close

Walikota Bandung Pertama 1913-1928

 adalah Walikota Bandung yang menjabat dalam  Walikota Bandung Pertama 1913-1928
Walikota Bandung Pertama Bertus Coops
Bertus Coops (lahir di Doesburg, 27 September 1874 – meninggal di Den Haag, 12 Januari 1966 pada usia 91 tahun) yaitu Walikota Bandung yang menjabat dalam 2 kali masa jabatan.

Anak dari Fredrik Coops dan Johanna Gerharda van der Meij ini ditunjuk sebagai wali kota pertama Bandung pada tanggal 1 Juli 1917 dan secara resmi memegang jabatannya pada bulan Agustus 1920.

S.A. Reitsma menggantikannya sebagai wali kota sementara. Setelah kala cuti setahun di Belanda, ia kembali lagi pada bulan Agustus 1921. Ia kembali diangkat sebagai wali kota pada tahun 1928. Ia menikah dengan Elisabeth Philippina Everdina Roelofs di Sukabumi pada tanggal 18 Maret 1902.

Old Soldier never die, they only fade away (Prajurit bau tanah tak akan mati, mereka hanya undur). Ungkapan dalam Bahasa Inggris populer yang menggambarkan para pejuang tua yang tak kenal lelah. Mengabdikan diri melebihi peran dan kewajiban yang diembannya, untuk lalu undur alasannya adalah umur.

Pejuang tua seperti ini, kita peroleh di Bandung tempo doeloe. Ia yaitu Burgemeestes (Walikota) van Bandung yang pertama. Nama beliau Meneer B. Coops yang menjadi Walikota Bandoeng selama 15 tahun (1913-1928).

Sebelum menjadi Walikota Bandung Tuan B.Coop pernah menjadi Pelaut, lalu jadi Prajurit kelas 3 pada Resimen Infanteri Pegunungan dari KNIL. Pernah juga menjadi anggota Polisi Oude Schout, dan terakhir pada tahun 1914 dia pensiun dengan pangkat : Oud Adjunct Hoofd commissaris van Politji.

Tatkala memangku jabatan sebagai Walikota Bandoeng, Tuan B.Coops sudah bau tanah bangka, untuk membuktikan terhadap warga Kota bahwa dirinya tetap fit dan still going strong ‘ maka pada hari ulang tahunnya yang ke 80 tahun, B.Coops jalan kaki dari Bandung menuju puncak Gunung Papandayan untuk merayakan hari hasilnya.

  Situs Purbakala Di Bandung Yang Hilang

Tepat pukul 24 malam, tatkala Walikota B.Coops berusia 4.160 ahad lebih 1 hari,9 jam, 12 menit ia hingga dipuncak Papandayan, ratusan warga kota yang menunggu menyambutnya, dengan gegap gempita

.’Hallo goeden morgen mijnheer Coops, hoe gaat t met U ? sapa pemuka penduduk Bandung di atas gunung.

Walikota B. Cooops populer ramah, peka dan tanggap akan harapan warga kotanya.

Paman B. Coops mengurus Kota Bandung seperti dia mengorganisir halaman rumahnya sendiri, kata tuan Hoogland wartawan di Kota ini. Ia mengenali lika-liku kota Kota Bandung. Tiap pagi sarapan koran. Untuk mengetahui kritik dan ganjalan masyarakatnya.

Sekitar tahun 1922, seorang murid M.U.L.O (SLP) mengalami kecelakaan diturunan jalan Tamansari (Depan Unisba Sekarang). Rem sepedanya blong. Dengan kecepatan tinggi sepeda meluncur dan membentur sebuah Monumen Pahlawan Penerbang Engelbert van Bevervoorde yang terletak ditengah simpang jalan Wastukancana – Tamansari sekarang, dan meninggal.

Mendapat laporan kejadian ini,pribadi Walikota B. Coops memerintahkan membongkar Monumen Kapitein Elgerbert, untuk dialihkan ke pinggir jalan.

“Biar monumen pendekar, tapi dia tidak berhak mencabut nyawa seorang anak”, begitu kata Walikota B.Coops yang gesit bertindak.

Pengganti Walikota B.Coops yakni Ir.J.E.A. von Wolzogen Kuhr, seorang Mahaguru dari Technishe Hoogeschool Bandung.

Terpilihnya seorang dari dosen TH sebagai Walikota Bandung pada masa 1928-1934, memang tepat sekali. The right man and the right place. Sebab pada masa itu Kota Bandung lagi giat-giatnya membangun.

Pada masa jabatan Burgemeester Wolzogen Kuhr inilah, Bandung mulai melaksanakan desain kota-kotanya, sehingga menemui bentuknya seperti parijs van Java, yang tenar.

Untuk mengabdikan jasa-jasa kedua pendahulu Walikota Bandung itu, dua ruas jalan di Bandung dinamakan Burgemeester Coopsweg (Jalan Pajajaran kini) dan Burgemeester Kuhrweg (jalan Purnawarman kini) Masih banyak peluang tersedia bagi Walikota Bandung kemudian, untuk mempersembahkan karya besar yang mampu dicatat dengan tinta emas dalam untaian Sejarah Kota Bandung kurun mendatang. Sumber: Wajah Bandoeng Tempo Doeloe-Haryoto Kunto