Wahai Para Istri, Jadilah Wanita yang Percaya Diri

Menikah dgn wanita ideal & shalih yaitu harapan semua pria muslim. Untuk menjadi ideal, ada banyak faktor yg mesti dipenuhi oleh seorang wanita, salah satunya ialah faktor agama. Dengan aspek agama yg berpengaruh, seorang perempuan akan kuat mengarungi kehidupannya, baik sebelum maupun sehabis menikah.

Faktor lain ialah percaya pada diri sendiri. Seberapa pun asumsi & keyakinan seseorang, yg niscaya malu-aibnya sangat banyak. Sebab, semua manusia pasti memiliki kesalahan, baik sengaja maupun tak sengaja. Oleh alasannya itu, wanita ideal mesti bangun di depan khalayak dgn kepala tegak memperlihatkan kepercayaan dirimu.

Wanita ideal selalu menonjolkan sikap percaya diri dlm segenap karakteristiknya; bicara, jalan & interaksi sosialnya menyiratkan iktikad diri yg tinggi.

Termasuk dlm percaya diri yg tinggi itu yaitu keberaniannya berterus terperinci pada suaminya bahwa ia sangat besar hati dengannya & ia mampu percaya diri karena menjadi istrinya & berada dlm naungannya.

Fenomena keyakinan diri tersebut dapat terlihat dlm beberapa hal:

  1. Tidak mengikuti arus mode & versi pakaian modern, tak berlama-lama di depan cermin untuk membentuk rambut & merias wajahnya dgn aneka macam jenis tata rias (riasan). Wanita itu harus bisa menertibkan waktu & sesederhana mungkin dlm mempercantik diri. Sesungguhnya orang-orang yg berlebihan adalah kawan-mitra setan.
  2. Memiliki kualitas keislaman, kecerdasan, pengawalan diri, budpekerti & jiwa sosialnya yg baik.
  3. Menerima kritikan dgn tulus & tak kehilangan keseimbangan tatkala ada seseorang yg mengkritiknya, karena ia percaya bahwa tak semua kritikan itu adalah jelek & menjatuhkan kepribadiannya.
  4. Baik dlm bertutur kata & cerdik menentukan tema-tema pembicaraan yg cocok.
  5. Percaya dgn wawasan yg ia miliki & tak gampang berganti perilaku sebab faktor lingkungannya. Akan namun, menjadi wanita besar lengan berkuasa, teguh pendirian, & tak mudah terombang-ambing oleh budaya yg berkembang.
  6. Percaya dgn kesucian dirinya sehingga biarpun hidup dlm lingkungan yg tak mempedulikan iffah & memperbolehkan budaya permisif, kepercayaan dirinya akan selalu menarik suaminya & membuatnya sosok yg kuat yg menopang suaminya tatkala menghadapi himpitan hidup.

Disarikan dr goresan pena Dr. Abdullah bin Muhammad Al-Dawud. [Abu Syafiq/Wargamasyarakat]

  Bagaimana Mengetahui Seseorang Masih ‘Perjaka’? Ini Hasil Studi Dokter Muslim