close

Usulan Penelitian Pengembangan

Proposal Penelitian Pengembangan 
Kegiatan yang menciptakan desain atau produk yang mampu dipakai untuk memecahkan duduk perkara-duduk perkara konkret. Dalam hal ini, kegiatan pengembangan ditekankan pada pemanfaatan teori-teori, rancangan-konsep, prinsip-prinsip, atau temuan-temuan observasi untuk memecahkan dilema.
Skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil kerja pengembangan menuntut format dan sistematika yang berlainan dengan skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis menurut hasil observasi, alasannya karakteristik acara pengembangan dan kegiatan penelitian tersebut berbeda. Kegiatan penelitian intinya berusaha mencari jawaban terhadap sebuah problem, sedangkan aktivitas pengembangan berupaya menerapkan temuan atau teori untuk memecahkan suatu urusan
Format Proposal Penelitian Pengembangan
1. Latar Belakang Masalah
Latar belakang persoalan mengungkapkan konteks pengembangan projek dalam problem yang hendak dipecahkan. Oleh alasannya adalah itu, uraian perlu diawali dengan kenali kesenjangan-kesenjangan yang ada antara keadaan positif dengan kondisi ideal, serta efek yang ditimbulkanoleh kesenjangan-kesenjangan itu. Berbagai alternatif untuk mengatasi kesenjangan itu perlu dipaparkan secara singkat disertai dengan identifikasi aspek penghambat dan pendukungnya. Alternatif yang ditawarkan sebagai pemecah dilema beserta rasionalnya dikemukakan pada bab tamat dari paparan latar belakang dilema. 
2. Rumusan Masalah
Sebagai penegasan dari apa yang telah dibahas dalam latar belakang masalah, pada bab ini perlu dikemukakan rumusan spesifik dari persoalan yang akan dipecahkan. Rumusan dilema pengembangan projek hendaknya dikemukakan secara singkat, padat, jelas, dan diungkapkan dengan kalimat pernyataan, bukan dalam bentuk kalimat pertanyaan seperti dalam rumusan problem penelitian. Rumusan dilema hendaknya disertai dengan alternatif pemecahan yang disediakan serta rasional mengapa alternatif itu yang diseleksi selaku cara pemecahan yang paling tepat terhadap masalah yang ada. 
3. Tujuan Pengembangan
Tujuan pengembangan dirumuskan bertolak dari problem yang ingin dipecahkan dengan memakai alternatif yang telah dipilih. Arahkan rumusan tujuan pengembangan ke pencapaian keadaan ideal mirip yang sudah diuraikan dalam latar belakang masalah. 
4. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Bagian ini dimaksudkan untuk memberikan citra lengkap ihwal karakteristik produk yang diharapkan dari acara pengembangan. Karakteristik produk mencakup semua identitas penting yang dapat digunakan untuk membedakan satu produk dengan produk lain-nya.
Produk yang dimaksud dapat berupa kurikulum, modul, paket pembelajaran, buku teks, alat penilaian, versi, atau produk lain yang mampu digunakan untuk memecahkan persoalan-masalah pelatihan, pembelajaran, atau pendidikan. Setiap produk memiliki spesifikasi yang berlainan dengan produk lainnya, misalnya kurikulum bahasa Inggris mempunyai spesifikasi yang berlainan jikalau ketimbang kurikulum bidang studi lainnya, meskipun di dalamnya dapat didapatkan unsur yang sama.
5. Pentingnya Pengembangan 
Bagian ini sering dikacaukan dengan tujuan pengembangan. Tujuan pengembangan mengungkapkan upaya pencapaian keadaan yang ideal, sedangkan pentingnya pengembangan mengungkapkan argumentasi mengapa perlu ada pengubahan keadaan kasatmata ke kondisi ideal. Dengan kata lain, pentingnya pengembangan mengungkapkan mengapa persoalan yang ada perlu dan mendesak untuk dipecahkan.
Dalam bab ini diharapkan juga terungkap kaitan antara urgensi pemecahan masalah dengan konteks persoalan yang lebih luas. Pengkaitan ini dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa pemecahan suatu persoalan yang konteksnya mikro betul-betul dapat memberi pinjaman bagi pemecahan masalah lain yang konteksnya lebih luas. 
6. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
Asumsi dalam pengembangan ialah landasan pijak untuk memilih karakteristik produk yang dihasilkan dan pembenaran pemilihan model serta prosedur pengembangannya. Asumsi hendaknya diangkat dari teori-teori yang teruji asli, pandangan mahir, atau data empiris yang berhubungan dengan masalah yang hendak dipecahkan dengan memakai produk yang hendak dikembangkan. 
Keterbatasan pegembangan mengungkapkan kekurangan dari produk yang dihasilkan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi, utamanya untuk konteks problem yang lebih luas. Paparan ini dimaksudkan biar produk yang dihasilkan dari aktivitas pengembangan ini disikapi hati-hati oleh pengguna sesuai dengan asumsi yang menjadi pijakannya dan keadaan penunjang yang perlu tersedia dalam memanfaatkannya. 
7. Definisi Istilah
Pada bab ini dikemukakan definisi istilah-perumpamaan yang khas dipakai dalam pengembangan produk yang diharapkan, baik dari sisi model dan prosedur yang digunakan dalam pengembangan ataupun dari sisi produk yang dihasilkan. Istilah-perumpamaan yang perlu diberi batasan cuma yang mempunyai peluang ditafsirkan berlainan oleh pembaca atau pemakai produk. Batasan istilah-perumpamaan tersebut mesti dirumuskan seoperasional mungkin. Makin operasional rumusan batas-batas istilah makin kecil kesempatan ungkapan itu ditafsirkan berlainan oleh pembaca atau pemakai. 
8. Sistematika Penulisan
Paparan pada bagian ini dimaksudkan untuk menawarkan cara pengorganisasian keseluruhan skripsi, tesis, dan disertasi, baik untuk Bagian I, yang menampung kajian analitis, atau-pun Bagian II, yang memuat produk yang dihasilkan dari acara pengembangan.
9. Landasan Teori
Bab ini dimaksudkan untuk mengungkapkan kerangka acuan komperhensif mengenai desain, prinsip, atau teori yang dipakai selaku landasan dalam memecahkan masalah yang dihadapi atau dalam membuatkan produk yang diperlukan. Kerangka pola disusun menurut kajian aneka macam faktor teoretik dan empiris yang terkait dengan persoalan dan upaya yang hendak ditempuh untuk memecahkannya. Uraian-uraian dalam bab ini dibutuhkan menjadi landasan teoretik mengapa dilema itu perlu dipecahkan dan mengapa cara pengembangan produk tersebut dipilih
Kajian teoretik tentang versi dan prosedur yang akan digunakan dalam pengembangan juga perlu dikemukakan dalam bagian ini, terutama dalam rangka menunjukkan pembenaran terhadap produk yang akan dikembangkan.
Di samping itu, bagian ini juga dimaksudkan untuk memberikan gambaran ihwal kaitan upaya pengembangan dengan upaya-upaya lain yang mungkin sudah pernah ditempuh oleh ahli lain untuk mendekati problem yang serupa atau relatif sama. Dengan demikian, upaya pengembangan yang hendak dilaksanakan mempunyai landasan empiris yang mantap.
10. Metode Pengembangan
Metode Pengembangan hendaknya menampung butir-butir (1) model pengembangan, (2) prosedur pengembangan, dan (3) uji coba produk. Dalam butir uji coba produk perlu diungkapkan (a) desain uji coba, (b) subjek uji coba, (c) jenis data, (d) instrumen pengumpulan data, dan (e) teknik analisis data. 
a. Model Pengembangan
Model pengembangan dapat berupa model prosedural, versi konseptual, dan versi teoretik. Model prosedural yakni versi yang bersifat deskriptif, ialah menggariskan tindakan yang mesti disertai untuk menghasilkan produk. Model konseptual ialah model yang bersifat analitis yang memerikan bagian-komponen produk yang hendak dikembangkan serta keterkaitan antarkomponen (misalnya versi pengembangan desain pengajaran Dick dan Carey, 1985). Model teoretik adalah versi yang memperlihatkan relasi pergeseran antar peristiwa.
Dalam bab ini perlu dikemukakan secara singkat struktur model yang digunakan sebagai dasar pengembangan produk. Apabila model yang dipakai ialah adaptasi dari versi yang telah ada, maka pemilihannya perlu disertai dengan alasan, bagian-bagian yang disesuaikan, serta kekuatan dan kelemahan model itu.
Apabila versi yang digunakan dikembangkan sendiri, maka isu yang lengkap perihal setiap bagian dan kaitan antarkomponen dari model itu perlu dipaparkan. Perlu diamati bahwa uraian model diupayakan seoperasional mungkin selaku pola dalam pengembangan produk. 
b. Prosedur Pengembangan
Bagian ini memaparkan tindakan prosedural yang ditempuh oleh pengembangan dalam membuat produk. Prosedur pengembangan berbeda dengan versi pengembangan. Apabila versi pengembangannya ialah prosedural, maka mekanisme pengembangannya tinggal mengikuti tindakan seperti yang terlihat dalam modelnya. Model pengembangan juga mampu berupa konseptual atau teoretik. Kedua model ini tidak secara pribadi memberi petunjuk perihal bagaimana langkah prosedural yang dilalui hingga ke produk yang dispesifikasi. Oleh alasannya adalah itu, perlu dikemukakan lagi langkah proseduralnya.
c. Uji coba produk 
Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang mampu dipakai selaku dasar untuk memutuskan tingkat keefektifan, efisiensi, dan/atau pesona dari produk yang dihasilkan. 
Dalam bagian ini secara berurutan perlu dikemukakan desain uji coba, subyek uji coba, jenis data, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data. 
1) Desain Uji Coba 
Secara lengkap, uji coba produk pengembangan lazimnya dilaksanakan melalui tiga tahapan, yakni uji perseorangan, uji kalangan kecil, dan uji lapangan. Dalam acara pengembangan, pengembang mungkin hanya melewati dan berhenti pada tahap uji perseorangan, atau dilanjutkan dan berhenti hingga tahap uji kalangan kecil, atau sampai uji lapangan. Hal ini sangat tergantung pada urgensi dan data yang diharapkan melalui uji coba itu. 
Desain uji coba produk bisa memakai desain yang umum digunakan dalam penelitian kuantitatif, adalah desain deskriptif atau eksperimental. Yang perlu diperhatikan yaitu ketepatan menentukan rancangan untuk tahapan tertentu (perseorangan, kelompok kecil, atau lapangan) semoga data yang diperlukan untuk memperbaiki produk dapat diperoleh secara lengkap. 
2) Subjek Uji Coba 
Karakteristik subjek uji coba perlu diidentifikasi secara jelas dan lengkap, tergolong cara penyeleksian subjek uji coba itu. Subjek uji coba produk mampu terdiri dari mahir di bidang isi produk , andal di bidang perancangan produk, dan/atau sasaran pemakai produk. Subjek uji coba yang hebat di bidang isi produk mampu mempunyai kualifikasi kemampuan tingkat S1 (untuk skripsi), S2 (untuk tesis), dan S3 (untuk disertasi). Yang penting setiap subjek uji coba yang dilibatkan harus diikuti kenali karekteristiknya secara terperinci dan lengkap, namun terbatas dalam kaitannya dengan produk yang dikembangkan. 
Teknik penyeleksian subjek uji coba juga perlu dikemukakan agak rinci, apakah memakai teknik rambang, rumpun, atau teknik yang lain yang cocok. 
3) Jenis Data
Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang mampu digunakan sebagai dasar untuk memutuskan tingkat keefektifan, efisiensi, dan/atau daya tarik dari produk yang dihasilkan. Dalam konteks ini sering pengembang tidak berencana menghimpun data secara lengkap yang mencakup ketiganya. Bisa saja, sesuai dengan kebutuhan pengembangan, pengembang cuma melakukan uji coba untuk menyaksikan pesona dari sebuah produk, atau hanya untuk melihat tingkat efisiensinya, atau keduanya. Keputusan ini tergantung pada pemecahan dilema yang sudah ditetapkan di Bab I: apakah pada keefektifan, efisiensi, pesona, atau ketiganya. 
Penekanan pada efisiensi suatu pemecahan persoalan akan memerlukan data wacana efisiensi produk yang dikembangkan. Begitu pula halnya dengan pengutamaan pada keefektifan atau pesona. Atas dasar ini, maka jenis data yang perlu dikumpulkan harus diadaptasi dengan isu apa yang dibutuhkan wacana produk yang dikembangkan itu.
Paparan tentang jenis data yang dikumpulkan hendaknya dikaitkan dengan desain dan penyeleksian subjek uji coba. Jenis data tertentu, bagaimanapun juga, akan menuntut rancangan tertentu dan subjek uji coba tertentu. Misalnya, pengumpulan data perihal kecermatan isi dapat dikerjakan secara perseorangan dari andal isi, atau secara kelompok dalam bentuk pelatihan kecil, atau seminar yang lebih luas yang melibatkan hebat isi, ahli desain, dan target pemakai produk.
4) Instrumen Pengumpulan Data
Bagian ini mengemukakan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data seperti yang sudah dikemukakan dalam butir sebelumnya. Jika mengunakan instrumen yang sudah ada, maka perlu ada uraian perihal karakteristik instrumen itu, utamanya mengenai keshahihan dan keterandalannya. Apabila instrumen yang dipakai dikembangkan sendiri, maka mekanisme pengembangannya juga perlu diterangkan. 
5) Teknik Analisis Data
Teknik dan prosedur analisis yang dipakai untuk menganali-sis data uji coba dikemukakan dalam bab ini dan dibarengi alasannya adalah. Apabila teknik analisis yang dipakai sudah cukup dikenal, maka uraian tidak perlu rinci sekali. Akan namun, bila teknik tersebut belum banyak diketahui , maka uraian perlu lebih rinci. 
11. Daftar Rujukan
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar acuan harus sudah disebutkan dalam teks. Artinya, materi pustaka yang cuma digunakan selaku bahan bacaan namun tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua materi pustaka yang disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar tumpuan. Tatacara penulisan daftar tumpuan. 
Unsur yang ditulis secara berurutan mencakup:
1. nama penulis ditulis dengan urutan: nama simpulan, nama permulaan, nama tengah, tanpa gelar akademik,
2. tahun penerbitan 
3. judul, tergolong subjudul
4. kota daerah penerbitan, dan5. nama penerbit.