Waspadai Pemurtadan dalam Bentuk Biskuit Bertulis “Sudah Genap”

Tentu kita masih ingat dgn modus pemurtadan yg terjadi di hari bebas kendaraan bermotor atau yg beken dgn perumpamaan car free day (CFD). Peristiwa kristenisasi terselubung tersebut terjadi dua tahun kemudian, dilakukan oleh segerembolan orang berkaos merah dgn gambar merpati putih. Dalihnya nasionalisme dgn bagi-bagi sesuatu mirip kalung, permen atau biskuit.

Dalam suatu potensi kajian keislaman perihal pemurtadan & kristenisasi beberapa waktu lalu, Ustadz Munzir Situmorang menjelaskan wacana modus-modus pengkristenan, yg salah satunya menghadirkan saksi mata pada acara CFD.

Seorang wanita berhijab menunjukkan barang-barang bukti yg ia peroleh pada acara CFD. Satu kemasan ‘barang bukti’ itu salah satu isinya yakni biskuit. Ustadz Munzir meminta peserta membuka biskuit tersebut, sesudah dibuka di dalamnya tertulis “Telah Genap”.

Tahu kah Anda apa maksud dr “Telah Genap”? Ini bukan kalimat masuk akal & biasa, tetapi ada pesan tersurat. Itu bahasa Nasrani.

Begini ceritanya, tatkala meninggalnya Nabi Musa, mereka ingin menemukan nubuah  (info ihwal kejadian di masa depan) alasannya adalah akan diturunkan laki-laki penutup zaman. Pada Injil surat Ulangan ayat 18-20. disebutkan ..Akan lahir Nabi berjulukan Ahmad. Ikutilah, bila tak ananda akan Aku minta pertanggungjawabanmu”

Pada tahun 1963 masih muncul kata “Muhammad” tapi tahun 1964 nama Muhammad-nya dihilangkan.

Setelah diturunkan Isa Almasih, mereka menganggap ia ialah penggenap kebenaran itu setelah wafatnya Nabi Musa.

Makanya, dlm kemasan biskuit tadi ada perumpamaan “Sudah Genap” alasannya tepat firman ‘Allah’ (pengucapan dgn cara Kristen) yg berkembang menjadi dlm bentuk insan namanya Yesus Kristus.

Dalam Bibel (Bible) pula disebutkan, “Waktunya sudah genap; Kerajaan Allah sudah erat, Bertobatlah & percayalah pada Bibel,” Markus 1:15.

  Mengapa Habibie Harus Berdoa di Gereja?

Bagi umat Islam yg awam, menerima kalimat “Sudah Genap” tak akan paham, dianggap genap makannya.

Semoga kita makin berhati-hati terhadap upaya pengkerdilan & culas ini, dgn makin memperbanyak pengertian keislaman & erat dgn orang-orang sholeh. [Paramuda/Wargamasyarakat]