Blended learning dapat menjadi pilihan yang efektif. Pendekatan ini untuk pendidikan menggabungkan kode tatap muka dengan pembelajaran online dan sudah menciptakan hasil yang besar lengan berkuasa sejak resmi sedang diteliti selaku strategi pendidikan. Bahkan, menurut suatu studi 2010 dari Departemen Pendidikan Amerika Serikat, diaduk kelas belajar menciptakan hasil statistik yang lebih baik dibandingkan dengan tatap paras , setara non-hybrid mereka. Hal ini mungkin sebagian disebabkan oleh realita bahwa versi ini berkembang pesat tidak hanya memajukan kelonggaran dan individualisasi pengalaman belajar siswa, namun juga memungkinkan guru untuk memperluas waktu yang mereka habiskan sebagai fasilitator pembelajaran. Sekolah beralih ke blended learning untuk berbagai alasan. Selain menimbang-nimbang usia siswa, argumentasi untuk menentukan versi blended umumnya mendikte mana dari enam model memilih untuk menerapkannya
Model-model Pembelajaran Blended learning diantaranya ialah :
1) Face-to-Face Driver Model
Dari semua versi blended learning, tatap paras driver yang paling bersahabat dengan struktur sekolah yang khas. Dengan pendekatan ini, pengenalan instruksi online menetapkan kasus-per perkara, yang mempunyai arti hanya siswa tertentu dalam kelas tertentu akan berpartisipasi dalam bentuk apapun dari blended learning. Pendekatan sopir tatap muka memungkinkan siswa yang berjuang atau bekerja di atas tingkat kelas mereka untuk maju dengan langkah mereka sendiri dengan menggunakan teknologi di dalam kelas.
Beberapa sekolah juga sudah memperoleh versi ini menjadi cara yang bermanfaat untuk melibatkan peserta didik bahasa Inggris (ELL), yang kadang kala jatuh di belakang bukan alasannya mereka tidak bisa memahami rancangan, tetapi sebab mereka tidak penutur orisinil. Sebuah studi 2009 dari Kabupaten Round Rock Independent School di Texas menemukan bahwa matematika dan tes membaca sejumlah ketiga dan kelima ELLs kelas meningkat menyusul pelaksanaan blended learning dan penggunaan papan tulis interaktif.
2) Rotasi Model
Dalam bentuk blended learning, siswa memutar antara stasiun yang berlainan pada jadwal tetap – baik melakukan pekerjaan online atau belanja tatap muka waktu dengan guru. Model rotasi lebih banyak digunakan di sekolah dasar – 80% sekolah dasar di California yang memakai blended learning mengikuti versi rotasi – sebab banyak yang sudah dikelola untuk mempunyai siswa memutar antara stasiun.
Dalam sebuah studi perkara IDEA Sekolah Umum di Texas diterbitkan oleh DreamBox Learning, versi rotasi blended learning bertekad untuk menjadi cara yang efektif untuk memajukan prestasi siswa dalam Judul ini 1 Sekolah. Siswa IDEA diputar antara laboratorium pembelajaran, di mana mereka digunakan pembelajaran adaptif cerdas software belajar desain-konsep matematika, dan kelas tradisional. Hasil? Siswa menjadi akseptor didik lebih aktif dan sering menantang diri untuk melakukan pekerjaan lebih keras dan belajar materi yang belum diperkenalkan di kelas matematika mereka.
3) Flex Model
Sekolah yang mendukung sejumlah besar mahasiswa non-tradisional atau berisiko sering memilih model flex blended learning. Dengan pendekatan ini, materi utamanya disampaikan secara online. Meskipun guru di ruang untuk memperlihatkan bantuan di kawasan yang dibutuhkan, berguru khususnya dipandu diri, selaku siswa secara berdikari belajar dan berlatih konsep baru dalam lingkungan digital. Model fleksibel ialah pendekatan yang digunakan oleh AdvancePath Academy, suatu sekolah blended learning, yang bekerja dengan mitra distrik sekolah untuk menangani keperluan siswa dengan tantangan sikap, akademik dan / atau sosial-ekonomi.
Siswa di AdvancePath menghabiskan sebagian besar waktu mereka dalam pembelajaran laboratorium komputer online. Namun, guru bersertifikat juga di lokasi untuk melakukan pekerjaan dengan siswa membaca dan menulis, memimpin pekerjaan kelompok kecil, dan menunjukkan dukungan yang diperlukan. Lebih dari 90% siswa terdaftar di AdvancePath baik lulusan dari perguruan, transfer ke sekolah lain untuk menuntaskan studi mereka, atau berada di jalur untuk kelulusan. Ini menjanjikan hasil, mengenang bahwa cuma tiga dari 10 siswa yang putus perguruan tinggi sukses mendapatkan gelar pada usia 25.
4) online Lab Model
Sebagai sekolah menghadapi kekurangan sumber daya yang kian ketat, model lab online blended learning yakni pilihan yang pantas untuk membantu siswa kursus lengkap, termasuk mereka yang tidak ditawarkan di situs sekolah tertentu. Dalam skenario ini, siswa belajar sepenuhnya online tetapi perjalanan ke laboratorium komputer yang diperuntukkan untuk menyelesaikan kursus mereka. Dewasa memantau laboratorium, tetapi mereka tidak dilatih guru. Hal ini tidak hanya memungkinkan sekolah untuk menunjukkan program yang mereka tidak memiliki guru atau guru tidak cukup, tetapi juga memungkinkan siswa untuk melakukan pekerjaan pada kecepatan dan dalam sebuah subyek yang tepat dengan mereka tanpa mensugesti lingkungan mencar ilmu dari siswa lain.
Dalam studi kasus yang diterbitkan oleh DreamBox Learning, Yayasan Pendidikan Inner City memberikan betapa pentingnya program lab online mampu untuk kabupaten sekolah menghadapi kekurangan budget dan sumber daya. The ICEF Vista Elementary Academy di Los Angeles menghadapi pemotongan dana negara yang signifikan pada tahun 2010, sehingga sekolah pemimpin dilembagakan laboratorium pembelajaran dalam upaya untuk menunjukkan pengalaman belajar digital mutu siswa karena mereka memiliki guru lebih minim. Hasil? Siswa membutuhkan intervensi mempunyai muka waktu lebih banyak dengan guru dan siswa kelas kedua dan ketiga sekolah memberikan kesanggupan matematika ditingkatkan.
5) Self-Blend Model
Populer di akademi, versi diri adonan blended learning menunjukkan siswa kesempatan untuk mengambil kelas di luar apa yang sudah disediakan di sekolah mereka. Sementara orang-orang ini akan menghadiri lingkungan sekolah tradisional, mereka juga memilih untuk melengkapi pembelajaran mereka melalui kursus online yang disediakan jauh. Agar metode ini blended learning untuk menjadi berhasil, siswa harus sungguh-diri termotivasi. Self-adonan sungguh ideal untuk siswa yang ingin mengambil kursus aksesori Advanced Placement, atau yang memiliki kepentingan dalam suatu subyek yang tidak tercakup dalam katalog kursus tradisional.
6) Driver Model online
Pada ujung spektrum dari sopir tatap paras kita memiliki driver online, yang merupakan bentuk dari blended learning dimana siswa bekerja jarak jauh dan bahan utamanya disampaikan melalui sebuah platform online. Meskipun tatap wajah check-in yaitu opsional, siswa umumnya mampu chatting dengan guru secara online bila mereka memiliki pertanyaan. Model blended learning sangat ideal bagi siswa yang memerlukan lebih banyak fleksibilitas dan kemandirian dalam jadwal harian mereka. Pendekatan ini menjadi semakin terkenal – setiap tahun, jumlah siswa yang berpartisipasi dalam acara online driver meningkatkan sekitar 15 persen.