Waktu Terasa Lambat Bagi Mereka Yang Menunggu

Waktu Terasa Berjalan Sangat Lambat Bagi Orang Yang Menunggu

Waktu akan terasa lambat bagi mereka yang menanti, terlalu panjang bagi yang bingung, dan terlalu pendek bagi yang senang. Namun Waktu ialah keabadian bagi mereka yang bisa bersyukur.

Sering kali orang bergumam bahwa waktu terasa berjalan sungguh. lambat. Namun tidak sedikit pula orang mengatakan bahwa waktu begitu cepat berlalu. Pemandangan yang ironi ini merefleksikan bagaimana efektivitas seseorang dalam memakai waktu.

Bagi mereka yang mengatakan bahwa waktu berlangsung lambat mungkin mereka tengah menunggu pergantian besar hidup turun dari langit di depan pintu rumah begitu saja sedangkan bagi mereka yang mengatakan waktu begitu cepat berlalu mungkin mereka yang Terus berusaha dan berpikir keras menciptakan pergeseran di dalam diri mereka.

Waktu tidak pernah berjalan lebih cepat ataupun lebih lambat, namun satu hal yang pasti, bahwa waktu tidak akan pernah kembali. Orang yang mengeluhkan hidup begitu lambat kadang kala adalah mereka yang melambatkan dirinya sendiri di tengah derasnya arus pergeseran.

Orang jenis ini ialah orang yang mempunyai kemampuan untuk menunda dan mengerem kecepatan maksimum yang sebaiknya dapat dicapainya untuk akselerasi. Orang sukses bukanlah orang yang bergerak dan bertindak lambat. Orang sukses bergerak dan bertindak cepat dalam menuntaskan segala sesuatu yang menjadi tanggung jawab hidupnya.

Orang sukses bergerak dan bertindak cepat bertanggung jawab akan keberhasilan dan kegagalannya secara excellence. Tidak ada kata telat untuk mengambil langkah-langkah dalam kamus orang-orang sukses. Never say never…. never give up!

Waktu sedang “Jaya” kita merasa banyak sobat di sekitarkita.
Waktu sedang “Berkuasa” kita Percaya Diri melakukan apa saja.
Waktu Tak “Berdaya” barulah kita sadar siapa pun sobat sejati yg ada.

  Ya Allah Aku Lelah Menjalani Hidup Ini, By: Nuruddin Al Indunissy

Waktu “Jatuh” kita gres sadar selama ini siapa pun sahabat yg memperalat & memanfa’atkan kita.
Waktu “Sakit” kita baru tahu bahwa sehat itu sangat penting, jauh melebihi harta.
Manakala “Miskin” kita gres tahu jadi orang mesti banyak memberi / berderma dan saling menolong.

Masuk usia “Tua” kita baru tahu kalau masih banyak yang belum dilakukan.
Saat di ambang “Ajal” kita gres tahu ternyata terlalu banyak waktu yang terbuang sia2″.