Ada tidak sedikit bahasa yng mempunyai banyak sekali pergantian perumpamaan, akan namun maknanya tetap percis, di antaranya terdapat dalam Bahasa Indonesia. Istilah-istilah yang telah di sebutkan ‘diperhalus’ agar nilai ungkapan mampu meningkat. Namun kita pun tetap Perlu menyaksikan didasari makna, bukan istilahnya.
Dalam bahasa modern, ungkapan ini mungkin disebut menjdai kamuflase kata. Banyak tindakan tak yummy yng sebutannya dialihkan, disopankan, serta dihaluskan. Sebutan yang sudah di sebutkan sebenarnya telah Suka kita dengar dalam keseharian. Akan namun, kita tak sadar sesungguhnya sebetulnya istilah ini memiliki arti tidak baik yng istilahnya diperhalus. Apa sajakah ungkapan-istilah yng dimaksud? Berikut ini merupakan istilah yang dengannya sebutan yng diperhalus:
Daftar Isi
1. Maling, Copet, Nyolong, Pencurian = Korupsi
Korupsi dipakai dalam ranah politik maupun pegawai yng sejatinya melaksanakan tindakan pencurian, pemalingan, pencopetan, penyolongan terhadap kekayaan. Tindakan ini istilahnya diperhalus menjadi korupsi, namun bekerjsama orang yng korupsi itu percis saja semisal maling.
2. Pelacuran = Prostitusi, Pekerja Seks Komersial, Tuna Susila
Pelacuran telah seperti semisal pekerjaan, profesi yang dengannya menawarkan jasa seksual. Adapun ungkapan lain yng lebih halus yakni prostitusi, pekerja seks komersial (PSK) maupun tuna akhlak. Padahal sejatinya isinya pelacur seluruh.
Mungkin besok maknanya lain lagi, mampu diperhalus lagi, bukan prostitusi, tetapi jadi daerah pembinaan reproduksi.
3. Utang = Kredit, Peminjaman Dana
Yah, utang/hutang memanglah bukan perbuatan tidak baik, malah tindakan mulia lantaran sifatnya menunjukkan peluang kebaikan bagi orang lain. Tapi ungkapan utang telah mengalami pergantian, semisal berganti menjadi peminjaman dana, ada yng lebih ekstrim lagi diperhalus menjadi kredit.
Kalau ada orang beli sepeda motor lewat kredit maka ia disebut sedang kredit sepeda motor, tetapi bantu-membantu beliau membelinya pakai duit perlindungan melalui akomodasi kredit.
4. Pelajar = Peserta Didik
Ada yng gokil dari perumpamaan ini, yakni pergantian sebutan dari pelajar menjadi akseptor asuh. Sama saja ada rombongan liburan terus ikut menjadi penerima. Begitu pun yang dengannya pendidikan, ada yng menyelenggarakan pendidikan lantas siswa ikut menjadi akseptor.
Semoga saja tak semakin parah, apalagi terlalu diperhalus menjadi audiens, ataupun mungkin lebih hancur lagi menjadi penonton pendidikan.
5. Bekas Pacar = Mantan Pacar
Mantan pacar pun istilahnya diperhalus yng berasal dari kata bekas. Pada pada dasarnya bekas pacar merupakan benda bekasan, ataupun lebih jeleknya lagi yang dengannya perumpamaan ‘pernah dipakai’. Tapi karena ada pihak oknum tertentu yng masih mengingat kala-kurun indah bersama pacarnya, maka sebutannya menjadi ‘mantan pacar’, padahal sebenarnya dia hanyalah rongsokan pacar (lantaran bekas) hehehe.
6. Jomblo = Single, Lajang
Jomblo mungkin menyakitkan bagi segelintir orang. Tapi istilah jomblo ini tak selalu tidak baik serta kasihan, karena terdapat pengindahan kata yaitu menjadi single ataupun lajang. Seakan-akan perbedaan penyebutan status jomblo serta single itu Amat berbeda. Gengsinya lebih besar andai disebut menjdai single dibandingkan dengan jomblo.
7. Penjara = Lembaga Permasyarakatan
Penjara pun mempunyai makna penghalusan, ialah lembaga permasyarakatan. Tempat ini Suka digunakan bagi atau mampu juga dikatakan untuk menahan para narapidana, pelaku kejahatan. Tapi semoga terdengar lembut serta halus, istilah ‘penjara’ melenceng menjadi lembaga permasyarakatan.
8. Pengamen = Seniman Jalanan
Dianggap demikian memanglah benar, namun sebutan kiasan tetaplah istilah kiasan. Bagaimanapun pengamen pun seorang seniman, selama masih mempergunakan musik menjdai properti instrumen.
9. Tidak Tampan/Cantik = Memiliki Wajah Biasa Saja
Biasanya sebutan sopan bagi atau mampu juga dibilang untuk mengungkapkan ketidakcantikan/ketidaktampanan seseorang ialah yang dengannya menyebutnya ‘mempunyai tampang yng biasa-biasa saja’. Tidak mungkin disebut menjdai ‘mempunyai tampang tidak cantik’ karena itu terlalu bergairah.
10. Bodoh = Kemampuan Berpikir Dibawah Rata-Rata
Orang enggan bagi atau mampu juga dibilang untuk mengatakan seseorang yang dengannya istilah ‘kurang pandai’, terlebih dalam situasi pembicaraan resmi. Biasanya kita condong menggantikan kata ‘kurang pandai’ ataupun ‘tolol’ yang dengannya istilah ‘kesanggupan berpikir dibawah rata-rata’ bagi atau bisa juga dibilang untuk melindungi kesopanan serta kehalusan bercakap.
Ternyata ada tidak sedikit istilah yng disopankan ya. Meskipun begitu, masih terdapat ramai sekali kata serta ungkapan yng belum mampu dicantumkan disini. Apabila berkenan kamu bisa ikut berkontribusi yang dengannya menambahkannya di kolom komentar. Semoga pembaca bisa mendapatkan pengetahuan yng luas.
Source Article and Picture :