“Ya Allah, Izinkan Aku Merekam Tsunami Meski 1 Detik Sebelum Aku Mati”

Waktu terus berlalu. Tatkala itu, 12 tahun kemudian tepat tanggal 26 Desember tsunami memukul Bumi Serambi Mekah, Aceh. Ada kisah-kisah pilu penuh pesan tersirat yg didapati.

Cut Putri, perempuan Aceh yg pernah menjadi korban ganasnya tsunami. Ia tergulung gelombang.

Cut menyaksikan aspal jalanan bahkan terangkat ke atas. Semua betul-betul penuh kehancuran. Waktu itu Cut ada di tempat situ & menetapkan untuk merekam.

Pada saat kondisi Cut Putri nyaris akan meninggal. Ia memasrahkan hidup pada Allah SWT sepenuhnya. Kemudian di depan matanya, ia melihat satu peristiwa yg membuatnya makin terjaga betapa Maha Besarnya Allah. Sehingga yg ada di pikirannya, di ujung umurnya.

“Saya berdialog pada Allah. Ya Allah dalam waktu dekat mungkin aku akan meninggal. Tidak apa, aku tulus. Saya titipkan orangtua saya pada Allah & seluruh keluarga pada Allah. Di depan mata saya, aku melihat kebesaran Engkau yg begitu luar biasa. Saya yg di sini mampu menyaksikannya, namun mungkin orang di luar sini tak bisa menyaksikannya. Ya Allah saya ingin merekam,” kata Cut.

Meski ada kemungkinan akan meninggal, Cut tetap merekam. Ia bermaksud mau menawarkan pada dunia perihal insiden superdahsyat itu. Ia pun masih berdialog dgn Allah, “Jika ketika ini aku meninggal, saya tulus. Yang penting satu detik dua detik saya masih hidup saya masih mampu merekam bahkan tatkala rumah aku akan rubuh, aku akan tetap merekam meskipun di dlm air semua. Kemudian rekaman ini gue titipkan kepadaMu, tolong sampaikan pada dunia. Agar dunia tahu betapa Maha Besarnya Engkau.”

  Akhir Hayat Ahli Ibadah yang Hanya Keluar Gonggongan Anjing

Cut Putri pula kehilangan kerabat sebanyak 4 orang di rumahnya. Satu jenazah ketemu yaitu pamannya, Said Husaini, yg ketika itu Kabid Humas Polda Nangroe Aceh Darussalam. Sedangkan tiga saudaranya tak ada kabar sama sekali. Tak ditemukan. [Paramuda/Wargamasyarakat]

Seperti diceritakan oleh Cut Putri