Lanjutan dr Wahai Istri, Milikilah Suamimu! (Bagian 2)
Keharusan sang istri adalah berusaha memahami suaminya, mengingat jenis lelaki sangat bermacam-macam yg semuanya sama dlm membenci kegiatan rutin yg monoton.
Sang istri pula dituntut mengetahui hal yg mampu menciptakan suami senang & cocok dengannya.
Setiap suami mempunyai angka belakang layar yg menjadi kunci untuk masuk ke dlm dunianya & wanita ideal mampu mendapatkan kunci tersebut.
Hampir semua pria bila dipatuhi sang istri, maka ia bertekuk lutut di hadapannya.
Sebagian mereka jikalau disanjung, maka ia tak berkutik. Sebagian lain yakni jika sang istri memakai taktik tarik ulur, maka ia bersimpuh.
Sebagian lain merupakan orang yg jika sang istri merespons dgn tertawa atas kisah manisnya atau dgn kesukaan atas pembicaraannya, maka ia tertawan.
Sebagian lagi adalah suami yg bila dihormati oleh istri, maka ia ia tak berdaya. Sebagian lain bila dirayu atau digoda kekuatan & kepintarannya, maka ia jatuh dlm pelukannya.
Sebagian dr mereka, jikalau kecemburuan pada istrinya dipermainkan, maka ia takluk. Ada pula sebaliknya, kalau istri cemburu kepadanya & menunjukkan perhatiannya, maka ia mengalah kalah.
Sebagian dr mereka jikalau istrinya menangis & memberikan kekuasaannya, maka di hadapannya sang suami bak seekor kelinci piaraan yg halus bulu-bulunya.
Dan sebagian dr mereka, ada yg jika istrinya mengimbangi pembicaraannya dgn wawasan, maka sang istri mampu merengkuh cintanya. Dan begitulah seterusnya.
Wanita ideal dapat menangkap bahwa semua laki-laki menyukai hal tersebut, tetapi perlu diingat segala sesuatu memiliki saat-dikala tertentu.
Dalam potensi ini, penulis mengajak para istri untuk lebih mengenal aksara & mengerti psikologi suaminya masing-masing.
Dan tak lupa, penulis pula mengajak para suami semoga lebih perhatian dgn istrinya masing-masing & mendidik mereka dgn sarat kelembutan & kebaikan sehingga mereka menjadi sosok istri yg didamba, diidamkan, & dicintai.
Seorang istri bisa saja membunuh keberhasilannya tatkala merusak kebahagiaan suaminya.
Tatkala sang suami pulang & ingin sekali mengajak keluarganya berlibur, ia dikagetkan dgn agenda lain istrinya, “Aku tak bisa ikut, berlibur dgn bawah umur saja & sekalian tolong nanti gue diturunkan di rumah saudariku, rumahku atau temanku.”
Wahai suami, hormatilah istrimu.
Wahai istri, taatilah suamimu.
Disadur dr buku Dr. Abdullah bin Muhammad Al-Dawud berjudul Kado Pernikahan. [Abu Syafiq/Wargamasyarakat]