin Pertolongan Allah, Penderita Jantung Akut Ini Sembuh Total (Bagian 3)

Lanjutan dr Yakin Pertolongan Allah, Penderita Jantung Akut Ini Sembuh Total (Bagian 2)

Sesampainya di sana ternyata pasien telah siap, sekilas saya menilik laporan & tak menelitinya dgn cermat.

Pada dikala itu saya cuma fokus pada hal-hal yg perlu dijalankan terhadap pasien, yaitu merapikan tiga titik katup jantung.

Operasi sudah saya mulai & berjalan sesuai dgn rencana sedangkan pasiennya dlm kondisi yg sungguh stabil & tenang.

Saya menuju ke ruang staf belahan Jantung, kemudian pergi beberapa ketika untuk memenuhi beberapa kebutuhan & kembali ke tempat tinggal sakit untuk melihat pasien-pasien yg sudah dioperasi hari ini.

Setelah itu, saya lanjutkan dgn memeriksa pasien-pasien yg akan menjalani operasi esok hari.

Tiba-tiba dr. Muhsin mengajakku menuju ke bangsal pemulihan sambil berkata,

“Mari, kita lihat salah seorang pasien.”

Di sana saya mendapati orang yg kondisinya sangat mengkhawatirkan itu tengah duduk di atas bangsal pemulihan dlm kondisi yg sungguh stabil tanpa alat bantu pernafasan sebab sudah dilepaskan darinya.

Sesaat sehabis melihatku, Shabir secepatnya membaca firman Allah,

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ

“Dan apabila gue sakit, Dialah yg menyembuhkan aku.” (QS. Asy-Syuara`: 80).

Ia lalu berkata,

“Bukankah gue sudah mengatakan kepadamu wahai dokter, sebenarnya Tuhanku akan menyembuhkanku, sedangkan Anda tak lain hanyalah mediator,” tuturnya.

Saya mengajukan pertanyaan pada dr. Muhsin, “Bagaimana pasien ini bisa masuk?”

Maka ia mengkisahkan jalan ceritanya yg memang tak saya pahami sebelumnya. Dr. Muhsin berkata,

“Ketika saya absen karena sakit kemarin, orang ini mengunjungi dr. Ilmi, maka ia memasukkannya ke dlm daftar pasien yg menjalani operasi hari ini.

  Tak Pernah Hasad, Penderita Kanker Otak Ini Meninggal Husnul Khatimah

Sebab, ia menerka Anda telah menyepakati orang ini untuk masuk ke ruang operasi.

Pagi ini, tatkala saya tiba di ruang operasi saya dikejutkan oleh eksistensi pasien ini.

Oleh karena itu, saya jelaskan pada dr. Mushthafa Al Sabit bahwa Anda tak bersedia untuk melaksanakan operasi atas pasien ini berdasarkan usulanrisikonya.

Orang ini menangis & memohon pada dr. Musthafa, ia terus merengek hingga risikonya dr. Musthafa menyerah & melakukan pembiusan terhadap pasien ini.

Dr. Musthafa diingatkan kembali bahwa Anda tak bersedia melakukan operasi apapun terhadap pasien ini.

Akan tetapi dr. Musthafa bersikeras bahwa ia yg bertanggung jawab & ia akan menjelaskannya pada Anda. Begitulah kisahnya.”

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]

Berlanjut ke Yakin Pertolongan Allah, Penderita Jantung Akut Ini Sembuh Total (Bagian 4)